II. METODOLOGI 2.1. Alat dan Bahan
Teknologi Ekstraksi Rempah dan Fitofarmaka Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu soxhlet, neraca, oven pengering, pisau, statip, kolom kaca, Erlenmeyer, rotary evaporator, dan gelas ukur. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan, yaitu teh hitam, kopi, kayu manis, kulit buah manggis, daun sirsak, heksan, etanol, kertas saring, dan kapas.
Analisa Kafein dengan HPLC Alat yang digunakan dalam pengujian ini, yaitu HPLC Hewlett Packard seri 1100, dan kolom C-18. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu asam asetat 0,05 M, methanol HPLC grade dengan komposisi fase gerak asam asetat berbanding dengan methanol sebesar 70% : 30%, dan ekstrak kafein.
Analisa Kualitatif Xanthone dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Alat yang digunakan dalam analisis ini, yaitu plat KLT dan corong pisah. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan, yaitu methanol, heksan, uap ammonia, AlCl 3, vanillin asam sulfat, vanillin HCL, H2SO4 10%, dan sinar UV 254 nm dan 366 nm.
Analisa Tanin dengan Metode Spektrofotometer Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu labu ukur, tabung reaksi, pipet, gelas ukur, dan spektrofotometer. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu ekstrak, aquades, reagen folin, dan Na2CO3 jenuh.
2.2. Metode
Ekstraksi Soxhlet Ditimbang bahan sebanyak 10 gram (jumlah bahan menyesuaikan besar soxhlet), lalu bungkus dengan kertas saring Dimasukkan ke dalam soxhlet, lalu ditambahkan pelarut dan dipasangkan pada pendingin. Selanjutnya dipanaskan dengan pemanas listrik
Pemanasan dilakukan sampai larutan yang tersikulasi pada bagian soxhlet jernih
Diuapkan pelarut di dalam labu soxlet
Ampas dikeluarkan dari soxhlet
Ditimbang berat ekstrak dan dihitung rendemennya
Perkolasi Bagian dasar dari kolom dilapisi kapas, lalu di atasnya diberi kertas saring
Dimasukkan bahan yang telah dihaluskan sebanyak 20 gram ke dalam kolom
Pelarut diisikan ke dalam kolom sampai bahan terendam
Dialirka dari labu pemisah di atasnya dengan kecepatan 60 tetes/menit
Ekstrak dikeluarkan dari kolom dengan kecepatan 60 tetes/menit
Ekstrak ditampung pada labu yang telah ditimbang, setelah diperoleh hasil ekstrak sebanyak 60 ml maka ekstraksi dihentikan
Pelarut dievaporasi menggunakan rotary evaporator, lalu diukur rendemen yang dihasilkan
Analisa Kafein dengan HPLC Dibuat larutan standard kafein dengan konsentrasi kafein 100 ppm
Sebelum diinjeksikan ke dalam kolom, baik larutan standar maupun larutan sampel harus disaring terlebih dahulu dengan penyaring membran dengan ukuran 0,45 mikrometer
Diinjeksikan 20 mikroliter larutan standar kafein ke alat HPLC, maka diperoleh gambar kromatogram larutan standar
Ditentukan waktu retensi berdasarkan laju fase gerak yang digunakan
Diinjeksikan 20 mikroliter larutan sampel ke alat HPLC
Dihitung kandungan kafein dalam larutan sampel
Analisa Kualitatif Xanthone dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak etanol/methanol sampel dihidrolisis dengan HCl 2N dengan perbandingan 1:1 (direfluks selama 30 menit)
Ekstrak hasil hidrolisis difraksinasi dengan n-heksan (1:1)
Fraksi n-heksan dipisah dengan fraksi air
Fraksi air selanjutnya difraksikan dengan etil asetat (1:1)
Setiap fraksi dilakukan KLT dengan campuran pelarut n-heksan dan etil asetat (6:4)
Analisa Tanin dengan Metode Spektrofotometer Dipipet 0,2 ml larutan sampel ke dalam tabung reaksi dan ditambah 7,5 ml H2O
Ditambahkan 0,5 ml reagen folin dan 1 ml larutan Na 2CO3 jenuh
Ditambahkan H2O hingga volume mencapai 10 ml
Dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit. Lalu diukur absorbansi pada panjang gelombang 760 nm