Metode Penentuan Posisi Dengan Gps

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

METODE ABSOLUT ¾ Metode Point Positioning ¾ Posisi ditentukan dalam sistem WGS ‘84 ¾ Pronsip penentuan posisi adalah reseksi dengan jarak ke beberapa satelit secara simultan ¾ Hanya memerlukan satu receiver, biasanya tipe hand held ¾ Titik yang ditentukan dalam keadaan diam maupun bergerak ¾ Biasanya menggunakan data pseudorange ¾ Ketelitian posisi yang diperoleh sangat bergantung pada tingkat ketelitian data serta geometri satelit ¾ Metode ini tidak untuk penentuan posisi yang teliti

METODE ABSOLUT

METODE ABSOLUT STANDARD POSITIONING SERVICE (SPS) ¾ Pelayanan standar yang diberikan oleh GPS secara umum ¾ Biasanya dengan menggunakan data kode-C/A ¾ Tingkat ketelitian sengaja direndahkan dengan kebijaksanaan SA (Selective Availability). Kebijakan SA sejak tahun 2000 sudah dihapus

METODE ABSOLUT PRECISE POSITIONING SERVICE (PPS) ¾ Pelayanan khusus yang diberikan oleh GPS untuk pihak militer USA dan pihak – pihak lain yang diijinkan ¾ Biasanya dengan menggunakan data kode P ¾ Tingkat ketelitian relaytif lebih tinggi disbanding SPS ¾ Sinyal lebih kuat (anti jamming), anti spoofing.

METODE ABSOLUT PARAMETER & KETELITIAN ¾ 4 parameter yang ditentukan 9 Parameter koordinat (X, Y, Z atau ϕ,λ,h) dan 9 Parameter kesalahan jam receiver GPS ¾ Ketelitian posisi yang didapat umumnya dikarakterisasi sebagai fungsi dari geometri satelit dan ketelitian data pseudorange. Ketelitian Parameter = DOP x ketelitian pseudorange

METODE ABSOLUT DOP (DILUTION OF PRECISION) ¾ DOP = Dilution of Precision adalah bilangan yang digunakan untuk merefleksikan kekuatan geometri dari konstelasi satelit. ¾ Harga DOP yang kecil menunjukkan geometri satelit yang baik / kuat ¾ Macam DOP 9 GDOP (Geometrical DOP (Posisi 3D dan Waktu)) 9 PDOP (Positional DOP (Posisi 3D)) 9 HDOP (Horizontal DOP) 9 VDOP (Vertical DOP) 9 TDOP (Time DOP)

METODE DIFERENSIAL ¾ Posisi titik ditentukan secara relatif / diferensial terhadap titik lain yang telah ditentukan koordinatnya. ¾ Mereduksi beberapa jebis kesalahan dan bias dari data penganatan GPS ¾ Ketelitian meningkat dibandingkan dengan metode absolut

METODE DIFERENSIAL

METODE DIFERENSIAL SISTEM DGPS ¾ DGPS (Differential GPS) adalah sistem penentuan posisi real time secara diferensial yang menggunakan data pseudorange. ¾ Umumnya untuk objek-objek yang bergerak. ¾ Dibutuhkan koreksi diferensial dari monitor station ke pengguna secara real time. ¾ Koreksi diferensial dapat berupa koreksi pseudorange maupun koreksi koordinat. ¾ Ketelitian tipikal posisi berkisar 1 s/d 5 meter

METODE DIFERENSIAL SISTEM DGPS

METODE DIFERENSIAL SISTEM DGPS Berdasarkan luas wilayah cakupan koreksinya, sistem DGPS umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu: ¾ Local Area DGPS (LADGPS) ¾ Wide Area DGPS (WADGPS)

METODE DIFERENSIAL SISTEM RTK ¾ Sistem RTK (Real Time Kinematic) adalah sistem penentuan posisi real time secara diferensial menggunakan data fase. ¾ Monitor/Base Station harus mengirimkan data fase dan pseudorangenya ke pengguna secara real time ¾ Ketelitian tipikal posisi bias mencapai 1 – 5 cm dengan asumsi ambiguitas fase dapat ditentukan secara benar. ¾ Dapat digunakan untuk objek diam maupun bergerak.

METODE DIFERENSIAL SISTEM RTK

METODE STATIK ¾ Penentuan posisi dari titik – titik yang diam ¾ Dapat dilakukan secara absolut maupun diferensial baik dengan data fase maupun pseudorange ¾ Ketelitian dapat mencapai orde mm ¾ Aplikasi untuk survey GPS untuk penentuan koordinat titik – titik kontrol, Pengukuran deformasi maupun geodinamika.

SURVEY GPS PENGOLAHAN DATA ¾ Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan ¾ Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk menentukan koordinat dari titik – titik dalam jaringan ¾ Transformasi koordinat titik – titik tersebut dari datum WGS ’84 ke datum yang diperlukan.

SURVEY GPS PENGOLAHAN DATA

METODE KINEMATIK ¾ Penentuan posisi dari titik – titik yang bergerak. ¾ Dapat dilakukan secara absolut maupun diferensial baik dengan data fase maupun data pseudorange. ¾ Bisa dilakukan secara real time maupun post processing ¾ Aplikasinya untuk navigasi pesawat, fotogrametri, survey hidrografi, airborne gravimetry dll

METODE KINEMATIK TELITI ¾ Metode ini harus berbasiskan penentuan posisi diferensial dengan data fase ¾ Problem utamanya adalah penentuan ambiguitas fase secara on the fly (penentuan ambiguitas fase pada saat receiver bergerak dalam waktu sesingkat mungkin). ¾ Hasil penentuan posisi bias diperlukan saat pengamatan (real time) ataupun sesudah pengamatan (post processing)

METODE STATIK SINGKAT ¾ Metode static dengan pengamatan relatif singkat (5 – 20 menit) ¾ Umumnya untuk baseline yang relatif pendek (< 5 km)

METODE PSEUDO KINEMATIK ¾ Realisasi dari dua metode static singkat yang dipisahkan oleh selang waktu yang relatif cukup lama (sekitar satu s/d beberapa jam)

¾ Selang waktu yang cukup lama dimaksudkan untuk meliput perubahan geometri yang cukup besar, sehingga diharapkan dapat mensukseskan penentuan ambiguitas fase untuk meningkatkan ketelitian posisi yang didapat. ¾ Perhitungan vector baseline dilakukan dengan menggunakan data gabungan dari dua sesi pengamatan.

METODE PSEUDO KINEMATIK

METODE STOP AND GO ¾ Metode semi kinematik, dimanan titik yang akan ditentukan static/diam, sedangkan receiver GPS bergerak dari titik ke titik berikutnya dengan di setiap titik receiver diam beberapa saat. ¾ Berbasis diferensial menggunakan data fase ¾ Selama pergerakan antar titik , receiver tidak boleh terputus mengamati sinyal. ¾ Pada titik pertama receiver berhenti cukup lama (15-30 menit), sedangkan di titik selanjutnya cukup berhenti (1-2 menit)

METODE STOP AND GO