Pembuatan Pil CTM menggunakan Granulasi BasahFull description
laporan pembuatan effervescent
Metode pembuatan tablet dengan granulasi dan cetak langsung 1.
Sebutkan keuntungan dan kerugian setiap metode pembuatan tablet: No Metode Keuntungan Kerugian 1. Granulasi Kohesifitas dan Biaya cukup tinggi karena Basah kompresibilitas serbuk tahapan kerja yang banyak. ditingkatkan dengan Peralatan yang dibutuhkan penambahan pengikat yang banyak. menyalut partikel serbuk Memerlukan waktu yang sehingga partikel melekat satu lama pada tahap pembasahan sama lain dan terbentuk dan pengeringan. granul. Zat aktif yang sensitif Memperbaiki sifat zat alir terhadap lembab dan panas obat yang yang mempunyai tidak baik dikerjakan dengan daya alir buruk dan granulasi basah. memperbaiki sifat kohesi dari Dapat memperlambat suatu obat. disolusi obat, namun dapat Distribusi dan keseragaman meningkatkan kecepatan kandungan zat aktif dosis kecil disolusi zat aktif yang bersifat dapat lebih baik, zat pewarna hidrofob dengan pelarut zat dapat tercampur serbasama pengikat yang bersifat dengan melarutkan / hidrofil. mensuspensikan zat pewarna dalam larutan pengikat. Pemisahan komponen campuran selama proses pembuatan tablet dapat dicegah dengan granulasi basah. Kecepatan disolusi zat aktif hidrofob dapat ditingkatkan dengan cara granulasi basah dengan pelarut zat pengikat yang bersifat hidrofil. Mengurangi debu selama proses dan mencegah kontaminasi udara.
2.
Granulasi kering
3.
Cetak langsung
Peralatan yang diperlukasn sedikit Tidak menggunakan larutan pengikat, karena itu tidak diperlukan mesin pengaduk yang berat. Karena tidak ada proses pengeringan tidak perlu waktu dan biaya yang banyak. Baik untuk zat yang peka lembab dan panas. Mempercepat waktu hancur, karena partikel tidak terikat oleh pengikat yang kuat. Ekonomis: karena terjadi reduksi waktu proses, ongkos produksi tahap – tahap pembuatan, jenis alat, ruangan yang dibutuhkan dan jumlah tenaga yang mengerjakan. Eliminasi panas dan lembab: sangat bermanfaat untuk zat aktif yang peka terhadap panas dan lembab. Mempercepat disolusi: merupakan salah satu proses optimasi desintegrasi tablet.Desintegran yang ditambahkan pada proses granulasi basah diketahui kurang efektif dibandingkan dengan cetak langsung, karena pada tablet cetak langsung tablet lebih cepat terdesintegrasi menghasilkan partikel, sedangkan pada metode granulasi, tablet terdesintegrasi dulu menjadi granul, baru kemudian menjadi
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug. Tidak dapat mendistribusi zat warna dengan seragam. Menghasilkan banyak debu dan kontaminasi silang.
Ada masalah aliran dan ikatan untuk dapat membentuk masa cetak yang kuat serta kecepatan untuk meningkatkan laju produksi. Zat aktif dosis rendah ( < 50mg ) ada masalah keseragaman distribusi obat, kemungkinan tidak tercampur dengan eksipien atau terjadi proses pemisahan selama proses kompresi. Zat aktif dosis tinggi senyawa – senyawa dengan volume besar, kompresibilitas rendah dan aliran buruk, tidak mungkin dicetak dengan cetak langsung. Pemilihan eksipien sangat kritis, pengisi harus mempunyai kompresibilitas dan aliran yang baik. Dapat terjadi pemisahan setelah proses pencampuran. Dalam pewarnaan tablet
partikel. Stabil: Stabilitas beberapa senyawa kimia tidak menjadi problem karena lembab sebagai penyebab utama ketidakstabilan dieliminasi. Ukuran partikel seragam.
2.
tidak ada metode yang baik untuk mendapatkan hasil pewarnaan yang homogen secara menyeluruh.
Sebutkan zat aktif yang dibuat dengan masing – masing metode minimal 5 zat aktif: No. Metode Zat aktif Alasan 1. Granulasi basah Asam mefenamat Sukar mengalir Tidak rusak oleh lembab Paracetamol dan pemanasan Antalgin Alukol Ranitidin Hcl 2.
Granulasi kering
Vitamin c Ibuprofen
Mudah teroksidasi Waktu hancur jelek bila basah Daya alir baik
Gliseril Guaiakolat Siprofloksasin Asetosal 3.
Cetak langsung
Teofilin NaCl KCl NaBr
Sifat alir baik Berbentuk kristal
3.
Diagram alir proses pembuatan tablet pada masing – masing metode: Granulasi basah Zat aktif & eksipien Masing – masing dihaluskan Serbuk yang sudah halus dicampurkan sampai homogen (Zat aktif, Pengisi, penghancur ) Pengikat
Dibuat massa yang basah ( dapat dikepal ) Campuran serbuk Dibasahi bahan pengikat
Diayak menjadi granul ( ayakan 6 – 12 mesh ) Granul basah Dikeringkan dalam oven
Diperhatikan suhu, kelembaban ruangan Granul kering Diayak ( ayakan 14 – 20 mesh ) Dicampur dengan lubrikan Diperiksa o Granulometri o Penetapan bobot jenis - Bobot jenis sejati - Bobot jenis nyata - Bobot jenis mampat o Kadar mampat o Perbandingan Haussner o Kompresibilitas o
Kecepatan aliran - Metode corong - Metode sudut istirahat o
o o o o
o o o
o o
o o
Dicetak Tablet Uji organoleptik Bentuk Bau Homogenitas Permukaan bebas cacat dan noda atau bintik - bintik Sifat Fisik – Kimia Keseragaman ukuran ( Diameter dan tebal ) Kekerasan Friabilitas ( kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu ) Uji keseragaman bobot Uji keseragaman sediaan Keseragaman kandungan ( untuk tablet yang kandungan zat aktifnya < 50 mg ) Keragaman bobot ( untuk tablet yang kandungan zat aktifnya ≥ 50 mg / tablet dan ≥ 50% dari bobot tablet ) Uji waktu hancur Dibuat dengan simulasi seperti kondisi in vivo Waktu hancur tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut Uji disolusi ( sesuai uji disolusi FI IV ) Granulasi kering Zat aktif & eksipien Masing – masing dihaluskan Serbuk yang sudah halus dicampurkan Ditambah sebagian ( 1/2 ) lubrikan dan penghancur Zat aktif + eksipien
Dicetak menjadi tablet yang besar dan kasar ( slug ) Tablet ( slug ) Digiling menjadi granul Diayak dengan mesh 20 Granul Ditambah sisa lubrikan dan penghancur
Diuji seperti pada granulasi basah Dicetak Tablet Diuji seperti pada granulasi basah Cetak langsung Zat aktif & eksipien Masing – masing dihaluskan Serbuk yang sudah halus dicampurkan Zat aktif + eksipien
4.
Diuji seperti pada granulasi basah Diisikan kedalam Die Dicetak dengan mecin pencetak Tablet dikeluarkan Tablet Diuji seperti pada granulasi basah
Sebutkan contoh – contoh zat tambahan yang digunakan untuk masing – masing metode: No. Metode Zat tambahan Contoh 1. Granulasi Pengisi Tidak larut air: basah Pati Kalsium karbonat Selulosa mikrokristal Kalsium fosfat dihidrat Trikalsium fosfat Larut air: Laktosa Sukrosa Dekstrosa Manitol Sorbitol Musilago amili 10% Pengikat PVP 1% dalam air Gom arab 10% Sorbitol 10% dalam air Metil selulosa 2% Mg stearat 0,5 – 2% Pelincir ( lubrikan )
Contoh Formula masing – masing metode: Granulasi basah Asam mefenamat Amprotab Avicel PVP Mg stearat Talc Amilum kering
500 mg 15% 10% 2% 2% 6%
Granulasi kering Vitamin C Mg stearat Amilum kering
500 mg 2% 6%
Cetak langsung CTM Avicel Talk Mg stearat
6% 1% 1%
Permasalahan yang biasa terjadi pada masing – masing metode:
Masalah umum Capping Pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas / bawah tablet dari badan tablet Laminasi Pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih Chipping Keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong Cracking Keadaan dimana tablet pecah, lebih sering dibagian atas & tengah Picking Perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch Sticking Keadaan dimana granul menempel pada dinding die Mottling Keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata
Masalah khusus Melekat pada cetakan Penyebab: Lubrikan kurang atau tidak tepat Kandungan air tinggi menyebabkan penempelan pada die Kadar air rendah menyebabkan laminating atau capping Interaksi kimia atau fisika Bahan baku dengan titik leleh yang sangat rendah Melekat pada punch Capping / laminating Penyebab: Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi Granul yang terlalu kering Zat pengikat yang kurang tepat Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit Sumbing atau retak – retak pada permukaan tablet Penyebabnya: Akibat dari ketiga masalah sebelumnya Keseragaman bobot Penyebab: Aliran kurang baik Distribusi ukuran granul yang tidak tepat Sistem pencampuran yang tidak benar Keseragaman kandungan