BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1.1. Lata Latarr Belak Belakan ang g
Kegiat Kegiatan an usaha usaha Bank senanti senantiasa asa dihada dihadapkan pkan pada risiko risiko-ri -risik siko o yang yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Pesatny Pesatnyaa perkemb perkembanga angan n lingku lingkungan ngan ekster eksternal nal dan intern internal al perbank perbankan an juga juga menyebabkan menyebabkan semakin semakin kompleksnya kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan. Oleh karena itu agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan, Bank dituntut untuk menerapkan manajemen risiko. Situ Situas asii
ling lingku kunga ngan n
ekst ekster erna nall
dan dan
inte intern rnal al perb perban ankan kan menga mengala lami mi
perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan sehingga meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola Bank yang sehat ( good good corporate governance) dan penerapan manajemen risiko yang meliputi meliputi pengaasan aktif pengurus pengurus Bank, kebijakan, prosedur dan penetapan penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, sistem informasi, dan pengendalian risiko, serta sistem pengendalian intern. Sebe Sebelum lum kris krisis is mo monet neter er (! "uli "uli #$$! #$$!), ), hampi hampirr selu seluru ruh h bank bank s sas asta ta dikendalikan dikendalikan oleh pemiliknya pemiliknya merangkap merangkap pengurus pengurus komisaris% komisaris%direks direksi. i. Bank bank milik negara pun dikendalikan oleh oknum pejabat. &anajemen risiko kurang dikembangkan. dikembangkan. Pemilik bank leluasa leluasa meminjamkan meminjamkan dana ke kelompok kelompok usahanya sendiri%kolega sehingga menghan'urkan pondasi industri perbankan nasional. nasional. BB (Bantuan ikuiditas ikuiditas Bank ndonesia) ndonesia) lagi-lagi disalahgunakan disalahgunakan konglomerat. Salah satu aspek penting dalam *ood +orporate *oernan'e adalah perlu diterapkannya manajemen risiko terlebih dalam dunia perbankan. Bank sebagai lembaga keuangan memegang aspek krusial dalam mendukung perekonomian nasion nasional al sehing sehingga ga perlu perlu suatu suatu pengatu pengaturan ran yang yang sistem sistemati atiss dan menyelur menyeluruh uh dalam dalam menyika menyikapi pi berbaga berbagaii risiko risiko perbank perbankan an yang yang mun mun'ul 'ul dan yang yang akan akan
1
mun'ul mun 'ul setiap setiap saat. saat. ntuk ntuk menent menentukan ukan berhas berhasil il atau atau tidakny tidaknyaa penerap penerapan an manajemen risiko dalam suatu bank, mutlak diperlukan peranan se'ara aktif oleh oleh ean ean Komisa Komisari riss dan ireks ireksii sebaga sebaga pengaa pengaass dan penyelen penyelenggar ggaraa pelaksanaan pengelolaan Bank tersebut. &anajemen risiko dapat meningkatkan shareholder alue, memberikan gambaran kepada pengelola Bank mengenai kemungkinan kerugian Bank di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang siste sistemat matis is yang yang didasa didasarka rkan n atas atas keters ketersedi ediaan aan inform informasi asi,, diguna digunakan kan sebaga sebagaii dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja Bank, digunakan untuk menilai risiko yang melekat pada instrumen atau kegiatan usaha Bank yang relatif kompleks serta men'iptakan infrastruktur manajemen risiko yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing Bank. Bagi otoritas pengaasan Bank, penerapan
manajemen
risiko
akan
mempermudah
penilaian
terhadap
kemun kemungki gkinan nan kerug kerugia ian n yang yang diha dihada dapi pi Bank Bank yang yang dapa dapatt memp mempeng engar aruhi uhi permodalan Bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan fokus pengaasan Bank. &ana &anaje jeme men n risi risiko ko dimu dimula laii deng dengan an adany adanyaa kesa kesada dara ran n &ana &anajem jemen en menyadari baha risiko pasti ada di dalam suatu perusahaan, oleh karena itu risiko tersebut harus dapat dikendalikan. /idak mungkin dalam menjalankan kinerjanya suatu perusahaan tidak menemui risiko, karena risiko erat kaitannya dengan dengan keberh keberhasi asilan lan juga juga kegagal kegagalan. an. isin isinila ilah h perlu perlu kesada kesadaran ran dari dari pihak pihak mana manaje jeme men n suat suatu u peru perusa saha haan an untu untuk k dapa dapatt meng mengen enal ali, i, meman emanta tau u dan dan mengendalikan risiko tersebut. 0sensi 0sensi dari penerapan manajemen risiko risiko adalah ke'ukupan prosedur dan metodol metodologi ogi pengelo pengelolaan laan risiko risiko sehing sehingga ga kegiat kegiatan an usaha usaha Bank Bank tetap tetap dapat dapat terk terken enda dali li
(man (m anag agea eabl ble) e)
pada pada
bata batas% s%li limi mitt
yang yang
dapa dapatt
dite diteri rima ma
sert sertaa
menguntungkan Bank. 1amun demikian mengingat perbedaan kondisi pasar dan struktur, ukuran serta kompleksitas usaha Bank, maka tidak terdapat satu sistem manajemen risiko yang uniersal untuk seluruh Bank sehingga setiap
2
Bank harus membangun sistem manajemen risiko sesuai dengan fungsi dan organisasi manajemen risiko pada Bank. 2isiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anti'ipated) maupun yang tidak diperkirakan (unanti'ipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan Bank. ntuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, maka pada tahap aal Bank harus se'ara tepat mengidentifikasi risiko dengan 'ara mengenal dan memahami seluruh risiko yang sudah ada (inherent risks) maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis baru Bank, termasuk risiko yang bersumber dari perusahaan terkait dan afiliasi lainnya. &anajemen 2isiko merupakan gabungan dua
kata yang
'ukup
mengemuka dan banyak dibahas setelah terjadi berbagai kejadian yang tidak terantisipasi sehingga menimbulkan kerugian. alam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi headline utama baik dalam media masa, diskusi, praktik, pelatihan, maupun riset di bidang keuangan, tidak terke'uali di dunia pendidikan. Bahkan perbankan diharuskan memberi kesempatan bagi para stafnya untuk menempuh pendidikan dan sertifikasi manajemen risiko menurut leelnya masing-masing. 3al ini se'ara konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam kegiatan usaha. 2isiko merupakan kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki mun'ul. ikalangan umum, risiko memiliki konotasi negatif, sesuatu yang tidak disukai sehingga perlu dihindari. 1amun, dalam situasi tertentu risiko justru memberikan gambaran baha disitu ada kemungkinan memperoleh keuntungan. 2isiko berkonotasi negatif disebabkan oleh hal-hal yang sulit atau bahkan tidak dapat diprediksi terjadinya. &isalnya gempa, kebakaran, tsunami, puting-beliung, dan lain sebagainya. 2isiko ini disebut risiko murni dimana dalam risiko ini terdapat kerugian dan tidak ada kemungkinan memperoleh
3
keuntungan. 2isiko lainnya adalah risiko spekulatif, yaitu kondisi dimana kemungkinan terdapat kerugian dan juga terdapat keuntungan. &anajemen 2isiko dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu yang memiliki kemampuan untuk mengelola risiko. ibidang pendidikan sekarang ini
manajemen
risiko telah
berkembang sesuai dengan kompleksitas
pemahaman menjadi 0nterprise 2isk &anajemen (02&). 02& merupakan suatu pendekatan pengelolaan risiko terintegrasi. ikatakan terintegrasi karena bilamana sebuah risiko tidak dikelola dengan baik akan memun'ulkan risiko lain yang justru dampaknya lebih besar. Seperti halnya Kasus di Bank +entury (B+), begitu banyak risiko yang terjadi diantaranya yaitu risiko sistemik, risiko kredit ma'et, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi. Pasti masyarakat saat ini sudah mengetahui apa yang terjadi terhadap bank 'entury, namun dibalik berita itu semua, kami merasa baha bank 'entury menjadi bangkrut karna terjadi kesalahan didalam memanajemen resiko institusi perbankan mereka, belum lagi ada bantuan dari dalam bank 'entury sendiri untuk menggembosi bank 'entury sendiri setelah terjadi fasilitas pinjaman jangka pendek (4P"P) ataupun bail out % dana pinjaman. Se'ara global bank 'entury adalah 'ontoh nyata terjadinya ketidak patuhan terhadap hukum perbankan yang berlaku, khususnya hukum manajemen resiko dan manajemen perbankan pada umumnya, sehingga mudah sekali terjadi kehan'uran sedikit demi sedikit, se'ara jujur manajemen bank 'entury adalah salah satu 'ontoh dimana ketidak patuhan terhadap hukum perbankan dari manajemen resiko dan manajemen perbankan akan berujung pada kebangkrutan dan kehan'uran yang nyata. ulunya Bank +entury bernama P/ Bank ++ nternasional /bk (Bank ++) yang pertama kali didirikan pada &ei #$5$. &ulai beroperasi sebagai Bank mum pada tahun #$$6 dan kemudian meningkatkan statusnya sebagai Bank eisa pada tahun #$$7. Bank se'ara resmi menjadi Bank Publik pada 89
4
"uni #$$! pada saat melakukan Penaaran Offering (PO) dan men'atatkan sahamnya di Bursa 0fek "akarta dan Bursa 0fek Surabaya. alam rangka memperkuat
struktur
permodalan,
selanjutnya
Bank
telah
melakukan
penaaran mum /erbatas atau 2ights ssue , , , : dan : pada &aret #$$$, "uli 8666, &aret 8667, "uni 8667 dan "uni 866!. &elalui 2apat mum pemegang Saham uar Biasa (2PSB) pada tanggal 88 Oktober 866;, Bank memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan penggabungan usaha (merger), melalui peleburan P/ Bank anpa' /bk (Bank anpa'), P/ Bank Pikko /bk (Bank Pikko) untuk bergabung ke dalam Bank ++, serta berubah nama menjadi P/ Bank +entury /bk. Penggabungan usaha ini telah mendapat persetujuan Bank ndonesia melalui Keputusan *ubernur Bank ndonesia 1o. <%5!%K0P.*B%866; tanggal < esember 866;. Selanjutnya
Bank ndonesia
juga telah
memberikan persetujuan
perubahan penggunaan i=in usaha dari P/ Bank ++ nternasional /bk (Bank ++) menjadi P/ bank +entury /bk (+entury Bank) melalui Keputusan *ubernur Bank ndonesia 1omor <%$8%K0P.*B%866; tanggal 85 esember 866;. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan permasalahan dalam makalah adalah bagaimana penyebab dilikuiditas bank 'entury berdasarkan materi manajemen likuiditas > 1.3. Tujuan Makalah
?dapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami penyebab dilikuiditas bank 'entury berdasarkan materi manajemen likuiditas.
5
BAB II A!U! RILL PADA PERBANAN UMUM TENTAN" LIUIDITA!
Kasus Bank +entury yang kini berubah nama menjadi Bank &utiara terus bergulir ken'ang padahal aalnya tampak biasa saja. 1amun, kini kasus itu menggelinding memasuki ranah politik segera setelah ean Perakilan 2akyat (P2) membentuk Panitia Khusus (Pansus) 3ak ?ngket Bank +entury. Setelah setahun bailout PS masuk ke Bank +entury, hasil audit BPK akhirnya membongkar adanya @pat-gulipatA dalam pengelolaannya. Kasus ini diharapkan bisa terbongkar dengan transparan demi keper'ayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. *agal mengikuti kliring pada tanggal #7 1oember 8665 menjadi aal dari terbongkarnya berbagai penipuan di Bank +entury. alau obat penaar sudah diku'urkan embaga Penjamin Simpanan (PS) melalui dana talangan (bailout), namun hingga setahun berselang, bank ini belum juga sembuh. ang nasabah tetap tidak kembali, uang negara malah ikut raib *agal kliring itu sendiri karena Bank +entury kekurangan dana di Bank ndonesia (B) sebagai syarat mengikuti kliring. Sementara penyebab aal persoalan keuangan di bank ini menurut hasil pemeriksaan, adalah adanya surat berharga aluta asing (alas) bank ini yang bermasalah. Surat berharga yang dibeli pada 8667 yang seluruhnya (sekitar SC867,; juta) diterbitkan oleh bank asing itu tergolong ma'et karena tidak memiliki rating. iketahuilah baha dana 'adangan bank ini di B sudah di baah saldo minimal. i samping itu, selama ini bank ini ternyata melakukan penjualan reksadana alau tidak mempunyai i=in. Bahkan, salah satu reksadana itu merupakan reksadana @bodongA. ?lias, dibuat tanpa sei=in Badan Pengaas Penanaman &odal (Bapepam). 2eksadana tersebut dijual dengan nama nestasi ana /etap /erproteksi dan dikeluarkan oleh P/. ?ntaboga elta Sekuritas. Sekitar 2p # triliun - #,9 triliun uang nasabah terkena masalah seputar produk yang dikabarkan sudah dijual sejak tahun
6
866# itu. ang itu diberitakan mengalir ke rekening 2obert /antular sebagai pemilik bank dan rekannya di ?ntaboga. &odus kasus yang boleh disebut pembobolan se'ara sistematis ini adalah dengan 'ara mengiming-imingi para nasabah dengan bunga tinggi di atas bunga deposito yang berlaku saat itu. 1asabah yang per'aya, akhirnya memindahkan dananya dari Bank +entury ke rekening ?ntaboga yang ada di +entury juga. Setelah dana masuk ke rekening ?ntaboga, uang itu kemudian ditarik oleh 2obert. Selain melalui 'ara itu, pembobolan dengan modus pinjaman juga dilakukan 2obert. Daitu, beberapa kredit diku'urkan manajemen lama ke berbagai nama yang ternyata ujungnya ke 2obert juga. Kasus bailout beraal dari masalah kesulitan likuiditas dan modal Bank +entury. ntuk mengatasi masalah keuangan itu, pada tanggal #9 Oktober 8665, bank 'entral sebenarnya telah memerintahkan tiga pemegang saham mayoritas bank ini, yakni 2obert /antular, 2afat ?li 2i=fi, dan 3esyam ?l araE menandatangani letter of 'ommitment yang isinya memuat janji ketiganya untuk membayar surat berharga yang jatuh tempo dan menambah modal bank. Selain itu, mereka juga berjanji men'ari inestor baru untuk menyelesaikan permasalahan bank paling lambat 7# &aret 866$. 1amun, mereka tidak menepati janjinya sehingga Bank +entury tidak bisa memenuhi keajibannya pada nasabah. &elihat kenyataan demikian, B akhirnya memberikan fasilitas pendanaan jangka pendek pada bank ini sebesar 2p968 miliar pada #; 1oember 8665. Seiring dengan itu, B juga kembali memerintahkan 2obert, 3esyam dan 2afat menepati komitmennya yang dituangkan kemudian dalam letter of 'ommitment pada #< 1oember 8665. Surat itu antara lain berisi komitmen untuk memindahkan surat berharga Bank +entury ke bank kustodian di ndonesia, mengembalikan hasil pembayaran surat berharga yang jatuh tempo dan tidak akan menjaminkan surat berharga ke pihak lain. /api, letter of 'ommitment ini juga tidak ditepati. B pun kembali mengu'urkan fasilitas pendanaan jangka pendek sebesar 2p#5! miliar pada #5 1oember 8665.
7
antaran kondisi Bank +entury makin memburuk, pada 8# 1oember 8665 penanganan bank itu pun akhirnya diserahkan pada embaga Penjamin Simpanan (PS). Pada saat itu juga, PS menyuntikkan dana 2p8,!! triliun agar ke'ukupan modal atau +apital ?deEua'y 2atio (+?2) Bank +entury #6 persen. Kemudian pada 9 esember 8665, PS kembali menyuntikkan dana 2p8,86 triliun untuk memenuhi tingkat kesehatan bank. Ketiga, pada 7 4ebruari 866$ PS memberi lagi dana sebesar 2p#,#9 triliun. an keempat, pada 8# "uli 866$ PS kembali menyuntikkan dana sebesar 2p<76 miliar. "adi, total PS telah menyuntikkan dana 2p<,! triliun kepada Bank
+entury
setelah
pengelolaan
bank
tersebut
diambil
alih.
?lasan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari &enkeu, B, dan PS melakukan penyertaan modal sementara di bank ini melalui PS, selain mengganti manajemen bank, karena B menilai kondisi yang dialami Bank +entury saat itu bisa berdampak sistemik yang bisa menimbulkan penyebaran masalah ke bank lainnya. P2 meminta BPK melakukan audit inestigasi atas penyertaan modal pemerintah melalui PS ke Bank +entury yang membengkak menjadi 2p<,! triliun. &ulai dari proses merger tiga bank menjadi Bank +entury, tidak tegasnya B terhadap pelanggaran Bank +entury selama tahun 8669-8665, hingga pengu'uran dana bailout. Sesuai hasil audit BPK yang diserahkan ke P2 tertanggal 87 1o 866$ menunjukkan adanya paling tidak lima bagian dugaan pelanggaran di dalam kasus Bank +entury yang dilakukan oleh pemilik lama, B, hingga KKSK. Selain itu mun'ulnya risiko sistemik dari sisi fiskal akibat kebijakan pengetatan fiskal atau perlambatan pengeluaran atau belanja pemerintah yang dilakukan oleh &enteri Keuangan Sri &ulyani. angkah kebijakan inilah yang justru telah men'iptakan risiko sistemik pada perbankan nasional. Bank +entury adalah kasus kriminal indiidu dari bank ke'il yang pengaruhnya tidak akan signifikan terhadap industri perbankan. Semestinya yang dilakukan Bank ndonesia dan KSSK adalah menutup dan meyakinkan publik baha
8
kasus Bank +entury murni kasus kriminal dan tidak terkait dengan krisis global maupun kondisi makroekonomi dan perbankan nasional. Pemerintah melalui Bank ndonesia dan epartemen Keuangan berpendapat baha penyelamatan Bank +entury melalui suntikan dana tersebut sudah tepat dengan alasan untuk menghindari risiko sistemik yang mungkin timbul dari ditutupnya Bank tersebut sehingga dikhaatirkan terulangnya kembali krisis keuangan seperti tahun #$$5 lalu. ?tas keputusan ini, banyak pihak menilai baha keputusan menyelamatkan Bank +entury tidak tepat. Selain menggunakan uang 1egara yang merupakan uang rakyat, alasan mengenai kemungkinan terjadinya risiko sistemik kurang bisa dipertanggungjaabkan. &enurut pihak yang tidak setuju dengan penyelamatan Bank ini, ditutupnya Bank ini tidak akan mengganggu kestabilan sistem perbankan 1egara kita karena se'ara market share Bank +entury hanya mempunyai men'akup 6,# F jumlah nasabah perbankan di ndonesia. Selain itu asset Bank +entury hanya berjumlah 6,7 F dari total asset perbankan ndonesia. Penutupan Bank +entury diperkirakan akan mengakibatkan kepanikan pada nasabahnya. Kepanikan ini mendorong nasabah-nasabah lain akan berbondong bondong menarik uangnya pada banyak bank terutama Bank-bank ke'il sekelas +entury dan memindahkan ke bank-bank yang lebih besar. Penarikan besar-besaran ini mengakibatkan bank-bank yang pada aalnya sehat menjadi ikut bermasalah dan mengalami masalah likuiditas, disini terjadi risiko likuiditas. Sebagai akibatnya bank bank ini akan berusaha men'ari pendanaan dengan meminjam dana dari Bank-bank besar melalui pinjaman antar bank. alam hal ini bank-bank besar 'enderung lebih berhati-hati dalam mengu'urkan dananya sehingga bank-bank ke'il semakin terdesak karena kesulitan memperoleh likuiditas. alam keadaan seperti inilah banyak bank akan berjatuhan. Sistem perbankan akan mengalami rush dan mengakibatkan naiknya suku bunga pinjaman se'ara tajam. Selain itu akan banyak terjadi kredit ma'et sehingga nasabah akan mengalami kerugian dan sektor industri juga akan terkena dampaknya. Sebagai akibatnya, bank-bank besarpun akan terkena dampaknya dan terjadilah kelumpuhan
9
sistem perbankan. ?kibat lebih jauh adalah merosotnya kredibilitas sistem perbankan nasional sehingga akan terjadi 'apital outflos se'ara besar-besaran. 3al ini akan berpengaruh terhadap inestasi nasional, 'ountry risk dan sistem ekonomi ndonesia se'ara keseluruhan. Selain terjadinya risiko likuiditas, kredit ma'et dan risiko sistemik, Bank +entury juga tersengat risiko reputasi. 1amun sebelumnya, simak dulu penerapan manajemen risiko di perbankan nasional. Bank ndonesia (B) telah menerbitkan Peraturan Bank ndonesia (PB) 1omor 9%5%PB#%8667 tanggal #7 &ei 8667 tentang Penerapan &anajemen 2isiko bagi Bank mum. ni merupakan simbol sejarah anyar dalam perbankan nasional dengan berbasis manajemen risiko. PB ini bertujuan untuk mengantisipasi risiko sejalan dengan pesatnya perkembangan bisnis perbankan dan perubahan lingkungan bisnis. 1amun, pada PB 1omor ##%89%PB%866$ tanggal # "uli 866$ tentang Perubahan atas Peraturan Bank ndonesia 1omor 9%5%PB%8667 tentang Penerapan &anajemen 2isiko bagi Bank mum, bank umum konensional ajib menerapkan manajemen risiko untuk seluruh jenis risiko sejak # luli 86#6. engan bahasa manajemen risiko, setiap produk, jasa, dan aktiitas bisnis perbankan ajib berbasis manajemen risiko. /erkait dengan kasus Bank +entury, risiko yang layak diamati dengan 'ermat adalah risiko reputasi. 2isiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat keper'ayaan pemangku kepentingan (stakeholders) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap suatu bank. 2isiko tersebut mun'ul antara lain karena adanya pemberitaan dan atau rumor mengenai bank yang bersifat negatif serta strategi komunikasi bank yang kurang efektif. Kalau pembeberan kasus Bank +entury ini berlangsung lama tanpa memperhatikan kehati-hatian, maka sangat mungkin Bank &utiara akan kian menderita risiko reputasi. Karena kian lama berarti akan kian lama pula arta negatif akan menusuk Bank ini.
10
2iset 0 menunjukkan baha risiko reputasi memiliki an'aman paling tinggi (98F). ni disusul risiko regulasi (masalah men'uat gara-gara ketentuan ;#F), S& (lemahnya keterampilan, isu suksesi, kaburnya pegaai unggul ;#F), jaringan / (gagal sistem 79F), pasar (turunnya nilai aset di pasar 78F), kredit (kredit ma'et 8$F), negara (geger di kaasan tertentu 88F), finansial (sulit men'ari dana 8#F), terorisme (#$F), nilai tukar (#5F), ben'ana alam (#5F), politik (heboh pergantian pemerintahan #5F) dan kriminal dan keamanan (#9F). Bagaimana menekan risiko reputasi Bank &utiara> #.
Pansus. Sepak terjang Pansus sangat memengaruhi laju risiko reputasi. ?dalah sangat berisiko ketika niat untuk mengupas kasus Bank +entury kian tinggi tanpa memedulikan kehati-hatian sama sekali. engan bahasa lebih bening, hal ini sekaligus menegaskan baha hukum adalah panglima dalam setiap langkah. Selain itu, kasus ini pun menjadi pelajaran yag sangat mahal dan berharga bagi perbankan nasional untuk tidak ditiru.
8.
2isiko finansial. ngar-bingar tuntutan agar akil presiden dan menteri keuangan untuk menonaktifkan diri sungguh bisa memi'u risiko finansial. Selama ini, figur mereka dianggap sebagai matahari kembar yang bersinar dalam dunia finansial nasional. alam bahasa finansial, mereka diper'aya pasar.
7.
2an'angan ndang-ndang "aring Pengaman Sistem Keuangan (2 (PSK). Sudah sepatutnya, pemerintah segera mengajukan kembali 2 GPSK kepada P2 untuk dibahas. PSK bakal menjadi payung hukum untuk membendung banjir risiko dalam sistem keuangan mengingat jalan di depan kian terjal.
11
BAB III ANALI!I! A!U! BERDA!ARAN MATERI MANA#EMEN LIUIDITA!
alam kaitannya dengan ketentuan likuiditas ajib minimum, bank 'entury tidak dapat mengelola bank dalam menghimpun dana diajibkan memelihara sejumlah likuiditas tertentu dari total PK yang dihimpun oleh bank dalam periode tertentu. "umlah likuiditas ajib minimum tidak ditempatkan dalam rekening giro bank yang bersangkutan pada bank sentral. *agal kliring itu sendiri karena Bank +entury kekurangan dana di Bank ndonesia (B) sebagai syarat mengikuti kliring. Penyebabnya adalah adanya surat berharga aluta asing (alas) bank ini yang bermasalah. Surat berharga yang dibeli pada 8667 yang seluruhnya (sekitar SC867,; juta) diterbitkan oleh bank asing itu tergolong ma'et karena tidak memiliki rating. Bank 'entury tidak melaporkan *& kepada B. Bank +entury &emperjual belikan produk inestasi ilegal. ?lasannya adalah inestasi dipasarkan ?ntaboga +entury Bank tidak terdaftar di Bapepam K. an benar manajemen Bank +entury tahu baha produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak per'aya baha mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional. Kasus Bank +entury, sehingga bisa menyakiti bank di ndonesia, bahkan dunia. iketahuilah baha dana 'adangan bank ini di B sudah di baah saldo minimal. i samping itu, selama ini bank ini ternyata melakukan penjualan reksadana alau tidak mempunyai i=in. Bahkan, salah satu reksadana itu merupakan reksadana @bodongA. ?lias, dibuat tanpa sei=in Badan Pengaas Penanaman &odal (Bapepam). 2eksadana tersebut dijual dengan nama nestasi ana /etap /erproteksi dan dikeluarkan oleh P/. ?ntaboga elta Sekuritas. Sekitar 2p # triliun - #,9 triliun uang nasabah terkena masalah seputar produk yang dikabarkan sudah dijual sejak tahun 866# itu. ang itu diberitakan mengalir ke rekening 2obert /antular sebagai pemilik bank dan rekannya di ?ntaboga.
12
Kasus Bank +entury men'erminkan lemahnya pengaasan Bank ndonesia (B) sebagai Bank sentral terhadap bank umum. Bank H Bank umumnya hendaknya mendapat pengaasan ketat dari Bank +entral. &asalah yang terjadi pada Bank +entury merupakan pengelolaan risiko yang tidak terintegrasi. ?pabila manajerial Bank +entury benar-benar menerapkan *+* (*ood +orporate *oernan'e), seharusnya rush tidak mun'ul. 1amun yang terjadi justru sikap pasrah atau pembiaran terhadap risiko. 3al yang lebih buruk lagi adalah penemuan kasus penipuan bank terhadap klien adalah inestasi fiktif penjualan kepada nasabah bank. Penemuan kasus ini mengakibatkan hilangnya keper'ayaan nasabah ke bank. "adi, jika dikaitkan dengan etika bisnis, kasus Bank +entury adalah 'ontoh pelanggaran terhadap perlindungan konsumen untuk produk. Oleh karena itu, jangan sampai upaya mengupas kasus Bank +entury justru melahirkan potensi risiko lainnya, yakni merusak ketahanan pasar finansial termasuk iklim inestasi. engan bahasa terang benderang, keringnya banjir inestasi ke ndonesia bisa menyurutkan pasokan dollar ?S yang kemudian membuat rupiah loyo. Padahal, selama ini ndonesia merupakan surga inestasi internasional. &asalah yang terjadi di Bank +entury merupakan masalah internal yang dilakukan oleh pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka I #.
Penyimpangan dan untuk peminjam C 8,5 milyar (2p #,; triliun Bank +entury pelanggan dan pelanggan delta ?ntaboga Se'urities ndonesia adalah2p #,; /riliiun).
8.
Penjualan produk-produk inestasifiktif ?ntaboga elta Se'urities ndonesia. "ika produk tidak perlu mendaftar B dan Bappepam K.
13
Kedua Point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi 1asabah Bank +entury dan ang para nasabah pun yang ada di Bank +entury tidak bisa di'airkan dan tidak ada uang tidak dibayar oleh pelanggan. Setelah tanggal #7 1oember 8665, Pelanggan Bank +entury tidak dapat melakukan transaksi dalam bentuk deisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena Bank +entury tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer uang ketabungan. "adi uang itu tidak bisa keluar dari bank. 3al ini terjadi pada semua pelanggan Bank +entury. 1asabah bank yang merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan uang di bank 'entury, tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan baha Bank +entury &emperjual belikan produk inestasi ilegal. ?lasannya adalah inestasi dipasarkan ?ntaboga +entury Bank tidak terdaftar di Bapepam K. an benar manajemen Bank +entury tahu baha produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak per'aya baha mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional. Kasus Bank +entury, sehingga bisa menyakiti bank di ndonesia, bahkan dunia. Berdasarkan kasus Bank +entury diatas menimbulkan dampak yang 'ukup besar terhadap perekonomian ndonesia sendiri. Karena menyeret banyak pejabat-pejabat penting. an lebih khususnya adalah masalah pergerakan harga saham yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak sistemik kasus Bank +entury ini. Pemilik Bank +entury adalah 2obert /antular, dan ia juga yang melakukan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri. Oknum-oknum yang terlibat diantaranyaI ?da yang menduga ada oknum Polri (buaya) terlibat JmenjagaJ oknum-oknum yang terkait Bank +entury karena dianggap Jproyek kelas kakapJ. Beberapa pihak juga
14
mengaitkan ini dengan ditangkapnya 8 petinggi KPK, Bibit dan +handra beberapa aktu lalu tanpa ada bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus +entury. Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri &ulyanidan Boediono sebagai tersangka. /api sebenarnya masih ada 8 kemungkinanI Sri &ulyani dan Boediono adalah bagian dari konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak +entury dan orang-orang yang terkait +entury. Sri &ulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi ndonesia sehingga saat ini ndonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Dang melakukan tindak penyeleengan hanyalah segelintir orang, 2obert /antular, pemilik Bank +entury yang menggondol dana Bank +entury, dan beberapa oknum di B. ?dapun pihak-pihak yang terlibat dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah delapan orang yakni Komisaris tama Sulaiman ?B, Komisaris Poeranto Kamajadi, Komisaris 2usli Prakasa, irektur tama 3ermanus 3asan &uslim. Kemudian
akil
irektur
tama
3amidy,
irektur
Pemasaran
ila
K.
*ondokusumo, irektur Kepatuhan 0dard &. Situmorang, dan Pemegang Saham 2obert /antular. 3.1. Be$era%a Pen&e$a$ $angkrutn&a $ank 'entur&
Kebangkrutan P/ Bank +entury /bk tidak mungkin terjadi begitu saja, ada beberapa hal yang menyebabkan kebangkrutan bank 'entury antara lain penyimpangan manajemen dan pengaasan B yang tidak efektif yang diduga menjadi penyebab utama bank itu akhirnya mengalami kebangkrutan. 1. Pen&(m%angan Manajemen
&odus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank +entury adalah penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money
15
market). 3al ini terlihat dari penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank +entury yang memiliki keajiban surat berharga alas sebesar SC 8#6 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank +entury tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan. 2. Penga)asan BI &ang lemah
B ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank +entury, yakni dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang ma'et ke kategori lan'ar. 3al itu dilakukan agar Bank +entury tidak perlu menyisihkan proisi (pen'adangan) atas SSB yang ma'et itu, sehingga tidak menggerus modalnya. Dang harus dipertanyakan sejauhmana keefektifan irektorat Pengaasan Perbankan B karena selama ini manajemen Bank +entury memberikan laporan harian dan mingguan sehingga kesehatan perbankan pasti terpantau. i samping itu, Bapepam selaku otoritas pasar modal harusnyajugabertanggungjaabkarena Bank +entury merupakan
perusahaan publik. Kasus Bank +entury ini
menunjukkan ada praktik-praktik yang menyimpang di bank sentral menyangkut tes kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang tidak akurat.B juga dinilai gagal dalam men'iptakan tata kelola yang baik ( good
corporate
governance
dan
good
governance).
Kesehatan
merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. 3. esehatan Bank
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan se'ara normal dan mampu memenuhi semua keajibannya dengan baik dengan 'ara-'ara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang
16
kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang men'akup kesehatan bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya kegiatan tersebut meliputi I #. Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari modal sendiri 8. Kemampuan mengolah dana 7. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat ;. Kemampuan memenuhi keajiban kepada masyarakat, karyaan, pemilik modal dan pihak lain 9. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku *. Aturan esehatan Per$ankan
Berdasarkan ndang-undang 1o. #6 tahun #$$5 tentang perubahan atas 1o. ! tahun #$$8 tentang perbankan, pembinaan dan pengaasan bank dilakukan oleh Bank ndonesia. tersebut lebih lanjut menetapkan baha I #. Bank ajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan ke'ukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, solabilitas aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan ajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. 8. alam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariAah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank ajib
17
menempuh 'ara-'ara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang memper'ayakan dananya kepada bank 7. Bank ajib menyampaikan kepada B segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata 'ara yang ditetapkan oleh B ;. Bank atas permintaan B, ajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta ajib
memberikan
bantuan
yang
diperlukan
dalam
rangka
memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan 9. Bank ndonesia melakukan pemeriksaaan terhadap bank, baik se'ara berkala maupun setiap aktu apabila diperlukan, B dapat menugaskan akuntan publikuntuk dan atas nama bank ndonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank. <. Bank ajib menyampaikan kk'a, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya dalam aktu dan bentuk yang ditetapkan oleh B. 1era'a dan perhitungan laba rugi dalam aktu dan bentuk yang ditetapkan B
BAB I+ PENUTUP *.1. E!IMPULAN
18
/ernyata masalah sesungguhnya dari Bank +entury baru mun'ul ketika dana bail out mulai bergulir dan kejanggalan dalam nera'a nya mulai terungkap. Kelemahan manajemen mulai ramai setelah keka'auan reksadana ?ntaboga elta sekuritas yang dikeluarkan Bank +entury.ari sini bisa kita simpulkan baha sebenarnya bailout untuk +entury memang diperlukan namun dibalik itu ternyata banyak fakta baha kinerja dan tata kelola +entury yang sangat buruk.Sebuah ironi memang, ketika kita terpaksa menolong orang jahat agar tida menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi orang banyak. 1amun yang lebih penting adalah bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dari peristia ini. P"SK yang mampu melindungi perbankan harus diimbangi dengan pengaasan dan tindakan tegas bag ipelanggar peraturan B. *.2. !ARAN
alam menghadapi kasus Bank +entury perlunya kerjasama dengan baik antara pemerintah, P2-2 dan Bank ndonesia. Pemerintah harus bertanggung jaab kepada nasabah Bank +entury agar bisa uangnya di'airkan. 3arusnya ada transparansi publik dalam menyelesaikan kasus Bank +entury sehingga tidak terjadi korupsi. ?udit yang dilakukan BPK harus dilakukan dengan tuntas dan dibantu oleh polri, Kejaksaan, Pemerintah Bank ndonesia. &anajer harus memprioritaskan kepentingan konsumen nasabah Bank +entury. Karena perusahaan diperlukan untuk memastikan produk yang aman (produk) untuk dijual. Pelanggan (nasabah) harus lebih hati-hati dan kritis seleksi ulang produk yang mereka beli. Bank ndonesia dan Bappepam lebih tegas dalam penanganan dan pemantauan kasus ini. Seharusnya B, Bappepam dan otoritas tertinggi di bank-bank nasional, tidak saling tuduh menuduh tanggung jaab untuk satu sama lain. Hal,hal &ang %erlu -(ketahu( Mengena( Pengen-al(an Res(k /%eras(nal &ang E0ekt(0 -( %er$ankan
19
&anajemen risiko operasional sangat efektif jika budaya bank mendorong standar tingkah laku etis yang tinggi di semua tingkatan bank. ean dan &anajemen senior harus mempromosikan budaya organisasi yang membangun melalui tindakan dan kata-kata harapan integritas untuk semua pegaai dalam melakukan bisnis bank. Prinsip-prinsip yang harus dijalankan supaya suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan prosedur operasional yang berlaku dan meminimasi resiko operasional dan resiko-resiko yang lain adalah seperti yang dijelaskan sebagai berikutI Pr(ns(% 1 Bar- 0 -(retr B/D45 sebagai pimpinan tertinggi organisasi
harus menyadari aspek utama risiko operasional bank yang harus dikelola, dan harus menyetujui dan mereie se'ara periodik kerangka manajemen risiko operasional bank. Kerangka harus memberi definisi risiko operasional menyeluruh pada perusahaan dan menentukan standar untuk mengidentifikasi, menilai, memonitor, dan mengendalikan ('ontrol%mitigate) risiko operasional. Pr(ns(% 2 Bar- 0 -(retrs , sebagai pimpinan tertinggi organisasi harus
memastikan baha ada audit reguler terhadap kerangka manajemen risiko operasional yang dilakukan oleh tim internal yang independen dan kompeten (yaitu independen dari tim risiko operasional biasanya fungsi internal audit). Bank harus memiliki 'akupan internal audit yang memadai untuk erifikasi kebijakan dan prosedur operasi telah diimplementasikan se'ara efektif. DA6TAR PU!TAA
&asyhud ?li, Manajemen Risiko (Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi isnis, "akartaI (P/ 2aja*rafindo Persada, 866<)
3usein mar, Manajemen Risiko isnis (Pendekatan !inansial dan "on !inansial), ("akarta I P/. *ramedia Pustaka tama, #$$5)
20
httpI%%bataiase.'o.id%detailberita-#69;67$$.html httpI%%.ukd.a'.id httpI%%nes.oke=one.'om%Berita?nda%indeL.php%2eadStory%866$%##%87%876%8!57$6%k asus-'entury-bank-dan-keuangan-negara httpI%%bambangsoesatyo.'om%'ontent%'entury-risiko httpsI%%do's.google.'om%do'ument%d%#;3M5lNgoMnnimfDg6Lm03aB2u8bLhO !-s;a8-1o%edit>pli#
Lagi, BPR Ditutup Karena Fraud
21
isnis #$%&$%' #*+
Karyaan Otoritas "asa Keuangan. Bisnis B(sn(s.m5 "?K?2/? - Otoritas "asa Keuangan kembali melakukan pen'abutan i=in
usaha terhadap bank perkreditan rakyat &ustika tama Kolaka yang dianggap tidak dapat menjalankan bisnisnya dengan baik. eputi Komisioner Pengaas Perbankan : O"K 3eru Kristiana mengatakan, lagilagi penutupan BP2 tersebut dikarenakan fraud yang berasal dari internal BP2 tersebut. &enurut 3eru, ,raud merupakan alasan terbesar penutupan BP2 yang dilakukan oleh O"K. Q !raud itu simple-simple sebenarnya. &isalnya ngambil uang kas atau bikin kredit fiktif yang pelakunya ya orang-orang dari pengurus atau pemilik BP2 itu sendiri,Q ujar 3eru saat dihubungi Bisnis di "akarta, Senin (86%<%86#<). Penutupan BP2 yang berlokasi di Sulaesi Selatan ini berdasarkan eputusan ean Komisioner (KK) 1omor #6%KK.67%86#< tanggal 86 "uni 86#< tentang Pen'abutan =in saha P/ Bank Perkreditan 2akyat &ustika tama Kolaka. Sebelum dilakukan pen'abutan i=in usaha atas P/ Bank Perkreditan 2akyat &ustika tama Kolaka, BP2 tersebut telah masuk dalam status dalam pengaasan khusus sejak tanggal 8! 1oember 86#9, dan sesuai ketentuan yang berlaku O"K telah
22
memberikan kesempatan selama #56 hari atau terakhir sampai dengan 8; &ei 86#< untuk melakukan upaya penyehatan yang nyata. 3eru menambahkan, permodalan yang 'enderung masih ke'il membuat BP2 tidak bisa men'ari dan menggaji tenaga kerja yang handal untuk kegiatan operasionalnya. Sarana teknologi informasi yang minim juga membuat operasional BP2 menjadi relatif manual. Selain itu banyak BP2 yang tidak memiliki jajaran direksi yang lengkap. Q3al-hal seperti itu yang membuat pengaasan internal menjadi kurang dan mun'ullah kesempatan untuk melakukan ,raud . Sejauh ini tidak ada BP2 yang mati karena kalah bersaing, yang kebanyakan ada karena fraudQ jelas 3eru. Posisi keuangan BP2 &ustika tama Kolaka per #! "uni 86#< yaitu penyaluran kredit sebesar 2p;,;5 miiar, dana simpanan sebesar 2p9,!; miliar, penyisihian kerugiaan sebesar minus sebesar 2p#,;! milia, dengan total aset sebesar 2p7,!< miliar. alam rangka pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah P/ BP2 &ustika tama Kolaka, embaga Penjamin Simpanan akan melakukan rekonsiliasi dan erifikasi atas data simpanan dan informasi lainnya untuk menetapkan simpanan yang layak dibayar dan tidak layak dibayar. 2ekonsiliasi dan erifikasi dimaksud akan diselesaikan PS paling lama $6 hari kerja sejak tanggal pen'abutan i=in usaha. Sementara itu, dalam rangka likuidasi P/ BP2 &ustika tama Kolaka, PS mengambil alih dan menjalankan segala hak dan eenang pemegang saham, termasuk hak dan eenang 2PS.
23
Proses likuidasi ini merupakan proses likuidasi ke-< yg dilakukan PS pada 86#< ini. Sebelumnya PS sudah melakukan penanganan klaim simpanan nasabah dan proses likuidasi untuk 9 bank, yaitu P/ BP2 Kudamas Sentosa (Sidoarjo, 8$ ?pril 86#<), P/ BP2S ?l 3idayah (Pasuruan, 89 ?pril 86#<), P/ BP2 ana 1iaga &andiri (&akassar, #7 ?pril 86#<), P/ BP2 &itra Bunda &andiri (Pesisir Selatan, 88 "anuari 86#<), P/ BP2 ?gra ?rthaka &ulya (*unungkidul, #; "anuari 86#<).
24