BAHAN AJAR
Manajemen Perawatan DISAMPAIKAN PADA IHT MANAJEMEN BENGKEL
Disusun oleh: TIM MANAJEMEN BENGKEL
giz KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK JLN. SETIA BUDI NO. 75 HELVETIA MEDAN 20124 TELP. (061) 8455417, FAX. (061) 8456871 2015
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................... ............ .......................... ........................... .......................... ........................ ............ DAFTAR ISI .......................... ............. ......................... .......................... ........................... .......................... ........................ ...........
i ii
Kegiatan 1 ( Manajemen Perawatan) ............................................... A. Pendahuluan .......................... ............. .......................... ........................... .......................... ........................ ............ B. Manajemen Dalam Perawatan dan Perbaikan .......................... ............. ............. C. Tujuan Dasar Manajemen Perawatan .......................... ............ .......................... .............. D. Kerugian yang Terjadi Akibat Perawatan dan Perbaikan yang Tidak Berjalan ........................... ............. ........................... .......................... ......................... ...................... .......... E. Tanggung jawab Perawatan dan Perbaikan.............. ................ .............. .. F. Kesimpulan .......................... ............. .......................... .......................... .......................... .......................... ...............
1 1 2 4 4 5
Kegiatan 2 (Total Produktif Maintenance , TPM) ........................... ............. ................ .. A. Pengertian .......................... ............. .......................... .......................... .......................... .......................... ................ ... B. Landasan dan Pilar TPM .......................... ............. .......................... .......................... .................... ....... a. Landasan TPM .......................... ............. .......................... .......................... .......................... ................ ... 1. Visi , misi , tata nilai ......................... ............ .......................... .......................... .................. ..... 2. High Performance Team .......................... ............. ......................... ...................... .......... 3. 6 S “Organizing Workplace and Safety “ ....................... ............ ........... S1 : Sort (Memilah).......................... ............. .......................... .......................... .................. ..... S2 : Set In Order ( Penataan ) ........................... ............. .......................... .............. S3 : Shine (Kebersihan) ........................... .............. ......................... ...................... .......... S4 : Safety .......................... ............. .......................... .......................... .......................... ................ ... S5 : Standardize (Pemantapan) .......................... ............. ........................ ........... S6 :Sustain (Pembiasaan) .......................... ............. .......................... .................... .......
8 8 8 9 9 10 10 11 11 15 18 19 20
b. Delapan pilar TPM .......................... ............ ........................... .......................... ........................ ........... P1 : Focus Improvement (Perbaikan Sistem) .............. ............. . P2 : Autonomus Maintenace (Pemeliharaan Mandiri) . P3 : Planned Maintenance System ( Sistem Perawatan Terencana) ........................... ............. .......................... .............. P4 : Training and skill development ........................... .............. ............. P5 : Master Plan Design Early Equipment and Proces Management ......................... ............ .......................... .......................... .................. ..... P6 : Quality Maintenance .......................... ............. .......................... .................. ..... P7 : TPM in support departemen ......................... ............ .................... ....... P8 : Health Safety Ennviroment System ..................... .............. .......
21 21 22
DAFTAR PUSTAKA............ PUSTAKA ......................... .......................... ........................... .......................... ........................ ............
46
ii
26 29 30 31 33 34
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
KEGIATAN 1
1
MANAJEMEN PERAWATAN
Tujuan pembelajaran diklat:
1. Peserta diklat dapat menjelaskan peran manajemen dalam perawatan perbaikan 2. Peserta diklat dapat menjelaskan tujuan manajemen perawatan dan perbaikan 3. Peserta diklat dapat menjelaskan peran dan tanggungjawab pada perawatan dan perbaikan.
A. Pendahuluan
Perawatan dan Perbaikan (maintence and repair) merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan dari suatu proses produksi. Penggunaannya tidak hanya pada Industri manufaktur yang menjalankan proses produksi pengolahan dengan memanfaatkan mesin dan peralatannya. Dunia pendidikan khususnya pendidikan kejuruan teknologi yang mempunyai kaitan dengan dunia industri juga sangat penting menerapkan perawatan dan perbaikan. Secara khusus pendidikan kejuruan yang berbasis teknik industri maupun pengolahan logam dengan penggunaan mesinmesin perkakas (machinery).
Untuk tingkat industri, tercapainya suatu target proses produksi merupakan tujuan yang diharapkan. Oleh Oleh sebab itu tidak hanya sekedar mengandalkan mengandalkan peralatan atau mesin-mesin yang canggih
dan operator-operator yang
handal dan terampil,
kondisi proses produksi harus selalu dijaga agar berjalan dalam kondisi normal tanpa mengabaikan interupsi yang terjadi akibat dari gangguan yang diakibatkan oleh kerusakan mesin dan peralatan, kegagalan kegagalan operator atau faktor lingkungan kerja.
Sebenarnya tidak jauh beda dengan industri, pendidikan kejuruan juga punya tujuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan peralatan dan mesin-mesin sebagai
sarana
pencapaian
tujuan
belajar
yaitu
kemampuan
untuk
mengoperasikannya untuk menghasilkan produk-produk baik berupa komponen atau spare part hingga hingga rancang bangun. Bahkan selayaknya pembelajaran di pendidikan IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
2
kejuruan harus diarahkan seperti proses produksi di dunia industri dengan metode “teaching factory”. Dengan demikian maintenance and repair juga mendapat mendapat porsi sebagai pokok bahasan penting. Jika di dunia industri Maintenace and Repair dapat berupa suatu divisi yang menjamin proses produksi dapat terus berjalan dengan baik tanpa mengabaikan kemungkinan terjadinya kerusakan pada peralatan atau mesin.
B. Manajemen Manajemen Dalam Perawatan Dan Perbaikan
Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk mempercepat pergantian kerusakan peralatan dengan resources yang ada. Perawatan juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan failure menekan failure sekecil mungkin. Manajemen adalah suatu proses yang disusun bersama dengan maksud mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen perawatan lebih dari sekedar aktivitas perawatan untuk menjaga kondisi mesin akan tetapi sebuah proses untuk membuat sebuah kebijakan mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen ke dalam sebuah program perawatan. Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di perawatan menjadi semakin penting. Seperti halnya manajemen mutu, manajemen perawatan juga dapat dikembangkan dengan menerapkan siklus PDCA (Plan, Do, Chek, Action). Karena PDCA masih masih bersifat umum maka siklus ini dikembangkan dengan prinsip DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Kemudian untuk lebih spesifik kepada suatu usaha perawatan dan perbaikan maka saat ini juga dikenal siklus PACRIM (Problem, Pr oblem, Ask and and Anal yze yze, Cause, Cause, Remed Remedii es, I mpl ement, M oni tor i ng). Berikut
dapat kita lihat tabel perkembangan siklus system yang digunakan :
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
3
Tabel 1. Beberapa Sistem Yang Digunakan Dalam Manajemen Perawatan
Bila kita perhatikan dari tiga system diatas maka dapat kita simpulkan bahwa PACRIM akan lebih spesifik dalam setiap usaha perawatan dan perbaikan, khususnya perawatan dan perbaikan mesin dan peralatannnya secara fisik. Sedangkan PDCA dan DMAIC lebih berorientasi kepada manajemen perawatan secara menyeluruh. Namun demikian masing-masing system merupakan bagian dari manajemen perawatan dan perbaikan. perbaikan .
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
4
C. Tujuan Dasar Dari Manajemen Perawatan
Faktanya bahwa mesin dan peralatan dibeli dan digunakan oleh perusahaan/sekolah karena adanya keinginan agar mesin dan peralatan tersebut bisa melakukan atau memenuhi fungsi tertentu. Agar supaya fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik maka harus dirawat/dipelihara.
Perawatan dan perbaikan adalah “cause “ cause to continue” continue ” atau perawatan dan perbaikan adalah “keep “keep in existing state“. state“. Sehingga perawatan dan perbaikan adalah kegiatan untuk menjamin mesin/alat mampu untuk terus melakukan apa yang diinginkan oleh pemakainya. Tujuan Pemeliharaan Menjamin: 1. Mesin/alat tersedia dalam kondisi menguntungkan 2. Kesiapan peralatan cadangan dalam kondisi darurat 3. Keselamatan manusia dan lingkungan 4. Usia pakai mesin/alat lebih panjang
Dalam kaitannya dengan proses produksi yang produktif dalam Total Produktif Maintenance (TPM) maka perawatan dan perbaikan mempunyai beberapa target pencapaian , antara lain : 1. Zero accident, menurunkan tingkat kecelakaan 2. Zero breakdown, breakdown, menurunkan hingga nol berhentinya operasi 3. Zero chronic damage, menurunkan hingga nol kerusakan kronis pada mesin mesin 4. Zero defect, menurunkan hingga hingga nol cacat produksi 5. Minimized set up, Start-up, Shut-down, speed looses and change over : meminimalisasi waktu penyetelan, waktu start, berhenti ,
menurunnya
kecepatan produksi, meminimalisasi waktu pergantian komponen atau proses produksi
D. Kerugian yang terjadi akibat perawatan dan perbaikan yang tidak berjalan
Sedikitnya ada enam kerugian besar (six big losses) yang terjadi pada industri manufaktur akibat kurangnya perawatan dan perbaikan, antara lain :
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
5
1. Breakdown losses ( kerugian breakdown ) kerugian waktu (produktifitas menurun kerugian jumlah karena produk cacat. 2. Setup and adjustment losses ( kerugian penyetelan dan penyesuaian ) 3. Idling and minor stoppage losses ( kerugian karena idle dan penghentian mesin ) 4. Reduced speed losses ( kerugian karena kecepatan operasi rendah ) 5. Quality defect and rework losses ( kerugian karena cacat mutu dan pengerjaan ulang) 6. Startup losses ( kerugian yang terjadi saat startup)
Serta sedikitnya delapan kerugian besar yang terjadi pada industri prosese akibat kurangnya perawatan dan perbaikan, antara lain: 1. Waktu nganggur 2. Penyesuaian produksi 3. Kegagalan Alat 4. Kegagalan Proses 5. Produksi Normal 6. Produksi Abnormal 7. Cacat kualitas 8. Proses ulang
E. Tanggung jawab Perawatan dan Perbaikan
Siapakah yang bertanggungjawab dari kegiatan perawatan dan perbaikan? Jika pandangan lama menyatakan bahwa perawatan dan perbaikan merupakan tanggungjawab operator dan divisi Maintenance and Repair maka untuk saat ini perlu diperbaharui sehingga semua orang yang berada dalam sebuah industri atau perusahaan bahkan lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan perlu terlibat langsung dalam usaha tersebut. Dapat diperhatikan diagram dibawah ini, setiap orang yang bertanggungjawab dalam perawatan dan p erbaikan.
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
6
Gambar 1.1 Diagram Tanggungjawab Perawatan dan Perbaikan Ada tiga pokok tanggungjawab dalam perawatan dan perbaikan seperti diagram diatas, yaitu : 1. Inovasi , selalu mengembangkan system agar mendapat hasil yang semakin baik 2. Continiuous improvement, adanya proses perbaikan berkelanjutan dari sistem 3. mempertahankan dan melaksanakan system yang ada
F. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahawa : 1. Perawatan dan perbaikan adalah adalah suatu keharusan dalam proses produksi 2. Tujuannya adalah sebagai upaya menjaga kondisi mesin dan peralatannya selalu dalam kondisi optimal sehingga dapat menjaga kualitas produksi. 3. Perawatan dan perbaikan juga dimaksudkan untuk memperpanjang usia pemakaian mesin. 4. Agar hal tersebut tercapai maka perlu adanya suatu manajemen perawatan dan perbaikan. 5. Manajemen perawatan dan perbaikan adalah tanggungjawab semua orang yang berada di dalam proses produksi muali dari Top Managemen sampai kepada karyawan (employess)
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
L
7
Latihan : Instruksi : 1. Bagaimanakah menurut anda manajemen perawatan di sekolah anda saat ini. Jelaskan dan berikan solusi bagi sekolah anda 2. Adakah
tujuan dari manajemen perawatan dan perbaikan di sekolah
anda telah ditetapkan, jelaskan dan berikan solusinya 3. Menurut anda anda ada berapa kerugian besar (big losses) yang terjadi jika disekolah manajemen perawatan perbaikan tidak berjalan dengan benar, jelaskan alasannya. 4. Apakah
setiap komponen di sekolah anda telah terlibat dalam
manajemen perawatan dan perbaikan, jelaskan dan berikan gambaran peran yang sesuai menurut kebutuhan kebutuhan sekolah tersebut.
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
8
TOTAL PRODUKTIF MAINTENANCE
KEGIATAN 2
Tujuan pembelajaran diklat:
1. Peserta diklat dapat menerapkan Total Produktif Maintenace. A. Pengertian
Dalam berbagai berbagai bahasan Total Productive Productive Maintenance (TPM)
dapat dianggap dianggap
sebagai ilmu kedokteran mesin. Total Productive Maintenance (TPM) adalah sebuah program pemeliharaan yang melibatkan konsep baru yang ditetapkan untuk menjaga mesin-mesin dan peralatan. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan produksi, sementara pada saat yang sama, meningkatkan semangat kerja karyawan dan kepuasan kerja. TPM membawa pemeliharaan menjadi fokus yang perlu dan sangat penting sebagai bagian dari pekerjaan. Hal ini tidak lagi dianggap sebagai kegiatan yang tidak mendatangkan keuntungan. Waktu untuk pemeliharaan dijadwalkan sebagai bagian sebagai bagian integral dari proses manufaktur. Tujuannya untuk mengendalikan keadaan darurat/berbahaya dan menjaga agar pemeliharaan tak terjadwal ke minimum
B. Landasan dan Pilar TPM
t n e m e v o r p m I s u c o F
s e u c o n m a o n e n t o n t i u a A M
e c n a n e t n m i e a t s M y S d e n n a l P
l l i k t S n e d n m a p o g l e n i v n e i D a r T
y l r s a e E s , o t r n P n g d e i s n m e a e D t g n n a a e n l P m a r i p M e u t s q a E M
e c n a n e t n i a M y t i l a u Q
s s t r t o n p e p m u e S t r n a i p M e P D T
m e y t t s e y f S a t S n h e t l a m o e i r H v n E
Gambar 2.1 Landasan dan Pilar TPM IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______
9
a. Landasan TPM
1. Visi , Misi dan tata nilai suatu organisasi Suatu organisasi dengan manajemen yang baik, apakah itu profit maupun non-profit selayaknya punya visi dan misi serta tata nilai. Hal ini perlu agar tujuan dari organisasi tersebut dapat dicapai berdasarkan kesepakatan awal yang telah diputuskan. Visi (vision) adalah pernyataan yang mendefinsikan sesuatu yang ingin dicapai
perusahaan/organisasi di waktu yang akan datang. datan g. Visi lebih terkonsentrasi ke masa depan (jangka panjang, future) future) dan cenderung merupakan pernyataan yang sifatnya strategis. Misi (mission) adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang
sedang/akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini. Misi lebih terkonsentrasi ke saat ini dan merupakan target-target yang sifatnya lebih operasional yang mungkin dikaitkan dengan customer, proses-proses dalam organisasi, serta tingkat kinerja yang diinginkan. berhubungan Tata nilai : Tata nilai berhubungan
budaya kerja yang diterapkan diterapkan pada suatu
perusahaan / industri/ bengkel/ institusi. instit usi. Budaya Buda ya kerja dengan Buda ya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. Tujuan Atau Manfaat Budaya Kerja Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik : - meningkatkan jiwa gotong royong - meningkatkan kebersamaan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 10
- saling terbuka satu sama lain - meningkatkan jiwa kekeluargaan - meningkatkan rasa kekeluargaan - membangun komunikasi yang lebih baik - meningkatkan produktivitas kerja - tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
2. High performance team ( kinerja tim yang tinggi ) Komitmen untuk peningkatan terus menerus kerja tim sangat dibutuhkan. Kinerja tim yang tinggi sangat dibutuhkan bukan kinerja individu. Kinerja tim tinggi membuktikan kinerja individu juga tinggi. Sebaliknya kinerja individu belum tentu cerminan kinerja sebuah tim.
3. 6 S “Organizing Workplace and Safety “ Salah satu landasan pada TPM adalah pengelolaan tempat kerja/ bengkel (organizing workplace) dengan metode 6 S , seperti pada gambar :
Gambar 2.2 Organizing Workplace and Safety
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 11
S1
SORT (MEMILAH)
Artinya perusahaan/bengkel melakukan pemilahan pada barang yang terpakai (berguna) dan barang yang tidak berguna. Hanya barang-barang yang bernilai produktif yang disimpan. Dampaknya: Tempat yang lebih luas karena hilangnya barang-barang non produktif dan Mudah dalam pergerakan karena tempat yang lebih luas dan mengurangi kasus barang rusak karena tersenggol atau tertabrak.
Gambar 2.3 Analisa Pemilahan (Sort) dan Keputusannya
S2
SET IN ORDER (PENATAAN)
Artinya setiap barang ditata rapih sesuai dengan peruntukannya dan setiap barang memiliki tempatnya. Apabila ada barang yang hilang atau berkurang atau hampir habis akan mudah dideteksi. Setiap pekerja (bahkan bukan seorang petugas gudang) akan IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 12
mudah mengenali barang dan jumlahnya, sebab semua informasi dan lay-out mudah ditemukan. Hasilnya Stock counting lebih cepat dan akurat, kehilangan dapat dideteksi dan over stock dapat dicegah, hingga kepada stock reduction pun dapat dilakukan. Tujuannya adalah memudahkan semua orang untuk dapat dengan cepat (kurang dari 3 menit) menemukan barang yang diperlukan.”
Hal-hal yang perlu dikerjakan dalam akivitas S2 = SET IN ORDER (Penataan): · Hilangkan barang-barang yang dihampar dilantai, dikolong dan sudut2 ruangan · Tata hingga barang mudah ditemukan, digunakan dan dia mbil · Buat mudah dilihat dimana barang tersebut berada · Buat mudah untuk mengetahui barang tersebut tidak ditempatnya
Gambar 2.4 Prinsip Dasar Penataan 5 RIGHT Prinsip dasar S2 = SET IN ORDER = PEMILAHAN: (1) RIGHT LABEL
Prinsip pelabelan yang benar adalah: SETIAP BARANG MEMILIKI NAMA DAN TEMPAT Penamaan
Identifikasi
yang
unik,
mudah
dibedakan
dengan
mudah
(digit/angka/alphabetic, warna label) Pelabelan menunjukan Area
Bagian dari Area (sub-area) Lokasi pasti Mudah
dikenali ‘Famili-nya ‘Famili-nya (Jenis atau type atau kelompok)
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 13
Gambar 2.5 Right Label (2) RIGHT AMOUNT Batasan jumlah sangat mudah dikenali (Maximum, Re-ordering point, Minimum
level…) Bila dilakukan stock-counting dengan mudah dilakukan dan cepat. Setiap penyimpangan akan jumlah, dengan mudah dideteksi dari jarak 3 meter
(minimal) (3) RIGHT PLACE Barang yang disimpan (termasuk files) ditempatkan ditempat yang aman dari
kerusakan dan kehilangan. Setiap barang memiliki tempat dan setiap tempat ada barangnya (bila tidak
ditemukan maka ada 2 hal yang harus segera ditindak-lanjuti: Habis atau Hilang?) Barang yang tidak mudah dijangkau memiliki resiko Safety, Biaya Angkut dan
Pemborosan waktu pengadaan Barang harus dapat dikenali dari jarak; 3 meter dan mudah ditemukan dalam
waktu 3 menit
(4) RIGHT STORAGE Barang dikelompokan dengan sifat fisiknya. Cairan? Mudah meledak? Alat
instrument? Ukuran Kecil (micro)? Tajam? Mudah busuk? Umur?
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 14
Perhatikan aturan penyimpanannya. Suhu dingin? Suhu hangat? Kering?
Lembab?
Basah?
Buatlah
parameter
visual
yang
mudah
mendeteksi
penyimpangan (oleh siapapun yang yang melihatnya) Luasan penyimpanan hanya ditujukan bagi Area produktif dan efektif (tidak
berlebihan dan didasarkan atas ata s pemakaian sesuai dengan sales order atau call by customer) Lokasi penyimpanan adalah aman bagi pekerja yang terkait dan tahu benar
bagaimana proses handlingnya (5) RIGHT for EVERYONE Barang mudah dikenali dengan label dan warnanya Mudah ditemukan berdasar denah (peta) lokasi atau code famili / kata gori Jumlahnya dengan cepat dapat dihitung Mudah diketahui dari jarak 3 meter Mudah untuk mengetahui flow type inventory apakah dijalankan dengan benar
Keuntungan penerapan S2 = Set in Order = Penataan: 1. Mudah ditemukan (< 3 menit) 2. Kesesuaian antara Label, Jumlah dan Tempat penyimpanan 3. Mudah ditemukan oleh siapapun (apapun?) 4. Menghilangkan kerusakan produk/material dan kesalahan pemakaian 5. Menghilangkan waktu tunggu 6. Set up persiapan dan change over 7. Waktu pencarian 8. Menghilangkan pergerakan yang tidak perlu 9. Jaminan keselamatan kerja 10. Memudahkan pekerjaan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 15
S3
SHINE KEBERSIHAN
Pembersihan adalah kegiatan membersihkan tempat kerja dan alat kerja. Membersihkan sekaligus memeriksa, sehingga alat atau mesin benar-benar siap untuk dipakai kembali dan dalam kondisi bersih akan memudahkan proses problem solving dan memotivasi untuk memproduksi mutu.” Prinsip pada S3 = SHINE = Pembersihan adalah:
Gambar 2.6 Prinsip Shine CLEAN, Bersihkan tempat kerja. Memungut: Tangan, Sekop kecil, Magnet Stick Mengelap: Kain lap, Kanebo Menyapu: Sapu, Penyapu, Ijuk Mencuci : Bahan pencuci, Washer/Cleaner Liquid Menghisap: Vacuum cleaner Menggosok: Sikat (Brusher) Mengecat: Kuas, Cat
INSPECT, Membersihkan juga sekaligus memeriksa. Apa yang seharusnya ada dan
bagaimana seharusnya, penyimpangan yang ada cepat dilaporkan dan lakukan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 16
perbaikan. Sehingga pada saatnya akan dipakai untuk bekerja, kondisi telah siap dijalankan.
DETECT, Mendeteksi sumber terjadi kotoran, ceceran, bocoran dan rembesan. Segera
tanggulangi. Yang terbaik yang seharusnya dilakukan adalah TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN KEBERSIHAN, namun alat selalu dalam kondisi mengkilap dan siap pakai.
CORRECT, Lakukan tindakan koreksi setelah ditemukan sumber masalah. Hilangkan
segera, sebelum muncul masalah baru.
PERFECT, Kondisi sempurna akan terjadi bila aktivitas perbaikan telah menyentuh
hal-hal yang terkait dengan pencegahan munculnya masalah lama dan kemungkinan bagi masalah baru.
Kegiatan SHINE ini adalah bukan milik CLEANING SERVICE. Ini adalah tanggung jawab pekerja di Area tersebut. Operator, bertanggung jawab terhadap Qualitas, Produktivitas, Kebersihan Alat/mesin/meja kerja dan pelaporan hasil pekerjaannya. Bahkan pada tingkat penerapan TPM (TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE), cakupan tanggung jawab operator hingga pada level perawatan mandiri. Hal-hal yang menjadi perhatiaan pada saat melakukan pembersihan: Saringan alat pendingin kotor dan tersumbat Minyak pelumas (bocor/rembesan) tercecer dimana-mana Barang terjatuh dari tempatnya Papan pengumuman yang kadaluwarsa dan penuh robekan/coretan tangan Barang peyok dan bengkok Debu menempel dimana-mana Ceceran perlengkapan packing dimana-mana Tercapurnya barang rusak dan barang bagus
Prinsip dasar untuk mempertahankan tempat kerja agar selalu bersih adalah: Bila alat kotor setiap hari, maka harus dibersihkan setiap hari pula
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 17
Waktu membersihkan bagian bergerak, pastikan mesin dalam kondisi mati
kemudian kunci, kemudian bersihkan Bersihkan dengan kain bersih bukan dengan semprotan kompresor Semprotan udara dapat membawa kotoran kemana-mana dan kotoran cenderung
menuju lorong sulit dijangkau
Keuntungan penerapan S3 = SHINE = PEMBERSIHAN: Mesin dan tempat kerja selalu siap dioperasikan Baut dan Jointing kendor terdeksi dini Mudah melakukan pemeriksanaan, Pengontrolan stock lebih cepat dan akurat Kualitas kerja dapat terlihat dengan jelas Mudah dalam melakukan pengamatan dan problem solving Cepat dalam melakukan repairing & tindakan preventive Umur mesin lebih lama Hasil kerja yang optimum Motivasi pekerja tinggi Efektifnya pencegahan kecelakaan kerja
Gambar 2.7 Contoh Tabel Kebersihan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 18
S4
SAFETY Keselamatan Kerja
Targetnya adalah “NOL” “NOL” Tidak ada toleransi dan “KOMPROMI” KOMPROMI” dalam SAFETY, selalu masih ada waktu untuk bertindak bagi keselamatan kerja dari waktu kerja yang ada.
Prinsip dasar S4 = Safety = Pengendalian Kecelakaan Kerja : · Safety buat diri sendiri: Selalu bekerja aman dan lingkungan yang sehat Selalu waspada dan tidak kompromi akan BAHAYA
· Safety buat orang lain: Mencegah orang lain dalam keadaan berbahaya Selalu mengingatkan ‘Keselamatan Bekerja’ antar sesama Mengkomunikasikan keadaan Bahaya dan menghilangkannya
· Safety buat buat Perusahaan / Institusi Institusi dan Lingkungan Lingkungan Mencegah polusi Bersikap ramah & cinta lingkungan Melaporkan setiap ada potensi bahaya, kerugian dan keadaan NYARIS
terjadinya kecelakaan Apa itu Bahaya atau Resiko? Bahaya: sesuatu yang berpotensi menjadi penyebab kerusakan. Resiko: Sesuatu hal yang berpeluang untuk terjadinya kematian kerusakan atau sakit yang dihasilkan BAHAYA Bagaimanakah mengendalikan bahaya dan resiko kerja? Berikut diagram yang dapat digunakan mengendalikan bahaya dan resiko
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 19
Gambar 2.8 Mengendalikan dan mengelola resiko bahaya kerja
S5
STANDARDIZE (Pemantapan)
“S5 = STANDARDIZE = PEMANTAPAN = S1 + S2 + S3 +S4. Pemantapan artinya adalah membuat satu pengertian yang standard tentang pelaksanaan Sort (Pemilahan), Set in Order (Penataan), Shine (Pembersihan) dan Safety (Pengendalian Kecelakaan Kerja) menjadi satu pengertian dan arahan baku. Bila seorang pekerja atau pun executive ada dalam lantai produksi, dengan mudah Dia mengartikan penandaan dalam artian baku yang sama.” Standar dapat dijabarkan dalam bentuk dokumen atau juga rambu-rambu. Contohnya : Jadwal kebersihan, Rambu keselamatan kerja , Lay out peralatan/mesin, Standar Operasi Procedure Procedure (SOP) (SOP) dan lain-lain.
Peran pekerja dalam mendukung implementasi S5 = Standardize antara lain:
Membuat tanda-tanda visual, sehingga memudahkan pekerja dalam mengenali batasannya
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 20
Mengubah penandaan dan instruksi dalam bentu kata-kata menjadi bentuk visual sederhana
Membuat budaya peduli akan sikap kerja bersih, sehat dan aman
Support dari para pemimpin organisasi (Manajemen)
Selalu mengadakan interaksi, diskusi dan komunikasi untuk perbaikan berkesinambungan dalam program 6S 6S
Buat budaya 6S menjadi bagian dari kehidupan ker ja
5 Menit 6S setiap hari (Sebelum kerja dimulai dan ketika kerja akan berakhir)
30 Menit 6S Mingguan, setiap Jum’at (Atau Jum’at Bersih)
Seluruh organisasi dan pekerja terlibat aktif
S6
SUSTAIN (Pembiasaan)
Berlatih pada sesuatu yang sederhana dan mudah dan diulang-ulang menjadi kebiasaan. Jadikan pengulangan pada hal-hal baik hingga menjadi lebih baik dan mencapai titik EXELLENCES. Membiasakan kebaikan menjadi budaya buday a yang menghasilkan kepastian”
Hal-hal baik yang menjadikan tempat kerja kita menjadi semakin le bih baik adalah: Pembersihan adalah sekaligus memeriksa Merancang cara yang mendorong pemeriksaan supaya dapat diandalkan Pelatihan di tempat (di tempat kejadian, langsung dan praktek) Pentingnya proses kreatif Mencotoh hal-hal baik dan menerapkannya menjadi labih baik lagi
Pembiasaan dalam ’6S’ artinya: Terbiasa merawat Ringkas, Rapi dan Resik Terbiasa melaksanakan Standar Kerja Mengembangkan kebiasaan positif Keteladanan Pimpinan- (Leading by example) Kreativitas- (Do) Mendukung- (Supporting) IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 21
Kata kunci dari sustain (pembiasaan) adalah : “Lakukan apa yang harus dilakukan dan Jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan” dil akukan”
Hambatan Pembiasaan Kebiasaan lama yang mendarah daging Kebiasaan mencari jalan pintas Budaya perusahaan yang kurang mendukung Organisasinya lambat untuk dapat melakukan perubahan
Manfaat Pembiasaan: Membangun kehidupan sosial karyawan Membangun komunikasi antar karyawan Membangun sikap mental positif Memperbaiki pola pikir Membangun sikap disiplin pribadi Meningkatkan Produktivitas & Efektivitas hasil kerja Daya tahan perusahaan
b. Delapan pilar TPM
P1
FOCUS IMPROVEMENT (Perbaikan Sistem)
Pada pilar pertama ini ada tiga pokok yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Pemborosan ditempat kerja, pemborosan dapat berupa waktu terpakai dalam proses produksi, pemborosan material akibat tidak tepatnya prosedur / langkah kerja untuk mengerjakannya. 2. Penghapusan pemborosan meningkatkan produktivitas dan pengurangan biaya. Penghapusan pemborosan ini dilakukan dengan terus melakukan perbaikan system kerja, peralatan/mesin dan atau system otomasi kerja. Perbaikan cara
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 22
kerja ini tetap mengacu kepada
konsep bagaimana mesin dan peralatan
diringankan pekerjaanya dengan memikirkan improvisasi
proses produksi,
sehingga mesin maksimal beroperasi dengan beban yang ringan. 3. Meningkatkan efektifitas kerja dengan menerapkan 6S ( Sort, Set in Order, Shine, Safety, Standardize and Sustain)
P2
AUTONOMOUS MAINTENANCE ( Pemeliharaan Mandiri )
Pilar ke 2 dari TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE adalah Autonomous Maintenance. Dan Autonomous Maintenance adalah bagian dari TPM. Pilar ini menegaskan bahwa peran seorang operator harus mampu melakukan operasi mesin yang aman, handal dan terpelihara. Artinya, aktivitas preventive maintenance harian dan ringan dilakukannya, agar mesin selalu siap bekerja untuk menghasilkan produk yang berkualitas berkualitas dan memenuhi tuntutan target produksi. Sering kali kita temukan konflik antara Operator dan pihak Maintenance (Paham TRADITIONAL) : OPERATOR : Saya mengoperasikan dan petugas maintenance yang melakukan
perbaikan dan perawatan. MAINTENANCE : Saya perbaiki dan Kalian Kalian yang merusak. Anda keluhkan, Kami
perbaiki dan design ulang. Semua peran dalam TPM adalah Penting.
MAINTENANCE : Melakukan aktivitas Preventive Maintenance sesuai schedule dan menjamin bahwa mesin yang diperbaiki akan memiliki umur panjang dan pasti menghasilkan produk yang berkualitas.
OPERATOR : Memiliki rasa tanggung jawab untuk merawat (seperti miliknya sendiri), melakukan perawatan harian, membersihkan hingga mengkilap (bebas debu, kotoran dan kebocoran) dan selalu memberitahukan bila ada sesuatu yang
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 23
menyimpang dan perlu diperbaiki, ditangani dengan segera sebelum proses berhenti dan menghasilkan produk rusak.
Gambar 2.9 Peran Kerja Operator Dalam Perawatan Kemampuan seorang operator tidak lagi hanya memproduksi barang berkualitas tetapi juga menjaga alat kerjanya mampu memproduksi barang berkualitas dan berumur panjang. Berikut kemampuan operator operator dalam usaha maintenance : 1. Kemampuan mengukur terjadinya kemunduran produktivitas akibat keausan mesin (Measure Deterioration). Aktifitas yang diharapkan : Melakukan pemeriksaan harian Melakukan pemeriksaan berkala Memeriksa keadaan pada saat mesin bekerja (apakah terjadi keausan?)
2. Kemampuan mempertahankan mesin untuk tetap produktif dan berumur panjang (Preventing Deterioration). Aktifitas yang diharapkan : Kemampuan memanajemeni tugas pekerjaannya dengan baik Melakukan tugas pembersihan, pelumasan dan pengencangan pe ngencangan bagian kendor
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 24
Melakukan perbaikan dan penyesuaian/penyetelan ringan Mencatat dan melaporkan penyimpangan kondisi mesin (ancaman breakdown
dan produk reject) Melakukan dan mengusulkan perbaikan performa kerja
3. Mampu mengembalikan mesin menjadi kondisi prima seperti sedia kala (Restore Basic Condition). Aktifitas yang diharapkan : Mengetahui
penyimpangan
dan
melakukan
tindakan
perbaikan
atau
melaporkannya Mampu membedakan kondisi NORMAL dan kondisi TIDAK Normal Melakukan tindakan perbaikan untuk tetap menjaga kondisi mesin prima seperti
kondisi awal (baru)
Rincian tugas dan tanggung jawab Operator dalam implementasi TPM:
Level I : Operator yang mampu mendeteksi masalah dan mengerti prinsipprinsip dan prosedur kerja mesin. Bahkan mampu melakukan improvement pada pekerjaannya.
1. Kemampuan untuk mendeteksi ketidak normalan proses dan kinerja mesin Suara berisik Tetesan, bocoran, rembesan pelumas Percikan api Getaran berlebihan Panas dan kepulan asap Mengembun dan gumpalan es (frozen) Bau kebakar atau busuk
2. Mengerti pentingnya pelumasan, jenis pelumas, masa pemakaian, memeriksa dan mengontrolnya. 3. Mengerti cara membersihkan mesin dan memiliki pengatahuan bagaimana membersihkan yang benar sehingga mesin selalu dalam keadaan bersih dan siap beroperasi. 4. Kemampuan mengidentifikasikan gejala, penyimpangan dan keganjilan pada mesin. Dia mampu mengajukan proposal perbaikan dan improvement.
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 25
Level II : Operator mampu mengetahui fungsi dasar dan struktur mesin serta hubungannya dengan memproduksi barang yang berkualitas. Sehingga mesin selalu dalam keadaan standard.
1. Kemampuan untuk membedakan kondisi normal dan kondisi adanya penyimpangan, serta mampu melakukan observasi mengapa terjadi penyimpangan. 2. Kemampuan mempresentasikan hubungan antara sebab-akibat pada ketidak normalan mesin terhadap mutu produk dan kemungkinan kerusakan mesin 3. Memahami
bagaimana
mekanisme
pemeriksaan
alat
dan
mesin.
Mampu
mengungkap fenomena gejala-gejala kerusakan mesin sehingga dapat melakukan tindakan atau melaporkan untuk tindakan pencegahan. 4. Mampu membersihkan mesin sekaligus memeriksa kondisi mesin, sehingga performa kerja selalu terjaga produktif. 5. Kemampuan mendiagnosa kondisi mesin bila terjadi penyimpangan dan segera bertindak melakukan perbaikan atau melaporkannya. melaporkannya. 6. Mampu melakukan pengukuran ’Clerance’ pada level statis dan statis dan dinamis.
Level III : Operator mampu memanajemeni alat kerja dan mesin. Mampu memberikan usulan bagi perbaikan dan peningkatan kinerja produksi. Mampu menurunkan biaya pemakaian bahan baku, biaya perawatan dan mengoperasikan beberapa mesin kerja (Multi skill).
1. Mampu melakukan pengukuran kinerja dan menjaga mesin dalam kondisi prima. 2. Mampu menganti komponen mesin (minor). 3. Mampu memberikan penilaian umur komponen (parts). 4. Mampu mengungkap akar masalah kerusakan mesin (breakdown/downtime). 5. Mampu mencegah terjadinya kerusakan produk dan mesin. 6. Mampu mendampingi pihak maintenance, membantu perbaikan mesin, memberikan usulan bagi perbaikan dan improvement kinerja mesin.
Target Autonomous maintenance adalah terkait dengan turunnya biaya maintenance, pemakaian consumable parts, lubrikasi dan meningkatnya meningkatnya nilai OEE yang diperoleh.
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 26
PLANNED MAINTENANCE SYSTEM
P3
(Sistem Perawatan Terencana)
Sistem perawatan terencana merupakan upaya perawatan yang disusun sedemikian
rupa dengan memberdayakan dan melibatkan semua sumber sumber daya ,
personil, peralatan sistem manajemen. Perawatan pemeliharaan dilakukan dengan menerapkan
kegiatan-kegiatan
yang
diatur
dan
dijadwalkan
berdasarkan
kebutuhannya. Tujuan dari system
perawatan terencana adalah terciptanya suatu kondisi,
dimana mesin produksi boleh berhenti beroperasi sesuai dengan jadwalnya. Tidak mendadak: di awal, di tengah, atau akhir proses produksi. Oleh karena perawatan terencana sudah merupakan sebuah system maka kegiatan ini bukan tanggungjawab operator akan tetapi merupakan tanggungjawab Tim Maintenance atau manajemen yang mengerti untuk mengelolanya. Tugas Tim maintenance berkewajiban untuk membimbing para operator untuk dapat terlibat dalam kegiatan perawatan mesin dan peralatan kerja.
Gambar 2.10 Kegiatan Sistem Perawatan Terencana
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 27
Empat kegiatan dalam Perencanaan Pemeliharaan :
1. Preventive Maintenance : adalah inspeksi periodik (Harian, Mingguan, Bulanan, Bulanan, Tahunan) untuk mendeteksi kondisi kondisi yang mungkin menyebabkan menyebabkan breakdown , produksi terhenti, atau berkurangnya fungsi mesin. Preventive Maintenance yang dimaksud disini adalah kegiatan ‘preventive maintenance’ yang meliputi kebersihan, inspeksi, pelumasan, dan pengencangan sambungan (baut, klem), penyetelan, leveling, kalibrasi dan lain-lain pada mesin dan alat kerja. Tujuan
dari
kegiatan
preventive
ini
adalah
untuk
menjamin
dan
mempertahankan kondisi prima dari mesin/alat kerja dari tidak berfungsinya alat pada saat akan digunakan ataupun kerusakan pada saat proses berlangsung. Dampak langsung dari kegiatan Preventif ini adalah pemeliharaan sehingga alat/mesin dapat berumur panjang. Pada Preventive Maintenace tindakan pemeliharaan dapat diambil berdasarkan dua cara , yaitu : a. tindakan pemeliharaan berdasarkan program kerja (Time Based Maintenance , TBM ) , misalanya kegiatan kebersihan harian, pelumasan berjangka, atau penggantian suku cadang berdasarkan umur pemakaian (contoh : bearing berdasarkan jam kerja) b. tindakan pemeliharaan prediksi (Predictive Maintenance). perbaikan dan pemeliharaan mesin berdasar hasil inspeksi temuan dan diagnosa. Aktivitas temuan berdasarkan didasarakan adanya penyimpagan yang terjadi, misalnya : kebisingan, getaran yang ganjil, rembesann. pelumas, terjadinya produktivitas yang menuru 2. Breakdown Maintenance, tahapan pemeliharaan bagi alat atau mesin yang rusak setelah dioperasikan 3. Corrective Maintenance, tindakan perawatan dan perbaikan, perbaikan, suku cadang atau modifikasi alat/mesin. Improvisasi pada suku cadang dan modfikasi mesin yang dimaksudkan adalah mampu memberikan dampak positif bagi kegiatan Preventive Maintenance. Alat/mesin dan suku cadang yang memiliki kelemahan IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 28
didesign ulang, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan penurunan biaya operasi. 4. Maintenance Prevention, kegiatan ini adalah menganalisa mesin dan peralatan yang ada. Segala kekurangan dari mesin dan alat kerja yang terpasang dipelajari. Kemudian dikembangkan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja pada unit baru yang akan dipasang (dibeli (dibeli ) Kebijakan dalam Preventive Maintenance Maintenance System adalah meliputi :
1. Kondisi prima dan handal pada peralatan dan mesin kerja, selalu siap digunakan 2. Biaya maintenance yang optimum dan efektif 3. Berkurangnya Inventory Spare-parts 4. Berkurangnya biaya pemakaian consumables parts/items 5. Meningkatnya pencapaian OEE (Overall Effectiveness Equipment)
Gambar 2.11 Degradation and failure cycle
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 29
Enam tahapan dalam penerapan Preventive Maintenance System :
1. Adanya evaluasi dan catatan mutu tentang performa kerja dari alat dan mesin kerja saat ini 2. Mengembalikan kehandalan mesin (seperti kondisi baru) dan peningkatan performa dengan menghilangkan titik kelemahan alat/mesin 3. Kegiatan Preventive Maintenance System dengan menggunakan Computer System (IMS = information management system) 4. Membuat
Preventive
Maintenance
Schedule
yang
mencakup
nama
bagian/operasi, bagian mesin, lama perbaikan, team kerja, kesiapan spare-parts dan perkiraan biaya 5. Menjalankan kegiatan Preditive Maintenance yang benar (Mesin, Alat, Jadwal kerja dan Teknik) 6. Mengevaluasi ke-efektif-an kinerja Preventive Maintenance secara periodik
P4
TRAINING AND SKILL DEVELOPMENT (Pelatihan Dan Pengembangan Kemampuan)
Sumberdaya manusia menjadi pelaku dari proses produksi sekaligus juga kegiatan perawatan. Perkembangan mesin dan peralatan produksi perlu juga diimbangi oleh kemampuan dari operator dan tim maintenance untuk melayaninya. Oleh karena itu perlu pelatihan agar a gar mesin dan peralatan yang baru dapat dijaga sejak awal berdasarkan standar operasi mesin atau peralatan dimaksud.
Dapat diklasifikasikan empat alasan training dan skill development perlu diperhatikan , yaitu : 1. Gap skill dan dan training analisis, Untuk menghasilkan menghasilkan produk yang berkualitas, hasil kerja produktif dan efektif dalam penggunaan sumber daya memerlukan pekerja yang handal, pekerja yang mumpuni, pekerja yang terampil. Terampil disini bermakna SKILL-full. Ahli dalam pekerjaannya baik untuk produksi dan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 30
sikap mampu merawat.oeleh karenanya perlu ada analisis sumberdaya, jika terjadi gap/celah maka perlu diadakan peningkatan keterampilan melalui training. 2. Conduct training and awareness, terkadang operator atau beberapa bagian dari proses operasi dan perawatan terkait merupakan personil baru, atau ju ga personil lama akan tetapi perlu penyegaran tentang
kesadaran (awareness) terhadap
usaha-usaha perawatan. Oleh karenaya conduct training anda awareness dapat menjadi sebuah agenda berdasarkan kebutuhan. 3. Verifikasi efektifitas terhadap kepatuhan penerapan standar 4. Matriks keahlian personil/operator
P5
MASTER PLAN DESIGN EARLY EQUIPMENT AND PROSES MANAGEMENT
Sebuah kegiatan yang terencana pada rekayasa teknis dalam membuat sebuah alat/mesin menjadi lebih sederhana dalam hubungannya dengan pengoperasian (kerja operasi/operator) dan perawatan alat/mesin. Early Equipment Management terdiri tiga elemen strategi, yaitu : 1. Design for Quality
Mendesign sebuah mesin dan proses kerja yang handal untuk menghasilkan barang yang bermutu tinggi, tinggi, stabil dan tanpa breakdown.
2. Design for Maintainability
Design mesin dengan pemilihan material yang baik dan memiliki daya tahan
Tahap fabrikasi yang terkontrol pada ukuran dan jenis parts mesin, mutu parts serta proses pengerjaan Assembling bagian mesin yang akurat
Adanya panduan pemasangan dan lay-out
Gambar instalasi yang benar, jelas dan mudah dipahami
Panduan cara pengoperasian yang sederhana
Adanya panduan trouble shooting yang jelas dan benar
Kelengkapan manual dan dokumentasi
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 31
Pelatihan dari ahli team pabrikasi alat dan teknis pengoperasian
Installasi dan proses Trial run yang benar dan terdokumentasi
Proses commissioning dan project hand-over yang benar dan lengkap (check-list & sign-off)
Penetapan perencanaan perawatan mingguan, bulanan dan tahunan. Baik secara tindakan dan perkiraan serta control biaya operasi.
3. Life cycle costing
Metode costing process dan produksi yang baik dan benar, sehingga terukur (mampu telusur secara laporan keuangan). Hal ini akan memudahkan manajemen mengukur kinerja produksi dan biaya operasi
P6
.
QUALITY MAINTENACE (Mutu Perawatan)
Mutu perawatan akan sangat bergantung kepada system perawatan yang dilakukan. Sehingga perawatan yang terencana dengan baik akan menghasilkan mutu perawatan yang baik pula. Oleh karenanya mutu perawatan juga sangat bergantung kepada system manajemen manajemen mutu yang dilaksanakan. Sistem mutu dalam TPM adalah kegiatan mutu yang digerakan oleh organisasi yang struktur, adanya petanggung jawaban yang jelas, prosedure kerja yang baku, proses yang terkendali dan adanya sumber daya ( 5M = Man, Machine, Method, Materials, Measure) untuk mengimplementasikan kegiatan mutu tersebut.
Dalam sistem manajemen mutu dikenal beberapa istilah :
1. Pedoman mutu yang didokumentasikan untuk memenuhi persyaratan pokok system manajemen mutu. Pokok-pokok apa saja yang menjadi pedoman dalam proses produksi dan sejalan dengan kegiatan perawatan (maintenance) persyaratan penting dalam menjaga mutu perawatan 2. Kebijakan mutu yang dimaksudkan untuk mengarahkan organisasi (kegiatan mutu) secara formal untuk mencapai sasaran mutu yang diekpresikan secara formal oleh Pimpinan Perusahaan kepada seluruh bagian organisasi.
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 32
3. Sasaran mutu yang harus dicapai dalam implementasi kegiatan system manajemen mutu 4. Quality Planning adalah bagian dari manajemen mutu dengan fokus pada penetapan sasaran mutu, perincian proses kerja (operasional) yang diperlukan dan sumbersumber daya terkait dengan pemenuhan sasaran mutu . 5. Audit
mutu
yang
merupakan
tinjauan
indipenden
dan
dilakukan
untuk
membandingkan beberapa aspek kinerja mutu dengan suatu standar untuk kinerja tersebut.
Improvement Maintenace Methods
Dalam menjalankan system mutu perbaikan selalu ditemui beberapa permasalahan pada setiap proses. Oleh karena itu perlu dilaksanakan analisa tahapan proses bermasalah hingga ditemukannya akar masalah. Lima aspek yang perlu dianalisa untuk tindakan preventive maintenance, yaitu 5M (Machine, Material, Method, Man dan Measure). Measure). 1. Mesin, Analisa komponen dan Quality pada Parameter proses kerja dan operasi mesin. Pada factor ini fisik spare-parts, bagian mesin, sub-assembli, poros, driver, motor, dan lain-lain diperiksa untuk mendapatkan ketangguhan dan kehandalan mesin. 2. Materials (bahan) yang dimaksud adalah sifat dan specifikasi property dan fungsi material sebagai bahan baku dan bahan pendukung produk. Bila material sebagai input ini dikendalikan dengan mutu, maka variasi yang ada adalah variasi dalam kendali yang akan menghasilkan produk yang direncanakan. Pengawasan terhadap jenis bahan yang dikerjakan pada mesin sangat mempengaruhi perawatannya. Ada material yang dapat dapat merusak mesin dan peralatan (disesuaikan atau perlu perlakuan khusus). 3. Metoda atau cara proses kerja dipandu dengan instruksi kerja yang mudah dimengerti, dikerjakan dan dipatuhi, sebab tahapan operasi kerja adalah kunci penting mengasilkan produk yang bermutu dan konsisten dan juga kegiatan perawatan. Penggunaan mesin tanpa t anpa metode kerja yang benar dapat mengakibatkan kerusakan mesin. 4. Manusia pekerja dibekali pengetahuan yang baik dan benar, kemampuannya terus diupayakan meningkat sehingga pemecahan masalah dan kegiatan perbaikan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 33
menjadi dinamis dan cepat tanggap. Keterlambatan penanganan berarti pemborosan atas waktu. 5. Sistem pengukuran ( Measurement system ) didasarkan pada property proses dan output yang diharapkan hadir ditanggan pelanggan. Inilah yang nantinya digunakan sebagai jaminan atas mutu produk.
P7
TPM IN SUPPORT DEPARTEMENT (Dukungan Dari Semua Bagian)
Kegiatan Perawatan dengan dengan system TPM sangat, didukung oleh semua bagian (departemen) yang berada dalam satu lini produksi/institusi baik itu proses produksi, administrasi, pelayananan pelanggan, bahkan sampai kepada cleaning service jika ada. Sebagai contoh arsip perawatan harus disimpan dan ditata dengan baik. Dokumen perawatan ini layaknya sebagai Medical Record mesin / peralatan yang sangat penting. Oleh karenanya butuh butuh pengadministrasian yang dilakukan di bagian administrasi.
Gambar 2.12 Arsip Perawatan Dengan dukungan administrasi perawatan perbaikan akan menjadi sangat baik, semua data tentang mesin dan peralatan dapat diakses dengan mudah jika suatu saat diperlukan untuk kebutuhan perawatan atau pengembangannya. Oleh karenanya perawatan menjadi sangat bagus jika semua bagian mendukung sesuai dengan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 34
bidangnya. Tidak hanya tim maintenance dan operator,
system perawatan perlu
dukungan setiap bagian.
P8
HEALTH SAFETY ENVIROMENT SYSTEM (Keselamatan , Kesehatan Kerja dan Lingkungan )
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah pilar penting dalam Total Produktif Maintenance. Bekerja dengan menggunakan mesin-mesin dan peralatannya mempunyai banyak resiko dan bahaya. Tingkat kecelakaan kerja akan mengurangi produktifitas. Dalam bekerja prinsip untuk mengutamakan keselamatan kerja yang harus yang diutamakan (The Safety is First). Sebab setiap pekerja selalu berharap dapat memberikan yang terbaik bagi hasil kerja dan menjadi bagian sukses dari organisasi yang diikutinya. Target implementasi pilar ke 8 ini adalah Zero accident, Zero health damage dan Zero fires accident .
Prinsip dasar bagi setiap pribadi dalam organisasi adalah: Safety buat diri sendiri o
Selalu bekerja aman dan lingkungan yang sehat
o
Selalu waspada dan tidak kompromi akan BAHAYA
Safety buat orang lain o
Mencegah orang lain dalam keadaan berbahaya
o
Selalu mengingatkan ‘Keselamatan Bekerja’ antar sesama
o
Mengkomunikasikan keadaan Bahaya dan menghilangkannya
Safety buat Perusahaan & Lingkungan o
Mencegah polusi
o
Bersikap ramah & cinta lingkungan
o
Melaporkan setiap ada potensi bahaya, kerugian dan keadaan “ NYARIS” NYARIS” terjadinya kecelakaan
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 35
Perlu adanya komitmen untuk membangun system keselamatan dan kesehatan kerja. Tanpa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja , serta menjaga kondisi lingkungan agar tidak tercemar tidak akan didapatkan produktifitas dari proses produksi.
L
Latihan : Instruksi : 1. Bandingkanlah dengan system perawatan yang ada di sekolah anda, apakah telah sesuai dengan prinsip Total Produktif Maintenance. Bagaimanakah menurut anda hal ini dapat diterapkan di sekolah. Buatlah sebuah rencana perawatan dan pemeliharaan dengan Total Produktif Maintenance.
T Tugas: 1. Lakukanlah Analisis Kerusakan Fasilitas dengan menggunakan Format 3 pada Lampiran Format Tugas Peserta Diklat. Skenario : Peserta dapat dibagi atas beberapa kelompok (dapat berdasarkan Jurusan/Program Keahlian atau Bidang Kerja yang sama) 2. Berdasarkan Analisis Kerusakan Fasilitas, lakukanlah Order Perbaikan Mesin / Peralatan dengan menggunakan Format 04 a. 3. Berdasarkan Analisis Kerusakan Fasilitas, lakukanlah Order Perbaikan Gedung/Ruangan dengan menggunakan Format 04 b 4. Isilah Format 5 (Kartu Perbaikan) untuk Fasilitas (Mesin/Peralatan) dan Gedung/Ruangan yang telah dilaksanakan Perbaikannya 5. Buatlah Kartu-Kartu Pemakaian Mesin/Peralatan dan Gedung/Ruangan disetiap Lokasi dengan menggunakan Format 6
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 36
6. Buatlah
Kartu-Kartu
Mesin/Peralatan menggunakan
dan Format
Preventive
Maintenance
Gedung/Ruangan 7a.
Desainlah
(Tugas
disetiap
Harian)
Lokasi
dengan
indikator-indikator
Tugas
berdasarkan kebutuhan. 7. Buatlah
Kartu-Kartu
Mesin/Peralatan menggunakan
dan Format
Preventive
Maintenance
Gedung/Ruangan 7b.
Desainlah
(Tugas
disetiap
Mingguan)
Lokasi
dengan
indikator-indikator
Tugas
berdasarkan kebutuhan. 8. Buatlah
Kartu-Kartu
Mesin/Peralatan menggunakan
dan Format
Preventive
Maintenance
Gedung/Ruangan 7c.
Desainlah
(Tugas
disetiap
Bulanan)
Lokasi
dengan
indikator-indikator
Tugas
berdasarkan kebutuhan.
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan
P4TK Medan_______________________ Medan__________________________________ ________________________ _______________________ _________________ _______ 37
DAFTAR PUSTAKA
Rindowi. 2007. Standar Operasi Mesin Perkakas dan Preventive Maintenance: PPPPTK Medan. http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=2 29%3Amanajemen-perawatan&option=com_content&Itemid=15 diakses : Rabu 03 Maret 2010 . http://
bestmanufacturing.blogspot.com/2009/04/pondasi-4-working-placemanagement.html. Diakses, Senin 01 Maret 2010
IHT Manajemen Bengkel SMK
Manajemen Perawatan