MAKALAH PENATALAKSANAAN TERAPI “MANAJEMEN AMUK”
DOSEN PEMBIMBING Ns., Sri Anik Rustini., S.H., S.Kep., M.Kes
DISUSUN OLEH:
1.
Agung Prassetia Aji
151.0001
2.
Aida Berlian
151.0002
3.
Aisyah Putri Aritami
151.0003
4.
Aril Eki Kriswanti
151.0004
5.
Asmaul Husna
151.0005
6.
Brahmayda Wiji Lestari
151.0006
7.
Cahyani Tri Fajarwati
151.0007
PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berkenaan dengan Penyakit Asma. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada mata kuliah NEUROBEHAVIOUR di Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun makalah ini baik dari segi moril dan materil. Ucapan terimakasih tersebut ditujukan kepada : 1. Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep. Selaku ketua STIKES Hang Tuah Surabaya. 2. Ns., Sri Anik Rustini., S.H., S.Kep., M.Kes. Selaku penanggung jawab dan dosen Mata Kuliah Keperawatan Neurobehaviour di STIKES Hang Tuah Surabaya. 3. Rekan-Rekan Angkatan 21 Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan. Surabaya, 28 November 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul...................................................................................................................... Kata Pengantar ..................................................................................................................... Daftar Isi .............................................................................................................................. BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1.4 Manfaat ...................................................................................................................... BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Amuk ...................................................................................... 2.2 Tujuan Manajemen Amuk ......................................................................................... 2.3 Indikasi Manajemen Amuk ........................................................................................ 2.4 Kontraindikasi Manajemen Amuk ............................................................................. 2.5 Manifestasi Klinik Perilaku Amuk ............................................................................ 2.6 Strategi Pelaksanaan Manajemen Amuk ................................................................... 2.7 Strategi Pelaksanaan Tindakan Manajemen Amuk ................................................... BAB III : SKENARIO BAB IV : PENUTUP 4.1 Simpulan .................................................................................................................... 4.2 Saran ........................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
i ii iii 1 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 8 12 12 13 14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman bahaya fisik pada manusia dapat dikategorikan dalam ancaman mekanis, kimiawi, retnal dan bakteriologis. Kekerasan merupakan salah satu bentuk ancaman bahaya fisik seseorang. Umumnya klien dengan perilaku kekerasan atau amuk dibawa dengan paksa ke Rumah Sakit Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga. Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga atau orang lain, merusak alat rumah tangga dan marahmarah merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama perawatan klien mendapat pendidikan tentang cara merawat klien pada keluarga (manajemen perilaku kekerasan atau amuk). Asuhan keperawatan yang diberikan di rumah sakit jiwa terhadap perilaku kekerasan atau amuk perlu ditingkatkan serta dengan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum. Asuhan keperawatan perilaku kekerasan atau amuk yaitu asuhan keperawatan yang bertujuan melatih klien mengontrol perilaku amuk dan pendidikan kesehatan tentang manajemen perilaku amuk.
1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan perilaku amuk? b. Bagaimana tujuan manajemen amuk ? c. Apa indikasi manajemen amuk? d. Apa kontraindikasi manajemen amuk? e. Bagaimana manifestasi klinis perilaku amuk? f. Bagaimana strategi manajemen amuk? g. Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan manajemen amuk?
1
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Menjelaskan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan manajemen amuk dalam kasus perilaku kekerasan atau amuk. 1.3.2 Tujuan khusus a. Menjelaskan pengertian dari dari perilaku amuk b. Menjelaskan tujuan manajemen amuk c. Menjelaskan indikasi manajemen amuk d. Menjelaskan kontraindikasi manajemen amuk e. Menjelaskan manifestasi klinis perilaku amuk f. Menjelaskan strategi manajemen amuk g. Menjelaskan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan manajemen amuk 1.4 Manfaat a. Mengetahui pengertian dari perilaku amuk b. Mengetahui tujuan manajemen amuk c. Mengetahui indikasi manajemen amuk d. Mengetahui kontraindikasi manajemen amuk e. Mengetahui manifestasi klinis perilaku amuk f. Mengetahui strategi manajemen amuk g. Mengetahui strategi pelaksanaan tindakan keperawatan manajemen amuk
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN AMUK 2.1 Pengertian Perilaku Amuk Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan bermusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 2.2 Tujuan Manajemen Amuk Mengidentifikasi situasi yang dapat membangkitkan kemarahan klien Menyadari akibat dari marah dan pengaruh pada yang lain Klien sudah mampu mengekspresikan sesuatu yang berbeda Klien mampu menggunakan aktivitas secara fisik untuk mengurangi perasaan marah Mampu mentoleransi rasa marahnya Konsep diri klien sudah meningkat Kemandirian dalam berpikir dan aktivitas meningkat 2.3 Indikasi Manajemen Amuk Pengendalian perilaku amuk yang potensial yang membahayakan pasien atau orang lain dan tidak dapat dikendalikan oleh orang lain dengan intervensi pengendalian yang longgar, seperti kontak interpersonal atau pengobatan Reduksi stimulus lingkungan, terutama jika diminta oleh pasien 2.4 Kontraindikasi Manajemen Amuk Kebutuhan untuk pengamatan masalah medis Risiko tinggi untuk bunuh diri Potensial tidak dapat menteloeransi deprivasi sensori Kuman 2.5 Manifestasi Klinik Perilaku Amuk Menurut Stuart & Sundeen (1995):
3
Emosi: jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak aman, cemas. Fisik: muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat. Intelektual: mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan. Spiritual: keraguan, kebijakan/keberanian diri, tidak bermoral, kreativitas terhambat. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, humor. 2.6 Strategi Pelaksanaan Manajemen Amuk Masalah Utama: Perilaku Kekerasan Data Subyektif: Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya. Data Obyektif: Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggsi dan keras Bicara menguasai Ekspresi marah saat membicarakan orang Pandangan tajam Merusak dan melempar barang-barang. Diagnosa keperawatan: Perilaku kekerasan/ngamuk 2.7 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Manajemen Amuk Tindakan keperawatan untuk pasien Tujuan 1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 2. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan 3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya 4. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya 5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya 6. Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka. Tindakan 1. Bina hubungan saling percaya
4
a. Mengucapkan salam terapeutik b. Berjabat tangan c. Menjelaskan tujuan interaksi d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien 2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu 3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual 4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara: a. verbal b. terhadap orang lain c. terhadap diri sendiri d. terhadap lingkungan 5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya 6. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara: a. Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam b. Obat c. Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya d. Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien 7. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: a. Latihan nafas dalam dan pukul kasur-bantal b. Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur-bantal 8. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal. 9. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual: a. Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa b. Buat jadwal latihan sholat, berdoa 10. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat: a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat b. Susun jadwal minum obat secara teratur 11. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan
5
a. SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik 1 b. SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 2 Evaluasi latihan nafas dalam Latih cara fisik 2: pukul kasur dan bantal Susun jadwal kegiatan harian cara kedua c. SP 3 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal d. SP 4 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal Latihan sholat/berdoa Buat jadual latihan sholat/berdoa e. SP 5 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. Susun jadual minum obat secara teratur f. SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di rumah Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain g. SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol kemarahan
6
Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan h. SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga Buat perencanaan pulang bersama keluarga
7
BAB III SKENARIO Sdr. C (19 tahun) datang ke RSJ karena di rumah ia sering menyendiri, marah-marah dan sering memukul-mukul diri ke tembok. Di awal pengkajian Sdr. C mengatakan “aku ini sangat bodoh dan sangat memalukan. Kepandaianku sebanding dengan kebodohan seekor keledai”. 2 minggu sebelum MRS Sdr C suka menyendiri dikamar, tidak mau berinteraksi dengan orang lain, tak mau makan minum dan mandi. Hal ini terjadi sejak ia mendapat kabar buruk tentang dirinya. Sdr C yang pandai dalam semua bidang pelajaran menerima hasil UJIAN NASIONAL yang menyatakan bahwa dirinya TIDAK LULUS ujian yang sangat membuatnya malu dan merasa sangat bodoh dan membuatnya syok. Sdr C mengatakan “mengapa ini terjadi padaku? Tuhan tidak adil. C selalu memukul orang yang menanyakan tentang ketidaklulusannya. Di sebuah kamar, di sebuah rumah sakit jiwa, ada seorang pasien dengan perilaku kekerasan. Pasien ini bernama Cahyani dan dirawat oleh dua perawat, yaitu Suster Brahmayda dan Suster Aida. Suster 1 : Selamat pagi, Mbak. Perkenalkan nama saya Suster Brahmayda. Kalau boleh tau, Mbak namanya siapa? Suka di panggil apa? Pasien : (Diam saja sambil melotot) Suster 1 : Mbak, perkenalkan nama saya Suster Brahmayda, Mbak namanya siapa? Pasien : Cahyani (dengan nada ketus) Suster 1 : Oh, Mbak Cahyani. Saya bersama teman saya lho, Mbak. Namanya Suster Aida. Suster 2 : Halo, Mbak Cahyani. Nama saya Suster Aida. Hari ini kabarnya bagaimana, Mbak? Pasien : (diam) Suster 1 : Mbak Cahyani, Suster Aida tanya nih. Pasien : (Diam) Suster 2 : Kenapa Mbak Cahyani? Lagi tidak enak badan? Kok diam saja? Pasien : (Diam) Suster 1 : Ya sudah kalau Mbak Cahyani tidak mau berbicara sekarang, 10 menit lagi, kami kembali. Kami harap Mbak Cahyani sudah mau bicara ya. Sekitar 10 menit kemudian, kedua suster ini kembali ke kamar pasien Cahyani dan melihat pasien Cahyani menyakiti dirinya sendiri sambil marahmarah. Suster 1 : Loh, Mbak Cahyani kok kepalanya dibentur-benturkan. Jangan dong, Mbak!
8
Pasien Suster 2 Pasien Suster 2
Pasien Suster 1 Pasien Suster 1 Suster 2 Pasien
: (sambil membentak suster) Biarin! Percuma saya hidup, saya ini orang yang gak berguna, orang bodoh : (Berusaha menarik pasien dari tembok) Siapa yang bilang Mbak Cahyani ini tidak berguna? : Saya ini gak berguna! (sambil teriak) : Di dunia ini tidak ada yang tidak berguna, Mbak. Semua yang diciptakan oleh Tuhan pasti ada manfaatnya. Apalagi Mbak Cahyani masih mempunyai tubuh yang lengkap. : (tertunduk) : Begini saja, mari kita jalan-jalan ke taman, bagaimana? : Mau ngapain? : Biar pikiran Mbak Cahyani tenang dan tidak marah-marah lagi. : Mari, Mbak. : (pasien mau menerima ajakan suster).
Pasien Cahyani beserta Suster Brahmayda dan Suster Aida berada di taman untuk menanyakan masalah pasien dan mengajarkan manajemen amuk yang bisa dilakukan pasien secara mandiri. Suster 1 : Mbak, gimana? Sudah bisa merasa tenang belum perasaannya sekarang? Pasien : (termenung) Suster 2 : Mbak, kalau boleh saya tahu, sebenarnya ada apa kok Mbak mengatakan bahwa Mbak itu tidak berguna? Pasien : Saya merasa malu dan tidak berguna, sebab saya tidak lulus UAN. Bodoh! Soal begitu saja bisa membuat saya tidak lulus. Suster 2 : Mbak, kegagalan itu bukan akhir segalanya, tapi kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Pasien : Tapikan tetep aja gagal. (lalu mengepalkan tangan dan seolah ingin memukul tanah) Suster 1 : Tenang ya, Mbak. Apa yang membuat Mbak Cahyani kesal? Pasien : Saya kesal kalau ada yang tanya-tanya sama saya tentang ketidaklulusan saya. Rasanya ingin saya pukul saja mereka. Suster 2 : Oh, begitu. Mbak Cahyani ini kesal kalau ada yang menanyakan tentang ketidaklulusan itu ya. Sekarang coba dipikirkan, memukul seseorang yang tidak bersalah itu perilaku yang baik atau tidak? Pasien : Tidak, Sus. Suster 1 : Ya bagus. Itu perilaku yang tidak baik. Itu kan bisa melukai orang lain. Selain itu, tangan Mbak Cahyani kan bisa jadi sakit atau luka juga. Iya kan, Mbak? Pasien : Iya ya, Sus. Tidak ada gunanya juga memukul orang lain. Malah membuat tangan saya pegal-pegal.
9
Suster 2
Pasien Suster 1 Pasien Suster 1
Pasien Suster 2 Pasien Suster 1
Pasien Suster 2
Pasien Suster 1
Pasien Suster 2
: Baiklah, kalau begitu. Mari kami ajarkan cara untuk mencegah Mbak Cahyani melakukan kekerasan. Kalau timbul rasa kesal pada diri Mbak, sesegera mungkin tarik napas dalam. Instruksikan diri Mbak Cahyani untuk tenang. Ayo sekarang dicoba! : (mempraktekkan nafas dalam) : Ya bagus. Sekarang bagaimana perasaan Mbak? : Kalau saya masih merasa kesal bagaimana, Sus? : Kalau Mbak masih kesal, cobalah untuk mengekspresikannya ke benda yang tidak bahaya. Memukul bantal misalnya. Ayo sekarang dicoba! : Begini, Sus? (sambil memukul-mukul bantal) : Nah, benar Mbak. Bagaimana? Sudah merasa lega? : Iya sus, saya lega sekarang. : Nah, bagus. Begitu kan lebih baik. Mbak Cahyani bisa mempraktekan 2 cara tadi kalau sedang kesal. Apakah Mbak sudah mengerti? : Iya, Sus (menganggukkan kepala) : Oke. Kami yakin kalau Mbak Cahyani bisa mengendalikan emosi dengan baik. Kalau begitu sesuai kontrak kita tadi, bahwa kita mengobrol 10 menit saja. Sekarang sudah 10 menit, suster melanjutkan pekerjaan suster ya. Mbak Cahyani bisa mencari kesibukan yang lain. : Baik, Sus. : Besok kami akan menemui Mbak Cahyani lagi untuk menanyakan 2 cara yang tadi sudah diajarkan dan sudah Mbak Cahyani praktekan. Mbak mau kita bertemu kapan dan dimana? : Jam 9 pagi, Sus. Di taman. : Baik jam 9 pagi, di taman ya. Sampai bertemu besok, Mbak.
Suster Brahmayda dan Aida menghampiri keluarga Mbak Cahyani untuk diberikan penjelasan mengenai cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa kesal dan melampiaskan kekesalannya pada bantal. Suster 2 : Selamat Pagi, Bu. Nama saya Suster Aida, apa benar ini dengan keluarga Mbak Cahyani? Keluarga : Iya, Sus. Benar. Suster 1 : Perkenalkan, Bu. Nama saya Brahmayda. Jadi begini, saya dan Suster Aida bermaksud untuk menginformasikan kepada Ibu tentang cara untuk mengurangi rasa kesal dan cara untuk mengekspresikan kekesalan yang dirasakan Mbak Cahyani pada objek lain. Apa Ibu bersedia? Keluarga : Wah, saya setuju, Mbak.
10
Suster 2
Keluarga Suster 1
Keluarga Suster 2
Keluarga Suster 1 Keluarga Suster 1 Keluarga
: Begini, Bu. Jika Ibu melihat atau merasa kalau Mbak Cahyani sedang kesal atau marah, Ibu bisa menginstruksikan Mbak Cahyani untuk menarik napas panjang dan menyampaikan kata yang menenangkan, supaya perasaan Mbak Cahyani bisa tenang dan meminimalkan kekesalannya. : Oh begitu. Tapi bagaimana jika dia sudah terlanjur marah atau teknik menarik napas ini tidak mempan? : Kalau dirasa tidak mempan, instruksikan Mbak Cahyani untuk memukul-mukul bantal atau kasur. Tadi kami sudah mengajarkannya kepada Mbak Cahyani. Bantal atau kasur ini merupakan objek pengganti, sehingga Mbak Cahyani tidak menyakiti dirinya atau orang lain. : Oh iya ya, Sus. Nanti kalau dia merasa kesal atau marah-marah, saya akan mencoba untuk menenangkannya dengan kedua cara itu. : Wah, sepertinya Ibu sudah paham ya. Dan jangan lupa, Bu. Selalu usahakan kondisi yang nyaman dan aman untuk Mbak Cahyani. Jangan mengejek atau menanyakan tentang kelulusannya atau masa lalunya yang bisa mengundang amarahnya. Berikan motivasi dan saran-saran yang baik dengan cara yang baik dan tepat pula. : Iya, Sus. Saya akan mengusahakan lingkungannya yang baik supaya emosinya tidak meninggi. : Ya sudah kalau begitu, Bu. Apa ada yang perlu ditanyakan atau masih bingung? : Sudah, Sus. Sejauh ini saya paham. : Baik, Bu. Kalau begitu, saya dan Suster Aida akan kembali melanjutkan kegiatan yang lain. : Iya, Sus. Terima kasih.
11
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain amupun lingkungan. Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain. Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain: 1. Menyerang atau menghindar 2. Memberontak 3. Perilaku kekerasan atau amuk 4.2 Saran Perawat hendaknya menguasai asuhan keperawatan pada klien dengan masalah perilaku kekerasan sehingga bisa membantu klien dan keluarga dalam mengatasi masalahnya. Kemampuan perawat dalam menangani klien dengan masalah perilaku amuk meliputi keterampilan dalam pengkajian, diagnosa, perncanaan, tindakan dan evaluasi. Salah satu contoh tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien perilaku amuk adalah dengan mengajarkan teknik napas dalam atau memukul bantal agar klien dapat merendam kemarahannya.
12
DAFTAR PUSTAKA http://ahlinyajiwa.blogspot.co.id/2013/02/strategi-pelaksanaan-perilakukekerasan.html. Diakses pada pukul 16.00 tanggal 25 November 2016. http://dokumen.tips/documents/strategi-pelaksanaan-perilaku-kekerasan-.html. Diakses pada pukul 16.00 tanggal 25 November 2016. http://nswahyunc.blogspot.co.id/2012/04/askep-perilaku-kekerasan.html?m=1 Diakses pada pukul 18.00 tanggal 28 November 2016
13
LAMPIRAN
14