Makalah K3LL Kelompok 5 NALISIS HIRA TERHADAP SPBU
osen : Dr. Ir. Budihardjo Dipl.Ing. Tugas K3LL No. 2 Tem /Judul : Analisis HIRA terhadap SPBU Nomor Kelompok : 5 Oleh Kelompok 5:
1. Aswita Wulandari (1106022276) 2. Andini (1106013523) 3. Lady Chairraza (1106010181) 4. Muhammad Irpan Sejati (1106022093) 5.
urulloh Mauldiah Fraditsi (1106068756) 6. Puri Rohmawati (1106014450) 7. Sarah Irhamillah (1106068762)
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar
Belakang
Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum atau biasa disingkat SPBU adalah tempat dimana kendaraan bermotor bisa memperoleh bahan bakar. SPBU pada umumnya menyediakan beberapa jenis bahan bakar seperti bensin (pertamax, premium), solar, LPG dan minyak tanah. Bahan-bahan tersebut adalah bahan-bahan yang mudah terbakar jika terjadi letupan atau terkena radiasi. Oleh karena itu, pada setiap SPBU pada umumnya terdapat rambu-rambu larangan menyalakan handphone, rokok, menghidupkan mesin serta dilarang memotret. Hal ini tentu dikarenakan oleh kemungkinan akibat yang akan ditimbulkan jika hal tersebut dilakukan seperti letupan, ledakan maupun kebakaran.
Terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tentu disebabkan oleh faktor-faktor yang berbahaya jika ada pada area SPBU. Jika terjadi letupan, ledakan maupun kebakaran, maka akan menimbulkan kerugian material maupun bahaya bagi para pengguna jasa SPBU. Identifikasi awal dari masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada area SPBU akan bermanfaat dan mengurangi resiko terjadinya kerugian akibat suatu kecelakaan. Hal yang termasuk didalamnya antara lain faktor kimia, sikap para pegawai dalam bekerja, lokasi pemilihan SPBU, kenyamanan para pengguna SPBU dan kesimpulan yang didapat dari hal-hal diatas.
I.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang dapat berpotnesi menyebabkan kecelakaan pada area SPBU, orang-orang yang berandil pada masalah ini dan bagaimana cara-cara menanggulanginya.
BAB II ISI II.1.
Pengertian
HIRA merupakan singkatan dari Hazard Identification and Risk Assesment. Analisis HIRA berarti analisa setiap faktor yang mampu menyebabkan hazard beserta resiko dan cara penanggulangannya. Berikut adalah beberapa faktor yang berkaitan dengan analisis HIRA pada SPBU.
II.1.a
Faktor Kimia 1.
Hazard Identification
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus dan lain-lainnya yang bereaksi dengan sumber api seperti rokok ataupun LED Handphone. Dilarang memakai air untuk jenis kebakaran ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.
2.
People Related to Hazard
Pada kecelakan ini akan merugikan banyak pihak seperti konsumen SPBU, pegawai SPBU, dan pemerintah, bahkan jika kebakaran terjadi dengan skala yang besar akan berakibat pada pemukiman warga di sekitar SPBU. Kebakaran ini tentu saja akan merusak peralatan di SPBU seperti alat isi bahan bakar, bangunan di SPBU, dapat mengakibatkan kematian pada konsumen atau pegawai SPBU, dan dapat merusak bangunan di sekitar SPBU. Kerusakan tersebut tentu saja disebabkan oleh kebakaran yang timbul akibat api dari rokok ataupun LED handphone. Sebenarnya, percikan bunga api sebesar 1 mikron tidak cukup kuat untuk menyulut bensin di udara terbuka. Namun, cukup kuat untuk menyambar udara SPBU yang sangat jenuh, atau udara SPBU sudah terlalu banyak dengan uap bensin.
3.
Risk Evaluation
Resiko yang ditimbulkan sangat tinggi karena dapat menimbulkan kematian dan kerusakan yang cukup besar. Tindakan yang paling utama untuk kegiatan SPBU dalam mengatasi bahaya kebakaran adalah tindakan preventif. pendidikan
Pencegahan
kebakaran
membutuhkan
suatu
program
dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu
rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya. Dan pemasangan tulisan “DILARANG MEROKOK, MATIKAN HP SAAT MENGISI BBM,
MATIKAN
MESIN
SAAT
PENGISIAN
BBM”
sehingga
dapat
menumbuhkan kesadaran pada konsumen SPBU.
4.
Implementation
Cara untuk mengimplementasikan tindakan preventif dari kebakaran ini adalah dengan melakukan inspeksi tangki timbun, inspeksi listrik, inspeksi bangunan, inspeksi peralatan pemadam kebakaran, training, Fire Drill / latihan pemadaman kebakaran dan lain-lain.
II.2.
Faktor Ergonomi (Kenyamanan) 1.
Hazard Identification
a. Pencahayaan di malam hari yang kurang dapat menyebabkan kesalahan dalam melayani konsumen dan kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan gangguan pernafasan pada pekerja b. Suhu yang panas pada siang hari dapat menyebabkan dehidrasi pada pekerja dan membuat pekerja cepat lelah, sebaliknya pada malam hari udara dingin dapat menyebabkan pekerja jatuh sakit c. Fasilitas umum yang kurang memadai dapat menurunkan minat kerja pekerja d. Resiko
pekerjaan
seperti
menurunkan minat pekerja
dapat
terjadinya
kebakaran
dapat
e. Terjadinya konflik internal antar pekerja dapat menyebabkan pekerja saling membenci dan tidak solid, sehingga menggangu produktivitas kerja 2.
People Related to Hazard
Pekerja adalah yang paling merasakan dampak dari hazard ini. Kenyamanan dalam kerja sangat penting demi menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman, sehingga dapat meningkatkan semangat kerja dari pekerja. 3. Risk Evaluation
Resiko yang dapat terjadi dari hazard ini adalah kurangnya minat pekerja dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kemungkinan pekerja melakukan kesalahan dalam menjalankan perkerjaan, dan menyebabkan hazard yang lebih besar, seperti kebakaran. Hal-hal yang dapat dilakukkan untuk mengontrol hazard ini adalah dengan menciptakan lingkungan pekerjaan yang senyaman mungkin, seperti: a. Memasang lampu atau pencahayaan yang cukup pada malam hari dan menyediakan masker bagi pekerja guna melindungi
sistem pernafasan
pekerja dari polusi udara b. Perusahaan melakukan pengendalian terhadap suhu, yaitu menyediakan minuman bagi para pekerja untuk mencegah dehidrasi, dan pada malam hari diberikan kebijakan untuk menggunakan jaket bagi para pekerja c. Membangun fasilitas umum yang baik, memadai, dan terawat, seperti toilet, musolah, lahan parkir, dan tempat istirahat bagi pekerja, selain itu instalasi listrik dan air yang memadai. d. Melindungi pekerja dari kecelakaan kerja dengan mengikutsertakan Jamsostek bagi setiap tenaga kerja. Antisipasi Kebakaran dengan menyediakan pengaman untuk kebakaran. Selain itu pemasangan ramburambu standar seperti: “Dilarang merokok”, “Dilarang menggunakan telepon seluler”, “Jagalah kebersihan”
e. Menyediakan sarana konseling bagi para pekerja untuk menampung dan mencoba memecahkan masalah yang terjadi oleh tenaga kerja 4. Implementation
Cara
untuk
mengimplementasikan
tindakan
preventif
guna
menghindari konflik antar pekerja dengan mengadakan sarana konseling bagi para pekerja untuk menampung dan mencoba memecahkan masalah yang terjadi oleh tenaga kerja juga mengadakan team building guna merekatkan keakraban antar pekerja II.3.
Faktor Prosedur Kerja dan Sikap Kerja 1. Identification of Hazard
a. Merokok atau meyalakan api sangat berbahaya dilakukan di SPBU karena sulutan api akan memicu bahan-bahan bakar yang tersimpan di bawah tanah yang bisa menimbulkan terjadinya ledakan dan kebakaran.
b. Larangan kegiatan pemotretan, karena pada saat memotret
tombol kamera terjadi gesekan elektro yang dikhawatirkan akan memicu ion-ion bahan bakar. Gerakan ion-ion ini bisa bergesekan dan menimbulkan percikan api yang dapat mengakibatkan kebakaran. Kamera dengan blitz karena blitz yang keluar dari kamera saat kita memotret mengandung percikan api.
c. Ponsel selain mengeluarkan frekwensi tinggi, juga mengeluarkan
bunga api (meskipun kecil sekali, hanya 1 mikron. Percikan api ini timbul di sekitaran antena koil, akibat beda potensial tegangan yang cukup tinggi. Light Emitting Diode (lampu LED) pada ponsel mengeluarkan cahaya.
d. Kesalahan input jumlah Liter atau harga atau jenis bbm
e. Tempat penyimpanan uang dibobol karena pegawai lupa mengunci
laci saat melayani pelanggan berikutnya.
2. People related to the hazard
Petugas SPBU, pelanggan (yang membeli bahan bakar), atau orangorang yang lalu lalang di sekitarnya (pedagang dan pengguna jalan lain).
3. Risk Evaluation
Mematikan mesin saat mengisi bensin merupakan langkah pencegahan resiko munculnya percikan api. Menghindari kegiatan pemotretan. Menghindari aktivitas yang berkaitan dengan ponsel.
4. Implementation
Seluruh pengungjung dan karyawan diingatkan untuk menaati prosedur yang telah ada. Petugas maintenance harus disiplin dalam melaksanakan tugasnya dan perusahaan SPBU harus terus kontrol. Buat peringatan. Kerja sama yang baik antarpetugas.
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa analisa HIRA terhadap SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) mencakup beberapa faktor, di antaranya : 1) faktor kimia; 2) faktor Ergonomi; 3) faktor prosedur dan sikap kerja.
III.2. Kritik dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan kelompok kami, beberapa saran yang kami ajukan adalah : a) Pembangunan dan pelaksanaan kegiatan dalam SPBU sesuai prosedur yang ada. Dalam sebuah instistusi tentunya telah ditetapkan aturan-aturan yang telah disiapkan dan ditelaah matang-matang demi kenyamanan, ketertiban dan keamanan suatu institusi. Keberdaan peraturan-peraturan pada suatu SPBU hendaknya dipatuhi dan seluruh individu yang berkaitan dengan SPBU mematuhi peraturan yang berlaku
b) Kedisiplinan petugas SPBU Seperti telah dipaparkan, beberapa jenis bahaya dan resiko banyak sekali disebabkan akibat kelalaian petugas dari SPBU itu sendiri. Untuk itu, sangat penting adanya pembekalan bagi calon petugas yang akan dipekerjakan pada SPBU untuk meminimalisasi kelalaian petugas. Agar mampu menerapkan peraturan yang ada, ketegasan dan kedisiplinan dari petugas dan sesama individu pengguna fasilitas SPBU, seperti pembeli ataupun pedagang sangat dibutuhkan untuk saling mengingatkan agar senantaisa mematuhi aturan.