1
MAKALAH
SEDIAAN TETES MATA MATA
DISUSUN OLEH: NAMA
NIM
Dhea Rizky
138915
Linda Sari
13891
M!ha""ad Tri S!#ri$n%
13899
Se&'ia De(i
1389))
Syari*ah N!rhaya#i
13898)
Tia U#a"i Rezeki
138989
Try +!rai$
138991
Tri ,!&ia Indah Sari
138993
2
,e$$i D(i San#i
139--5
.ia /ah&e*i
139--9
AKADEMI /ARMASI /ARMASI ,ARSI ,ARSI 0ONTIANAK TAHUN -12-15
KATA 0ENANTAR 0EN ANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur atas rahmat Allah SWT karena berkat ridho dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya sehingga kami dapat menyusun makalah Teknolo Teknologi gi Sediaan Sediaan Steril mengenai pokok bahasan Obat Tetes Tetes Mata Semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat s yarat untuk tugas pada Mata !uliah Teknologi Teknologi Sediaan Steril Makal Makalah ah ini ini disu disusu sun n deng dengan an tujua tujuan n agar agar pemb pemba"a a"a dapa dapatt memp memper erlu luas as ilmu ilmu pengetahuan khususnya pada Teknologi Teknologi Sediaan Steril Makalah ini memuat tentang #Obat Tetes Mata$ yang menjelaskan tentang lebih lanjut mengenai sediaan tetes mata dan persyaratan-persyaratan untuk obat tetes mata serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Teknologi dan %ormulasi Sediaan Steril !ami menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna& itu semua tidak luput dari kodrat kami sebagai manusia biasa yang tidak luput pula dari suatu kesalahan dan kekeliruan Sehingga kritikan dan saran yang bersi'at
3
memb memban angu gun n depa depann nnya ya
dari dari
pemb pemba" a"aa
Semo Semoga ga maka makala lah h ini ini
meru merupa paka kan n
sesua sesuatu tu yang yang berh berhar arga ga demi demi perb perbaik aikan an ke
berm berman an'a 'aat at
bagi bagi
kita kita
semu semua a
Akhir khirny nyaa
kami kami
mengu"apkan terima kasih
Pontianak& No(ember )*+,
Penyusun
DA/TAR ISI
!ATA PN.ANTA/ 0A%TA/ 0A%TA/ 1S1 1S1 BAB 1 PN0A2343AN PN0A2343AN +
4AT 4ATA/ B4A!AN. B4A!AN.
)
/3M3SAN /3M3SAN MASA4A2 MASA4A2
5
T363AN T363AN
,
MAN%AA MAN%AAT T
4
BAB 11 PMBA2ASAN PMBA2ASAN +
0%1N1S1 0%1N1S1
)
!3NT3N. !3NT3N.AN AN 0AN !/3.1AN !/3.1AN A !euntungan !euntungan B !erugian !erugian
5
PN..3NAAN OBAT OBAT TTS MATA MATA
,
%A!TO %A!TO/ / PNT1N. 0A4AM 0A4AM S01AAN TTS TTS MAT MATA A A Syarat-syarat Syarat-syarat sediaan tetes mata mata B %aktor penting penting 7 Pemilihan Pemilihan bentuk bentuk 8at 8at 0 Suspensi Suspensi mata mata
!arakteristik !arakteristik sediaan mata mata
%
Penggunaan Penggunaan tetes mata mata
9
PA/AMT/ /AMT/ S01AAN S01AAN TTS MAT MATA :A :AN. BA1! BA1! +
!ejernihan !ejernihan
)
Stabilitas Stabilitas
5
Tonisita Tonisitas s
,
;iskosit ;iskositas as
9
Tambaha Tambahan n
>
Tetes Tetes mata harus steril steril
5
?
Tetes mata harus isotonis
@
p2 "airan mata
p2 sediaan tetes mata
+* >
Pewadahan
%O/M34A 3M3M A TO/1 BA2AN PMBANT3 B
P/21T3N.AN
7
!APAS1TAS 0APA/
?
MTO0 ST/141SAS1 A 7ara sterilisasi akhir B 7ara aseptik
@
P/21T3N.AN 0AN PN1MBAN.AN
P/OS03/ PMB3ATAN 0AN 7A/A ST/141SAS1 A Prosedur pembuatan bahan pengental dan pensuspensi B Prosedur pembuatan
+*
P/OS03/ PMB3ATAN OBAT TTS MATA
++
;A43AS1 S01AAN
A (aluasi 'isik B (aluasi kimia 7 (aluasi biologi
6
+)
WA0A2 0AN PN:1MPANAN
+5
PNANAN0AAN
+,
NAMA S01AAN 01 P3STA!A
+9
7ONTO2 %O/M34A P3STA!A 3M3M
BAB 111 PN3T3P +
!S1MP34AN
)
SA/AN
0A%TA/ P3STA!A
4A4 I 0ENDAHULUAN
1 LATAR 4ELAKAN Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan& terletak dalam
lingkaran bertulang ber'ungsi untuk member perlindungan maksimal dan sebagai pertahanan yang baik dan kokoh Penyakit mata dapat dibagi menjadi , yaitu& in'eksi mata& iritasi mata& mata memar dan glau"oma Mata mempunyai pertahanan terhadap in'eksi karena se"ret mata mengandung en8im liso8im yang menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeleminasi organism dari mata Obat mata dikenal terdiri atas beberapa bentuk sediaan dan mempunyai mekanisme kerja tertentu Obat mata dibuat khusus Salah satu sediaan mata adalah obat tetes mata Obat tetes mata ini merupakan obat yang berupa larutan atau suspensi steril yang digunakan se"ara lo"al pada mata
7
!arena mata merupakan organ yang paling peka dari manusia maka pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat& nilai isotonisitas& kebutuhan akan dapar& kebutuhan akan pengawet& sterilisasi dan kemasan yang tepat 2al-hal yang berkaitan dengan syarat tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini RUMUSAN MASALAH + Apa itu obat tetes mata ) Apa saja keuntungan dan kerugian dari obat tetes mata 5 Apa saja 'aktor penting dalam obat tetes mata , Apa saja e(aluasi yang dilakukan pada pembuatan obat tetes mata 9 !apan obat tetes mata dapat digunakan > Bagaimana prosedur pembuatan obat tetes mata
mata dan persyaratan-persyaratan untuk obat tetes mata serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi dan %ormulasi Sediaan Steril MAN/AAT 0alam pembahasan makalah ini dapat memberikan man'aat dalam memahami lebih lanjut mengenai obat tetes mata baik itu larutan maupun suspense Mata ber'ungsi untuk member perlindungan maksimal dan sebagai pertahanan yang baik dan kokoh
8
4A4 II 0EM4AHASAN 1 DE/INISI Menurut %1 1; halaman +)& 4arutan obat mata adalah larutan steril& bebas partikel
asing& merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat& nilai isotonisitas& kebutuhan akan dapar& kebutuhan akan pengawet
9
tersebut memerlukan pertimbangan yang "ermat terhadap 'aktor-'aktor 'armasi seperti kebutuhan bahan antimikroba& isotonisitas& dapar& (iskositas dan pengemasan yang "o"ok Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan obat mata merupakan sediaan steril& yang terdiri dari bahan bahan berkhasiat obat dan bahan tambahan dan membutuhkan perhatian khusus dalam pembuatannya terutama dalam hal toksisitas bahan obat& nilai isotonisitas& kebutuhan akan dapar& pengawet& sterilitas& serta kemasan yang tepat Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspense& digunakan untuk mata dengan "ara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata Sediaan ini diteteskan kedalam mata sebagai antiba"terial& anastetik& midriatik& miotik& dan antiin'lamas KEUNTUNAN DAN KERUIAN A !euntungan • 4arutan mata memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan& bioa(ailabilitas dan
•
kemudahan penangananan Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel 8at akti' dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air mata& sehingga terjadi peningkatan bioa(ailabilitas dan e'ek
terapinya B !erugian • ;olume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas < ± ? µ4= maka larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal "a(ity lalu masuk ke jalur .1 menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak diinginkan Mis β-bloker untuk perawatan glaukoma dapat menjadi masalah bagi pasien gangguan jantung atau
•
asma bronkhial !ornea dan rongga mata sangat kurang ter(askularisasi& selain itu kapiler pada retina dan iris relati' non permeabel sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah e'eknya lokalEtopikal
3 0ENUNAAN O4AT TETES MATA Obat-obat yang digunakan pada produk optalmik dapat dikategorikan menjadi C
miotik& midriatik& siklopegik& anti-in'lamatory agent& anti in'eksi& anti galukoma& senyawa diagnostik dan anestetik lokal (Codex hal 160). /AKTOR 0ENTIN DALAM SEDIAAN TETES MATA
10
A Syarat-syarat sediaan tetes mata • Steril • 1sotonis dengan air mata& bila mungkin isohidris dengan p2 air mata 1sotonis F *&G bE( Na7l& rentang yang diterima F *&? H +&, G bE( < Diktat hal 300= atau *&? H +&9 G bE( (Codex hal 163). p2 air mata F ?&, < Diktat hal 301) • 4arutan jernih& bebas partikel asing dan serat halus • Tidak iritan terhadap mata
•
mikroorganisme pada waktu wadah dibuka untuk digunakan 6ika tidak mungkin dibuat isotonis dan isohiris maka larutan dibuat hipertonis dan
p2 di"apai melalui teknik enhidri • Adanya air mata yang dapat mempersingkat waktu kontak antara 8at akti' dengan mata
•
') !onsentrasi 8at akti' berpengaruh pada penetrasi 8at akti' yang mengikuti mekanisme absorpsi dengan "ara di'usi pasi' ($od!l "#aktik!$ tek. %ediaan
•
lik!ida dan %e$i %olida, '003, " '4-') Peningkat (iskositas dimaksudkan untuk meningkatkan waktu kontak sediaan dengan kornea mata <$od!l "#aktik!$ tek. %ediaan lik!ida dan %e$i %olida, '003,
" '4-') • Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya serap dan menyediakan kadar bahan akti' yang "ukup tinggi untuk menghasilkan e'ek obat yang "epat dan e'ekti' Apabila larutan obat seperti ini digunakan dalam jumlah ke"il& pengen"eran dengan air mata "epat terjadi sehingga rasa perih akibat
•
hipertonisitas hanya sementara (*+ + hal 13) Pembuatan obat mata dengan sistem dapar mendekati p2 'isiologis dapat dilakukan dengan men"ampurkan se"ara aseptikC larutan obat steril dengan larutan
11
dapar steril Walaupun demikian& perlu diperhatikan mengenai kemungkinan berkurangnya kestabilan obat pada p2 yang lebih tinggi& pen"apaian dan pemeliharaan sterilitas selam proses pembuatan Berbagai obat& bila didapar pada p2 yang dapat digunakan se"ara terapeutik& tidak akan stabil dalam larutan untuk jangka waktu yang lama Sediaan ini dibeku-keringkan dan direkonstitusikan segera sebelum digunakan
•
larutannya !etidakstabilan 8at akti' dalam bentuk larutan dapat menhasilkan hasil urai yang toksik !arena mata adalah organ yang sangat sensiti'& maka partikel-partikel dalam
suspensi dapat mengiritasi dan meningkatkan laju lakrimasi dan kedipan Maka solusinya& digunakan partikel yang sangat ke"il yaitu dengan memakai 8at akti' yang dimikronisasi <$i#onied = Masalah utama suspensi optalmik adalah kemungkinan terjadinya perubahan ukuran partikel menjadi lebih besar selama penyimpanan
12
!arakteristik sediaan mata + !ejernihan 4arutan mata adalah dengan de'inisi bebas adari partikel asing dan jernih se"ara normal diperoleh dengan 'iltrasi& pentingnya peralatan 'iltrasi dan ter"u"i baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk larutan dengan desain
peralatan untuk
menghilangkannya pengerjaan
penampilan dalam
lingkungan bersih Penggunaan 4aminar Air %low dan harus tidak tertumpahkan akan memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas partikel asing 0alam beberapa permasalahan& kejernihan dan streilitas dilakukan dalam langkah 'iltrasi yang sama 1ni penting untuk menyadari bahwa larutan jernih sama 'ungsinya untuk pembersihan wadah dan tutup keduanya& wadah dan tutup harus bersih& steril dan tidak tertumpahkan Wadah dan tutup tidak membawa partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang penyimpanan Normalnya dilakukan test sterilitas ) Stabilitas Stabilitas obat dalam larutan& seperti produk tergantung pada si'at kimia bahan obat& p2 produk& metode penyimpanan @ namun demikian& p2 stabilitas kimia
13
kapsitas adekuat untuk memperoleh p2 dengan range stabilitas untuk durasi umur produk kapasitas bu''er adalah kun"i utama& situasi ini , Tonisitas Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh garam-garam dalam larutan berair& larutan mata adalah isotonik dengan larutan lain ketika magne'udosi'at koligati' larutan adalah sama larutan mata dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama dengan *&G laritan Na 7l Sebenarnya mata lebih toleran terhadap (ariasi tonisitas daripada suatu waktu yang diusulkan Maka biasanya dapat mentoleransi larutan sa ma untuk range *&9G+&@G Na7l Memberikan pilihan& isotonisitas selalu dikehendaki dan khususnya penting dalam larutan intraokuler Namun demikian& ini tidak dibutuhkan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan 9 ;iskositas 3SP mengi8inkan
penggunaan
bahan
pengkhelat
(iskositas
untuk
memperpanjang lama kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan akti(itasnya Bahan-bahan seperti metilselulosa& poli(inil alkohol dan hidroksi metil selulosa ditambahkan se"ara berkala untuk meningkatkan (iskositas Para peneliti telah mempelajari e'ek peningkatan (iskositas dalam waktu kontak dalam mata umumnya (iskositas meningkat )9-9* "ps range yang signi'ikan meningkat lama kontak dalam mata > Additi(eEtambahan Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan& namun demikian pemilihan dalam jumlah tertentu Antioksidan& khususnya Natrium Bisul'at atau metabisul'at& digunakan dengan konsentrasi sampai *&5G& khususnya dalam larutan yang mengandung garam epine'rin Antioksidan lain seperti asam askorbat atau asetilsistein juga digunakan Antioksidan bere'ek sebagai penstabil untuk meminimalkan oksidasi epine'rin Penggunaan sur'aktan dalam sediaan mata dibatasi hal yang sama sur'aktan nonionik& kelas toksis ke"il seperti bahan "ampuran digunakan dalam konsentrasi rendah khususnya suspensi dan berhubungan dengan kejernihan larutan Penggunaan sur'aktan& khususnya beberapa konsentrasi signi'ikan sebaiknya dengan karakteristik bahan-bahah sur'aktan nonionik& khususnya dapat bereaksi dengan adsorpsi dengan komponen pengawet antimikroba dan inakti' sistem pengawet Sur'aktan kationik digunakan se"ara bertahap dalam larutan mata tetapi hampir in(ariabel sebagai pengawet antimikroba ben8alkonium klorida dalam range *&*+-*&*)G dengan toksisitas 'aktor pembatas konsentrasi Ben8alkonium
14
klorida sebagai pengawet digunakan dalam jumlah besar dalam larutan dan suspensi mata komersial % Penggunaan tetes mata • 7u"i tangan • 0engan satu tangan& tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah • 6ika penetesnya terpisah& tekan bola karetnya sekali ketika enates dimasukkan ke
•
dalam botol untuk membawa larutan ke dalam enates Tempatkan penates di atas mata& teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian
bawah sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan enates pada mata atau jari • 4epaskan kelopak mata& "oba untuk menjaga mata tetap terbuka dan jangan berkedip paling kurang 5* detik • jika penetesnya terpisah& tempatkan kembali pada botol dan tutup rapat 5 0ARAMETER SEDIAAN TETES MATA ,AN 4AIK + !ejernihan 4arutan mata adalah dengan de'inisi bebas dari partikel asing dan jernih se"ara
normal diperoleh dengan 'iltrasi& pentingnya peralatan 'iltrasi dan ter"u"i baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannyaPengerjaan penampilan dalam lingkungan bersih Penggunaan 4aminar Air %low dan harus tidak tertumpahkan akan memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas partikel asing 0alam beberapa permasalahan& kejernihan dan streilitas dilakukan dalam langkah 'iltrasi yang sama 1ni penting untuk menyadari bahwa larutan jernih sama 'ungsinya untuk pembersihan wadah dan tutup !eduanya& wadah dan tutup harus bersih& steril dan tidak tertumpahkanWadah dan tutup tidak membawa partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang penyimpanan Normalnya dilakukan test sterilitas ) Stabilitas Stabilitas obat dalam larutan& seperti produk tergantung pada si'at kimia bahan obat&p2 produk& metode penyimpanan
15
penting dalam larutan intraokuler Namun demikian& ini tidak dibutuhkan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan , ;iskositas 3SP mengi8inkan penggunaan memperpanjang
lama
kontak
bahan
dalam mata
pengkhelat dan
untuk
(iskositas
untuk
absorpsi obat
dan
akti(itasnyaBahan-bahan seperti metilselulosa& poli(inil alkohol dan hidroksi metil selulosa ditambahkan se"ara berkala untuk meningkatkan (iskositasPara peneliti telah mempelajari e'ek peningkatan (iskositas dalam waktu kontak dalam mataumumnya (iskositas meningkat )9-9* "ps range yang signi'ikan meningkat lama kontak dalam mata 9 Tambahan Tetes mata harus steril Sterilisasi merupakan sesuatu yang penting4arutan mata yang dibuat dapat membawa banyak organisme& yang paling berbahaya adalah Pseudomonas aeruginosa1n'eksi mata dari organisme ini yang dapat menyebabkan kebutaan1ni khususnya berbahaya untuk penggunaan produk nonsteril di dalam mata ketika kornea dibukaBahan-bahan partikulat dapat mengiritasi mata& ke tidak nyamanan pada pasien dan metode ini tersedia untuk pengeluarannya 6ika suatu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata& bahwa sediaan mata harus steril air mata& ke"uali darah& tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya Oleh karena itu& mekanisme pertahanan utama melawan in'eksi mata se"ara sederhana aksi pertahanan oleh air mata& dan sebuah en8im ditemukan dalam air mata
16
tumbuh pada kultur murni Ba"illus gram negati(e menjadi sumber dari in'eksi yang serius pada kornea 1ni dapat menybabkan kehilangan penglihatan pada ),-,@ jam Pada konsentrasi yang ditoleransi oleh jaringan mata& menunjukkan bahwa semua 8at antimikroba didiskusikan pada bagian berikut dapat tidak e'ekti' melawan beberapa strain dari organisme ini 6ika suatu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata& bahwa sediaan mata harus sterilAir mata& ke"uali darah& tidak mengandung antibody atau mekanisme untuk memproduksinyaOleh karena itu& mekanisme pertahanan utama melawan in'eksi mata se"ara sederhana aksi pertahanan oleh air mata& dan sebuah en8im ditemukan dalam air mata
lakrimal
sekarang
dipertimbangkan untuk mempunyai tekanan smoti" yang sama sebagai "airan darah& dan kemudian menjadi isotonis dengan *&G larutan natrium klorida& perhitungan untuk penyiapan larutan mata isotonis telah disederhanakan %armasis selanjutnya selalu menuntut& sebagai bagian dari praktek pro'esionalnya& untuk menyiapkan larutan mata yang isotonis
17
mempunyai jumlah bahan terlarut lebih besar daripada "airan mata disebut hipertonik Sebaliknya& "airan yang mempunyai sedikit 8at terlarut mempunyai tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik Mata dapat mentoleransi larutan yang mempunyai nilai tonisitas dalam range dari ekui(alen *&9G sampai +&>G Na7l tanpa ketidaknyamanan yang besar Tonisitas pen"u"i mata mempunyai hal penting lebih besar daripada tetes mata karena (olume larutan yang digunakan 0engan pen"u"i mata dan dengan bantuan penutup mata& mata di"u"i dengan larutan kemudian o(erwhelming kemampuan "airan mata untuk mengatur beberapa perbedaan tonisitas 6ika tonisitas pen"u"i mata tidak mendekati "airan mata& dapat& menghasilkan nyeri dan iritasi 0alam pembuatan larutan mata& tonisitas larutan dapat diatur sama "airan lakrimal dengan penambahan 8at terlarut yang "o"ok seperti Na7l 6ika tekanan osmotik dari obat diinginkan konsentrasi melampaui "airan mata& tidak ada yang dapat dilakukan jika konsentrasi obat yang diinginkan dipertahankan& ketika larutan hipertonik 7ontohnya +* dan 5*G larutan natrium sul'asetamid adalah hipertonik& konsentrasi kurang dari +*G tidak memberikan e'ek klinik yang diinginkan 3ntuk larutan hipotonik sejumlah metode disiapkan untuk menghitung jumlah Na7l untuk mengatur tonisitas larutan mata& salah satu metodenya adalah metode penurunan titik beku @ p2 "airan mata Ada persetujuan umum tentang konsentrasi ion hydrogen dari "airan lakrimal adalah mendekati netralNamun demikian& (ariasi nilai telah dilaporkan oleh beberapa peneliti !emudian 2as'ord dan 2i"ks& Bu"hr dan Baes"hlin& %eldman& 0ekking& Byle(eld& (an .ros8 dan 2ild dan .oyan dilaporkan telah menemukan p2 "airan mata berhubungan dengan darah :ang lain telah mendapatkan nilai yang berbedaC .yor''y dari >&5-@&,& 4ips"hult8 @&*& Ogu"hi dan Nakasima dari @&,-@&> %edersen-Bjergaard menemukan p2 "airan lakrimal dari sepuluh orang normal dan menemukan nilai @&) 0ia membuat ketentuan dengan "ara kolorimetri dan elektrometri& dan ditemukan hasil yang sama pada kedua metode 2ind dan .oyan dalam pekerjaan terakhir& menemukan p2 air mata adalah ?&, Berdasarkan hal itu& p2 "airan lakrimal sekurang-kurangnya ?&, dan mungkin lebih alkali
18
5&9-+*& mereka tidak didapar dengan kuat ketika "airan mata akan dengan "epat memperbaiki nilai p2 normal dari mata p2 sediaan tetes mata 4arutan lakrimal normalnya p2 ?&, dengan rentang 9&)-@&5 1ni masih bisa ditoleransi oleh larutan mata dengan range p2 ini& disebabkan oleh <+= (olume ke"il larutan& <)= bu''er "airan mata& dan <5= peningkatan produksi air mata 5= menunjukkan bahwa kadang-kadang botol dapat dibebasalkalikan tetapi tube tetes tidak 1ni dapat di"ontohkan oleh tetes mata 'isostigmin dalam larutan dalam botol tidak berwarna tetapi pada tube tetes berwarna merah muda b Mereka melindungi isi bahan terhadap "ahaya Banyak bahan obat sensiti' terhadap "ahaya " Mereka mempunyai segel yang memuaskan Norton <+>5= menunjukkan test warna d Pentil karet atau pentil dari bahan-bahan lain adalah penyerap dan sebaiknya dijenuhkan dengan pengawet yang digunakan dalam larutan mata dimana mereka digunakan e Mereka menyiapkan penetes yang siap digunakan dan melindungi terhadap kerusakan dan kontaminasi ' Mereka dilengkapi dengan pengaturan ra"un Banyak obat mata adalah ra"un
19
g Wadah non gelas tidak bereaksi dengan obat-obat atau partikel lain yang menjadi isi larutan Wadah untuk larutan mata 4arutan mata sebaiknya digunakan dalam unit ke"il& tidak pernah lebih besar dari +9 ml dan lebih disukai yang lebih ke"il Botol ?&9 ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk penggunaan larutan mata Penggunaan wadah ke"il memperpendek waktu pengobatan akan dijaga oleh pasien dan meminimalkan jumlah pemaparan kontaminasi Botol plastik untuk larutan mata juga dapat digunakan Meskipun beberapa botol plastik untuk larutan mata telah dimun"ulkan dalam pasaran& mereka masih melengkapi dan yang terbaik adalah untuk menulis se"ara langsung produksi untuk menghasilkan in'ormasi teknik dalam perkembangan terakhir 4arutan mata disiapkan se"ara terus-menerus dikemas dalam wadah tetes
20
6 /ORMULA UMUM /E Lat akti' Bahan pembantu C
Pengawet Pendapar Sur'aktan Pengisotonis Peningkat (iskositas Anti oksidan Pensuspensi A TO/1 BA2AN PMBANT3 + Pengawet 4arutan obat mata dapat dikemas dalam wadah takaran ganda bila digunakan se"ara perorangan pada pasien dan bila tidak terdapat kerusakan pada permukaan mata Wadah larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama Sedangkan untuk penggunaan pembedahan& disamping steril& larutan obat mata tidak boleh mengandung antibakteri karena dapat mengiritasi jaringan mata (*+ + hal 13 & 14) !ontaminasi pada sediaan mata dapat menyebabkan kerusakan yang serius& misalnya menyebabkan radang kornea mata !ontaminan yang terbesar adalah /%e!do$ona% ae#!gino%a Pertumbuhan bakteri ba"illus .ram negati' ini terjadi dengan "epat pada beberapa medium dan menghasilkan 8at toksin dan anti bakteri Sumber bakteri terbesar adalah air destilasi yang disimpan se"ara tidak tepat yang digunakan dalam pen"ampuran (C, ''3). Organisme lain yang bisa menghasilkan in'eksi kornea seperti golongan "#ote!% yang telah diketahui sebagai kontaminan dalam larutan metil selulosa Selain bakteri& 'ungi juga merupakan kontaminan misalnya %"e#gill!% 2!$igat!% ;irus juga merupakan kontaminan seperti herpes simpleI& (aksin& dan molus"um "ontagiosum 3mumnya pengawet tidak "o"ok dengan (irus(C, ''3 - ''4). Mikroorganisme lain yang dapat mengkontaminasi sediaan optalmik adalah e$o"hill!% in2l!ena, e$o"hill!% on!nti5idi%, ei%%e#ia gono##hoeae, ei%%e#ia $eningitidi%,dll (7e"etito#i!$ BL, 38). Pengawet yang dipilih seharusnya men"egah dan membunuh pertumbuhan mikroorganisme selama penggunaan Pengawet yang sesuai untuk larutan obat tetes mata hendaknya memiliki si'at sebagai berikut (C, '34) • Bersi'at bakteriostatik dan 'ungistatik Si'at ini harus dimiliki terutama • • • •
terhadap /%e!do$ona% ae#!gino%a. Non iritan terhadap mata
21
.olongan pengawet pada sediaan tetes mata < D hal 148; Diktat k!liah teknologi %te#il, '91-'93 ; Codex, 161-16 ; Benny Logawa, 43) jenis
Senyawa amonium kuartener C Ben8alkoniu m klorida
Senyawa merkur nitrat C -'enil merkuri nitrat -thiomersal
Parahidroksi ben8oat C nipagin& nipasol
%enol C klorobutanol
Alkohol aromatik 'eniletil alkohol
C
konsentrasi
inkompatibilitas
keterngan
*&**,-*&*) G
Sabun& sur'aktan anionik& salisilat& nitrat& 'luores"ein natrium
Paling banyak dipakai untuk sediaan optalmik 'ekti(itasnya ditingkatkan dengan penambahan 0TA *&*)G
*&+-*&**9G *&**9G
2alida tertentu dengan 'enilmerkuri asetat
Biasanya digunakan sebagai pengawet dari 8at akti' yang OTT dengan ben8alkonium klorida
nipagin *&+@G nipasol *&*)G
0diadsorpsi oleh makromolekul& interaksi dengan sur'aktan nonionik
6arang digunakanJ banyak digunakan untuk men"egah pertumbuhan jamur& dalam dosis tinggi mempunyai si'at antimikroba yang lemah
Stabilitasnya p2 dependentJ akti(itasnya ter"apai pada konsentrasi dekat kelarutan maI
Akan berdi'usi melalui kemasan polietilen lowdensity
!elarutan dalam rendah
Akan berdi'usi melalui kemasan polietilen lowdensity& kadang) digunakan dalam kombinasi dengan pengawet lain
*&9-*&?G
*&9-*&G *&9G
or
air
!ombinasi pengawet yang biasanya digunakan adalah C • Ben8alkonium klorida 0TA • Ben8alkonium klorida !lorobutanolE'eniletilalkoholE 'enilmerkuri nitrat
22
• • •
!lorobutanol 0TAE paraben Tiomerasol 0TA %eniletilakohol paraben
) Pengisotonis Pengisotonis yang dapat digunakan adalah Na7l& !7l& glukosa& gliserol dan dapar H )&*G /PS dan /PP C *&9 H +&@G AO7 C *& H +&,G 7odeI dan 2usa C *&? H +&9G Tapi usahakan berada pada rentang *&> H +&9G < Diktat k!liah teknologi %te#il = 2ati-hati kalau bentuk garam 8at akti' adalah garam klorida <7l= karena jka pengisotonis yang digunakan adalah Na7l dapat terjadi kompetisi dan %alting o!t 5 Pendapar Se"ara ideal& larutan obat mata mempunyai p2 dan isotonisitas yang sama dengan air mata 2al ini tidak selalu dapat dilakukan karena pada p2 ?&, banyak obat yang tidak "ukup larut dalam air sebagian besar garam alkaloid mengendap sebagai alkaloid bebas pada p2 ini Selain itu banyak obat tidak stabil se"ara kimia pada p2 mendekati ?&, (*+ +++, 13). Tetapi larutan tanpa dapar antara p2 5&9 H +*&9 masih dapat ditoleransi walaupun terasa kurang nyaman 0i luar rentang p2 ini dapat terjadi iritasi sehingga mengakibatkan peningkatan lakrimasi (Codex, 161-16). /entang p2 yang masih dapat ditoleransi oleh mata menurut beberapa pustaka C ,&9 H &* menurut C J 5&9 H @&9 menurut *+ +. Syarat dapar (Codex, 161-16) C • 0apat menstabilkan p2 selama penyimpanan • !onsentrasinya tidak "ukup tinggi karena konsentrasi yang tinggi dapat mengubah p2 air mata Menurut 7odeI& dapar yang dapat dipakai adalah dapar borat& 'os'at dan sitrat Tapi berdasarkan Suarat daran 0irjen POM tgl +) Oktober +& a$a" 7%ra# tidak boleh digunakan untuk pemakaian topikalElokal karena resiko toksisitasnya lebih besar dibandingkan khasiatnya untuk penggunaan topikal 6adi& dapar yang boleh digunakan untuk sediaan optalmik hanya dapar 'os'at dan sitrat 0apar yang digunakan sebaiknya adalah dapar yang telah dimodi'ikasi dengan penambahan Na7l yang ber'ungsi untuk menurunkan kapasitas daparnya 0apar sitrat modi'ikasi M" 1l(aine
23
p2
Na *%$*a# NaH0O1 HO ;L
A$a" $i#ra# <6H8O)H - ;L
p2
Na *%$*a# NaH0O1HO ;L
A$a" $i#ra# <6H8O)H- ;L
, Peningkat (iskositas
1= -=6 )&)Beberapa hal yang harus diperhatikan
9&)
38=
9=)
9&,
39=9
9=3
9&>
,+&9
@&@
9&@ >&*
,5&5 ,9&)
pada)&,pemilihan bahan peningkat19=) (iskositas = untuk sediaan optalmik adalah < Codex, 161)&> ?&@ +@&? 16=
•
?&+
>&,
,&>
>&9
++&,
Mis Polimer
5&*
+,&?
5&) "arbomer=
+?&? se"ara
e'ekti' 5&,
9)&+
9&?
>&@
99&5
,&@
?&*
9&*
5&?
mukoadhesi' +>&?
+9&@ lebih signi'ikan
daripada )*&,
mukoadhesi' 5&>
>&>
+?&?
< asam hyaluronat dan turunannyaJ
?&?
,?&5
)&@
sendiri
@&5
>&)
Si'at bahan peningkat (iskositas itu
pada )5&+
polimer +9&*
non
konsentrasi +,&)
•
eKui(is"ous Perubahan p2 5&@ )9&, dapat mempengaruhi +5&>
•
akti(itas bahan peningkat (iskositas ,&* )?&> +)& Penggunaan produk dengan (iskositas ,&) )&?tidak ditoleransi +)&5 baik tinggi kadang
?&)
>)&5
)&?
?&,
>9&+
+&
oleh ,&,
mata5+&> dan
terbentuknya deposit ,&>
?&> ?&@
>?&+ >@&>
+&5 *&
>&?
*&9@
pada kelopak ++&)
mataJ sulit ber"ampur dengan air mataJ ,&@ mengganggu 59&9 di'usi obat+*&? atau Penggunaan peningkat (iskositas 9&*
@&*
55&9
menyebabkan ++&?
dimaksudkan
5>&
untuk
+*&)
memperpanjang
waktu kontak antara sediaan dengan kornea sehingga jumlah bahan akti' yang berpenetrasi dalam mata akan semakin
24
tinggi sehingga menambah e'ekti(itas terapinya < Diktat k!liah teknologi %te#il, 303= ;iskositas untuk larutan obat mata dipandang optimal jika berkisar antara +9-)9 "entipoise <"ps= Peningkat (iskositas yang biasa dipakai adalah metilselulosa ,*** "ps sebanyak *&)9G atau )9 "ps sebanyak +G& 2PM7& atau poli(inil alkohol < n%el, 48-'). Menurut 7odeI& dapat digunakan turunan metil selulosa& poli(inil alkohol& P;P& dekstran and makrogol Na 7M7 jarang digunakan karena tidak tahan terhadap elektrolit sehingga kekentalan menurunJ kadang tidak ter"ampurkan dengan 8at akti' (Diktat k!liah teknologi %te#il, 303= Pada umumnya penggunaan senyawa selulosa dapat meningkatkan penetrasi obat dalam tetes mata& demikian juga dengan P;P dan dekstran 6adi& pemilihan bahan pengental dalam obat tetes mata didasarkan pada < Diktat k!liah teknologi %te#il, 304) • !etahanan pada saat sterilisasi& • !emungkinan dapat disaring& • Stabilitas& dan • !etidakber"ampuran dengan bahan-bahan lain Pangental yang sering dipakai adalah C Metilselulosa& 2PM7 dan P;P 9 Anti oksidan Lat akti' untuk sediaan mata ada yang dapat teroksidasi oleh udara 3ntuk itu kadang dibutuhkan antioksidan Antioksidan yang sering digunakan adalah Na metabisul'it atau Na sul'it dengan konsentrasi sampai *&5G ;itamin 7 Sur'aktan Pemakaian sur'aktan dalam obat tetes mata harus memenuhui berbagai aspek < Diktat k!liah teknologi %te#il, 304) • Sebagai antimikroba
•
klorida& setil piridinium klorida& dll= Menurunkan tegangan permukaan antara obat mata dan kornea sehingga
•
meningkatkan akti terapeutik 8at akti' Meningkatkan keter"ampuran antara obat tetes mata dengan "airan lakrimal& meningkatkan kontak 8at akti' dengan kornea dan konjungti(a sehingga meningkatkan penembusan dan penyerapan obat
25
•
Tidak boleh meningkatkan pengeluaran air mata& tidak boleh iritan dan merusak kormea Sur'aktan golongan non ionik lebih dapat diterima dibandingkan dengan sur'aktan golongan lainnya Penggunaan sur'aktan dalam sediaan optalmik terbatas karena bisa
melarutkan bagian lipo'il dari mata Sur'aktan non ionik& yang paling tidak toksik dibandingkan golongan lain& digunakan dalam konsentrasi yang rendah dalam suspensi steroid dan sebagai pembantu untuk membentuk larutan yang jernih Sur'aktan dapat juga digunakan sebagai kosol(en untuk meningkatkan solubilitas
MTO0 1
*&9) =
−
a
;
C
W F 6umlah ;
= $n+*** =
L
MTO0 11 C =ete#angan Tb F turunnya titik beku larutan terhadap pelarut murninya ! F turunnya titik beku pelarut dalam MO4A/ yang menunjukkan turunnya titik beku + mol 8at terlarut dalam +*** g "airan= m F Lat yang ditimbang
26
0ide'inisikan sebagai suatu 'aktor yang dikon(ersikan terhadap sejumlah tertentu 8at terlarut terhadap jumlah Na7l yang memberikan e'ek osmotik yang sama Misalnya eki(alensi Na7l asam borat *&99 berarti + g asam borat di dalam larutan memberikan jumlah partikel yang sama dengan *&99 g Na7l L =
+ C
MTO0 W44S C !eterangan C 4 F turunnya titik beku MO4A4 1 F turunnya titik beku akibat 8at terlarut < o7= 7 F !onsentrasi molal 8at terlarut Oleh karena itu 8at akti' dengan tipe ionik yang sama dapat menyebabkan turunnya titik
beku
molal
yang
sama
besar&
maka
Wells
mengatasinya
dengan
menggolongkan 8at-8at tersebut menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah ion yang dihasilkan ?
=
+?
L
MTO0 4A1N C =ete#angan F eki(alensi Na7l 4 F turunnya titik beku molal M F berat molekul 8at 5 Metode 4iso (Diktat =!liah :te#il,166)
Berat × +*** ∆T' = 4iso ×
BM × ;
/umus C !eterangan C ∆T' F penurunan titik beku 4iso F harga tetapanJ non elektrolit F+&@> J elektrolit lemah F) J uni- uni(alen F5&, BM F berat molekul ; F (olume larutan dlm ml Berat F dalam gram 8at terlarut , Metode white-;in"ent <0iktat kuliah steril hal& +>?= Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan penambahan air pada sediaan parenteral agar isotonis /umus yang dipakai C ; F w I I +++&+ 0engan ;F (olume dalam ml w F berat dalam gram
27
F eki(alensi Na7l 7ontoh C /E Phena"aine hidroklorida *&*> gr Asam borat *&5* gr AKua bidestilata steril ad +** ml Maka C ( F < <*&*> I *&)*= <*&5 I *&9*== I +++&+ ml F +@ ml 6adi obat di"ampur dengan air sampai +@ ml 4alu tambah pelarut isotonis sampai +** ml 9 Metode Sprowls <0iktat kuliah steril hal +>? = Merupakan modi'ikasi dari metode White dan ;in"ent& dimana w dibuat tetap *&5 gram& jadi C ; F I 55&55 ml 7ontoh perhitungan Tonisitas 7ara ki(alensi /anitidin 27l Na)2PO, anhidrat !2)PO, AKua pro inje"tion ad
)?& mg *&@ mg +&9 mg + ml
/anitidin 27l )?& mgEml F )&? gE+** ml F )&? G 5G F *&+> (*+ ?d. + al. 1' ) Na)2PO, anhidrat *&@ mgEml
*&9G !2)PO, +&9 mgEml *&9G
F < +9&> E +,+&> = I *&@ F +&+ mgEml F *&++ gE+** ml F *&++G F *&,, <%1 d 1;= F *&+9 gE+** ml F *&+9 G F *&,@ < *+ ?d. +)
Lat
/anitidin 27l
*&+>
Na)2PO, dihidrat
*&,,
!2)PO,
*&,@
jumlah 8at dalam +** ml kesetaraan
*&,,>,
*&++
*&*,@,
*&+9
*&*?)
Na7l yang ditambahkan agar isotonisF *& H < *&,,>, *&*,@, *&*?)* F *&555) gE +** ml Na7l yang ditambahkan dalam + ml F 3,3 $g@$l
28
7ara penurunan titik beku
Lat
> ∆ φΤ %1
2
/anitidin 27l
*+
Na)2PO, dihidrat
*),
!2)PO,
*)9
=on%. Aat
)?
*&,,>,
*++
*&*,@,
*+9
*&*?)
jumlah
>2
1
*5,)5,
∆ T' isotonis F *&9) agar isotonis& ∆ T' yang ditambahkan F *&9) H *&5, F *&+@ Setara dengan Na7l C < *&+@ E *&9) I *& gE+** ml =
F *&5+ gE+** ml
F 5&+ mgEml
6adi Na7l yang ditambahkan agar larutan isotonis sebanyak 3,1 $g@$l
7 !APAS1TAS 0APA/ !apasitas dapar adalah kemampuan tidak berubahnya p2 dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa /umus C F αB
F )&5*5 7
α p2
U αB
!aQ25OR !a Q25OR )
F kapasitas dapar F perubahan konsentrasi asam atau basa
29
α p2 F perubahan p2 7 F konsentrasi molar larutan dapar !a F konstanta disosiasi larutan dapar !apasitas dapar dapat dihitung dengan persamaan ende#%on-a%%elah C
p2 F p!a log QgramR QgramR
7ontoh perhitungan 0apar 0alam + ml larutan mengandung /anitidin 27l& p2 stabilitas F >&?-?&5 di dapar pada p2 F ? H @&) p!a + F )&)+ p!a ) F ?&)+ p!a5 F +)&>? 0apar yang baik jika p2 F p!a kurang lebih +& maka dipilih 2 )PO, dan 2PO , p!a) F ?&)+ &5 +* -@= Catatan C !apasitas dapar yg umum digunakan *&*+ F )&5*5 7 !aQ25OR !a Q25OR ) *&*+ F )&5*5 7 >&5 +* -@ +*-? <>&5 +*-@ +*-?=) 7 F *&*+@ M p2 F p!a log Q garam R Q asam R ? F ?&)+ log Q garam R Q asam R QgaramR F *&>) QasamR QasamR QgaramR F *&*+@ +&>) QasamR F *&*+@ QasamR F +&+ +*-) molE4 F +&+ +* -9 molEml < BM asam !2 )PO, F +,+&> = Massa asam F +&+ +* -9 V +,+&> F 1, $g QgaramR F *&>) QasamR >&@ +* -5 molE4 F >&@ +* -> molEml &*= QgaramR F >&@ +*-> V +5>&* F 0,98 $g 6adi dapar yang digunakan adalah !2 )PO, +&9 mgEml dan Na )2PO, *&@ mgEml
) METODE STERILISASI Ada dua metode pembuatan sediaan steril yaitu "ara sterilisasi akhir dan "ara aseptik A 7ara sterilisasi akhir 7ara ini merupakan "ara sterilisasi umum dan paling banyak digunakan dalam pembuatan sediaan steril Lat akti' harus stabil terhadap molekul air dan pada suhu sterilisasi Sediaan disterilkan pada tahap terakhir pembuatan sediaan Semua alat setelah lubang-lubangnya ditutup dengan kertas perkamen& disterilkan dengan "ara sterilisasi yang sesuai
B 7ara aseptik
30
7ara ini terbatas penggunaanya pada sediaan yang mengandung 8at akti' peka suhu
tinggi
dan
dapat
mengakibatkan
penguraian
atau
penurunan
kerja
'armakologinya Antibiotika dan beberapa hormon tertentu merupakan 8at akti' yang sebaiknya dira"ik se"ara aseptik 7ara aseptik bukanlah suatu metode sterilisasi
+ Sterilisasi 3ap Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut otokla' Suatu siklus otokla' yang ditetapkan dalam 'armakope& untuk media atau pereaksi adalah selama +9 menit& +)+o7& ke"uali dinyatakan lain Prinsip dasar kerja alatC udara di dalam bejana diganti dengan uap jenuh& dan hal ini di"apai dengan menggunakan alat pembuka atau penutup khusus <%1 1; hal +++)= ) Sterilisasi Panas kering Proses sterilisasi termal untuk bahan yang tertera di 'armakope dengan menggunakan panas kering biasanya dilakukan dengan suatu proses bets dalam suatu o(en yang didesain khusus untuk tujuan tersebut 0istribusi panas dapat berupa sirkulasi atau disalurkan langsung dari suatu nyala terbuka Suatu proses berkesinambungan sering digunakan untuk sterilisasi dan depirogenisasi alat ka"a sebagai bagian dari sistem pengisian dan penutupan kedap se"ara aseptik yang berkesinambungan dan terpadu <%1 1; hal +++)= 5 Sterilisasi .as Pilihan untuk menggunakan sterilisasi gas sebagai alternati' dari sterilisasi termal sering dilakukan jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu
31
tinggi pada proses sterilisasi uap atau panas kering Bahan akti' yang umumnya digunakan pada sterilisasi gas adalah etilen oksida !eburukan dari bahan ini adalah sangat mudah terbakar
metode
karakteristik 8at eksipien&wadah
akti'&
kerugian
32
Tahan panas <+)+ o7 selama +9 menit= dan tahan Sterilisasi basah lembab& "airan ber"ampur Tidak depirogenasi
Tidak tahan berbentuk "airan dapat digunakan wadah
panas Tidak depirogenasi& tidak kemungkinan terjadi untuk absorbsi 8at pada membran dan lea"hing membran
1rradiasi
Tidak depirogenasi& mahal Memiliki ikatan molekul dan dapat merusak ikatan stabil terhadap radiasi molekul beberapa 8at
Sterilisasi gas
Wasah polimer harus permeabel terhadap udara&uap air&gas
8 0ERHITUNAN DAN 0ENIM4ANAN Akan dibuat sediaan tetes mata dengan kekuatan sediaan Y G dengan (olume Y
m4Ebotol 6umlah yang akan dibuat C a 3ntuk keperluan tugas F YY 7 3ntuk keperluan e(aluasi F Z >* wadah (aluasi 'isika
C
(aluasi kimia C (aluasi biologi C
uji kejernihan <5=J penetapan bahan partikulat <)=J penentuan bobotjenis dan p2 <,=J penentuan (olume terpindahkan <5*=J penentuan (iskositas dan aliran <+*=J (olume sedimentasi <+*=J penampilan& kemampuan redispersi& penentuan homogenitas dan penentuan distribusi ukuran partikel <+= identi'ikasi dan penetapan kadar <9= uji sterilitas <)*=J uji e'ekti(itas pengawet <9=
6adi jumlah sediaan yang dibuat F Y Botol 9 0ROSEDUR 0EM4UATAN DAN
33
2PM7 didispersikan dan dihidrasi dalam air sebanyak )*-5*G dari jumlah air yang dibutuhkan 4alu 2PM7 yang telah dihidrasi ini ditambahkan ke dalam air sambil terus diaduk dan dipanaskan pada suhu @*-* o7 3ntuk men"apai (olume yang diinginkan dapat ditambahkan air dingin )= Metil selulosa 0alam air dingin metilselulosa akan mengembang dan berdispersi perlahan membentuk dispersi koloid yang opalesen"e dan kental B Prosedur pembuatan Tahap pembuatan sediaan tetes mata C
dilarutkan dengan menggunakan aKuabides se"ukupnya 6ika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum menimbang
bahan berikutnya Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk& dan tambahkan aKuabides hingga larut& bilas ka"a arloji dengan aKuabides minimal
dua kali Setelah semua bahan larut& tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga (olume tertentu di bawah (olume akhir yang diinginkan
+** m4& maka larutan dalam gelas ukur diatur tepat ?9 m4= Basahi terlebih dahulu kertas saring lipat rangkap ) dengan menggunakan
aKuabides Air pembasah ditempatkan dalam satu rlenmeyer Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam rlenmeyer bersih dan steril melalui
"orong dan kertas saring yang telah dibasahi Bilas gelas piala dengan aKuabides& tuang hasil bilasan ke dalam gelas ukur hingga tepat )9 m4 <"ontoh= dan saring ke dalam rlenmeyer yang berisi 'iltrat larutan
sebelumnya Saring kembali larutan yang telah tersaring melalui saringan .5 ke dalam kolom
reser(oir Pengemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan a Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan suhu sterilisasi C • 6ika sterilisasi adalah sterilisasi akhir maka larutan hasil penyaringan dengan saringan .5 diisikan ke dalam botolE(ial yang sesuai dengan (olumenya BotolE(ial ditutup dengan tutup karet& diikat dengan simpul "hampagne kemudian disterilkan
34
•
Setelah disterilkan& larutan dituang ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam botol tetes steril yang telah dikalibrasi Pengisian dilakukan se"ara
aseptik • Pasang tutup botol yang telah disiapkan b Sterilisasi dengan "ara 'iltrasi • 6ika sterilisasi dilakukan dengan "ara 'iltrasi maka setelah ad (olume&
•
larutan langsung di'iltrasi dengan penyaring bakteri Setelah 'iltrasi& larutan diisikan ke dalam botol tetes yang telah
•
dikalibrasi se"ara aseptik Pasang tutup botol yang telah disiapkan
!emas botol (ial dalam dos dan beri etiket luar 4akukan e(aluasi mutu terhadap sediaan
1- 0ROSEDUR 0EM4UATAN O4AT TETES MATA SUS0ENSI
Suspensi dengan pembawa air + Suspending agent dikembangkan dalam air panas lalu di"ampur dengan wetting agent& bahan pengawet dan bahan pembantu lainnya Sterilkan bersama dalam otokla' ) 8at berkhasiat yang telah ditimbang digerus berturut-turut dalam mortar steril dan di"ampur dengan pembawa yang telah disterilkan tadi
Catatan :
Pembuatan suspensi obat mata
na"a a&a#
>ara $#eri&i$a$i
(ak#!
35
sendok porselen spatel logsm Pinset batang pengaduk !rusentang o(en +?*
7
+ jam
rlenmeyer gelas ukur pipet ukur pipet tetes 7orong gelas ukur kertas saring kertas perkamen kain kasa !apas saringan .5 autokla' +)+ slang karet buret
7
+9 menit
jarum buret Lal'kaart pakaian kerja sarung tangan alas kaki "awan penguap ka"a arloji gelai piala rlenmeyer
o(en +?*7
+ jam
36
!olom "orong serbuk ayakan B,* Buret
larutan 'enol 9G
mortir dan stemper
dibakar dengan spiritus >G
peralatan bebas pirogen
o(en +?*7
), jam
) jam
11 E?ALUASI SEDIAAN A (aluasi 'isik
a b " d e ' g h i j
3ji kejernihan <%1 1; hal @= Penentuan bobot jenis <%1 1; [@+\& hal +*5*= Penentuan p2 <%1 1; [+*?+\& hal +*5= Penentuan bahan partikulat <%1 1; [?9+\& hal @+= Penentuan (olume terpindahkan <%1 1; [+)>+\& hal +*@= Penentuan (iskositas dan aliran <0iktat praktikum 'armasi 'isika hal & +*& +,= ;olume sedimentasi <4ihat sediaan suspensi= !emampuan redispersi <4ihat sediaan suspensi= Penentuan homogenitas <4ihat sediaan suspensi= Penentuan distribusi ukuran partikel <4ihat sediaan suspensi= Catatan e5al!a%i 2- !nt!k > :!%"en%i
B (aluasi kimia
• • •
1denti'ikasi Penetapan kadar Penentuan potensi
7 (aluasi biologi + 3ji sterilitas <4ihat sediaan injeksi= ) 3ji e'ekti(itas pengawet <%1 1; [>+\& hal @9,-@99=
1 @ADAH DAN 0EN,IM0ANAN (Codex, 166-16E)
37
Saat ini wadah untuk larutan mata yang berupa gelas telah digantikan oleh wadah plastik 'eksibel terbuat dari polietilen atau polipropilen dengan built-in dropper Ke!n#!nan (adah &a$#ik :
• • •
Murah& ringan& relati' tidak mudah pe"ah Mudah digunakan dan lebih tahan kontaminasi karena menggunakan built-in dropper Wadah polietilen tidak tahan autokla' sehingga disterilkan dengan iradiasi atau etilen oksida sebelum dimasukkan produk se"ara aseptik Ker!ian (adah &a$#ik :
•
0apat menyerap pengawet dan mungkin permeabel terhadap senyawa (olatil&
•
uap air dan oksigen 6ika disimpan dalam waktu lama& dapat terjadi hilangnya pengawet& produk
menjadi kering
• •
wadah atau karena wadah melepaskan 8at asing ke dalam sediaan Wadah terbuat dari bahan gelas atau bahan lain yang "o"ok Wadah sediaan dosis tunggal harus mampu menjaga sterilitas sediaan dan
•
aplikator sampai waktu penggunaan Wadah untuk tetes mata dosis ganda harus dilengkapi dengan penetes langsung atau dengan penetes dengan penutup berulir yang steril yang dilengkapi pipet
karetEplasti" < B/ '00' 5ol' 1869). 0enyi"anan = • Tetes mata disimpan dalam wadah #tamper-e(ident$ !ompatibilitas dari
•
komponen plastik atau karet harus di"ek sebelum digunakan Wadah untuk tetes mata dosis ganda dilengkapi dengan dropper yang bersatu dengan wadah Atau dengan suatu tutup yang dibuat dan disterilisasi se"ara terpisah
13 0ENANANDAAN %armakope ropa dan BP mengkhususkan persyaratan berikut pada pelabelan sediaan
tetes mata
•
4abel harus men"antumkan nama dan konsentrasi pengawet antimikroba atau senyawa lain yang ditambahkan dalam pembuatan 3ntuk wadah dosis ganda harus men"antumkan batas waktu sediaan tersebut tidak boleh digunakan lagi terhitung
38
mulai wadah pertama kali dibuka
•
digunakan setelah wadah dibuka= !e"uali dinyatakan lain lama waktunya tidak boleh lebih dari , minggu (B/ '00'
•
5ol' 1868) Wadah dosis tunggal karena ukurannya ke"il tidak dapat memuat indikasi dan
•
konsentrasi bahan akti' 4abel harus men"antumkan nama dan konsentrasi 8at akti'& kadaluarsa dan kondisi
•
penyimpanan 3ntuk wadah dosis tunggal& karena ukurannya ke"il hanya memuat satu indikasi bahan akti' dan kekuatanEpotensi sediaan dengan menggunakan kode yang dianjurkan& bersama dengan persentasenya 6ika digunakan kode pada wadah& maka pada kemasan juga harus diberi kode (B/ '00' 5ol' 1869). 3ntuk wadah sediaan dosis ganda& label harus menyatakan perlakuan yang harus dilakukan untuk menghindari kontaminasi isi selama penggunaan < B/ '00' 5ol' 1869).
La7e&&in (B/ '00' 5ol' 1869). 4abel harus men"antumkan C + Nama dan persentase 8at akti' ) Tanggal dimana sediaan tetes mata tidak layak untuk digunakan lagi 5 !ondisi penyimpanan sediaan tetes mata 3ntuk wadah dosis ganda& label harus menyatakan bahwa harus dilakukan perawatan
tertentu untuk men"egah kontaminasi isi sediaan selama penggunaan
1 NAMA SEDIAAN DI 0USTAKA A %1 1; atropine sul'at = gentamisin sul'at <,*?= homatropin hidrobromida <,5+= kloram'eni"ol <++= pilokarpin 27l <>?>= B %1 111 tropikamida <>+= 7 %ornas +?@ adrenalina <+)+= anta8olina na'asolina <5*= atropine <5)= basitrasina neomisina <5?= betametason 'os'at <,@= deksametason neomisina <>= dwi8olina <5*= epine'rina <+)+=
pilokarpin nitrat<>??= sul'asetamida natrium >,= timolol maleat )= tropikamida <@*@=
hiosina <+9= homatropina <+,@= kloram'eni"ol <>9= kortison <@?= sul'asetamida <)?>= oksitetrasiklina <))5= perak proteina <5+= pilokarpina 27l<),>=
39
'enile'rina <),+= 'isostigmina salisilat 'isostigmina sul'at <),5= hidrokortison <+9+= 0 BP )**)
pilokarpina nitrat <),>= prednison 'os'at <)9)= skopolamina <+9= tropikamida <)@=
AdrenalinEpine'rin <++=
2ypromellose <))5+=
Alkalin <))5+=
1doIuridine <))59=
Atropin <+,?=
4e(obunolol <))?*=
Betametason <+>?=
4ight liKuid para''in <)5?*=
BetaIolol
susp
Neomy"in <)55@& )))*=
+?)= Nor'loIa"in <)5,= 7arteolol <+9= OIybupro"aine <)5>*= !loram'enikol <)*+5= Phenilephrine <)5@9= 7y"lopentolate <)*@*= Pilo"arpine hydro"hloride <)5*= 0ipi(e'rine <)+*@= Pilo"arpine nitrate <)5*= %luores"ein <)+>>= Prednisolone
sodium
phosphate
%luorometholone <)+>@=
<),*,=
%lurbipro'en <)+?,=
ProIymeta"aine <),)+=
%usidi" A"id <)+@9=
Sodium "hloride <),,?=
.entami"in <)+@=
Sodium "itrate <),,=
2omatropine <))+5=
Sodium "romogli"ate <),9*=
2yos"ine <))5*=
Lin" sulphate <)9)+=
3SB )?
40
"hothiophate iodide <>@5=
2ydrIyamphetamine 2Br <5=
medastine **=
2ypromellose <9)=
pinephrine bitartrate +,=
1doIuridine <>*=
pinephrine +)=
4e(obunolol 27l <+*??=
pinephryl borate +,=
Metilselulosa <+)*@=
u"atropine 27l ?9=
Napha8oline 27l <+)@)=
%luores"ein sodium ] benoIinate
Natamy"in
27l <@+,= O'loIa"in <+59>= %luorometholone <@+= OIymeta8oline 27l <+5@5= %luorometholone
a"etate
] Phenylephrine 27l <+,?5=
tobramy"in *=
Physostigmine sali"ylate <+,@>=
%lurbipro'en sodium <@5>=
Pilo"arpine 27l <+,+=
.entamy"in sul'ate <@>+=
Pilo"arpine nitrate <+,)=
.ly"erin <@?>=
Prednisolone
2omatropine 2Br <+)=
<+9,5= 2ydro"ortisone a"etat
15
A34TON + 2idrikortison asetat Metho"el +9 "ps Sodium karboksimetil sellulosa Ben8il al"ohol Ben8alkonium klorida Air suling steril ad ) 4arutan mata terramy"in 9ml Per ml 9 ml
*9 .m *+ .m *9 .m *9 ml + C +*&*** +*** ml
sodium
Phsphate
41
Terramy"in )9 mg sodium klorida dan )9 mg sodium borat dan ditambahkan 9 ml air suling steril 4arutan ini stabil selama ) hari pada temperatur re'rigerator 5 Ponto"aine hydro"lorida
*9* .m Potassium asam phosphat *,5 .m 0isodium phosphat anhidrat *9? .m Sodium klorida *5, .m 4arutan 8epiran klorida + C +*&*** ad +**** ml ) drop pada masing-masing mata selama sakit , 0iisopropil 'luorophosphat *+ G Minyak ka"ang steril& ad ,* m 0%P ini sangat tidak stabil pada keadaan lembab dan berair 0%P digunakan sebagai miotik pada pengobatan glau"oma 9 Atropin sul'at Sodium asam phosphat anhidrat 0isodium phosphat anhidrat Sodium klorida 4arutan ben8alkonium klorida
+** .m *9> .m *)@ .m *5> .m + C +*&*** ad +**** ml
++, m sodium klorida setara dengan + .m atropin sul'at > 'luoresen sodium
) .m larutan metiolat +C +*** )* ml bu''er phasphat steril ?,& ad +** ml ? ammonium tartrat 9 .m air suling steril +** ml 4A4 III 0ENUTU0 1 KESIM0ULAN
0ari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa obat tetes mata harus lah C ∼ Steril ∼ 1sotonis dengan air mata& bila mungkin isohidris dengan p2 air mata 1sotonis F *&G bE( Na7l& rentang yang diterima F *&? H +&, G bE( < Diktat hal 300= atau *&? H +&9 G bE( (Codex hal 163). p2 air mata F ?&, < Diktat hal 301) ∼ 4arutan jernih& bebas partikel asing dan serat halus ∼ Tidak iritan terhadap mata
42
Sebelum memberikan larutan atau suspense o'talmik sebaiknya pengguna men"u"i tangan sampai bersih Selama penanganan dan pemberian obat ata& harus berhati-hati agar penetes tidak berkontak dengan mata& kelopak mata& atau permukaan lain
DA/TAR 0USTAKA
Ansel +@ /enganta# Bent!k :ediaan *a#$a%i. 6akarta C 31 press Anonim +?. *a#$ako"e +ndone%ia edi%i +++ 6akarta C 0epartemen !esehatan /1 Anonim +9 *a#$ako"e +ndone%ia ediai + 6akarta C 0epartemen !esehatan /1 Pharma"opee Ned edisi ; Anonim %armakope 2erbal Anie' )**> +l$! e#aik at. :ogyakarta C 3.M Pres Badan Pengawas Obat dan Makanan 1S%1 )**> +: +ndone%ia, 5ol!$e + 6akartaC PT Anem !osong Anem eo#i Dan /#aktek *a#$a%i +nd!%t#i 6akarta C 31 Press Martindale& The Itra Pharma"opeia Twenty-eight dition The Parma"euti"al Press& 4ondon +@) M1MS 1ndonesia Petunjuk !onsultasi 6akartaC PT 1n'omaster Soetopo dkk )**) +l$! 7e%e" >eo#i. 6akarta C 0epartemen !esehatan ;oigt +9 B!k! /elaa#an >eknologi *a#$a%i :ogyakarta C 3.M Press ;an 0uin +,? +l$! 7e%e" 6akarta C Soeroengan Wade& Ainley and Paul 6 Weller andook o2 /ha#$ae!tial exi"ient%.?d ++ +,4ondonJ The Pharma"euti"al Press