Kelompok 5 Expense
KELAS : LF53 Azka Rayhannisa (1701359991) ella !"s#i$ah (1701%95&15) 'eshea elinsa (1701%90993) Kh"sn"l Khoimah (170137%3%*) +"$ ,i-ayah K Fa-hilah (1701%90015) Rahmi .ahy"ni (1701350*%*) Ri#kah /ia$a K"s"mah (1701%95590) Risy ana ella (17013737*3)
+2S 2+ERS/ 4AKAR/A %01&
A en-ah"l"an Laa$ elakan6
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan biaya. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang biaya yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan. Konsep dasar yang melandasi pembebanan biaya adalah konsep upaya dan hasil (efforts and accomplishment ). Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu cost yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada akti!a), dan cost yang potensi jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan cost satu periode akuntansi di dasarkan pada criteria penentuan habisnya manfaat cost tersebut. Pertama, apakah manfaat cost habis dalam rangka penyerahan produk"jasa, atau sering disebut dengan biaya (expenses). Kedua, apakah manfaat cost habis karena sebab lain, yang digolongkan sebagai rugi (losses), dalam makalah ini akan mengutip tentang masalah manfaat cost yang yang kemungkinan bias disebut biaya dan juga bisa disebut rugi, yang semua itu tergantung pada masa manfaatnya.
A Lan-asan /eo$i
1 en6e$ian e8an #ecara umum, dapat dikatakan bah$a cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. %A#& ('*) mendefinisikan beban adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva dan timbulnya hutang selama satu periode
yang berasal dari penjualan atau produksi
barang, atau
penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas. #edangkan menurut +A+ (') mendefinisikan beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada pemegang saham. Dari pengertian di atas dapat dilihat bah$a biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar meskipun kadang-kadang harus melalui hutang terlebih dahulu. #ecara konseptual biaya lebih bersifat penurunan akti!a daripada kenaikan hutang. &iaya akan terjadi bila produk tertentu diserahkan untuk menciptakan pendapatan. Penggunaan akti!a dapat dikatakan sebagai biaya apabila penggunaan tersebut berkaitan langsung dengan penyerahan produk (menghasilkan pendapatan) dan bukan pengubahan akti!a menjadi potensi jasa(akti!a lain) yang lain. #ementara Kam ('*) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai akti!a atau kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham ( stockholder’s equity) sebagai akibat pemakaian barang atau jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. isalnya, perusahaan menggunakan jasa tenaga kerja dan pgaji tenaga kerja tersebut dibayar dengan kas atau akti!a lain. Pemakaian jasa tresebut jelas menunjukkan adanya penurunan nilai akti!a (berkurangnya kas atau akti!a lain). Apabila tenaga kerja tersebut tidak langsung dibayar atau dibayar di lain $aktu, maka penggunaan jasa tenaga kerja tersebut akan menaikkan hutang. #ementara itu, bila tenaga kerja dibayar dengan sejumlah tertentu saham, penggunaan tenaga kerja akan menambah stockholder’s equity.
%A#& dan +A' memiliki #udut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan beban. Definisi +A+ sejalan dengan definisi yang diajukan oleh kam mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristi$a moneter seperti penurunan akti!a, kenaikan hutang atau ekuitas. #edangkan %A#& memiliki sudut pandang sebagai berikut '. idak menunjukkan dengan jelas peristi$a moneter dan fisik. %A#& lebih menekankan pada pertsti$a fisik yaitu penjualan barang atau produk yang dihasilkan. /. Pemakaian akti!a harus menurunkan suatu kos yang dinyatakan keluar sebagai biaya. 0. Apabila dilihat
dari
sudut
pandang
tradisional
definisi
yang
dikemukakan %A#& menunjukkan bah$a beban hanya dihasilkan dari pemakaian akti!a untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode yang berjalan.
1.1
Cost dan Expense
1ntuk memanfaatkan aset entitas memerlukan 2ost dan 34pense untuk menunjukkan ada nya perubahan nilai. Perubahan nilai menunjukkan pengorbanan yang dilakukan suatu entitas dalam memperoleh pendapatan. 5adi apabila tidak ada cost , otomatis tidak akan ada 34pense. isalnya, perusahaan dapat menggunakan tenaga kerja tanpa membayar tenaga kerja tersebut (dengan alasan tenaga kerja tersebut hanya mencari pengalaman kerja). Pada kasus ini, perusahaan tidak perlu mencatat baya gaji, karena tidak ada cost yang timbul sebelumnya. Perbedaan 2ost dan 34pense 2ost adalah pengeluaran untuk mendapatkan harta " barang " jasa dengan • harapan mendapatkan pendapatan " penghasilan. (&elum digunakan biayanya) 2ontoh Peralatan digunakan untuk mengoperasikan perusahaan dalam rangka memperoleh keuntungan.
•
1.2
34pense adalah biaya yang kita keluarkan karena adanya a. Penyusutan. 2ontoh Accumulated Depreciation achine b. 6ang sudah digunakan. 2ontoh 7ater 34pense, 3lektrik 34pense,dll.
Biaya dan Rugi
Atas dasar definisi biaya diatas dapat dikatakan bah$a yang termasuk biaya hanya
cost
yang benar-benar dikorbankan untuk menghasilkan pendapatan.
Penggunaan akti!a atau pengurangan cost akti!a yang tidak berkaitan dengan proses memperoleh pendapatan seharusnya dikelompokan sebagai rugi(losses). emang rugi dan biaya yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan laba perusahaan. Akan tetapi, biaya dapat dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang berjalan. (semakin tinggi biayanya dibandingkan dengan pendapatan maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian) Agar pemakai laporan keuangan mendapatkan tambahan informasi yang lebih lengkap, rugi dapat disertakan dalam laporan laba rugi sebagai penentu besarnya laba komprehensif. 8ugi sebaiknya disajikan terpisah dari biaya. Koreksi terhadap besarnya biaya periode terdahulu, tidak dapat diperlakukan sebagai rugi. Koreksi tersebut harus diklasifikasikan secara terpisah sebagai 9koreksi kesalahan periode sebelumnya”. Dari definisi yang terdapat dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, +A+ ('*) tidak memisahakan biaya dengan rugi. 5adi semua potensi jasa baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. +A+ ('*) bahkan secara spesifik menyebutkan hal tersebut seperti yang tertulis pada paragrap : berikut ini 9 Kerugian termasuk dalam kelompok beban”.
2. Pengukuran dan Pengakuan Beban Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan laporan keuangan. Kecermatan mengukur besarnya biaya mempengaruhi keakuratan informasi keuangan yang dihasilkan. Ketepatan saat mengakui biaya juga akan berpengaruh dalam penentuan besarnya rugi"laba perusahaan. ;leh karena itu pemahaman secara konsptual tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan.
2.1
Pengukuran Beban
#ejalan dengan penilaian akti!a, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian akti!a dan hutang. ;leh karena itu, pengukuran beban dapat didasarkan pada a. 2ost
#etara Kas (2ash 3=ui!alent) #etara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual
setiap jenis akti!a dipasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. eskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak digunakan adalah historical cost , namun dengan mulai diadopsinya +%8# di +ndonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah dengan menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih antar nilai $ajar dengan nilai buku (apabila nilai $ajar lebih kecil dari nilai bukunya).
2.2
Pengakuan Beban
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting yaitu sebagai akti!a (potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada dasarnya merupakan proses pemisahan cost. ;leh karena itu, agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai akti!a (diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai akti!a (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut, yaitu a. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada pendapatan periode berjalan. b. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bah$a cost tertentu ditangguhkan pembebanannya.
#emua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya apabila cost tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut a. emenuhi definisi akti!a (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, b.
dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa lalu). Ada kemungkinan yang cukup bah$a manfaat ekonomi masa mendatang yang
c.
melekat pada akti!a dapat digunakan oleh suatu entitas. &esarnya manfaat dapat diukur dengan cukup baik. Dari uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan bah$a berdasarkan konsep
penandingan (matching, pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda. 1ntuk mengatasi berbagai perbedaan pendapatan tentang pengakuan biaya, biasanya badan ber$enang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya.
3. Matching Concept (konsep penandingan) atching 2oncept adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahan, semantara cost yang dikeluarkan untuk memproleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan . dengan demikian , pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan tersebut, agar dihasilkan besarnya laba yang tepat. Dalam praktek, ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari hubungan antara biaya dengan pendaptan dalam suatu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah
a. ubungan !ebab dan "kibat Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.
konstruksi yang menerima kontrak jangka
panjang, Perusahaan tidak akan mengakui biaya yang dikeluarkun untuk membangun
proyek dalam kontrak sebagai kos ataupun beban sebelum pendapatan diakui, melainkan diakui sebagai asset. Apabila pendapatan telah diakui maka kos atau beban pun akan diakui. >amun dalam prakteknya hal tersebut susah untuk dilaksanakan. isalnya, pendapatan sebesar 8p. '**.*** dihasilkan dari beban 8p ?*.***. Dari jumlah beban tersebut, 8p '@.*** merupakan beban gaji. &ila menggunakan konsep sebab akibat beban berupa gaji sebesar 8p '@.*** tersebut dapat menghasilkan pendapatan sebesar 8p /@.*** dari total pendapatan tersebut. >amun pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat dinilai dan tidak dapat dibuktikan secara pasti .
b. "#okasi yang siste$atis dan rasiona# Alokasi sistematik dan rasional sering disebut dengan dasar penandingan periodik ( period matching ) atau penandingan tidak langsung (inderict matching ). Alokasi sistematik dan rasional dapat digunakan sebagai dasar penandingan apabila dasar penandingan hubungan sebab akibat tidak dapat dilakukan. Atas dasar konsep penandingan ini, ukuran penandingan yang digunakan bukan produk (unit fisik) tetapi periode. Dengan demikian, biaya diakui dan dihubungkan dengan pendapatan pada periode terjadinya. 2ost yang terjadi dapat dialokasikan dalam beberapa peirode, dan dapat juga langsung diakui dan dibebankan sebagai biaya. Pemilihan terhadap dua alternati!e tersebut tergantung pada keadaan yang melandasi timbulnya cost tersebut. Apabila manfaat cost suatu akti!a lebih dari satu periode, maka cost tersebut dialokasikan secara sistematis pada periode yang menggunakan manfaat tersebut. Depresiasi akti!a tetap merupakan contoh alokasi sistematis. asalah yang sering muncul dalam alokasi ini adalah banyaknya metode alokasi yang dapat digunakan dalam proses alokasi cost. Depresiasi dapat mengunakan metode alokasi seperti garis lurus, ouput produksi, jumlah angka tahun dan sebagainya. eskipun dapat menimbulkan masalah, alokasi sistematis tetap dapat digunakan sebagai dasar penandingan. Ada beberapa alasan yang mendukung pemakaian alokasi sistematis dan rasional "ertama, banyak cost periodik yang berhubungan secara tidak langsung dengan pendapatan periode berjalan. Dengan demikian, tidak ada penyimpangan yang material dalam prinsip penandingan apabila biaya diakui pada saat barang"jasa
digunakan atau dijual. 2ontohnya, biaya se$a toko dapat dihubungkan dengan penjualan selama periode penye$aaan. Kedua, pada beberapa kasus sulit mencari hubungan langsung antara cost tertentu dengan pendapatan. Apabila cost dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan, maka cost tersebut harus di akui sebagai biaya pada periode terjadinya. isalnya pengeluaran untuk pengobatan karya$an. Ketiga, apabila manfaat masa mendatang tidak dapat diukur dengan cukup pasti atau cost yang dikeluarkan tidak memiliki hubungan dengan pendapatan di masa mendatang, maka tidak ada alsan untuk menunda pembebanan cost sebagai biaya pada periode terjadinya. isalnya biaya yang dikeluarkan untuk relreasi karya$an. Keempat ,apabila biaya bersifat rutin (reguler ) dan terjadi berulang-ulang, makapembebanan langsung secara material tidak akan berpengaruh terhadap laba bersih, meskipun penandingan yang tepat dapat dicapai.
c. Pe$bebanan segera Apabila tidak alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost langsung dapat dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. isalnya, pencatatan terhadap biaya ad!ertensing. 2ost yang dikeluarkan untuk kegiatan ad!rtensing sulit untuk dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat. Disamping itu,cost tersebut kemungkinan memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. >amun,karena manfaat tersebut sulit untuk diukur, pembebanan atas dasar alokasi sistematis juga tidak dapat dilakukan dengan tepat. Konsumen mungkin saja membeli produk perusahaan karena dipengaruhi oleh ad!ertensi yang diketahui beberapa tahun lalu. 5adi, karena manfaaat tersebut tidak dapat diukur dengan tepat, maka cost ad!ertensi
dibebankan langsung sebagai biaya. Pembebanan ini berlaku juga untuk cost penelitian dan pengembangan. Dalam statement %A#& >o. / yaitu #ccuonting $or %esearsch and &evelopment 'ost disebutkan bah$a dasar penandingan hubungan sebab akibat dan alokasi sistematis tidak dapat diterapkan untuk cost penilitian dan pengembangan.
31 K$iik e$ha-ap konsep penan-in6an
enandingkan biaya dengan pendapatan sama halnya dengan menandingkan upaya dan hasil. Kegiatan usaha merupakan suatu aliran cost yaitu suatu aliran yang pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan. eskipun konsep penandingan merupakan hal yang umum diterapkan dalam akuntasni kon!ensional, namun dalam pelaksanaannya masih di$arnai dengan berbagai pertentangan. Ada beberapa kritik yang ditujukan terhadap konsep matching di antaranya sebagai berikut '. &ukti ;byektif Konsep penandingan memerlukan pertimbangan yang tepat dalam menentukan besarnya cost yang akan dibebankan pada periode sekarang atau masa mendatang. Dalam pengakuan pendapatan, bukti obyektif merupakan syarat utama yang harus dipenuhi. >amun demikian, bukti obyektif tersebut kurang begitu diperhatikan dalam pengakuan biaya. Pengakuan biaya lebih di dasarkan pada masalah rasional dan kelayakan daripada bukti yang obyektif. Dalam praktek akutansi, suatu prosedur tertentu dapat diterima perlakuannay apabila dipandang rasional dan layak untuk diterpkan. isalnya, cost persediaan dapat dibebankan sebagai biaya dengan salah satu metode depresiasi yang diterima umum, seperti +%; ayau +%;. Demikian halnya, cost akti!a tetap dibebankan sebagai biaya (depresiasi) atas dasar salah satu metode depresiasi yang diterima umum. #alah satu alasan begitu diperhatikannya bukti obyektif dalam pengakuan biaya adalah penerapan konsep konser!atisme. Konsep ini menyatakan bah$a biaya, rugi dan hutang harus segera diakui meskipun tidak ada bukti yang kuat dan objektif.
#ementara pendapatan, untung (gains) dan akti!a tidak dapat diakui apabila tidak ada bukti yang cukup objektif. /. 3!aluasi erhadap Konsep atching
1nambiguity
etode alokasi harus menghasilkan yang unik dengan menggunakan satu dasar alokasi yang jelas dan cara alokasinya juga harus jelas. 0.
Defensibility
etode alokasi yang dipilih harus lebih baik disbanding metode alokasi yang lain. etode tersebut harus didukung oleh alasan yang kuat agar dapat dipertahankan dari nkemungkinan pemakaian metode lain.
Alokasi dalam akuntansi tidak memenuhi criteria tersebut, terutama kriteria yang ketiga.
%. &antangan untuk penyusunan !tandar "kuntansi %.1
Penandingan
ugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi menyajikan informasi yang rele!an dan representati!e. Dalam hal ini, konsep penandingan tidak dapat digunakan untuk mengakui item-item pada laporan posisi keuangan yang tidak memenuhi criteria asset dan ke$ajiban. isalnya hal tersebut terjadi pada good$ill, tenaga kerja dan kekayaan intelektual
%.2
'onseratis$e
Pada konsep konser!atisme, terjadi aismetri informasi mengenai pengakuan beban dan laba. Konsep ini mengharuskan untuk mengakui a danya beban sesegera mungkin apabila ada kemungkinan beban tersebut akan terjadi. >amun dalam prinsip ini pengakuan laba tidak akan dicatat hingga laba atau pendapatan tersebut benar-benar terjadi. Konsep tersebut didasarkan oleh asumsi skeptis akuntan atau kehati-hatian. >amun justru akhirnya konsep tersebut menghasilkan informasi yang tidak rele!an. Konsep konser!atisme ini tidak berfokus pada bukti transaksi, tetapi lebih pada ketakutan menyajikan nilai bersih asset dan laba terlalu tinggi. Dengan demikian
informasi yang mengandung penyimpangan konser!atisme bukanlah merupakan informasi yang netral. ;leh karena itu penyusun standar kini telah mere!isi peraturan dan menghilangkan konsep penandingan (matching concept ) dan konsep konser!atisme ini.
%.3
Masa#ah untuk auditor
Pengakuan dan pengukuran beban haruslah sesuai dengan definisi dan kriteria beban itu sendiri. idak berlakunya lagi konsep penandingan dan konsep konser!atisme harus dipahami sekali oleh auditor. Auditor harus memahami secara mendalam mengenai definisi dan kriteria beban karena hal tersebut merupakan pedoman untuk menentukan apakah perusahaan yang diaudit telah mencatat transaksi sesuai standar yang telah ditentukan atau tidak. Kapitalisasi kos perusahaan menjadi asset merupakan masalah yang cukup rentan dan biasanya material. Apabila perusahaan mengakui kos sebagai asset padahal transaksi atau kejadian tersebut tidak memenuhi kriteria asset, maka bisa terjadi pencatatan asset yang terlalu tinggi. #elain itu auditor juga harus teliti dalam menganalisa pencatatan beban yang terlalu rendah.
A en""p Kesimp"lan :
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bah$a definisi yang dikemukaka +A+ sejalan dengan definisi yang di ajukan Kam. Keduanaya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristi$a
moneter
(penurunan akti!a,
kenaikan hutang"kenaikan ekuitas).
#ebaliknya definisi yang dikemukakan %A#& cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat di analisis sebagai berikut Pertama, definisi yang di ajukan %A#& tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristi$a moneter dan peristi$a fisik. Perlu diketahui bah$a laba, pendapatan, dan biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah akti!a yang dihasilkan dan dijual). 5adi, pendapatan dan biaya memilliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristi$a yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut.biaya menunjukkanperisti$a moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristi$a fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan.