KERANGKA KONSEPTUAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Oleh :
Bey Adityawarman (NIM. 2015261052)
Ndaru Gundolo Seto (NIM. 2015261057)
Kelas Reguler II Joint Program Angkatan 26
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
RERANGKA KONSEPTUAL
Tidak ada pandangan yang pasti tentang apa yang merupakan 'kerangka kerja konseptual'. standar akuntansi keuangan papan (FASB) di Amerika Serikat, yang mengembangkan salah satu kerangka kerja konseptual pertama dalam akuntansi, didefinisikan kerangka konseptual sebagai sistem yang koheren tujuan saling terkait dan fundamental yang diharapkan dapat menyebabkan standar yang konsisten. Di Indonesia, kerangka konseptual dikenal pada bulan September 1994. dalam hal ini IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan tersebut disetujui oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1994 dan disahkan oleh Pengurus Pusat IAI pada tanggal 7 September 1994. IAI menanamkan kerangka konseptual Indonesia dengan istilah "Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan"
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan menetapkan konsep yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka kerja ini adalah koheren sistem konsep yang mengalir dari tujuan. mengidentifikasi tujuan tujuan pelaporan keuangan. Konsep lainnya memberikan bimbingan mengidentifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi, peristiwa lain, dan keadaan untuk diwakili, bagaimana mereka harus diakui dan diukur (atau diungkapkan), dan bagaimana mereka harus dirangkum dan dilaporkan.
Kesimpulan itu dibagi oleh banyak pembuat standar nasional lainnya yang juga telah mengembangkan kerangka kerja konseptual untuk membantu memandu keputusan mereka tentang isu-isu pelaporan keuangan. Tanpa bimbingan yang diberikan oleh kerangka yang didirikan, penetapan standar akan didasarkan pada pelaporan keuangan pribadi. kerangka yang dikembangkan oleh masing-masing anggota badan penetapan standar. Standar-pengaturan berdasarkan kerangka pribadi tersebut dapat menghasilkan kesepakatan tentang masalah penetapan standar tertentu hanya jika cukup dari kerangka yang kebetulan berpotongan pada isu-isu tersebut. Bahkan mereka perjanjian mungkin terbukti sementara karena, sebagai keanggotaan penetapan standar perubahan badan dari waktu ke waktu, campuran konseptual pribadi. Akibatnya, badan standar pengaturan mungkin mendapatkan kesimpulan yang sangat berbeda tentang isu-isu yang sama (atau bahkan identik) dari orang-orang mencapai sebelumnya, dengan standar tidak konsisten dengan satu keputusan lain dan masa lalu tidak menjadi indikasi keputusan masa depan. badan-badan seperti FASB dan IASB Standar-pengaturan cenderung menjadi penerima manfaat paling langsung dari kerangka [diusulkan]. Namun, pengetahuan tentang konsep-konsep yang menggunakan bagian standar-pengaturan dalam mengembangkan standar pelaporan keuangan harus memungkinkan semua pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari alasan untuk kesimpulan. Pemahaman yang dapat meningkatkan kemampuan mereka baik untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses penetapan standar dan untuk mengantisipasinya.
Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren saling terkait tujuan dan dasar-dasar yang diharapkan menyebabkan standar yang konsisten dan yang mengatur alam, fungsi, dan batas-batas akuntansi keuangan dan pelaporan. Diharapkan untuk melayani kepentingan publik dengan memberikan struktur dan arah untuk akuntansi keuangan dan pelaporan untuk memfasilitasi penyediaan bahkan tangan informasi keuangan dan terkait yang membantu Mempromosikan alokasi yang efisien sumber daya yang langka dalam perekonomian dan masyarakat, termasuk modal membantu dan pasar lain untuk berfungsi secara efisien. Pembentukan tujuan dan identifikasi mendasar konsep tidak akan langsung menyelesaikan akuntansi keuangan dan melaporkan masalah. Sebaliknya, tujuan memberikan arah, dan konsep adalah alat untuk memecahkan masalah. Dewan itu sendiri cenderung menjadi penerima manfaat paling langsung dari bimbingan yang diberikan oleh tersebut. Mereka akan memandu Dewan dalam mengembangkan akuntansi dan pelaporan dengan menyediakan Dewan dengan dasar umum dan penalaran dasar yang untuk mempertimbangkan manfaat dari alternatif.
Rerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan landasan untuk menyusun elemen yang lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi, elemen laporan keuangan dan pengakuan/pengukuran. Proses perumusan rerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya seperti A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966 oleh AAA, Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises (APB Opinion No. 4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of Financial Statement (Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977 oleh AAA, dan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. 1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan 1985 oleh FASB.
Selanjutnya hanya ditekankan pada rerangka konseptual FASB. Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul " Conceptual Rerangka for Financial Accounting and Reporting : Elements of Financial Statements and Their Measurement " pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka konseptual dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) sebagai berikut :
a). SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan pelaporan keuangan.
b). SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting Information tahun 1980. Isi : kualitas informasi yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.
c). SFAC No. 3 : Elemennts of Financial Statements of Business Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang akan dicapai dalam pelaporan keuangan organisasi nir laba.
d). SFAC No. 4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations tahun 1980. Isi : kriteria pengakuan dan atribut pengukuran elemen laporan keuangan.
e). SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial Statement of Business Enterprises tahun 1984. Isi : Definisi dan karakteristik elemen laporan keuangan.
f). SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements: A Replacement of FASB Concepts Statement No. 3 tahun 1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi organisasi nir laba.
pengetahuan yang diharapkan dapat meningkatkan kegunaan, dan kepercayaan, akuntansi keuangan dan pelaporan. Konsep itu juga dapat memberikan beberapa petunjuk dalam menganalisis masalah baru yang muncul dari akuntansi keuangan dan melaporkan tidak adanya pernyataan otoritatif yang berlaku. Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan tidak menetapkan standar resep prosedur akuntansi atau praktik pengungkapan untuk item tertentu atau peristiwa, yang dikeluarkan oleh Dewan sebagai Laporan Akuntansi Keuangan Standar. Sebaliknya, Laporan dalam seri ini menggambarkan konsep dan hubungan yang akan mendasari standar masa depan keuangan dan praktek dan karena akuntansi berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi standar yang ada dalam praktik.
Dewan mengakui bahwa dalam saat tertentu prinsip akuntansi yang berlaku umum mungkin tidak konsisten dengan orang-orang yang mungkin berasal dari tujuan dan konsep yang ditetapkan dalam Laporan di sini. Namun, Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan tidak memerlukan perubahan yang ada berlaku umum. prinsip akuntansi mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Interpretasi dari FASB, Pendapat Akuntansi Prinsip Dewan, atau Buletin Komite Akuntansi Prosedur yang berlaku; membenarkan baik mengubah standar akuntansi yang berlaku umum dan pelaporan praktek atau menafsirkan pernyataan tercantum dalam interpretasi pribadi dari tujuan dan konsep dalam Laporan Keuangan.
Karena Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan tidak menetapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau standar untuk pengungkapan informasi keuangan di luar laporan keuangan yang dipublikasikan keuangan laporan, itu tidak dimaksudkan untuk memohon penerapannya.
Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a. komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya;
b. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan;
c. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan
d. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
Kerangka dasar ini bukan standar akuntansi keuangan dan karenanya tidak mendefinisikan standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu. Dalam hal terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi keuangan, maka ketentuan standar akuntansi keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Namun demikian, berhubung kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di masa depan dan dalam peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan yang berlaku, maka banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya waktu. Revisi kerangka dasar ini akan dilakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan pengalaman komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam penggunaan kerangka dasar tersebut.
Kerangka dasar ini membahas:
a. tujuan laporan keuangan;
b. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan;
c. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan; dan
d. konsep modal serta pemeliharaan modal.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements, yang selanjutnya hanya disebut "laporan keuangan"), termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua jenis perusahaan komersial, baik sektor publik maupun sektor swasta. Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang laporan keuangannya digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumber utama informasi keuangan perusahaan.
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada, perusahaan.
f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan acara lainnya dengan mengelompokkan mereka ke dalam kelas yang luas menurut mereka karakteristik ekonomi. Kelas-kelas yang luas ini disebut unsur-unsur laporan keuangan. Unsur-unsur terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan dalam neraca adalah aset, kewajiban dan ekuitas.
Unsur-unsur terkait langsung dengan pengukuran kinerja di laporan laba rugi adalah pendapatan dan biaya. Laporan perubahan di posisi keuangan biasanya mencerminkan unsur-unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam unsur-unsur neraca; sesuai, Kerangka Konseptual ini mengidentifikasi ada elemen yang unik untuk pernyataan ini. Presentasi dari unsur-unsur dalam neraca dan pendapatan Pernyataan melibatkan proses sub-klasifikasi. Misalnya, aset dan kewajiban dapat diklasifikasikan oleh alam atau fungsi mereka dalam bisnis entitas untuk menampilkan informasi dengan cara yang paling berguna untuk pengguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Posisi keuangan
Unsur-unsur terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Ini didefinisikan sebagai berikut:
(A) Aset adalah sumber daya dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari masa lalu peristiwa dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan mengalir ke entitas.
(B) Kewajiban adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari masa lalu peristiwa, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari entitas sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi.
(C) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.
Laporan keuangan adalah fitur utama dari keuangan melaporkan sarana utama berkomunikasi informasi keuangan kepada orang-orang di luar entitas. dalam eksternal pelaporan keuangan bertujuan umum, keuangan Pernyataan adalah tabulasi resmi nama dan jumlah uang yang berasal dari catatan akuntansi yang menampilkan baik posisi keuangan perusahaan pada saat dalam waktu atau satu atau lebih jenis perubahan posisi keuangan entitas selama periode waktu. Item yang diakui dalam laporan keuangan adalah representasi keuangan dari sumber tertentu.
(Aset) dari suatu entitas, mengklaim sumber daya (Kewajiban dan pemilik ekuitas), dan efek transaksi dan peristiwa lain dan keadaan yang mengakibatkan perubahan sumber daya dan klaim. Itu laporan keuangan entitas adalah fundamental terkait yang mengartikulasikan dengan satu sama lain dan memperoleh dari data.
Kerangka konseptual merupakan sistem yang koheren saling terkait tujuan dan dasar-dasar yang diharapkan menyebabkan standar yang konsisten dan yang mengatur alam, fungsi, dan batas-batas akuntansi keuangan dan pelaporan. Diharapkan untuk melayani kepentingan publik dengan memberikan struktur dan arah untuk akuntansi keuangan dan pelaporan untuk memfasilitasi penyediaan bahkan tangan informasi keuangan dan terkait yang membantu mempromosikan alokasi yang efisien sumber daya yang langka dalam perekonomian dan masyarakat, termasuk modal membantu dan pasar lain untuk berfungsi secara efisien.
Tujuan dan identifikasi mendasar konsep tidak akan langsung menyelesaikan akuntansi keuangan dan melaporkan masalah. Sebaliknya, tujuan memberikan arah, dan konsep adalah alat untuk memecahkan masalah. Dewan itu sendiri cenderung menjadi penerima manfaat paling langsung dari bimbingan yang diberikan oleh Laporan di ini. Mereka akan memandu Dewan dalam mengembangkan akuntansi dan pelaporan dengan menyediakan Dewan dengan dasar umum dan penalaran dasar yang untuk mempertimbangkan manfaat dari alternatif
Informasi tentang kinerja keuangan suatu entitas pelaporan selama satu periode, tercermin dari perubahan sumber daya dan klaim lain ekonomi daripada mendapatkan sumber daya tambahan langsung dari investor dan kreditur, berguna dalam menilai entitas masa lalu dan kemampuan masa depan untuk menghasilkan arus kas bersih. informasi yang menunjukkan sejauh mana entitas pelapor telah meningkatkan modal yang tersedia sumber daya ekonomi, dan dengan demikian kapasitas untuk menghasilkan arus kas bersih melalui operasi dan bukan dengan mendapatkan sumber daya tambahan langsung dari investor dan kreditor.
Informasi tentang kinerja keuangan suatu entitas pelaporan selama satu periode juga dapat menunjukkan sejauh peristiwa yang seperti perubahan harga pasar atau suku bunga telah meningkat atau menurun entitas sumber daya ekonomi dan klaim, sehingga mempengaruhi kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas bersih.
Rerangka konseptual merupakan suatu format yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Indonesia melalui IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi rerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Pengakuan Dan Pengukuran
Pengakuan artinya pos-pos terdefinisi (dengan kata-kata) dan jumlah rupiah tertentu dicantumkan dalam neraca atau laporan rugi laba. Kriteria pengakuan yang dikemukakan oleh IAI lebih sederhana dibandingkan FASB. Menurut IAI, pos yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan harus diakui apabila (p 83) : ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan dan pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penentuan jumlah rupiah untuk mengakui dan memasukkan setiap elemen laporan keuangan ke dalam neraca atau laporan rugi laba. Dasar pengukuran tersebut adalah :
1. Kos historis (historical cost). Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau ke dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
2. Biaya terkini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang;
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/statement value). Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian : yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal; dan
4. Nilai sekarang (present value). Aset dinyatakan sebesar aliran kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar aliran kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
REFERENSI :
Bab 5; MG Bab 5.
DEEGAN. FINANCIAL ACCOUNTING THEORY chapter 6
FASB. (2010). PRELIMINARY VIEWS: Conceptual framework for financial reporting: The reporting entity. Financial Accounting Series.
IASB. (2006). Framework for the preparation and presentation of financial statements, London, UK.
FASB. Statements of financial accounting concepts No. 5, 6, 7 & 8.
IAI. (2009). Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.