I.
Pendahuluan
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda dengan beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
II.
Definisi 1.
Pengertian Biaya menurut beberapa pakar :
Menurut Hansen
dan Mowen(2004:40), biaya didefinisikan sebagai
³kas atau nilaie kuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagiorganisasi.´
Menurut
Supriyono
(2000:185), biaya
adalah
³ pengorbanan
ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.´
Menurut Harnanto
dan Zulkifli (2003:14) adalah ³ sesuatu yang
berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba.´
Menurut Henry S imamora
(2002;36) ,
³Biaya
adalah kas atau
nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.´ organisasi.´
1
Menurut
Mulyadi (2001;8),
³Biaya
adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.´
2. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya menurut beberapa pakar :
Menurut Schaum
: ³ Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk
mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari
Akuntansi Biaya:
Melakukan
akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.´
Menurut Carter
biaya
dengan
dan Usry : ³ Akuntansi biaya adalah penghitungan
tujuan
untuk
aktivitas
perencanaan
dan
pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.´
Menurut
Mulyadi (2005;7 ) , ,
³ Akuntansi
biaya adalah proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya´.
.A S upriyono Menurut R .A
(2000;21) :
³ Akuntansi
biaya adalah
salah satu cabang akuntasi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk l aporan biaya.´
Menurut Abdul Halim
: ³ Akuntansi biaya adalah akuntansi yang
membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan. yang akan dijual.´
2
III.
Manfaat
Akuntansi Biaya
Tujuan
atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu untuk : 1.
Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan selanjutnya atas dasar perencanaan
tersebut,
biaya
dapat
dikendalikan
dan
akhirnya
pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang. 2. Penentuan Harga Pokok Produk Pr oduk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat membantu dalam : a. penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam proses, b. penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual berdasarkan harga pokok, c. penetapan laba. 3. Pengambilan Keputusan oleh
Manajemen.
3
IV.
lasifikasi K lasifikasi
Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya diantaranya : 1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi) 1)
Bahan Langsung (Direct
Materials)
adalah semua bahan yang
membentuk bagian integral dari barang jadi. Contoh : Biaya pembelian kayu di perusahaan meubel. 2)
Tenaga
Kerja Langsung (Direct Labor) adalah tenaga kerja yang
dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Contoh: Biaya untuk pembayaran pegawai yang membuat meja. 3) Biaya Overhead Pabrik
Bahan
Tidak
Langsung adalah bahan yang dibutuhkan guna
menyelesaikan
suatu
produk,
tetapi
pemakaiannya
sedemikian kecil. Contoh: Biaya untuk pembelian amplas, paku, lem.
Tenaga
Kerja
Tidak
Langsung adalah
Tenaga
kerja yang
dikerahkan secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi. Contoh: Biaya untuk membayar pengawas / mandor.
Biaya Tidak Langsung Lainnya. Contoh: Biaya telepon, listrik, air, dll.
b. Commercial Expense (Operating Expense) 1)
Biaya Pemasaran dan Penjualan ( Marketing and Selling Expense) Contoh: Biaya Iklan, Biaya Pengiriman Barang.
2) Biaya Umum dan Administrasi (General & Administration Expense) Contoh: Biaya untuk
Manager
Puncak, Gaji Bagian
Personalia.
4
2 .
Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran
Modal)
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin. rut in. b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan) Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut dan dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.
3 .
Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Biaya
Terkendali
(Controllable Cost)
Terkendali
adalah biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Contoh: Biaya pemasangan iklan merupakan biaya terkendali bagi Manager Pemasaran P emasaran.. b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost) Biaya
Tidak Terkendali
adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi
oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu. Contoh: Biaya penggunaan bahan merupakan biaya tidak terkendali bagi
Maanger
Pembelian.
5
arakteristik 4 . K arakteristik
Biaya Dihubungkan Dengan K eluarannya eluarannya
a. Biaya Engineered Biaya Engineered adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan output. b. Biaya Discretionary Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan output. c. Biaya Commited atau biaya kapasitas Biaya Commited adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.
5 .
Pengaruh Perubahan Volume K egiatan egiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap per unit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: Biaya pembelian mesin. b. Biaya Variabel Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel. Contoh: Biaya Bahan Langsung, Biaya
Tenaga
Kerja Langsung. c. Biaya Semi Variabel Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding / proporsional. Contoh: Biaya
Tagihan Telepon,
Biaya
Tagihan PLN (Listrik).
6
6 .
Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu. b. Biaya Tidak Langsung Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
V.
Sistem Akuntansi
Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu: 1.
Actual Cost System (Sistem (Siste m Harga Pokok Sesungguhnya) Yaitu system pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar) Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan / ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
7
VI.
Manfaat Biaya Per unit 1.
Perusahaan Manufaktur Sistem
akuntansi
biaya
memiliki
tujuan
pengukuran
dan
pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya per unit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode. Untuk menentukan biaya per unit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya per unit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi di bawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya per unit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun
perusahaan
manufaktur
adalah
sama.
Pertama
sekali,
perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan. Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
8
VII.
Biaya Bahan Baku
Di
dalam
memperoleh
bahan
baku,
perusahaan
tidak
hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain. Transaksi
pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian
produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli Menurut
prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk
memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan bia ya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. Biaya unit organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku. Dalam pembelian bahan baku, unit orgsnisasi yang terkait dalam pembelian baha baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang dan bagian akuntansi persediaan. persediaan. Dengan demikian akan timbul kesulitan dalam memperhitungkan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
9
VIII.
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku Terdapat
dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang
dipakai dalam produksi, yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan (perpetual), setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan, sedangkan dalam metode fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat dan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.
Metode
persediaan fisik sangat cocok digunakan dalam
penentuan biaya bahan baku perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses, sedangkan metode persediaan digunakan dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.
a. Metode Identifikasi K husus husus (Specifik Identification Method)
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga per satuannya berbeda dengan harga per satuan harga bahan baku yang sudah ada di gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut dibeli. Dalm metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok per satuannya secara tepat.
10
b.
Metode Masuk Pertama,
eluar K eluar
Pertama (Firs-in, Firs-out
Method) Metode
masuk
pertama,
keluar
pertama
(metode
MPKP)
menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. Perlu ditekankan di sini bahwa untuk menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik b ahan baku dalam produksi.
c.
Metode Masuk Terakhir,
eluar K eluar
Pertama (Last-in, Firs-out
Method) Metode
masuk
terakhir,
keluar
pertama
(metode
MTKP)
menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.
d. Metode R ataata-R ata ata Bergerak (Moving
Average
Method)
Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata-ratanya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga pokok rata-rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru. Bahan baku yang di pakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per satuan harga bahan baku yang ada di gudang.
Metode
ini disebut pula
denan metode rata-rata tertimbang, karena dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan bahan baku, metode ini menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka penimbangnya.
11
IX.
Masalah-Masalah K husus husus Yang Berhub ungan
Dengan
Bahan Baku
Dalam bagian ini diuraikan akuntansi biaya bahan baku, jika dalam proses produksi produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective goods) dan produk rusak (spailed goods).
1.
Sisa
Bahan (Scrap Materials)
Di dalam proses produksi, tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya pengerjaannya disebut sisa bahan. Jika di dalam proses produksi mengalami proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yang timbul adalah bagaimana mamperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai : a. Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut b. Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi c. Penghasilan di luar usaha (other income). Pencatatan sisa
bahan
: Jika jumlah dan nilai sisa bahan relative
tinggi, maka diperlukan pengawasan terhadap persediaan sisa bahan. Pemegang kartu persediaan di Bagian Akuntansi perlu mencatat mutasi persediaan sisa bahan yang ada di gudang.
2. Produk R usak usak (Spoiled Goods)
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk rusak berbeda dengan sisa bahan karena sisa bahan merupakan bahan yang mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
12
3. Produk Cacat (Defective Goods)
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standart mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk yang lebih baik. Masalah
yang timbul dalam produk cacat adalah bagaimana
memperlakukan biaya tambahan untuk mengerjakan kembali (rework cost) produk cacat tersebut. Perlakuan terhadap pengerjaan kembali produk cacat adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dalam produk rusak(spoiled goods). Jika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu, maka biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Jika produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan produk, maka baiaya pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada seluruh produksi dengan cara memperhitungkan biaya pengerjaan kembali tersebut ke dalam tarif biaya overhead pabrik. Biaya pengerjaan kembali produk cacat yang sesungguhnya terjadi didebitkan dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.
13
X.
Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Pada dasarnya Akuntansi Biaya menitikberatkan pada penghitungan harga pokok produk dari suatu proses produksi. Sehingga diperlukan suatu cara pengumpulan harga pokok produksi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan harga pokok produksi adalah dilihat produk yang dihasilkan, didasarkan atas pemesanan ataukah untuk pemenuhan produk perusahaan (massa).
Langkah ± langkah dalam proses produki yang dimaksud adalah: 1.
Mendapatkan
2.
Menghitung
bahan baku
besarnya bahan baku yang dipakai dalam proses produksi
3. Penggunaan tenaga kerja 4. Pengakuan biaya overhead pabrik yang terjadi 5. Pengalokasian dan pembebanann biaya overhead pabrik 6. Pengakuan produk selesai dan produk masih dalam proses.
Dengan demikian maka metode pengumpulan biaya produksi kita bedakan menjadi dua, yaitu a. Metode Harga Pokok Pesanan Merupakan
metode pengumpulan biaya produksi yang ditetapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode ini adalah : 1)
Biasanya proses produksi terputus ± putus, karena didasarkan pada pesanan barang yang ada, sehingga harga pokok berdasarkan pesanan yang ada.
2) Produksi ditujukan khusus untuk memenuhi pesanan dan bukan untuk mengisi persediaan. 3) Produk yang dihasilkan mempunyai berbagai bentuk atau heterogen sesuai dengan signifikansi pelanggan.
14
Pada
perusahaan
yang
berproduksi
secara
pesanan,
cara
pengumpulan biaya produksinya menggunakan metode harga pokok pesanan (Job Order Cost). Biaya produksi dikumpulkan untuk tiap jenis pesanan dan harga pokok per satuan dihitung sebagai berikut :
Harga pokok per satuan = Jumlah biaya biaya produksi tiap pesanan Jumlah produk yang dipesan
Contoh : Untuk mengerjakan seratus pesanan pakaian olah raga diperlukan biaya sebagai berikut : Bahan bahan baku
Rp
500.000
Bahan penolong
Rp
75.000
Tenaga
kerja langsung langsun g
Rp
600.000
Biaya overhead overhea d pabrik
Rp
125.000
Jumlah biaya produksi
Rp
1.300.000
Maka
harga pokok satu stel seragam pakaian olah raga dihitung
Rp 1.300.000/100 stel = Rp 13.000 per stel
b.
Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode ini adalah : 1)
Proses produksi dilaksanakan secara kontinue, sehingga produksi biasanya diolah dengan mesin special purpoce, produk yang dihasilkan untuk mengisi persediaan
2) Produk yang dihasilkan bersifat homogen 3) Harga pokok dikumpulkan setiap akhir proses dan dihitung untuk semua produk yang dihasilkan.
15
Perusahaan yang ini berproduksi terus menerus selama ada permintaan pasar,artinya ada pesanan atau tidak selama barang yang mereka produksi maka akan terus diproduksi. Perusahaan yang berproduksi secara massa di dalam mengumpulkan biaya produksi menggunakan harga pokok proses (process cost method). Dalam metode ini biaya produksi dikumpulkan selama periode tertentu, sedangkan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan pada periode tertentu dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Harga pokok per satuan =
Jumlah biaya produksi selama periode tertentu Jumlah produk yang dihasilkan selama periode tertentu
Contoh : Perusahan industri yang memproduksi shampo selama bulan Januari 2003 telah mengeluarkan biaya produksi sebagai sebagai berikut : Bahan bahan baku
Rp
1.900.000
Bahan penolong
Rp
1.000.000
Tenaga
kerja langsung
Rp
2.500.000
Biaya overhead overhea d pabrik
Rp
600.000
Jumlah biaya produksi
Rp
6.000.000
Produk yang dihasilkan selama bulan Januari sebanyak
10.000
botol
(dianggap tidak ada produk belum selesai), jadi harga pokok per satuan dihitung: Rp 6.000.000 / 10.000 botol = Rp 600.000/botol
16
Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi yang biasa dilakukan ada dua macam yaitu Full Costing dan Variabel Costing. Costing . Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada : a. Perhitungan harga pokok produksi dan b. Penyajian laporan laba-rugi.
1. Full costing Merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yanag terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi dengan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langusung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Skema perhitungan Harga Pokok Produksi sampai dengan Harga Pokok Penjualan Biaya Produksi Harga Pokok P okok ProduksiHarga ProduksiHarga Pokok Penjualan Laba/Rugi
Metode Full Costing
Perhitungan Biaya Produksi: Biaya bahan baku
Rp xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung
Rp xxx.xxx
Biaya overhead pabrik
Rp xxx.xxx
(BOP Variabel & Tetap) Biaya Produksi
Rp xxx.xxx
17
Perhitungan Harga Pokok: Harga Pokok Produksi: Pr oduksi: Persediaan Persedia an produk dalam proses awal
Rp xxx.xxx
Biaya Produksi Pr oduksi
Rp xxx.xxx + Rp xxx.xxx
Persediaan Persedia an Produk Pr oduk dalam proses akhir Harga
Pokok Produksi
Rp xxx.xxx R p
xxx.xxx
Perhitungan Harga Pokok P enjualan: Persediaan produk selesai awal
Rp xxx.xxx
Harga Pokok Produksi
Rp xxx.xxx + Rp xxx.xxx
Persediaan Persedia an produk selesai akhir Harga
Pokok Penjualan
Rp xxx.xxx ± R p
xxx.xxx
Laporan Laba/R ugi ugi
Pendapatan Penjualan
Rp xxx.xxx
Harga Pokok Penjualan
Rp xxx.xxx
Laba Kotor
Rp xxx.xxx
Biaya Umum Administrasi Administr asi
Rp xxx.xxx
By.Pemasaran & Penjualan
Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
Laba/R ugi ugi Bersih
R p
xxx.xxx
18
Dengan menggunakan Metode Full Costing, C osting, a) Biaya
Overhead
pabrik
baik
yang
variabel
maupun
tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya. b) Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP BOP yang sesungguhnya sesungguh nya terjadi. Catatan
:
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankanlebih besar dari besar dari BOP yang sesungguhnya sesungguhnya terjadi. Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari kecil dari BOP yang sesungguhnya sesungguhnya terjadi. c) Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi). d)
Metode
ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap
sebagai biaya samapi saat produk pr oduk yang bersangkutan dijual.
19
2.
Variabel costing Merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langung dan biaya overhead pabrik variabel. ( Mulyadi,99) Skema perhitungan Harga Pokok Produksi sampai dengan perhitungan Harga Pokok penjualan Biaya ProduksiHarga Pokok ProduksiHarga Pokok Penjualan Laba/Rugi Metode Variabel costing
Perhitungan Biaya Produksi : Biaya bahan baku
Rp xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung
Rp xxx.xxx
Biaya overhead pabrik Variabel
Rp xxx.xxx
Biaya Produksi
Rp xxx.xxx
Perhitungan Harga Pokok: Harga Pokok Produksi: Pr oduksi: Persediaan Persedia an produk dalam proses awal
Rp xxx.xxx
Biaya Produksi Pr oduksi
Rp xxx.xxx + Rp xxx.xxx
Persediaan Persedia an produk dalam proses akhir Harga Pokok Produksi
Rp xxx.xxx ± Rp xxx.xxx xxx.xxx
Perhitungan Harga Pokok P enjualan: Persediaan produk selesai awal
Rp xxx.xxx
Harga Pokok Produksi
Rp xxx.xxx + Rp xxx.xxx
Persediaan produk selesai akhir Harga
Pokok Penjualan
Rp xxx.xxx ± R p
xxx.xxx
20
Peritungan Laba/R ugi ugi
Pendapatan Penjualan
Rp xxx.xxx
Biaya-biaya variabel: Harga Pokok Penjualan
Rp xxx.xxx
By.Non Produksi Variabel
Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
Konstribusi Marjin
Rp xxx.xxx
Biaya-biaya tetap: By.Overhead Pabrik- Tetap Rp xxx.xxx By.Non Produksi- Tetap
Rp xxx.xxx Rp xxx.xxx
Laba/R ugi ugi Bersih
R p
xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Variable Costing, a) Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. b) Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. c) Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
21
XI.
eterbatasan Sistem Akuntansi K eter Tarif
Biaya
pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan
beberapa dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan
yang
berproduksi
dalam
lingkungan
produksi
canggih
(advanced manufacturing environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya sebagai berikut : 1.
Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal 3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi 4.
Manager
operasional
ingin
menghentikan
produk-produk
yang
kelihatan menguntungkan menguntungkan 5.
Marjin
laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga 7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data biaya bagi proyek khusus 8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan.
22
XII.
Peranan Akuntansi Biaya Menurut
arter C arter
Usry, Usry, di masa lalu akuntansi biaya secara luas
dianggap sebagai cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan yang dilaporkan di laporan labarugi. Pandangan ini membatasi cakupan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan menjadi sekadar data biaya produk guna memenuhi aturan pelaporan eksternal. Definisi yang terbatas itu
tidak
sesuai
untuk
masa
sekarang
dan
tidak
cukup
untuk
menggambarkan kegunaan informasi biaya. Pengumpulan, presentasi dan analisis dari informasi biaya dan keuntungan membantu manajemen menyelesaikan tugas-tugas berikut: y
Membuat
dan melaksanakan rencana anggaran untuk operasi
dalam kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksikan berikutnya berikutnya y
Menetapkan
metode perhitungan biaya yang memungkinkan
pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas y
Mengendalikan
kuantitas fisik dari persediaan dan menentukan
biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan y
Menentukan
biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun peri ode
akuntansi y
Memilih
di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau
jangka panjang yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.
23
PENUTUP
esimpulan A. K esimpulan
Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan suatu nilai guna serta manfaat, yaitu peningkatan laba di masa yang akan datang. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan akhirnya pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Sedangkan Biaya sesungguhnya merupakan biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya juga dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang. B.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Dan kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menuju sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.
24