TUGAS MAKALAH
~ Dibuat Oleh Kelompok 5 ~
Ev a
200812500454
Hijrianti
200812500399
Nurazizah
200812500387
Indah K.H
200812500388
Zaenal .A
200812500405
Firman Y
200812500438
Suna K Dewi
200812500379
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Alamat : Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat (TB Simatupang), Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Telp./Fax.: (021) 7818718 - 78835283 --- eMail :
[email protected] ---
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
BAB I : PENDAHULUAN
1
BAB II
BAB III
A. Latar Belakang
1
: PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Tasawuf
2
B. Sejarah Pertumbuhan Tasawuf
3
C. Jalan Pendekatan Diri Kepada Tuhan
6
D. Perkembangan Tasawuf dan Thariqat
8
: KESIMPULAN
12
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Indraprasta PGRI, adapun judul Penulisan makalah ini adalah "Tasawuf ". Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun penulisan makalah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhir- nya tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.
Jakarta, 11 Februari 2009
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi atau aspek spiritual dalam Islam. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih menekankan aspek rohaninya ketimba ketimbang ng aspek aspek jasman jasmaniny inya. a. Dalam Dalam kaitan kaitanny nyaa dengan dengan kehidu kehidupan pan,, ia lebih lebih menekan menekankan kan kehidupan akhirat ketimbang kehidupan dunia yang fana. Orang yang ahli dalam tasawuf disebut dengan seorang sufi. Seorang sufi menekankan aspek rohaninya daripada aspek jasmaninya. Seorang sufi selalu berusaha untuk dekat dengan Tuhannya. Dan untuk mencapai itu, terdapat tingkatannya, yaitu tobat , zuhud , sabar , kefakiran kerendahan hati, takwa , tawakkal , kerelaan , cinta , ma'rifat. Dan Dan dalam dalam makala makalah h ini ini akan akan menco mencoba ba memb membah ahas as tent tentan ang g
peng pengert ertian ian tasaw tasawuf uf,, seja sejarah rah
pertumbuhan dan perkembangan tasawuf, penyebaran serta perjalanan tasawuf.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tashawwuf
Sejak dahulu hingga sekarang, pembahasan tentang asal kata tashawwuf belum pernah mencapai kata sepaka sepakat. t. Para Para ahli ahli berbeda berbeda pendap pendapat at tentan tentang g kata kata itu, itu, dijelas dijelaskan kan oleh oleh Syeikh Syeikh Ahmad Ahmad Taqiy aqiyud uddi din n Ibnu Ibnu Taimiy aimiyah ah bahw bahwaa perb perbeda edaan an itu dise diseba baba baka kan n karen karenaa adan adanya ya kata kata yang yang dinisbahkan kepada kata sesuatu. Ada yang dinisbahkan kepada kata safa dan safw yang artinya bersi bersih h dan suci. suci. Maksud Maksudnya nya,, kehidu kehidupan pan seoran seorang g seoran seorang g sufi sufi lebih lebih banyak banyak diarahk diarahkan an pada pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Suci, sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali oleh orang yang suci. Adapun tentang definisi Tashawwuf itu send sendir irii ada ada bebe beberap rapaa pend pendap apat at yang yang dike dikemu muka kaka kan n oleh oleh sejum sejumla lah h toko tokoh h sufi. sufi. Bebe Beberap rapaa diantaranya adalah sebagai berikut :
Zakaria Al-Anshori : “Tashawwuf ialah suatu ilmu yang menjelaskan hal ihwal pembersih
jiwa dan penyantun akhlak baik lahir atau batin, guna menjauhi bid’ah dan tidak meringankan ibadah.
Abul Qasim al-Qashairi ( W. 456H/1072M ) : “Tashawwuf adalah menerapkan ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi secara tepat berusaha menekan hawa nafsu, menjauhi bid’ah dan tidak meringankan ibadah.
Bisyr bin Haris al-Hafi ( W. 227H/841M ) : “Seorang sufi ialah yang telah bersih hatinya,
semata-mata semata-mata untuk Allah SWT”.
ABU Husain An-Nuri ( W. 295H/908M ) : “Kaum sufi itu ialah kaum yang hatinya suci dari
kotora kotoran n basar basariy iyah ah ( hawa hawa nafsu nafsu keman kemanusi usiaan aan ) dan kesal kesalaha ahan n priba pribadi. di. Ia harus harus mampu mampu membebaskkan diri dari syahwat sehingga ia berada pada shaf pertama dan mencapai derajat yang mulia dalam kebenaran”.
Harun Harun Nasuti Nasution on dalam dalam bukuny bukunyaa falsafat falsafat dan Mistism Mistismee dalam dalam islam islam menjela menjelaska skan n bahwa, bahwa,
“tasawuf itu merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tashawwuf atau sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang islam bisa sedekat mungkin dengan tuhan”.
Dari berbagai definisi yang berbeda-beda tersebut kiranya dapat ditarik suatu kesimpilan tentang pengertian Tashawwuf itu sebagai berikut : “Tashawwuf ialah suatu ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang jalan atau cara yang ditempuh dalam mendekatkan diri kepada kepada Allah SWT. SWT. Jalan Jalan atau cara yang yang dimaks dimaksud ud dengan dengan melalui melalui pember pembersih sihan an rohani rohani,, pen penin ingk gkat atan an amal amal sale saleh, h, bera berakh khla lak k mulia mulia dan dan tekun tekun mela melaku kuka kan n ibad ibadah ah menu menuru rutt cont contoh oh Rasulullah SAW SAW disertai dengan melakukan zuhud, berkhalwat dan kontemplasi.
B. Sejarah Pertumbuhan Tashawwuf Tashawwuf
Sebenarnya kehidupan shufi sudah terdapat pada diri Nabi Muhammad saw. Dimana dalam kehidupan beliau sehari-hari terkesan amat sederhana dan menderita, disamping menghabiskan waktunya untukk beribadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. Bahkan seperti diketahui, bahwa sebelum beliau diangkat sebagai Rasul Allah, beliau seringkali melakukan kegiatan shufi dengan melakukan uzlah di Gua Hira selama berbulan-bulan lamanya sampai beliau beliau menerim menerimaa wahyu wahyu pertama pertama saat saat diangk diangkat at sebaga sebagaii Rasul Rasul Allah. Allah. Setelah Setelah Beliau Beliau resmi resmi diangkat sebagai Nabi utusan Allah, keadaan dan cara hidup beliau masih ditandai oleh jiwa dan suasana kerakyatan, meskipun beliau berada dalam lingkaran keadaan hidup yang serba dapat terpenuhi terpenuhi semua keinginan lantaran kekuasaanny kekuasaannyaa sebagai sebagai Nabi yang menjadi kekasih kekasih TuhanTuhan Nya. Pada waktu malam sedikit sekali tidur, waktunya dihabiskan untuk bertawajjuh kepada Allah dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya. Tempat tidur beliau terdiri dari balai kayu biasa dengan alas tikar dari daun kurma, tidak pernah memakai pakaian yang terdiri dari wool, meskipun meskipun mampu membelinya membelinya.. Pendek Pendek kata beliau lebih cinta hidup dalam suasana sederhana ( meskipun pangkatnya Nabi ) Daripada hidup bermewah-mewah.
Kehidupan Nabi semacam itu langsung ditiru oleh shahabatnya, Tabi’in, Tabi’it Tabi’it Tabi’in dan terus turu turun n temur temurun un samp sampai ai seka sekaran rang. g. Bahk Bahkan an para para shah shahaba abatt belia beliau u bany banyak ak yang yang melak melakuk ukan an kehidu kehidupan pan shufi shufi dengan dengan hidup hidup sederh sederhana ana dan selalu selalu bertaq bertaqarru arrub b dengan dengan Allah. Kehidu Kehidupan pan mereka sangat sederhana bahkan serba kekurangan, tetapi dalam dirinya tumbuh memancar sinar
kesemangatan beribadah. Hal seperti itu tampak dalam kehidupan para shahabat beliau, semisal Abu Hurairah, Abu Darda’, Salman Al Farisy, Abu Bakar, Umar Bin Khathab, Ali bin Abi Thalib, Thalib, Abdullah Abdullah bin Umar dan sebagainya. sebagainya. Dapat dicontohkan dicontohkan disini, seperti seperti kehidupan kehidupan Abu Abu Hurairah ra. Yang dalam sejarah disebutkan bahwa beliau tidak mempunyai rumah, hanya tidur di emperan Masjidil Haram Makkah, pakaiannya hanya satu melekat di badan, makannya tidak pernah merasa kenyang, bahkan sering tidak makan. Sampai pada suatu hari beliau duduk-duduk di pinggir jalan sedang ia sangat lapar. Tatkala Abu Bakar ra. Lewat disitu ia bertanya ayat apa yang harus dibacanya dari Al-Qur’an untuk menekan laparnya. Abu bakar tidak menjawab menjawab dan berjalan berjalan terus. Kemudian Kemudian lewat pula Umar Bin Khathab. Khathab. Abu Hurairah meminta pula padanya, padanya, ditunjukkan Ayat Al-Qur’an yang dapat menahan laparnya.. Umar tidak berbuat apa-apa dan meneruskan meneruskan perjalanannya. perjalanannya. Kemudian Kemudian lewatlah disitu pula Rasulullah Rasulullah saw, Nabi tersenyum tersenyum melihat Abu Hurairah, Hurairah, Nabi tersenyum karena mengetahui mengetahui apa yang terkandung terkandung dalam dirinya dan yang tersirat di mukanya, Nabi mengajak Abu Hurairah mengikuti. Tatkala Tatkala sampai di rumah, r umah, Nabi mengeluarkan sebuah bejana susu dan disuruh minum pada Abu Hurairah, sehingga tidak dapat menghabiskannya.
Satu contoh lagi adalah yang terjadi pada shahabat Nabi yang bernama Abu Abu Darda’. Darda’. Suatu hari Salman Al-Farisi mengunjungi rumah Abu Darda’, yang telah dipersaudarakan Nabi dengan dia. Maka Maka dida didapa pati tiny nyaa bermu bermuru rung ng,, tak gemb gembira ira sepe seperti rti bias biasany anya. a. Tatkala atkala ditan ditanya ya,, istri istriny nyaa menceritakan, bahwa Abu Darda’ sejak ingin meninggalkan segala kesenangan dunia ini, ia ingin meninggalkan makan dan minum, karena dianggapnya dapat mengganggu ibadah dan taqwanya kepada Allah.. Mendengar cerita itu, Salman Al-Farisi murka, lalu sambil menyajikan makanan ke Abu Darda’ berkata dengan geramnya : “Aku perintahkan kepadamu supaya kamu makan. Sekarang juga!”. Abu Darda’ lalu makan. Tatkala waktu tidur Salman memberi perintah lagi : “Aku “Aku perinta perintahka hkan n kepada kepadamu mu supaya supaya engkau engkau pergi pergi beristi beristiraha rahatt dengan dengan istrimu istrimu!”. !”. Dan tatkala sampai waktu sembahyang ia membangunkan saudaranya itu sambil berkata : “Hai, Abu Darda’, bangunlah engkau sekarang dari tidurmu dan sembahyanglah engkau mengagungkan Tuhan”. Kemudian kepada Abu Abu Darda’ dijelaskan oleh Salman dengan katanya : “Kuperingatkan kepadamu, bahwa beribadat kepada Tuhanmu merupakan suatu kewajiban, merawat dirimupun merupa merupakan kan suatu suatu kewaji kewajiban ban,, melaya melayani ni keluar keluargam gamupu upun n merupa merupakan kan suatu suatu kewaji kewajiban ban pula pula untukmu. Penuhilah segala kewajiban itu menurut haknya masing-masing”. Tatkala keesokan hariny harinya, a, kelaku kelakuan an Abu Abu Darda’ Darda’ dilaporka dilaporkan n kepada kepada Rasulu Rasulullah llah saw, saw, Nabi Nabi bersab bersabda da : “Benar “Benar sungguh apa yang dikatakan Salman”.
Begitulah kehidupan shufi yang terjadi pada diri Rasulullah saw, dan para shahabatnya dan diikuti pula oleh para Thabi’in, Tabi’it Tabi’in sampai turun temurun pada generasi selanjutnya hingga sekarang ini. Sedang diantara shahabat Nabi saw yang mempraktekkan ibadah dalam bentuk Thariqat ini adalah Hudzaifah Al Yamani. Yamani.
Dan perkem perkemban bangan ganny nyaa shufi shufi ini kemudi kemudian an dilanj dilanjutk utkan an oleh oleh para para generas generasii dari dari kalang kalangan an Thabi’ Thabi’in, in, dianta diantarany ranyaa adalah adalah Imam Hasan Hasan Al Basyri, Basyri, seoran seorang g ulama ulama besar besar Thabi’ Thabi’in in murid murid Hudzaifah Al Yamani. Yamani. Beliau inilah yang mendirikan pengajian Tashawwuf di Bashrah. Diantar a murid murid-mu -murid ridny nyaa adala adalah h Malik Malik bin bin Dina Dinarr, Tsabi sabitt Al Bann Bannay ay,, Ayyub yyub As Sakh Sakhtiy tiyany any dan dan Muhammad bin Wasik.
Setelah berdirinya madrasah Tashawwuf itu, disususl pula dengan berdirinya madrasah di tempat lain, seperti di Irak yang dipimpin oleh sa’id bin Musayyab dan di Khurasan yang dipimpin olehIb olehIbrah rahim im bin Adham. Adham. Dengan Dengan berdir berdiriny inyaa madras madrasah-m ah-madr adrasa asah h ini, ini, menamb menambah ah jelasla jelaslah h kedudukan dan kepentingan tashawwuf dalam masyarakat islam yang sangat memerlukannnya. Sejak itulah pelajaran ilmu Tashawwuf telah mendapatkan kedududukan yang tetap dan tidak akan akan terlepa terlepass dari dari masyar masyarakat akat Islam Islam sepanj sepanjang ang masa. masa. Dan pada pada Abad-ab Abad-abad ad beriku berikunya nya ilmu ilmu Tashawwuf semakin berkembang sejalan dengan perkenbangan agama islam di beberapa daerah. Bahkan menurut sejarah, pengembangan agama islam ke Afrika, ke segenap pelosok Asia yang luas ini, Asia kecil, Asia Timur, Timur, Asia Tengah, Tengah, sampai ke negara-negara yang berada bera da di tepi te pi lautan Hindia, semuanya dibawa oleh propaganda-propaganda islam dari kaum Tashawwuf. Sifat dan cara hidup mereka yang sangat sederhana, kata-kata mereka yang mudah difahami , kelakuan yang sangat tekun beribadah, semuanya itu lebih menarik dari ribuan kata-kata yang hanya teori adanya.
Merekalah Merekalah sebenarnya sebenarnya propaganda propaganda islam yang sebenar-be sebenar-benarny narnya. a. Pengikut-p Pengikut-pengik engikut ut mereka mereka merupakan sukarelawan yang ikhlas yang beribu-ribu jumlahnya, bahkan berpuluh-puluh ribu yang yang telah telah menyer menyerahk ahkan an segala segala apa yang yang ada padany padanya, a, hartany hartanya, a, jiwany jiwanyaa sekali sekalipun pun untuk untuk membawa agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW lewat orang-orang sufi itu. Karena gerakan gerakan mereka mereka mendek mendekati ati geraka gerakan n nabi-n nabi-nabi abi atau wali-w wali-wali, ali, maka maka orangorang-ora orang ng yang yang di hadapinya, baik Khalifah-khalifah, Raja-raja, pembesar-pembesar raja dan orang-orang awam takut dan hormat kepada shufi itu.
Karena para penyebar agama Islam itu pada umumnya terdiri dari kalangan Ulama’ shufi, maka
dengan dengan sendir sendiriny inyaa melalu melaluii ajaran ajaran yang yang di bawany bawanyaa itu dipeng dipengaru aruhi hi pula pula oleh oleh Tashaww ashawwuf. uf. Dengan demikan, para propagandis tersebut juga secara langsung mengembangkan pula ajaran thariqat di berbagai daerah yang menjadi sasaran Da’wahnya. Pada akhirnya ajaran Tashawwuf tersebu tersebutt tumbuh tumbuh dan berkem berkemban bang g dengan dengan cepat cepat sejala sejalan n dengan dengan perkem perkemban bangan gan Islam Islam dan Thariqat.
C. Jalan Pendekatan Diri Kepada Tuhan Tuhan
Jalan yang ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat melihat Tuhan dengan mata hati dan akhirnya akhirnya bersatu bersatu dengan dengan Tuhan demikan panjang panjang dan penuh penuh duri. Bertahun-tahun Bertahun-tahun orang harus menempuh jalan yang sulit itu. Karena itu hanya sedikit sekali orang yang bisa sampai pada puncak tujuan Tashawwuf. Tashawwuf. Jalan itu disebut Thariqah (bahasa Arab), dan dari sinilah berasal kata Tarekat dalam bahasa Indonesia. Jalan itu, yang intinya adalah penyucian diri, di bagi kaum sufi ke dalam stasion-stasion yang dalam bahasa Arab disebut maqamat-tempat calon seorang sufi menunggu sambil berusaha keras untuk membersihkan diri agar dapat melanjutkan perjalanan ke stasion berikutnya. Sebagaimana telah disebut di atas penyucian diri diusahakan melalui ibadat, terutama terutama puasa, puasa, shalat, shalat, membac membacaa Al-Qur’an Al-Qur’an dan dzikir dzikir.. Maka, Maka, seiran seirang g calon calon sufi sufi banyak banyak melaksanakan Ibadat. Tujuan semua ibadat dalam islam ialah mendekatkan diri itu, terjadilah penyucian diri calon sufi secara berangsur.
Jelas kiranya bahwa usaha penyucian diri, langkah pertama yang harus dilakukan seseorang adalah tobat dari dosa-dosanya. Karena itu, stasion pertama dalam Tashawwuf adalah tobat. Pada mulanya seorang calon sufi harus tobat dari dosa-dosa besar yang dilakukannya. Kalau ia telah berhasil dalam hal ini, ia akan tobat dari dosa-dosa kecil, kemudian dari perbuatan makruh dan selanjutnya selanjutnya dari perbuatan syubhat. syubhat. Tobat yang dimaksud dimaksud adalah tobat nasuha, yaitu tobat yang membuat orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan betul-betul tidak berbuat dosa dosa lagi lagi walau walau sekecil sekecil apapun apapun.. Jelasl Jelaslah ah bahwa bahwa usaha usaha ini memaka memakan n waktu waktu panjan panjang. g. Untuk Untuk memantapkan tobatnya ia pindah ke stasion kedua, yaitu zuhud. Di stasion ini ia menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-qur’an dan zikir. Puasanya yang banyak membuat hawa nafsunya lema lemah, h, dan dan memb membua uatt ia taha tahan n lapa laparr dan dan daha dahaga ga.. Ia maka makan n dan dan minu minum m hany hanyaa untu untuk k mempertahankan kelanjutan hidup. Ia sedikit tidur dan banyak beribadah. Pakaiannya sederhana. Ia menjadi orang zahid dari dunia, orang yang tidak bisa lagi digoda oleh kesenangan dunia dan kelezatan materi. Yang dicarinya ialah kebahagiaan rohani, itu diperolehnya dalam berpuasa,
melakukan shalat, membaca al-Qur’an dan berdzikir.
Kalau Kalau kesenan kesenangan gan dunia dunia dan kelezat kelezatan an materi materi tidak tidak bisa bisa menggo menggodan danya ya lagi, lagi, ia keluar keluar dari dari pengasing pengasinganny annyaa masuk kembali ke dunianya dunianya semula. semula. Ia terus banyak berpuasa, melakukan shalat, membaca membaca al-qur’qn dan berdzikir. berdzikir. Ia juga akan selalu naik haji. Sampailah Sampailah ia ke stasion wara’. Di stasion ini ia dijauhkan tuhan dari perbuatan-perbuatan syubhat. Dalam literature tashawwuf di sebut bahwa al-muhasibi menolak makanan, karena di dalamnya terdapat syubhat. Bisyr al-Hafi tidak bisa mengulurkan tangan ke arah makanan yang berisi syubhat.
Dari stasion wara’, ia pindah ke stasion faqr. Di stasion ini ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. Bahkan ia tidak meminta sungguhpun ia tidak punya. Ia tidak meminta tapi tidak menolak pemberian Tuhan.
Setelah menjalani hidup kefakiran ia sampai ke stasion sabar. Ia sabar bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah tuhan yang berat dan menjauhi larangan-larangan tuhan yang penuh godaan, tetapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat yang ditimpakan Tuhan Tuhan kepada kepadanya nya.. Ia bukan bukan hanya hanya tidak tidak meminta meminta pertol pertolong ongan an dari Tuhan, Tuhan, bahkan bahkan ia tidak tidak menunggu-nunggu datangnya pertolongan. Ia sabar menderita. Selanjutnya ia pindah ke stasion tawakal. Ia menyerahkan diri senulat-bulatnya kepada kehendak Tuhan. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini. Bahkan, sungguhpun tak ada padanya, ia selamanya merasa tentram. Kendatipun ada padanya, ia tidak mau makan, karena ada orang yang lebih berhajat pada makanan dari padanya. Ia bersikap seperti telah mati. Dari stasiion tawakkal, ia meningkat ke stasion ridla. Dari stasion ini ia tidak menentang percobaan dari Tuhan bahkan ia menerima dengan senang hati. Ia tidak minta masuk syurga dan dijauhkan dari neraka. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Tuhan. Di sini ia telah dekat sekali dengan Tuhan dan iapun sampai ke ambang pintu melihat Tuhan dengan hati nurani untuk selanjutnya bersatu dengan Tuhan. Karena stasion-stasion tersebut di atas baru merrupakan tempat penyucian diri bagi orang yang memasuki jalan Tashawwuf, ia senarnya belunlah menjadi sufi, tapi barulah menjadi zahid atau calon sufi. Ia menjadi sufi setelah sampai ke stasion berikutnya dan memperoleh pengalaman-pengalaman tashawwuf.
D. Perkembangan Tashawwuf dan Thariqat
Semenjak drintis dengan berdiri madrasah shufi di bashra samapi pada abad-abad berikutnya, tashawwuf terus menerus dikebangan oleh para tokohnya. Dan diantara para tokoh tersebut kini membe membent ntuk uk suat suatu u alor aloran an-al -alira iran n ters tersen endi diri, ri, sepe seperti rti Qadi Qadiria riah h wan wan Naqs Naqsab aban andiy diyah ah,, Asy Syadziliyah, Ar Rifai’iyah, Maulawiyah, Badawiyah dan lain sebagainya. Kini seluruhnya sudah mencapai jumlah sebanyak 41 aliran yang di pakai sebagai Thariqat Mu’tabarah.
Dari 41 aliran thariqat diatas, yang paling e\terkenal dan paling banyak pengikutnya dalam masyarakat adalah :
didirkan oleh Syekh Abdul Abdul Qadir Al Jailani, lahir pada tahun 470 H. Thariqat Qadiriyah yang didirkan Wafat pada tahun 561 H. (1164 (1164 M.). Pengikutny Pengikutnyaa yang terbanyak adalah di India, India, Afganistan, Afganistan, Baghdad dan Indonesia.
Thariqat Rifa’iyah yang diciptakan dan dibangsakan kepada Syekh Ahmad bin Abdul Hasan Ar Rifa’I, wafat pada tahun 570 H, (1175 M.). Pengikutnya yang terbanyak di daerah Maroko dan Al Jazair.
Thariqat Sah rawadiyah yang dibangsakan kepada Syekh Abil Hasan Ali bin Al Sahrawadiyah yang wafat pada tahun 630 H. (1240 M.). Pengikutnya yang terbanyak dari Afrika.
yang dibang dibangsak sakan an kepada kepada pendir pendiriny inya, a, yaitu yaitu Syejh Syejh Abil Abil Hasan Hasan Ali bin Thariqat Syadziliyah Syadziliyah yang Abdullah bin Abdul Jabbar Asy Syadzily, Syadzily, meninggal pada tahun 655 H. (1256 M.). Pengikutnya yang terbanyak di daerah Afrika..
Thariqat Ahmadiyah yang diciptakan oleh Syekh Ahmad Badawy, meniggal pada tahun 675 H.. (1276 M.). pengikutnyayang terbanyak di daerah Maroko.
Thariqat Maulawiyah yang dibangsakan kepada pendirinya yaitu Syekh Maulana Jalaluddin Ar Rumi, meniggal pada tahun 672 H (1273 M.). pengikutnya yang terbanyak di daerah Turkistan da Turki.
Thariqat Naqsabandiyah yang dibasngsakan kepada pendirinya, yaitu Syekh Muhammad bin
Muha Muhamm mmad ad Bahu Bahudd ddin in Bukh Bukhari ari wafa wafatt pada pada tahu tahun n 791 791 H (127 (1273 3 M.). M.). peng pengik ikut utny nyaa yang yang terbanyakdi Malaysia.
dibangsakan an kepada kepada pendirinya pendirinya,, yaitu Syekh Abdullah Abdullah Ba’alawy Al Thariqat Hadiyah yag dibangsak Hadad Al Hamdany, meniggal pada tahun 1095 H (1695 M.). pengikunya yang terbanyak di Jazirah Arab, Malaysia dan sekitarnya.
Dari Beberapa thariqat tersebut di atas yang paling banyak pengaruhnya di Indonesia, terutama di daerah Sumatra, Jawa dan Madura adalah Thariqat Qairiyah dan Naqsabandiyah.
Thariqat Qadiriyah adalah thariqat yang didirikan oleh Syekh Abdul Abdul Qdi aL Jailany.. Beliau lahir di sebuah kota kecil, Jailan, Thabaristan pada tahun 471 H (1077 M.). dan wafat pada bulan Rabi’uts Tsani Tsani 651 H (1164 M.). di kota Baghdad. Thariqat ini dalam dala m perjalanan berjalan berjala n seiring dengan thariqat yang diciptakan oleh Syekh Muhammad Bukhari, yaitu sejak bulan Januari 1978 berpusat di Tebuireng Jawa Timur Indonesia.
Selain itu, di Pulau Jawa khususnya terdapat juga beberapa thariqat yang tidak seberapa besar pengaruhnya dan pengikutnya. Diantaranya adalah Thariqat Syathariyah yang didirikan oleh Syekh Abdull Abdullah ah Syathar dari India, wafat padatahun 1485 M. Pertama kali didirikan di Banten oleh Syekh Abdul Muhyi dari Karang. Thariqat ini juga berkembang di Jawa Timur berpusat di Nganjuk (Madium) dibawah pimpinan Kyao Husnun, dan di Tijaniyah, Thariqat Shiddiqiyyah yang berpusat di Ploso JombangJawa Timur yang didirikan oleh K.H. Mukhtar padatahun 1958, Thariqat Wahidiyah yang berpusat di Kedunglo Kediri Jawa Timur yang didirikan oleh K.H. Abdul Majid Ma’ruf.
Thariqat Qadiriyah wan Naqsabandiyah adalah sebagai thariqat yang mu’tabarah, sedangkan thari thariqa qatt
lainn lainnya ya dioa dioang ngga gap p tidak tidak mu’t mu’tab abar arah ah,, yang yang thari thariqa qatt
Shid Shiddi diqiy qiyah ah,,
Qahi Qahidi diya yah, h,
Syadziliyyah dan Syathariyyah. Demikian pandangan para Kyai NU. Khususnya yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam organisai Nahdlotul Ulama’ sendiri sejak tahun 1957 tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1957 1957 oleh oleh para para Kyai Kyai didirik didirikan an suatu suatu daban daban federas federasiii iii bernam bernamaa Punca Puncak k Pimpin Pimpinan an jam’iya jam’iyah h Thariqat Mu’tabarah sebagai tindak lanjut dari Mu’tamar NU XIV sejak tanggal 15 s/d 21 Juli 1939 di Magelang. Dalam Mu’tamar Nu XXVI tanggal 5-11 Juni 1979 M. bertepatan dengan
tanggal 10-16 Rajab 1399 H. di semarang Jawa Tengah, nama badan diganti menjadi Jam’iyah Thari Thariqa qatt Mu;t Mu;tab abara arah h Nahd Nahdliy liyin in.. Pena Penamb mbah ahan an kata kata “Nah “Nahdl dliy iyin in”” ini ini dima dimaks ksud udka kan n untu untuk k menegaskan bahwa badan federasi ini harus tetap berafiliasi kepada NU. Sejak berdirinya, pimpinan tertinggi badan feerasi ini adlaha para Kyai ternama dari pesantren – pesantren besar, antara lain Kyia Baidlowy, K.H. Ma’shum Ma’shum (ayah K.H. Ali Ma’shum, Ro’is Am PBNU 1980) dan K.H Avdul Hafidh (ketiganya adalah pemimpinan Pesantren Lasem Rembang Jawa Tengah), K.H. Mushli dari pesantren Futuhiyah Mranggen Demak Jawa Tengah, K.H. Adlan Aly dari Pesantren walisongo Cukir Jombang Jawa Timur (beliau adalah keturunan seorang ulama’ besar K.H. K.H. Abdul Abdul Jabbar Jabbar,, Pendir Pendirii pondok pondok Pesant Pesantren ren Maskum Maskumamb ambang ang Dukun Dukun Gresik Gresik)) dan K.H. K.H. Muhamm Muhammad ad Arwani Arwani Amin Amin dari dari Pesantr Pesantren en Tahfidh ahfidhul ul Qur’an Qur’an yandbu yandbu’ul ’ul Ulum Ulum Kudus Kudus jawa jawa Tengah. Mereka ini adlah pemimpinan Thariqat Qadiriyyah wan Naqsabandiyah dipegang oleh K.H. DR. Idham Kholid, Pengasuh Pesantren Cipete Jakarta.. Beliau adlah mantan ketua Umum PBNU. Ketua DPR/MPR, Ketua DPA dan pernah beberapa kali menduduki jabatan penting di pemerintah dari menteri sampai perdana mentari dalam kabinet Ali Roem Idham di masa orde lama.
Thariq Thariqat at Qadiriy Qadiriyah ah ini diseba disebarkan rkan dan dikemb dikembang angkan kan pula pula di pulau pulau Sumatra Sumatra oleh oleh Syekh Syekh Abdu Abdulla llah h Arif. Arif. Belia Beliau u adala adalah h pend pendat atan ang g di nege negeri ri kita kita bers bersam amaa para para muba mubalig ligh h lainn lainnya ya diantaranya adalah shabatnya yang bernama Syekh Ismail Zaffi. Barangkali kedua ulama’shufi ini pernah berkenal yaitu Syekh Abdul Qadir Al Jailany (lahir 471 H), wafat tahun 561 H (1164 M). Mengingat beliau hidup sezaman dengan Waliyuhllah ini. Hal ini dibuktikan bahwa pada tahun tahun 1177 177 M, kedu keduaa beli beliau au ini ini suda sudah h giat giat meny menyeb ebark arkan an dan dan meng mengem emba bang ngka kan n Thari Thariqa qatt Qadiriyah ini.
Penyebaran Penyebaran Thariqar Qadiriyah ini selanjutnya selanjutnya diteruskan diteruskan oleh murid beliau, beliau, yaiutu yaiutu Syekh Burhanuddin yang juga merupakan penyebar agama islam di darah Aceh. Demikian pula di tempat lain di pulau Smutra, banyak bermunculan penyebar Thariqat, diantaranya adlah Syekh Abdush Shamad Al Falimbany Fali mbany,, Syekh S yekh Syamsuddin As Sumatrany, Sumatrany, Syekh Daud bin Abdullah Al Fathany, Fathany, Syekh Abdur Rauf bin Ali Al Fansury dang lain sebagainya.
Di kawasan lain kepulauan Nusantara ini, muncul pula penyebar-penyebar thariqat. Diantaranya adlah Sykh Yusuf Yusuf tajul Khalwati, Syekh Muhammad Nafis Al Banjary Banjar y, Syekh Ahmad Khahib As Sambasy Sambasy,, Syekh Syekh Abdus Abdus Shamad Shamad Pulai Pulai condon condong g Al Kalant Kalantany any dan sebaga sebagainy inya. a. Penye Penyebara baran n thariqat di belahan dunia lainnya tidak pernah berhenti sampai pada abad XIX dan XX ini. Ini bisa dilihat dari para penyebar dan pembaharu di berbagai negara Islam yang telah berusaha untuk mengadakan pembaharuan thariqat, seperti yang dilakukan oleh DR. mohammad Iqbal di India, Abdul Halim mahmd Mesir, Syekh Ahmad Khathib Hasyim Asy’ary dan Prof. DR. Abdul Malik karim Amrullah (HAMKA) dari Indonesia.
Demikian penjelasan mengenai sejarah singkat pertumbuhan tashawwuf dan perkembangan dan juga para penyebarnya sejak zaman rasulullah, Zaman sahabat, Tabi’in, Tabi’in, para tokohshufi bidang Aqidah, tokoh shufi thariqat, sampai pada para penyebarnya di seluruh dunia hingga di daerah kepulauan Nusantara ini.
BAB III KESIMPULAN
Dari Dari sedi sediki kitt pemb pembah ahas asan an yang yang telah telah kami kami saji sajika kan n sebe sebelu lumn mnya ya,, berk berkait aitan an deng dengan an penye penyebara baran n serta serta perjalan perjalanan an tasawu tasawuff , dapatla dapatlah h kami kami memberi memberi kesimp kesimpula ulan n bahwa bahwa Tasawuf, bukanlah sesuatu yang dengannya manusia dapat melakukan sebuah pelarian, bukanlah bukanlah sesuatu yang dengannya dengannya manusia manusia dapat berpangku tangan terhadap hidup. hidup. Melaink Melainkan, an, tasawu tasawuff adalah adalah suatu suatu metode metode penyuc penyucian ian jiwa jiwa dan pembeni pembening ng hati, hati, yang yang menjad menjadii bekal bekal utama utama manusi manusiaa dalam dalam mengge menggelut lutii ranah ranah kehidu kehidupan panny nyaa yang, yang, pada pada dasarnya tidak pernah terlepas dari berbagia macam persoalan. Tasawuf membimbing manusia dalam pengembangan kinerja ukhrawi dan sekaligus juga duniawi.