MANAJEMEN KAS DAN PORTOFOLIO
STRUKTUR MODAL
Disusun oleh
Aris Risnandar
158334031
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI TASIKMALAYA TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatakan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang tentang “ Struktur Modal ”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kas dan Portofolio. Semoga karya tulis sederhana ini menjadi salah satu sumber yang dapat memberikan pemahaman bagi semua pihak yang membutuhkan. Tentu penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari kesempurnaan, dengan senang hati saran kritik dan masukan menjadi hal yang sangat penting bagi penulis untuk menyempurnakan menyempurnakan karya tulis dimasa yang akan datang. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mensupport dalam penyususnan karya tulis ini, semoga sebiji jarrah pun kebaikan menjadi amal yang senantiasa mengalir untuk kita semua.
Tasikmalaya, Maret 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………...i DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang,…………………………………………………………......1 1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………..1 1.3.Tujuan…………………………………………………………….…………1 BAB II LANDASAN TEORI
2.1.Pendekatan Teoritis atas Struktur Modal …………………………..........2 2.2.Keputusan Struktur Modal dalam Praktik …..…………………..............6 BAB II PEMBAHASAN
3.1.Faktor faktor yang memepngaruhi struktur modal…………………….9 3.2.Analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal…………………………………….………………………………10 3.3.Pendekatan dalam Teori Stuktur Modal……………………………......13 3.4.Studi Kasus dalam Struktur Modal……………………………………..15
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………......17 DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan pendapatan yang akan diterima. Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apasaja pendekatan pendekatan secara teoritis yang termasuk dalam struktur
modal ? 2. Apasaja pendekatan secara konsep dalam penilaian struktur modal ? 3. Bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik ?
1.3 Tujuan Perumusan Masalah
1. Mengetahui pendekatan teoritis apasaja yang termasuk dalam struktur modal. 2. Mengetahui pendekatan secara konsep dalam struktur modal. 3. Mengetahui bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik.
iii1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal
(modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan
yang
aktiva
dimiliki
perusahaan
terhadap
seluruh
utangnya
(Munawir,2001). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan.
2
2.2.
Teori Struktur Modal 2.2.1. Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubahubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2.2.2.
Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak mempengaruhi Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.
2.2.3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu :
3
a. Biaya Langsung Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis. b. Biaya Tidak Langsung Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan mau memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring (Persyaratan yang lebih ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga 2.2.4. Teori Pecking Order
Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan Struktur Modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir demikian.
4
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam Teori Pecking Order adalah sebagai berikut : a. Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan. b. Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain. d. Jika
padangan
eksternal
diperlukan,
perusahaan
akan
mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
5
Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. 2.2.5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai
prospek
dan
resiko
perusahaan.
Pihak
tertentu
mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya. Teori ini terdiri dari Teori : a. Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar. b. Signaling
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang 6
yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. 2.2.6. Teori Lainnya 2.2.6.1. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free-cash flow. Ada kecenderungan manager ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga. 2.2.6.2.Pendekatan Interaksi Produk
Teori ini berangkat dari teori organisasi industri dan relatif baru, dibandingkan dengan teori lainnya. Ada dua kategori dalam pendekatan ini, yaitu Strategi dan Menjelaskan hubungan antara Struktur Modal dengan karakteristik produk atau input.
7
2.2.6.3.Konteks atas Pengendalian Perusahaan
Beberapa penemuan pendekatan ini adalah perusahaan yang menjadi target (dalam pengambilalihan) akan meningkatkan tingkat hutangnya, berhubungan dengan kemungkinan sukses tender offer (penawaran terbuka pada proses pengamalihan usaha).
8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain :
Struktur Aktiva (Tangibility)
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap , akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya terdiri dari aktiva lancer akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan kesempatan investasi yang menguntungkan.
9
dalam berinvestasi pada
Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.
Profitabiltas
Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi
investasi menggunakan
utang yang relative kecil (Bringham & Houston, 2001). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin r endah utang.
10
Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan.
3.2 Analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal :
1. Variabel yang dominan terhadap struktur modal dengan menggunakan Analisa Faktor 2. Menentukan nilai perusahaan yang maksimum.
Menurut Maness (1988), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan struktur modal yang optimal, yaitu : 1. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. 2. Operating Leverage Perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih mampu untuk menaikkan penggunaan leverage keuangan ( hutang ). 3. Corporate Taxes Karena bunga tax-deductable, ada sebuah keuntungan jika menggunakan hutang. Marginal tax rate perusahaan yang lebih tinggi,
11
maka keuntungan menggunakan hutang akan lebih tinggi, semua yang lainnya dianggap sama. 4. Kadar resiko dari aktiva Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva didalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva didalam perusahaan, makin besar derajat resikonya. Dan perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan yang tiada henti, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu aktiva, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan. 5. Lenders dan rating agencies Jika perusahaan menggunakan hutang semakin berlebih, maka pihak lenders akan mulai meminta tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating agencies akan mulai menurunkan rating pada tingkat hutang perusahaan. 6. Internal cash flow Tingkat internal cash flow yang lebih tinggi dan lebih stabil dapat menjastifikasi sebuah tingkat leverage lebih stabil. 7. Pengendalian Banyak perusahaan sekarang meningkatkan tingkat hutangnya dan memulai
dengan
menerbitkan
hutang
baru
hingga
repurchase
outstanding commonstock. Tujuan dari peningkatan hutang tersebut adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sedangkan pembelian kembali saham bertujuan untuk lebih meningkatkan tingkat pengendalian. 8. Kondisi ekonomi Kondisi ekonomi seperti sekarang ini dan juga kondisi pada pasar keuangan dapat mempengaruhi keputusan struktur modal. Ketika tingkat suku bunga tinggi, mungkin keputusan pendanaan lebih mengarah pada short-term debt, dan akan dilakukan refinance dengan long-term debt atau equity jika kondisi pasar memungkinkan.
12
9. Preferensi pihak manajemen Preferensi manajemen terhadap resiko dan gaya manajemen mempunyai peran dalam hubungannya dengan kombinasi debt-equity perusahaan pada struktur modalnya 10. Debt covenant Uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan surat hutang dan terwujud melalui serangkaian kesepakatan (debt covenant). 11. Agency cost Agency cost adalah sebuah biaya yang diturunkan guna memonitor kegiatan pihak manajemen untuk menjamin bahwa kegiatan mereka selaras dengan persetujuan antara manajer, kreditur dan juga para shareholders. 12. Profitabilitas Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, dan penggunaan internal financing yang lebih besar dapat menurunkan penggunaan hutang (rasio hutang). 13. Risiko Bisnis Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan. Pada kasus tertentu ternyata kondisinya dapat dikelompokan pada 4 faktor yang dominan terhadap penentuan struktur modal, yaitu:
Faktor 1: Stabilitas pendapatan dan kebutuhan modal, komponen variabelnya: Stabilitas penjualan dan kebutuhan modal. Dengan variabel yang dominan adalah kebutuhan modal.
Faktor 2: Struktur pasar industri yang terdiri variabel; struktur saingan, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan penjualan, dan kadar risiko dari aktiva. Variabel dominannya adalah struktur saingan.
13
Faktor 3: Risiko usaha dan keuangan, yang terdiri variabel; sikap pemberi pinjaman, susunan aktiva, dan sikap manejemen. Variabel dominannya adalah sikap pemberi pinjaman.
Faktor 4: Situasi perekonomian yang hanya terdiri variabel keadaan pasar modal, sehingga variabel dominannya adalah variabel keadaan pasar modal. Untuk
penentuan
nilai
perusahaan,
dengan
menggunakan
pendekatan Tradisional sebagai alat manajemen keuangan diperoleh hasil bahwa nilai perusahaan akan meningkat dengan rata-rata biaya modal perusahaan melalui cara perusahaan modal pinjamannya. Dan struktur modal diterapkan harus mempunyai ratio hutang maksimum sehingga mencapai struktur modal optimum. 3.3 Pendekatan dalam Teori Struktur Modal
1. Pendekatan Laba Operasi Bersih ( NOI Approach) Dikemukakan
oleh
David
Durand
(1952).
Pendekatan
ini
menggunakan asumsi bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan perusahaan. 2. Pendekatan Traditional (Traditional Approach) Diasumsikan terjadi perubahan struktur modal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri). 3. Pendekatan Modigliani dan Miller ( MM Approach) MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total
14
perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi yang digunakan adalah, pasar modal sempurna, nilai yang diharapkan
dari
distribusi
probabilitas
semua
investor
sama,
perusahaan mempunyai risiko usaha (business risk) yang sama dan tidak ada pajak.
Strategi
efisiensi
biaya
bertujuan
untuk
meningkatkan
produktivitas perusahaan dan efektifitas kerja sumber daya perusahaan yang ada. Untuk mengatasi keterbatasan modal kerja dan biaya operasional perusahaan perlu mengadakan perencanaan penghematan diberbagai bidang. Implikasi strategi efisiensi biaya adalah: 1.
Meminimalkan Kenaikan Biaya Tetap dengan cara pertumbhan pegawai negatif dan rasionalisasi pegawai
2.
Mengurangi Biaya Tetap tunai dengan cara pengaturan struktur modal melalui penggunaan fasilitas kredit jangka panjang untuk memenuhi modal kerja dan penggunaan fasilitas kredit lunak UKM sehingga beban bunga lebih rendah.
3.
Efisiensi biaya variabel dilakukan ditingkat proses produksi dengan cara pengaturan penggunaan lini mesin pemotongan sesuai jumlah sapi . Biaya variabel juga dapat dihemat dengan strategi kemitraan usaha baik ditingkat on farm (penyediaan bahan
baku),
maupun
pemasaran
produk sehingga
biaya
operasional ditanggung bersama. Untuk menentukan struktur modal yang optimum, digunakan konsep cost of capital. Dengan perhitungan cost of capital hutang obligasi, cost of capital emisi saham baru, cost of capital saham biasa, cost of capital laba ditahan, dan weighted average cost of capital. Dan struktur modal yang optimum tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang adalah rendah. Karena biaya modal ini
15
berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan cara ROA dan ROE. 3.4 Studi kasus dalam Struktur Modal Contoh :
1. PT ”BOOM” semula hutang sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 5% dan laba operasi bersih Rp 10.000.000,- Misalkan tingkat kapitalisasi modal sendiri(tingkat kapitalisasi berarti tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk modal sendiri sebesar 11%. Kalau kita hitung penilaian perusahaan sebagai berikut : O F E ke S B V
Laba bersih operasi Bunga 5% x Rp 30.000.000 Laba tersedia untuk pemegang saham Tingkat kapitalisasi MS Nilai pasar Saham Nilai pasar obligasi Nilai keseluruhan Per saham
Rp 10.000.000 Rp 1.500.000(-) Rp 8.500.000 0,11 (:) Rp 77.727.700 Rp 30.000.000(+) Rp107.277.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,32 % V Rp 107.277.000 Bila perusahaan mempunyai 850 lb saham, maka harga per lembar saham = Rp 77.277.000 = Rp 90.910,850 2. Sekarang bila perusahaan ingin mengganti obligasi dengan saham.Nilai obligasi pada soal.1 Rp30.000.000, sedang harga saham Rp 90.910/lb, maka diperlukan maka diperlukan Rp 30.000.000 : Rp 90.910 = 330 lb. Sehingga sekarang obligasi dibelanjai dengan modal sendiri semuanya, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan menjadi lebih rendah yaitu 10%. Maka besarnya ko (tingkat kapitalisasi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut : O Laba operasi Rp 10.000.000 F Bunga Rp 0 (-) E Laba tersedia untuk Rp 10.000.000 pemegang saham
16
ke Tingkat kapitalisasi MS 0,10 (:) S Nilai pasar saham Rp100.000.000 B Nilai pasar obligasi Rp 0 (+) V Nilai keseluruhan persh Rp100.000.000 Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau ko = O = Rp10.000.000 x 100% = 10% V Rp100.000.000 Sehinga harga saham menjadi = Rp 100.000.000 = Rp 84.750,(850 + 330) Dengan demikian harga saham turun karena perubahan struktur modal. 3. Misalkan
sekarang (dari contoh no.1) perusahaan
menambah modal
asingnya dengan Rp 30.000.000 lagi, sehingga menjadi Rp 60.000.000,dan saham akan berkurang sebesar 330 lembar (Rp30.000.000 : Rp 90.910), shg saham tinggal 520 lb (850lb – 330lb) Dan tingkat kapitalisasi 14%, bunga obligasi yang harus dibayar meningkat 6%. Sehingga besarnya ko(tingkat kapitalisi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut : O F E ke S V
Laba bersih operasi Rp 10.000.000 Bunga 6% x Rp 60.000.000 Rp 3.600.000(-) Keuntungan untuk Rp 64.000.000 pemegang saham biasa Tingkat kapitalisasi MS 0,14 (:) Nilai pasar saham Rp 45.714.000(+) Nilai Keseluruhan Rp105.714.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,46% V Rp 105.714.000 Harga per lb saham = Rp 45.714.000 = Rp 87.910,520 Kesimpulan : Dari hasil perhitungan dengan pendekatan tradisional diatas bahwa struktur modal yang optimal pada contoh no.1 yaitu Rp 107.277.000,-
17
memberikan biaya modal yang terendah 9,32% dan memberikan harga saham yang tertinggi Rp 90.910,- dibandingkan soal no.1 dan no.3
BAB IV KESIMPULAN
Dari uraian yang telah ditulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa
Struktur
Aktiva
(Tangibility),Growth
Opportunity,
Ukuran
Perusahaan (Firm Size), Profitabiltas dan Risiko Bisnis baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh pada Keputusan Struktur Modal Suatu Perusahaan. 2. Dari faktor-faktor
tersebut mempunyai pengaruh satu dengan yang
lainnya. Sehingga dengan demikian Para Investor, Kreditor maupun Manajemen Perusahaan hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada informasi atas faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan, Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terj emahan). Hlm. 68. Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33 Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston , Op. Cit.,6-7. George Foster, 1996, Financial Internasional. Hlm. 65.
19
Statemen
Analysis,
Prentice
Hall