KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNyalah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Fungsi dan Cara Kerja Sistem Pelumasan” ini tepat pada batas waktunya. Makalah tugas ini dibuat dari berbagai sumber atau referensi. Pada makalah tugas ini, penulis berusaha menyusun dalam bentuk paparan yang akan mempermudah para pembaca untuk dapat belajar lebih baik, karena didalamnya terdapat ringkasan materi yang penulis buat secara sederhana sehingga mudah dipahami. Penulis menyadari makalah tugas ini jauh dari sempurna, hal ini mengingat kemampuan pengetahuan dan kepustakaan yang penulis miliki sangat terbatas, Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya agar makalah tugas ini dapat digunakan sebaik mungkin. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah “Fungsi dan Cara Kerja Sistem Pelumasan” ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalam.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1 DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 3 1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................ 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Fungsi Sistem Pelumasan ................................................................... 4 a. Anti Gesekan ................................................................................ 4 b. Pendingin ...................................................................................... 4 c. Pembersih ..................................................................................... 4 d. Perapat/sealing ............................................................................. 5 e. Anti karat/korosi .......................................................................... 5 f. Baffer / bantalan........................................................................... 5 2.2 Cara Kerja Sistem Pelumasan ........................................................... 5 a. Sistem Tekan ................................................................................ 6 b. Sistem Percikan ............................................................................ 8 c. Sistem Kombinasi ......................................................................... 10 2.3 Komponen-Komponen Sistem Pelumasan ........................................ 12 a. Pompa pelumas ............................................................................ 12 b. Bak Penampung Oli ..................................................................... 12 c. Oil strainer .................................................................................... 13 d. Dip Stick ........................................................................................ 14 e. Oil filter ......................................................................................... 14 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 16 DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 17
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri - pelumas - atau yang lebih popular disebut oli merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Oleh karena itu, disini penulis akan menjelaskan secara rinci tentang sistem pelumasan pada motor bensin dan diesel agar para pembaca dapat mengetahui prinsip kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel sehingga pembaca dapat memilih pelumas yang tepat bagi mesin kendaraannya agar dapat awet dan tahan lama.
1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Dapat mengetahui pengertian pelumasan serta fungsi pelumasan tersebut bagi mesin bensin dan diesel. 2. Mengetahui sistem kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel.
3
BAB II PEMBAHASAN
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
2.1. Fungsi Sistem Pelumasan Sistem pelumasan merupakan bagian yang penting pada mesin yang didalamnya terdapat komponen-komonn yang bergerak dan bergesekan. Oleh karena itu, pelumasan sangat diperlukan agar kontak langsung antara dua permuakaan benda yang saling bergerak dapat dihindarkan. Sistem pelumasan berfungsinya sebagai : a. Anti Gesekan Oli mencegah hubungan langsung antara dua metal/part yang bergesekan sehingga dapat mencegah keausan dengan membentuk laipsan (Oil Film) pada permukaan logam/part. b. Pendingin Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat pembakaran (pada cylinder block & piston). Pada mesinmesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan-bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin. c.
Pembersih Oli
membawa
partikel-partikel
metal
debu,
oxidasi
dan
hydrocarbon. Saat membuka tutup oli pada mesin, biasanya terlihat.
4
d. Perapat/sealing Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston. Akan ikut terbawa pada saat kompresi dan ikut keluar pada saat expansi. e. Anti karat/korosi. Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan udara. f.
Baffer / bantalan Meneruskan tekanan secara terpencar dan meredam benturan. Biasanya terjadi jika dua buah gear saling bertemu/berbenturan, sehingga tumbukan/benturan tidak terjadi secara paksa/kasar. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.
2.2. Cara Kerja Umum Sistem Pelumasan Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang berputar dan bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan penting sebagai pendingin. Bagian-bagian yang perlu diberi pelumasan adalah : Dinding silinder, torak, cicin torak, dan pena torak Poros engkol beserta bantalannya Poros nok dan bantal;annya Mekanisme katup Rantai timing dan poros pompa
5
Dalam sistem pelumasan yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor adalah : a. Sistem tekan Sistem ini digunakan pada mesin besar dan mesin kendaraan. Dimana minyak pelumasnya berada dalam keadaan lebih dingin dari pada bagian mesin lainnya. Minyak ditekan dan dialirkan melalui berbagai saluran dengan pompa kesemua bagian yang membutuhkan seperti beberapa bantalan, poros, batang penggerak, pipa di dalam kerangka mesin, dan bagian lain yang akan dilumasi. Sistem pelumasan tekan minyak pelumas didistribusikan ke bagian-bagian yang memerlukan dengan cara ditekan oleh pompa minyak pelumas dengan tekanan tertentu. Minyak pelumas di dalam karter akan dihisap oleh pompa melalui saringan pelumas dan disalurkan ke bagian-bagian yang memerlukan antara lain poros engkol, poros nok, timing system, dan rocker arm. Untuk pelumasan dinding silinder dan roda gigi pada poros engkol, poros nok dilakukan dengan cara disemprot dengan nosel. Penggunaan sistem pelumasan tekan minyak pelumas mampu melumasi bagian-bagian mesin secara lebih baik sampai kebagian yang lebih sempit dan rumit, karena pada sistem pelumasan ini mempunyai komponen atau alat yang bekerja atas dasar putaran mesin, sehinggaakhir-akhir ini sistem pelumasan tekan menjadi sistem pelumasan standar untuk mesin-mesin mobil.
6
Gambar 2.1 Sistem Pelumasan Tekan (Pedoman Reparasi Mesin Seri K 1996 :4-2)
Keterangan: 1. Aliran minyak pelumas ke kepala silinder
5. Poros engkol
2. Poros nok
6. Timing sistem
3. Aliran minyak pelumas ke poros nok
7. Karter
4. Aliran minyak pelumas ke poros engkol
Pelumasan ke poros engkol
Poros engkol
Timing System
karter Pelumasan ke kepala silinder
Poros nok
Pelumasan ke poros nok
Gambar 2.2 Bagan system pelumasan tekan
7
NO
KELEBIHAN
1
Aliran
minyak
KEKURANGAN pelumas Jika
dapat berjalan secara teratur 2
Pelumasan
dapat
salah
satu
bantalan
rusak
system pelumasan akan terganggu
diatur Jika saringan rusak maka minyak
dengan baik dengan jalan pelumas yang mengalir akan tidak membuat
alur-alur
pada tersaring sehingga kotor
metal dudukannya
b. Sistem percikan Sistem ini digunakan pada mesin kecil yang berdaya rendah karena proses dan kontruksinya sederhana. Setiap kali pangkal batang penggerak (big end) mencebur kedalam mangkok pelumas, memercikan keatas ke dinding silinder dan bantalan-bantalan atau bagian-bagian lain yang harus dilumasi. Aplikasi sistem pelumasan percik banyak dijumpai pada kendaraan dua langkah yang kuno seperti pada vespa dan pada L2 Super. Sistem pelumasan percik hanya diterapkan pada engine yang mempunyai rpm dan daya rendah serta pada engine yang memiliki konstruksi katup-katup samping. Selain itu sistem ini hanya diaplikasikan pada kendaraan satu silinder dan bentuk engine yang relatif kecil. Pada engine multi silinder sudah menggunakan sistem paksa dan sistem rendam yang diterapkan pada transmisi dan differensial. Sekarang ini juga masih ada engine yang menggunakan sistem percik seperti pada motor bensin 5,5 HP yang banyak digunakan pada mesin penggerak kompresor. Sistem pelumasan percik minyak pelumas ditampung pada karter, dipercikkan ke bagian mesin yang bergerak dengan sebuah alat yang disebut oil spoon atau sendok oli.Oil spoon adalah alat pemercik minyak pelumas yang berbentuk tuas seperti sendok yang terdapat pada bagian bawah batang torak.
8
Gambar 2.3 Sistem Pelumasan Percik (New Step 2 Training manual, 1995:1-30)
Keterangan: 1.Kepala silinder
4.Poros engkol
2.Silinder blok
5.Oil spoon
3.Batang torak
6.Karter
Mesin dengan konstruksi karter yang dangkal atau permukaan minyak pelumas di dalam karter cukup dekat dengan poros engkol, maka apabila mesin dihidupkan dan poros engkol berputar, ujung dan oil spoon akan menyentuh permukaan minyak pelumas dalam karter dan memercikan minyak pelumas tersebut ke bagian mesin di atasnya misalnya dinding silinder, unit torak, Crankshaft journal dan crankpin pada poros engkol serta poros nok kemudian minyak pelumas tersebut akan kembali ke karter. Mesin dengan konstruksi karter yang dalam atau permukaan minyak pelumas dalam karter agak jauh dengan poros engkol, maka harus ada penampung minyak pelumas berbentuk seperti cawan yang ditempatkan di dekat poros engkol agar oil spoon dapat memercikan minyak pelumas tersebut. Sistem pelumasan percik mempunyai konstruksi yang sangat sederhana, minyak pelumas yang dipercikan cukup memadai untuk melumasi bagian porosnok dan dinding silinder, tetapi sistem pelumasan semacam ini kurang baik untuk memberikan pelumasan ke bagian poros
9
engkol dan pena engkol beserta bantalannya karena minyak pelumas yang dipercikan sulit masuk ke celah yang sempit dan jumlah maupun arah dari percikan itu tidak stabil serta pada waktu mesin menerima beban berat jumlah minyak pelumas yang diberikan tidak mencukupi sehingga mesin cepat aus dan panas
NO
KELEBIHAN
1.
Konstruksi sederhana
KEKURANGAN Pelumasan tidak sesuai dengan jumlah berputarnya motor
2.
Pada sumbu engkolnya tidakmendapat lubang pengaliran minyak
Pembagian minyak pelumasan tidak sama banyaknya pada asingmasing bagian tertentu
c. Sistem kombinasi Sistem ini digunakan untukmenjaga agar sistem pelumasan agar tetap bekerja dengan baik jika pompa mengalami gangguan. Pada sistem ini pompa minyak pelumas memompakan minyak pelumas dari bak minyak pelumas kedalam mangkok minyak pelumas dan pangkal batang penggerak bertugas memercikan minayk pelumas ke bagian-bagian yang perlu dilumasi. Sistem pelumasan kombinasi adalah gabungan antara sistem pelumasan percik dan sistem pelumasan tekan.Mesin dengan konstruksi karter dangkal minyak pelumas dapat dipercikan dari karter ke bagian dinding silinder, unit torak, batang torak dan poros nok dan untuk pelumasan poros engkol dengan sistem pelumas dipercikkan dengan pompa ke sebuah penampung semacam cawan yang letaknya berdekatan dengan poros engkol.
10
Gambar 2.42Sistem Pelumasan Kombinasi (New Step Training manual, 1995 : 1-30) Katerangan: 1. Alat ukur tekanan pelumas.
7. Lubang pembuangan.
2. Pipa aliran pelumas ke alat ukur.
8. Pipa filter pelumas
3. Pipa aliran pelumas ke bantalan utama.
9. Oil Spoon
4. Pompa pelumas model roda gigi.
10. Cawan.
5. Saluran keluar.
11. Kran Batas atas
6. Saluran masuk
12. Kran batas Bawah.
Komponen-komponen
pada
sistem
pelumasan
kombinasi
merupakan gabungan dari kedua sistem pelumasan sebelumnya yaitu oil spoon, cawan, filter minyak pelumas dan pompa minyak pelumas pada sistem pelumasan kombinasi juga dilengkapi dengan alat ukur tekanan minyak pelumas yang berfungsi sebagai penunjuk tekanan minyak pelumas pada waktu mesin hidup.
No
KELEBIHAN
1.
Sistem pelumasan kombinasi ini lebih Digunakan sempurna
daripada
KEKURANGAN
sistem
pada
mesin-
pelumasan mesin stasioner
tekan dan sistem pelumasan percik 2.
Komponen-komponen
mesin
akan Jarang
digunakan
pada
mendapatkan pelumasan yang sempurna mesin-mesin mobil sehingga umurnya akan lebih lama
11
2.3. Komponen-Komponen Sistem Pelumasan a. Pompa pelumas Pompa oli merupakan komponen penting dimana oli yang terkumpul dalam oli dan dihisap kedalam pompa oli melalui saringan dan pipa hisap yang kemudian dialirkan keseluruh komponen yang membutuhkan pelumasan. Pompa oli (oil pump) berfungsi untuk menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan dan menyalurkannya ke bagian-bagian mesin yang bergerak.Pompa oli ada yang digerakkan dengan poros engkol dan ada juga yang digerakkan sumbu nok (camshaft).
Gambar 2.5 Pompa Oli Internal Gear (New Step 1 Training Manual, 1996)
b. Bak Penampung Oli Bak penampung oli (Oil pan) berfungsi sebagai penampung oli yang terletak dibagian bawah mesin tepatnya dibawah poros engkol. Baut pembuangan terdapat pada oil pan yang berfungsi sebagai tempat pembuangan oli saat akanmengganti oli yang lama dengan yang baru. Pengencangan baut ini memiliki momen pengencangan tersendiri agar dalam sirkulasi pelumasannya tidak mengalami kebocoran.
12
Gambar 2.6 Oil pan
c. Oil strainer berfungsi sebagai penyaring oli yang akan disuplaikan pada silinder blok maupun head silinder. Partikel-partikel metal dari keausan,debu,karbon, dan kotoran lainnya yang terdapat pada panci oli dapat menyumbat proses pengaliran system pelumasan,sehingga akan mempercepat kerusakan, karena celah untuk mengalirkan oli terhadap komonen-komponen lainnya terlalu kecil,sehingga tidak menutup kemungkinan jika saluran tersebut mudah tersumbat, maka dari itu perlu adanya oil strainer untuk menyaring kotoran yang ada pada oil pan.
Gambar 2.7 Oil Strainer
13
d. Dip Stick merupakan suatu alat untuk mengukur ketinggian oli didalam mesin. Karena sebuah mesin jika dipakai secara terus-menerus tidak menutup kemungkinan bahwa volume oli mesin terebut akan berkurang, karena akibat kebocoran atau panas mesin yang meresap oli. Dip stick digunakan untuk mengukur seberapa volume oli yang berada dalam mesin tersebut. Pada bagian bawah dip stick tersebut terdapat tanda “L” sebagai tanda batas minimu oli dan tanda”F” sebagai tanda batas maximum oli.
Gambar. 2.8 Dip Stick oli e. Oil filter Partikel-partikel metal dari keausan,debu, dan kotoran lainnya dapat masuk kedalam oli selama penggunaan, dan dapat mempercepat keausan atau kerusakan bila dibiarkan bersikulasi di dalam mesin. Oil filter akan menyaring kotoran-kotoran pada saat oli melewatinya. Oil filter dipasang diluar mesin,untuk mempermudah pengantiaannya Saringan oli dilengkapi dengan bypass valve dan check valve. Bypass valve akan bekerja bila bila elemen saringan tersumbat dengan kotoran-kotoran yang menyebabkan terjadi perbedaan antara tekanan masuk (inlet) dan tekanan yang keluar. Katup ini membuka dan menyalurkan oli ke bypass elemen saringan dan oli disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan fatal dan keausan bila tekanan melebihi batas yang di tetapkan ( kira-kira 1𝑘𝑔/ 𝑚2 )
14
Sdangkan check valve berfungsi di saat mesin mati mencegan agar oli kembali ke oil pan dan tetap berada filter oli. Sehingga ketika mesin dihidupkan filter oli tidak kosong dan mesin dapat terlumasi.
Gambar.2.9 Filter oli
15
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak, dan fungsi utamanya adalah untuk mengurangi gaya gesek. Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang berputar dan bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan penting sebagai pendingin.
16
DAFTAR RUJUKAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Oli_mesin http://id.wikipedia.org/wiki/Pelumas http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Bagaimana-cara-menentukanatau-memilih-pelumas-.html http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Pengertian-Pelumas-.html http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Penggunaan-pelumas-.html http://www.taxidoinfo.co.cc/2010/04/penggunaan-dan-pemeliharaan-system.html http://www.tigerrevolution.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=11 http://www.tigerrevolution.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=12
17