MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI “SIK LUS LUS PRODUKSI” BAKPIA PATHOK 25
DISUSUN OLEH :
ANDREAS F. CHRISTMAS KATHLEEN ASYERA RISAKOTTA WA ODE SUWARNI
MAGISTER SAINS ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemprosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (esanan pelanggan dan prediksi penjualan) ang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jad yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai bahan baku b aku dikirim ke system informasi siklus pengeluaran dalam bentuk rmulir permintaan pembelian. Seagai gantinya, sistem sistem siklus siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan
bakudan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Inormasi mngenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya manusia, yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya an ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok lan akan dikirm ke sistem informasi buku besar dan pelaporan. SIA sebuah perusahaan memberikan peran penting dalam siklus produksi. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini: 1. Bauran produk (apa yang akan diproduksi) 2. Penetapan harga produk 3. Alokasi dan perencanaan sumber day (contohnya, apakah akn membuat atau membeli suatu produk, tingkat laba relative berbagai produk) 4. Manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja) Keputusan ini membutuhkan labih banyak informasi terinci mengenai biaya daripada data yang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan keuangan yangsesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU). Jadi, desain SIA siklus produksi perusahaan harus
mencakup informasi yang lebih banyak dari hanya demi memenuhi
persyaratan pelaporan keuangan ke pihak luar. Perusahaan Bakpia pathok 25 merupakan
perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang penganan. Dalam pelaksanaan kelangsungan usahanya, perusahaan ini juga talah menerapkan bagian-bagian dari Siatem Informasi Akuntansi yang salah satunya adalah siklus produksi. Maka daripada itu, kami memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian untuk membandingkan siklus produksi yang ada dalam perusahaan dengan teori berdasarkan pemikiran dari Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart.
1.2. Rumusan Msalahan
Berdasarkan uraian latar belakang makalah ini, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah: 1. Bagaimanakah Siklus Produksi pada perusahaan Bakpia Pathok 25? 2. Jelaskan perbedaan dan persamaan Siklus Produksi pada perusahaan Bakpia Pathok 25 dengan Siklus Produksi menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart ? 3. Jelaskan sistem pengendalian internal pada perusahaan Bakpia Pathok 25 dan berikan masukan terhadap sistem pengendalian internalnya ?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Produksi
Menurut Sofyan Assauri, produksi didefinisikan sebagai berikut : “ Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills)
(Assauri, Sofyan,
Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980, Hal 7.)
Sedangkan ada ahli lain yang mendefinisikan produksi sebagai berikut: ”Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran.” (Partadireja, Ace, Pengantar Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1985, Hal 21)
Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto memberikan pengertian produksi sebagai berikut : “Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor- faktor produksi.”
(Sumiarti, Murti et, al., Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi II,
Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1987, Hal 60.)
2.2. Siklus Produksi
Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi: desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, serta akuntansi biaya. Pada aktivitas yang keempat menjadi baigian utama dari peran seorang akuntan. Akuntan harus mampu memahami proses dan informasi yang dibutuhkan dlam aktivitas-kativitas lainya. Pengetahuan ini akan memungkinkan mereka untuk bekerja bersama dengan fungsi system informasi untuk memastikan bahwa SIA dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola empat aktivitas dari siklus produksi.
2.2.1. Desain Produk
Aktivitas pertama dalam siklus produksi adalah desai produk. Tujuan dari aktivitas ini adalah mendesain sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara stimultan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas desain produk menciptakan dua dokumen utama. 1) Dafatar bahan baku(bill of materials-BOM), yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. 2) Daftar operasi, yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk tersebut. Para akuntan harus terlibat dalam desain produk, karena 65 hingga 80 persen iaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini. Para akuntan dapat memeberikan informasi yang menunjukan bagamana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.
2.2.2. Perencanaan dan Penjadwalan
Tujuan aktivitas ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisisen untuk memmenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi. Terdapat dua metode perencanaan produksi yang umum digunakan. 1) MRP-II (manufacturing resource planning ) Merupakan kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencai keseimbangan anatara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku unk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing , karena barang diproduksi sebagai ekspektasi atas permintaan pelanggan. 2) JIT ( just-in-time) Perencanaan produksi JIT meminimakan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing , karena barang diproduksi sebagai tanggapan atas perintaan pelanggan.
Dalam aktivitas perencanaan dan penjadwalan terdapat beberapa dokumen, formulis, dan prosedur. Jadwal induk produksi (master production scheduleMPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan. Informasi mengenai pesanan pelanggan, prediksi penjualan, dan tingkatpersediaan barang jadi digunakan untuk menetapkan tingkat produksi. Permintaan baha baku menshkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Doumen ini berisiskan entang nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, berdasaan pada daftar bahan baku, nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu perpindahan , yang mengidentiikasi bagian-bagian yang dipindahkan, lokasi perpindahannya, serta waktu perpindahan. Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan
biaya
secara
konsisten
dengan
teknik
perencanaan
produksi
perusahaan. Hal ini mungkin membutuhkan perubahan pada SIA ketika teknik perencanaan baru digunakan.
2.2.3. Operasi produksi
Cara aktifitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komuter, disebut sebagai computer-
intergrated manufacturing (CIM). CIM dapat secara signifikan mengurang biaya produksi. Walaupun sifat proses prouksi dan keluasan CIM dapat berbeda diberbagai perusahaan, namun setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut ini darerasi produksinya: bahan baku yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan, serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.
2.2.4. Akuntansi biaya
Tiga tujuan utama system akuntansi biaya adalah (1) memeberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi produksi; (2) memberikan data biaya yang akurat menenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk; dan (3) mengeumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan. Guna mencapai kedua tujuan lainnya, SIA harus mengumpulkan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian membebankan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu dan unit organisasional tertentu. Hal ini membutuhkan pengkodean yang hati-hati atas data biaya selama pengumpulan, karena seringkali biaya yang sama dapat dialokasikan dalam beberapa cara, untuk tujuan yang berbeda.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan. Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. Produksi Bakpia Pathok 25 yang dirintis dan diawali oleh orang tua atau Ibu dari Bapak Arlen Sanjaya, yaitu Ny. Tan Aris Nio yang berawal dari proses coba-coba dan hanya dengan 1 orang pegawai saja serta dibantu oleh 5 orang anak-anaknya yang salah satunya adalah Bapak Arlen sanjaya. Awalmua hanya bisnis ini berupa “home industri” kecil-kecilan. Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang di buat "Selalu Baru dan Hangat". Perusahaan Bakpia Pathok "25" kini mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25. Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven dengan bahan bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi jumlah oven dengan bahan bakar gas.
Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.
3.2. Lokasi pembuatan
Pabrik bakpia pathuk 25 terletak dikampung sanggrahan pathuk NG1/504, kelurahan ngampilan, kecamatan ngampilan, yogyakarta. Lokasi berada di sebelah barat belakang Malioboro, sehingga memudahkan dalam pemasaran dan pengad aan bahan baku.
PERUSAHAAN BAKPIA 25
JL.AIP 11 K.S TUBUN BAKPIA 25 ONGKO JOYO
RSU PKU
.
JL.KH.AHMAD DAHLAN
3.3. Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka yang berhubungan antara orang-orang yang bekerja dengan tugas (jabatannya) dalam suatu organisasi sehingga sifatnya dinamis.
Perusahaan Bakpia Pathok 25 dipimpin langsung oleh Bapak Arlen Sanjaya, namun dalam hal ini dibagi antara bagian administrasi, pemasaran dan produksi.
PIMPINAN
KA.ADMINISTRASI
KA. PRODUKSI
KA. PEMASARAN
KA. GUDANG
KARYAWAN
3.4. Ketenagakerjaan
Perusahaan Bakpia Pathok 25 memiliki kurang lebih 60 karyawan tetap pria dan wanita. Sistem perekrutan karyawan yang diterapkan masih menggunakan sistem kekeluargaan, dimana karyawan senior membawa teman atau saudara menjadi karyawan tetap dan juga memakai sistem perekrutan kontrak jangka pendek sekali (misal : 2 hari, 3 hari, sampai 1 minggu) disaat pasaran ramai atau liburan.sistem kerja yang diterapkan yaitu sistem serabutan untuk menciptakan persaingan kerja yang sehat. Dalam pelaksaan kerja,biasanya penanganan proses yang berat ditangani oleh pekerja pria seperti pembuat adonan, pembuatan kumbu ,pengovenan, tenaga pemasar dan mengirim bakpia ke sejumlah tempat.pengemasan biasanya dilakukan oleh pekerja wanita. Sedangkan pencetak bakpia, ada pekerja wanita maupun pria. Untuk kesejahteraan karyawan, pihak perusahaan juga memberikan tunjangan, yaitu tunjangan untuk makan 3
kali, tunjangan kesehatan, penginapan serta uang bonus lembur, tunjangan hari raya dan bonus-bonus lainnya.
3.5. PROSES PRODUKSI 3.5.1. Pengadaan dan penanganan bahan baku
Dalam pembuatan bakpia,perusahaan bakpia pathuk 25 menggunakan tepung terigu dan kacang hijau sebagai baham utamanya serta menggunakan beberapa bahan pendukung tambahan lainnya.bahan baku biasanya didatangkan dari beberapa tempat grosir yang siap diolah meliputi pengadaan,penanganan,dan pengolahan.
Pengadaan 1) Bahan baku Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan bakpia pathuk 25 adalah tepung terigu sebagai bahan kulit bakpia dan kacang hijau sebagai bahan isi/kumbu. Tepung terigu yang digunakan adalah tepung terigu merk cakra kembar dan segitiga biru.dalam pengadaan perusahaan ini mendatangkan dari toko atau beli langsung dari grosir. Sedangkan kacang hijau dalam pengadaannya biasanya didatangkan dari demak, jombang, dan surabaya. Pembeli langsung ke petani atau penampung setempat.
2) Bahan pembantu Bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan bakpia pathuk 25 diantaranya minyak goreng(minyak kelapa barco),gula pasir,dan garam halus yang beryodium.
Penanganan/penyimpanan
1) Bahan baku utama Cara penanganan/penyimpanan bahan baku utama antara lain: 1. Terigu diletakkan dengan cara di tumpuk di atas alas kayu (palet) tidak langsung bersentuhan dengan lantai bertujuan untuk
mencegah kerusakan pada tepung terigu serta diletakkan didekat proses pembuatan adonan.selain untuk memudahkan pengambilan juga dapat menjaga supaya tepung tidak lembab,sehingga dapat mencegah cepat rusaknya tepung terigu. 2. Kacang hijau untuk cara penangananya disimpan di gudang terpisah dimasukan dalam kemasan karung goni,kemudian diletakkan di atas lantai dengan alas kayu (palet),supaya tidak bersentuhan langsung dengan lantai bertujuan untuk menjaga kacang hijau agar tidak rusak dan dapat tahan lama dan diletakkan dekat tempat pemecah biji kacang hijau.
2) Bahan pembantu 1. Minyak goreng untuk penyimpananya dilakukan dengan cara diletakan di atas lantai dengan dialasi palet di ruang penyimpanan bahan atau dekat pembuatan adonan. 2. Gula pasir untuk penangananya dimasukan dalam karung dan diletakan di atas lantai dialasi palet,di simpan di ruang pembuatan adonan.sedangkan garam cara penangananya dimasukan dalam kardus besar,diletakkan diatas palet.\
3) Kemasan Kemasan yang digunakan semula berupa lembaran. Sekarang untuk kemasan sebelum dilakukan penyimpanan, terlebih dahulu dibentuk kontak persegi menggunakan staples. Setelah itu dialasi dengan kertas irsad yang ukurannya sama dengan alas kotak tersebut kemudian dimasukan kedalam kantong plastik besar. Lalu disimpan dan ditumpuk di atas palet yang di letakkan pada gudang dus kemasan yang kering.
Keterangan: Semua bahan disimpan dan digunakan senga system F I F O (F irst I n F irst Out).
3.5.2. Sarana Produksi
Sarana produksi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi,mulai dari persiapan,pelaksanaan sampai proses produksi selesai. Tersedianya sarana produksi akan membantu kelancaran proses produksi. Sarana yang digunakan dalam proses pembuatan bakpia antara lain : panci lastik, mesin roll, nampan, pisau, timbangan, mixer, boiler, oven, loyang, meja kerja, mesin pemecah biji, dandang, drum perendam,mesin penggiling,tumbu kecil (donak), dan gas cooking mixer. 1. Panci Plastik Panic plastic digunakan untuk tempat adonan keju, coklat, nanas, dan tempat adonan pelapis. 2. Mesim Roll Dalam usaha mempercepat proses pengolahan, adonan untuk kulit digiling dengan mengunakan rller, alat ini mengunakan tenaga listrik dengan kecepatan teratur dan dilakukan ± 15 kali putaran atau hingga adaonan menjadi kalis. 3. Nampan Nampan yang digunakan berukuran 36 x 28 x 5 cm sebagai tempat kulit bakpia yang siap digunakan, tempat mengangku kumbu, dan bakpia yang siap dioven. 4. Meja Kerja Meja kerja yang digunakan terbuat dari kayu yang atasnya dilapisi dengan plat aluminium. Selain sebagai tempat pencetakan, meja juga digunakan sebagai tempat adonan kulit dan tempat pengemasan. Meja kerja terdiri dari 1 buah meja adonan, 7 buah meja pencetak,dan 1 buah meja pengemasan. 5. Pisau Pisau digunakan untuk memotong adonan kulit yang sudah di-rolling . Pisau yang digunakan terbuat dari stainless steel sehingga dapat terhindar dari karat. 6. Timbangan Timbangan berfungsi untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan, karena perbandingan jumlah bahan baku yang digunn sangat berpengaruh, jika
timbangan tidak sesuai akan sangat mempengaruhi kualitas dari produk bakpia yang dihasilkan. 7. Mixer Mixer yang digunakan bertenaga listrik, dan digunakan untuk membuat dan mencampur bahan adonan menjadi kalis. Selain itu, mixer juga mempercepat proses produksi. 8. Oven Oven di perusahaan bakpia pathok 25 terbuat dari bahan sejenis seng, yang dapat dengan mudah menghantarkan panas. Untuk saat ini Perusahaan Bakpia Pathok 25 telah mamiliki 8 buah oven dengan bahan bakar arang da12 buah oven dengan bahan bakar gas LPG. 9. Loyang Loyang yang digunakan terbuat dari besi anti karat dengan ukuran 50 x 30 x 40 cm. selainitu, juga terdapat loyang berukuran besar untuk memanggang bakpia kajang hijau, biasanya degunakan pad a oven berukuran besar atau pada oven berbahan bakar arang. 10. Mesin Peecah Biji Alat ini berfungsi sebagai pemecah biji, sehinggga biji kacang hijau dapat dipecah atau terbelah menjadi dua. Proses pemecahan biji tersebut membantu memudahkan pelepasan kulit kacang hijau saat proses perendaman sehingga lebih efektif dan efisisien. 11. Drum Perendaman Drum ini digunakan sebagai tempat untuk merendam kacang hijau setelah kacang hijau dipecah menjadi dua dan untuk membersihkan kacang hijau tersebut. Kapasitas drum perendaman ± 25 kg. 12. Boiler Boiler terbuat dari besi stailess steel yang digunakan untuk mengukus kacang hijau setelah dicuci bersih. Kapasitas bolier mampu menampung hingga ± 26 kg. 13. Mesin Penggiling
Mesin penggilimg di gunakan untuk menghaluskan kacang hijau yang sudah dikukus. Diruang produksi terdapat 2 buah mesin penghalus kacang hijau. Mesin penggiling ini prinsip kerjanya sama dengan mesin penggiling mie. 14. Tumbu (Donak) Donak adalah wadh yang terbuat dari anyaman bambu yang digunakan sebagai tempat isi/kumbu bakpia yang sudah jadi, dengan kapasitas penampungan ± 26 kg. 15. Gas Cooking Mixer (Bowl Mixer) Alat untuk mencampur dan memasak kembali kacang hijau yang telah dihaluskan. Alat ini menggunakan bahan bakar gas LPG, dengan tangkai pengaduk kumbu yang digerakkan oleh electric motor dengan tenaga listrik dan dengan kecepatan adukan yang konsisten.
3.5.3. Proses Produksi
Proses merubah bahan mentah menjadi duk jadi, baik dapat langsung di konsumsi maupun setengah jadi. Beberapa tahapan yang perlu dipehatikan dalam membuat bakpia, antara lain: proses persiapan (penyiapan bahan baku), pembuatan isi/kumbu, pembuatan aona kulit pencetakan, pemanggangan dan pemgemasan. 3.5.3.1. proses pembuatan isi/kumbu
Pertama kali, kacang hijau dipecah menjadi dua bagian dengan menggunakan mesin pemecah biji. Sehingga dengan terpecahnya biji dapat mempermudah dalam pengelupasan kulit kacang hijau pada saat perendaman. Sebelum kacang hijau yang telah digiling dicuci, dilakukan proses perendaman terlebih dahulu. Perendaman dilakukan selama ± 3 jam agar kacang hijau tersebut menyera air sehingga dapat mempercepat waktu pengukusan. Setelah direndam, kacang hijau dicuci dengan cara digosok-gosok menggunakan telapak tangan hingga bersih (kulit terlepas dari bijinya) dan memisahkan atau membuang kulit kacang hijau yang terapung. Pencucian dilakukan hingga kacang hijau benar-benar bersih dan tidak ada kulit yang tertinggal dengan menggunakan air mengalir. Setelah kacang hijau bersih, kacang hiaju akan di kukus selama ± 1 jam
hingga akas (tidak lengket). Setelah itu, kacang hijau kemudia digiling halus menggunakan mesin penggiling. Kacang hijau yang halus akan menghamat waktu penggorengan. Hasil dari penggilingan ditampung dalam tumbu kecil, alat ini prinsipnya sama dengan alat penggiling mie. Kacang hijau yang sudah dihaluskan, selanjutnya akan digoreng dengan menggunakan mesin bowl mixer serta ditambahakan minyak goring. Saat proses penggorengan, dilakukan pengadukan secara continue (terus menerus). Setelah adonan agak kering dan kalis, kemudian ditambahkan gula pasir sambil terus diaduk dan ditambahkan juga gram halus. Penggorengan dilakukan hingga adonan kalis kelihatan kering tapi tidak gosong. Hasilnya kemudian ditempatkan pada tumbu kecil.
3.5.3.2. Proses pembuatan kulit
Proses pembuatan kulit bakpia, yaitu dimulai dari tahap penyiapan bahan. Pada penyiapan bahan untuk membuat adonan, bahan yang digunakan adalah tepung terigu cakra, tepung terigu segitiga, gula pasir, minyak goreng, garam dan air. Setelah semua ditimbang kemudian dilakukan pencampuran pada panci plastik untuk di mixing dengan mixer hingga tercampur rata (homogen) dan terlihat kalis. Penggilingan dilakukan hingga adonan menjadi kalis. Semakin lama rolling akan semakin baik pula hasil adonannya. Karena semakin lama dilakukan rolling
maka
adonan semakin lemas sehingga adonan jika digulung dan ditarik tidak mudah patah maupun pecah.
3.5.3.3. Proses pengisian kumbu
Adonan kulit yang sudah kalis, diletakkan diatas meja dan dipotong potong dadu. Potongan kemudian ditata di atas meja pencetak dan sedikit ditekan. Cara pengisisannya yaitu dengan cara mengambil isi/kumbu dan kulit yang sudah dipipihkan deletakkan diatas kulit dan kumbu tersebut dimasukkan hingga membentuk bulatan, setelah pucknya ditutup dan
bulatan tersebut dipipihkan sehingga berbentuk bakpia (bulat pipih). Hasilnya dimasukan kedalam nampan dan siap dipanggang.
3.5.3.4. Pemanggangan
Sebelum dipanggang, bakpia yang sudah dicetak diletakan ditata diatas loyang. Untuk satu loyang kecil terdiri dari ± 54 buah dan loyang besar ± 150 buah. Sebelum melakukan pengovenan, oven dengan bahan bakar arang dipanaskan terlebih dahulu sampai tercapai suhu yang diperlukan. Selama pemanggangan dilakukan pembalikan agar bakpia yang dihasilkan tidak gosong.
3.5.3.5
Pendinginan
Pendinginan bertujuan untuk menghindari terjadinya pengembunan setelah produk dikemas,supaya daya simpan bakpia lebih lama. Apabila terjadi pengembunan dalam kemasan, maka bakpia dapat basi dan dapat menimbulkan jamur pada bakpia. Di bakpia pathuk
25 pendinginan
dilakukan dengan meletakan hasil pengovenan diatas tampah, lalu diletakan di atas rak pendingin bertingkat yang terbuat dari kayu, rak tersebut dibuat dalam keadaan terbuka serta tidak dilengkapi dengan penutup.
3.5.3.6. Pengemasan produk
Kemasan yang digunakan adalah kertas karton berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran 15 x 12,5 x 5 cm.kotak kemasan yang sudah dibentuk,dalamnya dialasi dengan kertas irsad.tujuan pemberian kertas irsad ini adalah agar produk yang sudah dikemas dapat menyerap minyak yang keluar dari bakpia yang dihasilkan. Pengemasan dilakukan dengan menyusun miring bakpia yang sudah matang.kemasan isi 20 ditata mulai dari 5 biji x 4 baris, sedangkan untuk kemasan isi 15 ditata dari 5 biji x 3 baris. Pada kemasan bakpia terdapat lubang-lubang yang terletak diatas dan disamping yang bertujuan agar uap air yang ada dapat keluar,sehingga
proses pengembunan dikurangi. Saat pengemasan dilakukan sortir, sehingga produk yang dihasilkan benar-benar produk yang layak jual atau konsumsi. Masa kadaluarsa bakpia kacang hijau yang dihasilkan berkisar ± 4 hari diluar lemari es.
3.6. Distribusi/Pemasaran
Bakpia 25 dipasarkan dengan cara diantar ke took-toko cabang Bakpia 25 atau diambil oleh agen-agen resmi Bakpia 25 yang menjual oleh-oleh khas Jogja. Dalam pemasarannya, perusahhan Bakpia Pathok 25 banyak berkerja sama dengan perusahaan tour dan travel, hotel-hotel, danh sekolah- sekolah atau perguruan tinggi. Dimana ketika mereka mengadakan kunjungan atauy study tour atau studi lapangan ke Yogyakarta pada umumnya dank e pabrik bakpia khususnya. Mereka juga sekalian banyak membeli Bakpia Pathok 25 untuk oleh-oleh. Untuk saar ini, Bakpia Pathok 25 juga menyediakan tempat untuk experience tour dimana tamu atau pembeli bias ikut merasakan langsung proses produksi dan hasil buatan pembeli terebut di beli langsung oleh yang bersangkutan.
3.7. Higienis Sanitasi dan Pengawasan Mutu 3.7.1
Higienis dan Sanitasi
Sanitasi merupakan usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindakan penyakit. Dalam proses pengolahan sanitasi merupakan bagian penting yang harus diterapkan dan dilaksankan dengan baik. Pelaksanaan dan penerapan program sanitasi yang baik sangat penting dalam industry pangan karena sanitasi memunyai hubungan erat dengan kualitas dan keamanan pangan. Sanitasi dalam industry pengolahan pangan bertujuan untuk menciptakan dan menjaga kondisi yang higienis dan sehat serta mencegah terjadinya kontaminasi makanan sehingga dapat menghasilkan makanan yang memiliki jaminan keamanan pangan yang baik. Citra produk yang baik dapat diwujudkan dengan terciptanya kebersihan yang higienis dan sanitasi yang baik. Higienies dan sanitasi yang dilakukan pada perusahaan ini, meliputi sanitasi ruangan, peralatan dan pekerja. Kegiatan sanitasi yang dilakukan untuk
menciptakan ruangan ruangan yang sedemikian rupa, sehingga karyawan merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas. Sanitasi ruangan dilakukan sebelum dan sesudah proses produksi untuk mengurangi kontaminasi dari benda-benda asing.
3.7.2. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu yang dilakukan perusahaan Bakpia Pathok 25, meliputi pengawasan mutu bahan baku, pengawasan mutu selama proses produksi dan pengawasan mutu produk jadi. 1) Bahan baku Pengawasan mutu bahan baku dimulai dari pembelian/pengadaan bahan dengan memperhatikan kualitas yang baik dari bahan yang dibeli. Lalu dengan memperhatikan dan mengawasi cara penyimpanan bahan baku itu sendiri. Pengawasan mutu selama proses dilakukan pengontrolan setiap tahapan produksi dengan cara organoleptik. 2) Proses produksi Proses produksi yang dilakukan pengawasan terutama saat membuat adonan karena pada saat membuat adonan perlu penggilingan (rolling) yang lama agar diperoleh bakpia yang bermutu tinggi. Selain itu juga pengawasan untuk tingkat kematangan dari kumbu dan keseragaman untuk bakpia saat pencetakan dan tingkat kematangan dari bakpia yang sudah dioven. 3) Pengawasan produk jadi Pengawasan produk jadi dilakukan dengan cara sortir terhadap bakpia yang tidak memenuhi standard perusahaan Bakpia Pathok 25, biasanya dilakukan dengan melihat setiap bakpia yang tidak gosong , tidak cacat/pecah dan menarik.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Siklus
Produksi
Pada
Perusahaan
Bakpia
Pathok
Pengadaan Bahan Baku Vendor
Pimpinan
Vendor
Kepala Gudang
2
1
Barang yang diorder
Sampel bahan baku
Sampel bahan baku Mengecek Bahan Baku yang dikirim
1 tidak Jika disetujui Order Bahan Baku ya Dibat alkan Order Bahan Baku
Membuat nota penjualan atas order bahan baku
Nota Penjualan 1
Membuat Laporan Persediaan Bahan Baku
Laporan Persediaan bahan baku
2
Nota Penjualan 2 Selesai
Melakukan pengiriman barang ke gudang
Barang yang diorder
2
e s a h P
D
25
Siklus Produksi Mandor
Mandor
Membuat Perintah Pengeluaran Bahan Baku
Perintah Produksi
Gudang
1
Karyawan
2
3
Perintah Produksi
Bahan Baku
Barang Jadi “Bakpia”
Mengeluar kan Bahan Baku
Pengolahan Bahan Baku
Bakpia Siap Dijual
Bahan Baku
Barang Jadi “Bakpia”
Selesai
2
3
1
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
e s a h P
Bagian Penjualan
4.2. Analisis sistem pengendalian intern dan masukan terhadap sistem pengendalian intern Bakpia Pathok
Aktivitas Siklus Produksi
Masalah
Desain Produk
Masukan pada SPI
Dari segi rasa bakpia yang
Peran dari mandor terhadap
berubah-ubah, rasanya tidak
kualitas rasa harus
tetap.
ditingkatkan lagi.
Perencanaan dan Penjadwalan
Tidak ada masalah
-
Operasi Produksi
Tidak ada masalah
-
Akuntansi Biaya
Tidak ada masalah
-
Ancaman Umum
Adanya persaingan dari
Harus lebih kreatif dalam
industri yang sejenis.
menghasilkan produk dengan tetap mempertahankan penggunaan bahan baku yang berkualitas.
4.3.
Analisis Perbedaan dan Persamaan Siklus Produksi Bakpia Pathok 25 Dengan yang ada dibuku Romney
Aktivitas Siklus Produksi 1. Desain Produk a.
Bakpia Pathok “25” a.
Daftar bahan baku ada,
Buku Romney a. Daftar bahan baku
Daftar Bahan Baku
dan dipegang oleh
menyebutkan nomor
dan Daftar Operasi
kepala gudang. Daftar
bahan baku, deskripsi
operasi ada tetapi masih
serta jumlah masing-
secara tradisional
masing komponen bahan
sehingga masih
baku yang digunakan
menggunakan perintah
dalam satu unit produk
tanpa disertai dengan
jadi.
dokumen-dokumen
Daftar operasi
yang lengkap.
menyebutkan kebutuhan
b. Peran akuntan
b. Tidak adanya peran
tenaga kerja dan mesin
akuntan secara
yang diperlukan untuk
professional yang
memproduksi produk
menghitung biaya
tersebut.
produksi dan tingkat
b. Peran akuntan
laba, semua dilakukan
memberikan informasi
oleh pimpinan.
yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.
2. Perencanaan dan Penjadwalan a.
Metode perencanaan
b. Jadwal Produksi
a.
Menggunakan sistem MRP.
b. Produksinya dilakukan
a. Metode perencanaannya ada 2: JIT dan MRP. b. Menspeksifikasikan
setiap hari, tanpa adanya
seberapa banyak produk
penjadwalan khusus.
yang akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan.
3. Operasi Produksi
Berkaitan dengan siklus yang
Operasi produksi tersebut
lainnya tetapi tidak disertai
berkaitan dengn siklus lainnya
dengan pembagian tanggung
seperti siklus pengeluaran,
jawab dan dokumen-
siklus pendapatan dan siklus
dokumen, semua dilakukan
penggajian, selain itu harus
oleh pimpinan. Karyawannya
disertai dengan dokumen-
hanyalah sebatas
dokumen pendukung.
menjalankan perintah. 4. Akuntansi Biaya
Masih secara sederhana dan
Ada 3 tujuan utama sistem
hanya dilakukan oleh
akuntansi biaya: (1)
pemimpinnya.
Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi produksi. (2) Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk. (3) mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai HPP yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
KESIMPULAN
Dalam keberlangsungan operasional suatu organisasi/perusahaan, sistem informasi akuntansi memiliki peran yang sangat penting. Melalui sistem informasi akuntansi seorang manajer atau pimpinan dapat dengan mudah mengakses informasi atas organisasi yang dipimpinnya. Informasi ini nantinya akan berguna dalam hal pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi juga membantu seorang manajer dalam melakukan internal control atas risiko yang dapat menghambat kelangsungan usaha perusahaan. Pada perusahaan manufaktur, sistem informasi akuntansi akan membantu kelancaran dari siklus produksi yang dilakukan. Secara garis besar, sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan Bakpia Pathok 25 belum berjalan secara optimal. Pembuatan dokumen-dokumen terkait dengan proses produksi masih belum dilakukan secara spesifik. Pembagian tugas dan tanggungjawab pada masing-masing kepala bidang masih belum ada. Hanya kepala gudang yang memiliki tugas secara spesifik. Sebagian besar kegiatan operasional perusahaan di kendalikan secara langsung oleh pemilik. Sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal masih bersifat tradisional. Tetapi dengan penerapan sistem informasi akuntansi maupun sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan ini, keberlangsungan perusahaan masih terus terkendali. Namun pengembangan system informasi akuntansi dan pengendalian internal pada perusahaan ini perlu dikembangkan lebih lanjut agar semua kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Referensi: Romney Marshall B., Paul John Steinbart, 2006 . Accounting Information System. Ninth Edition, Prentice Hall. Zakwaan- priaji.blogspot.com/2013/0/pengertian-produksi-luar-menurut
para.html