MAKALAH PIL
DISUSUN OLEH :
SITI RAHMAWATI
STIKES MUHAMMDIYAH LAMONGAN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah.Swt, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tentang Pil. Tak lupa Penulis haturkan terima kasih kepada
selaku Dosen Pembimbing serta
membagi ilmunya kepada Penulis, dan juga teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini. karena atas pengarahan dan bimbingannya Penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pastinya dalam penulisan laporan ini tidak luput dari kesalahan. Penulis harap pada rekan seperjuangan dapat memberikan kritik dan saran kepada Penulis dalam rangka mencapai kesempurnaan. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi Penulis dan rekan-rekan kita lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ........................................................................................................
1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................................
1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian ..............................................................................................................
2
2.2 Syarat sediaan Pil yang baik ..................................................................................
2
2.3 Kekurangan tablet effervescent ..............................................................................
2
2.4 Tujuan Sediaan Pil ................................................................................................
2
2.5 Kerugian Sediaan Pil .............................................................................................
2
2.6 Macam-macam zat yang perlu ditambahkan .........................................................
3
2.7 Tahap Peracikan Pil ...............................................................................................
4
2.8 Syarat-syarat yang harus dipenuhi ........................................................................
5
2.9 Pil yang mengandung obat berupa serbuk .............................................................
5
2.10 Pil yang mengandung obat berupa ekstrak kental .........................................
5
2.11 Pil dengan bahan-bahan khusus ..........................................................
6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Pil merupakan salah satu sediaan far masi yang sudah lama digunakan. Sedian pil sudah dikenal sebelum keluarnya produk obat modern, dahulu pil dibuat dengan cara tradisional akan tetapi untuk saat ini pil lebih mudah dibuat dengan cara yang lebih modern. Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk sedian pil dari pada sedian yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat evisien dikonsumsi tidak berasa pahit dan cara minum yang sangat mudah dari pada sedian yang lain. Oleh sebap itu sedian pil masih sangat diterima oleh masyarakat luas. Tidak menutup kemungkinan sedian pil juga dikembangkan dalam pembuatan obat-obat sintesis dan obat-obat modern, seperti halanya pil KB, pil obat magg dan lain-lain. Sedian pil bisa di buat dengan cara tradisional dan cara modern. Oleh sebab itu sedian ini masih diajarkan dan di kembangkaan dalam lingkungan sekolah dibidang kefarmasian. Namun bagi para pembuat yang masih baru pertama membuat terkadang masih banyak hambatan yang terjadi. Itu disebabkan karena banyak bahan obat yang perlu diperlakukan secara khusus. Selain itu, banyak juga bahan – bahan yang digunakan untuk membuat sediaan pil. Oleh karena itu, cara – cara pembuatan pil harus dipahami oleh para pembuat. 1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Seperti apakah sedian pil itu ? 1.2.2. Bagaiman persyaratan sedian pil yang baik ? 1.2.3. Apa saja bentuk sedian pil ? 1.2.4. Apa keuntungn dari sedian pil ? 1.2.5. Apakah sedian pil juga memeiliki kerugian ? 1.2.6. Dalam pembuatan sedian pil apa saja yang perlu ditambahkan ? 1.2.7. Bagaiman tahapan peracikan pil yang benar ? 1.2.8. Hal – hal apasaja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sedian pil ? 1.3. TUJUAN
1.3.1. Mengetahui bagaimana sedian pil itu 1.3.2. Mengetahui persyaratan sedian pil yang baik 1.3.3. Mengetahui macam-macam bentuk sedian pil 1.3.4. Mengetahui berbagai macam keuntungn dari sedian pil 1.3.5. Mengetahui kerugian dari sedian pil 1.3.6. Mengetahui zat-zat yang perlu ditambahkan pada pembuatan sedian pil 1.3.7. Mengtahui bagaimana tahapan peracikan sedian pil 1.3.8. Mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan sedian pil
BAB II PEMBAHASAN 2.1. PENGERTIAN
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat sepeti kaleng mengandung satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antar 100 mg sampai 500 mg. Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granul dan pil besar yang beratnya lebih dari 500 mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk pengobatan hewan seperti sapi, kuda dan lain-lain. Bila tidak disebut lain granul mengandung bahan obat berkhasiat 1 mg. 2.2. SYARAT SEDIAAN PIL YANG BAIK Homogen
(ukuran, bentuk, warna, dosis)
Mempunyai
kekenyalan, daya rekat dan kekerasan tertentu
Mempunyai
waktu hancur tertentu
Dalam F I I I I disyaratkan waktu hancur pil: Tidak
boleh > 15 menit untuk pil tidak bersalut
Tidak
boleh > 60 menit untuk pil bersalut gula atau selaput
Untuk
pil salut enterik: Setelah dilakukan pengujian dalam larutan HCl 0,06 N selama 3 j am, pada pengujian selanjutnya (larutan dapar pH 6,8) waktu hancur pil tidak boleh > 60 menit
2.3. MACAM SEDIAAN PIL Bolus
Pil
> 300 mg
60 – 300 mg
Granul
1/3 – 1 grain
Parvul
<>
2.4. TUJUAN SEDIAAN PIL Mudah
digunakan/ditelan
Menutup
rasa obat yang tidak enak
Relatif
> stabil dibanding bentuk sedian serbuk dan solutio
Sangat
baik utk sedian yang penyerapannya dikehendaki lambat
2.5. KERUGIAN SEDIAAN PIL Obat
yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
Obat
yang dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung
Bahan
Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair dalam jumlah besar
Penyimpanan
Ada
lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu hancur
kemungkinan ditumbuhi j amur (dapat diatasi dengan bahan pengawet)
2.6. MACAM-MACAM ZAT YANG PERLU DITAMBAHKAN Bahan
tambahan :
o Pengisi: Berfungsi memperbesar masa pil. Dipilih Radix Liquiritiae pada pil-pil yang jumlah zatnya sedikit, dimana banyaknya zat pengisi dan zat pengikat dapat diambil dengan bebas, hendaknya dijaga bahwa jika ada Succus Liquir sebagai zat pengikat , banyaknya Radix sekurang kurangnya dua kali sebanyak Succus Liquiritae Jenis :
radix liquiritiae saccharum album bolus alba
o Pengikat: Succus
PGS
liquiritiae ( 2g / 60 pil)
(500 mg / 60 pil), utk yg voluminous : 1-1,5 g/60 pil
Succus
dan saccharum album aa (75 g/1000 pil)
Gliserin
Adeps
cum tragacanth
lanae/vaselin album qs utk Bahan Obat yg bersifat :
Saling
bereaksi dengan adanya air
Terurai
dengan air
Oksidator
Garam-garam
timbal
o Pembasah Air Aqua gliserinata Sirupus simplex Madu Adeps lanae/ vaselin album
o Penabur Talk, untuk :
Bahan Obat oksidator/garam PB Pil putih Amilum orizae MgCO3 Radix liquiritiae pulv
o Penyalut Menjaga
stabilitas Bahan Obat
Menutup
rasa dan bau Bahan Obat
Memperbaiki
Mencegah
penampilan pil
pecahnya pil dalam lambung
Jenis bahan penyalut :
o Penyalut gula : saccharum album o Penyalut selaput/film : CMC-Na, Balsamum tolutanum, PEG, Carbowax 6000, perak o Penyalut enterik : salol, schellak, cellulose acetat phtalat 2.7. TAHAP PERACIKAN PIL A. PEMBUATAN MASSA PIL Tentukan
bobot Bahan Obat untuk 1 pil
Tentukan
macam dan jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah dan sifat Bahan Obat
Campur
Bahan Obat + pengisi + bahan pengikat + bahan pemecah sesuai aturan
Tambahkan
bahan pembasah sedikit-sedikit ke dalam camp digilas kuat ad massa pil yg baik (elastis, tidak lengket di mortir, dan tidak pecah digulung)
B. PEMOTONGAN PIL
pil dibentuk silinder yg panjangnya sesuai jumlah yg akan dibuat sebelumnya pemotong diberi alat penabur dulu
Massa
C. PEMBULATAN PIL
Potongan massa pil dipindahkan ke alat pembulat pil yg sudah diberi bahan penabur, selanjutnya dibulatkan
Masukkan
pil ke wadah melalui lubang yang ada dan dihitung jumlahnya
D. PENYALUTAN PIL Lakukan
penyalutan sesuai dengan j enis bahan penyalut yang digunakan:
PENYALUTAN Tujuan:
Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput) garam-garam ferro disalut tolubalsem
Menutupi
rasa bahan yg tak enak (salut gula) kloramfenikol, strychnin
Memperbaiki
penampilan pil (salut selaput)
2.8 Syarat-syarat yang harus dipenuhi pil:
a. Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi b. Syarat dari farmakope yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan dalam farmakope dan yang dapat dianggap berlaku untuk semua pil-pil, yakni pil-pil setelah dimasukkan ke dalam asamklorida 0,04 N pada 37 o dan dikocok-kocok keras-keras sampai hancur. c. Pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga dapat hancur dalam saluran pecernaan, dan pil salut enteric tidak hancur dalam lambung tetapi hancur dalam usus halus. d. Memenuhi keseragaman bobot. timbang 20 pil satu-persatu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata
Untuk bobot rata-rata pil
Penyimpangan terbesar 18 pil
2 pil
100 mg sampai 250 mg
10 %
20 %
250 mg sampai 500 mg
7,5 %
15 %
e. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compresi yaitu dalam air 36 o – 38o pil selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut. 2.9 PIL YANG MENGANDUNG OBAT BERUPA SERBUK ( PADAT )
Pil yang mengandung zat berkhasiat yang bersifat oksidator digunakan Adeps Lanae atau Vaselinum sebagai zat pengikat dan Bolus Alba 100 mg tiap pil sebagai zat pengisi. Pengunaan Adeps atau Vaselinum adalah kira-kira 1/6 berat zat padatnya. Caranya menambahkan sedikit-demisedikit digerus dan ditekan. 2.10 PIL YANG MENGANDUNG OBAT BERUPA EKSTRAK KENTAL
Ekstrak kental direndam dengan Spiritus dilutus atau cairan lain yang digunakan sebagai mengstrum ekstrak dan dicampur dengan Liquiritiae Radix. Apabila jumlahnya sedikit diperlukan Succus Liquiritiae sebagai tambahan zat pengikat 1 g untuk 30 pil Apabila jumlah ekstrak kental besar yaitu 1,5 g lebih, kebutuhan Succus Liquiritiae dapat dikurangi, bahkan tidak diperlukan Succus Liquiritiae tapi cukup dibuat dengan Liquiritiae Radix saja, misalnya Valerianae Extractum dan Secalis Cornuti Extractum spissum.
2.11 PIL DENGAN BAHAN-BAHAN KHUSUS
1. Pil-pil yang mengandung senyawa Hydrargyrum: dibuat dengan menggerus hydrargyrum, dengan sama berat Liquiritiae Radix dan air, setelah tidak terlihat butir hydrargyum maka masa ditambah Liquiritiae Radix dan Succus Liquiritiae secukupnya sampai mendapat masa pil yang cocok. Bila jumlah Hydrargyrum kecil maka dapat ditambahkan Succus dan Liquiritiae Radix dalam perbandingan 1 : 2 2. Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dan Ferrosi Iodium: Formula dapat dilihat di Farmakope Belanda edisi V, untuk pil Ferrosi Carbonas setiap pil mengandung 50 mg dan formula untuk pembuatan 300 pil jadi seluruh formula mengandung 15 g Ferrosi Carbonas. Dibuat dengan mereaksikan Ferrosis Sulfas dengan Natrii Bicarbonas d i atas tangas air. Sebagai pereduksi adalah Mel dan sebagai zat pembasah gliserin dan air sampai berat tertentu. Hal ini dimaksudkan agar reaksi pembentukan Ferrosis Carbonas berjalan sempurna yaitu gas CO 2 yang terjadi hilang. 3. Pil-pil yang mengandung garam-garam yang dapat menyerap air: Seperti Natrii Iodium sering terjadi penggumpalan hingga sulit dibuat masa pil yang baik. Untuk mencegahnya maka perlu diberi air secukupnya biar larutan setelah itu baru dibuat masa pil. 4. Pil-pil dengan zat-zat higroskopik: Seperti Kalii Bromidum, Kalii Iodidum dan Natrii Salicylas supaya digerus halus dan didalam mortar yang panas . Untuk pil yang mengandung zat yang higroskopis sebagai zat pembasah jangan menggunakan Aqua Glycerinata. 5. Pil-pil yang mengandung senyawa yang sangat Higroskopis: Digunakan sebagai larutan seperti Calcii Bromidum, Calcii Chloridum, Kalii Acetas. Jika didalam resep tertulis garamnya maka yang diambil sebagai larutannya yang sebanding : Solutio
Kalii Acetatis mengandung 331 / 3% Kalii Acetas
Solutio
Calcii Bromidi mengandung 25% Calcii Bromidum
Solutio
Calcii Chloridi mengandung 25% Calcii Chloridum
Solutio
Ferri Chloridi mengandung 75% Ferri Chloridum
Lrytan tersebut setelah ditimbang diuapkan sampai sisa airnya kira-kira tinggal kurang dari 1 g untuk 30 pil. Harus diingat jangan menguapkan Larutan Ferri Chloridum karena garam Ferrinya akan terurai. 6. Pil-pil yang mengandung senyawa Codeinum base dengan garam Ammonium atau Ichtammolum : Karena Codeinum base terhitung mudah larut dalam air dan merupakan base lebih kuat dari garam Ammonium, maka akan bereaksi dan timbul gas NH 3 yang bebas serta membuat pil jadi pecah. 7. Pil-pil yang dapat pecah Karena zat-zat yang terkandung dapat bereaksi hingga memimbulkan gas yang memecah pil: Supaya tidak terjadi jangan menggunakan zat pembasah air yaitu dengan menggunakan zat pengikat yang lain
Pil
yang mengandung Ferrosi Carbonas dengan Acidum Citricum akan menimbulkan gas CO2
Pil yang mengandung Meditrenum akan timbul gas CO 2 karena terjadi reaksi antara Iodochloroxychinolin Sulfonas dengan Natrii Bicarbonas
Pil yang mengandung Ferrum Reductum atau pulveratum dengan asam seperti Acidum Cutricum akan bereaksi dan timbul gas H 2 yang akan memecah pil.
8. Pil-pil yang mengandung Hydrargyri Cloridum: Akan menghilangkan selaput lendir dari lambung dan usus maka perlu Hydrargyri Chloridum dalam keadaan yang halus. Untuk itu perlu penambahan Natrii Chloridum untuk memudahkan Hydrargryi Chloridum larut dalam air. Penambahan Natrii Chloridum adalah setengah berat Sublimat dan dilarutkan dulu dengan air sama berat, 9. Pil-pil yang mengandung Diphantoinum Natrium: Jangan menggunakan Liquiritiae Radix tetapi menggunakan Succus Liquiritiae 1 bagian dan Amyilum 3 bagian dan sebagai zat pembasah digunakan Sirupus Simplex. Hal ini untuk menjaga agar pil lekas hancur dalam lambung. 10. Pil-pil yang mengandung Quinini Sulfas: Ada dua macam yaitu yang ber warna colkat dan berwarna putih 11. Pil-pil yang mengandung zat pengikat yang bereaksi dengan asam : Seperti Gentianae Extractum, Succus Liquiritiae dan Liquiritiae Extractum. Bahan tersebut akan bereaksi dengan Ferrum reductum, Ferrum pulveratum yang menimbulkan gas H 2 serta menyebabkan pil menjadi menggelembung dan pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula dengan Natrii Bicarbonas, Ferrosi Carbonas yang menimbulkan gas CO2 serta menyebabkan pil menjadi menggelembung dan pecah. Maka itu Succus Liquiritiae, Liquiritiae Extractum dan Gentianae Extractum harus dinetralkan dulu dengan MgO 50 mg tiap gram Ekstrak dan Succus. 12. Pil-pil yang mengandung Ekstrak kering : a. Aloe Extractum Aquosum siccum, Rhamni Frangulae Extractum Aquosum siccum, Rhamni Phursianae Extractum siccum, Rhei Extractum dapat dibuat pil cukup dangan Liquiritiae Radix dan zat pembasah Aqua Glyserinata. b. Chinchonae Extractum siccum dan Colae Extractum siccum memerlukan Succus Liquiritiae sebagai zat pengikat untuk dapat dibuat masa pil. c. Pil dengan ekstrak kering supaya dibuat keras jangan lembek agar tidak berubah bentuk