BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Bela Belakan kang g
Penyak Penyakit it kanker kanker adalah adalah penyak penyakit it yang yang sangat sangat menaku menakutka tkan, n, dari dari orang orang dewasa sampai anak-anak tidak luput dari cengkeramannya. Dan ternyata Kanker Kanker Retina Retina Mata merupa merupakan kan penyak penyakit it kanker kanker yang yang menemp menempati ati urutan urutan nomor dua terbanyak selain kanker darah atau leukemia. Penyakit kanker reti retina na ini ini dita ditand ndai ai deng dengan an berc bercak ak putih putih.. Dan terny ternyata ata kank kanker er reti retina na ini ini menyerang anak-anak yang berumur 0-5 tahun. Dan uga berdasarkan data badan kesehatan dunia penderita kanker ini terus meningkat dan mencapai !"# diselu diseluruh ruh dunia. dunia. Di $ndone $ndonesia sia %.000 %.000 penderi penderitany tanyaa kanker kanker retina retina,, ini disebut uga retino blastoma termasuk penderita yang umlahnya tertinggi Kanker retina ini pemicunya adalag &aktor genetik atau pengaruh lingkungan dan in&eksi 'irus. Retinoblastoma adalah kanker yang teradi pada retina mata. Retina adalah lapisan mata yang sensiti& terhadap cahaya (yang memungkinkan mata untuk melihat). Retinoblastoma biasanya teradi pada anak sewaktu masih berada dalam kandungan sampai berusia 5 tahun, tapi paling sering menyerang anak berusia dibawah ! tahun. Retinoblastoma dapat disembuhkan bila terdeteksi dini. Retinoblastoma yang teradi pada satu mata disebut sebagai unilateral dan yang teradi teradi pada dua mata disebut disebut sebagai bilateral. bilateral. %0# dari pasien pasien penderita retinoblastoma tidak memiliki searah penderita retinoblastoma dalam alam
kelu keluar arg ga.
*eda *edan ng
+0#
lain lainny nyaa
memil emilik ikii
sea seara rah h
pen penderi derita ta
retinoblastoma dalam keluarga. Retinoblastoma biasanya teradi pada anak sewaktu sewaktu masih berada dalam kandungan kandungan sampai berusia berusia 5 tahun, tahun, tapi paling sering menyerang anak berusia ! tahun. Dari Dari hal terseb tersebut, ut, maka maka sangat sangat diperlu diperlukan kanny nyaa penget pengetahu ahuan an mengen mengenai ai retino retinobla blastom stomaa bagi bagi seorang seorang perawa perawatt agar agar dapat dapat member memberika ikan n penang penangana anan n secara tepat sehingga dapat meminimalisir keadian yang lebih buruk teradi.
1
ntuk ntuk itu kami membuat membuat makalah makalah ini sebagai bahan pembelaaran pembelaaran mengenai mengenai gangguan sistem persepsi dan sensori pada penderita retinoblastoma. 1.2 Tujuan Penulisan Penulisan 1.2.1 .2.1
Tujuan uan Umum mum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai gangguan sistem persepsi dan sensori pada penderita retinoblastoma dan untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem persepsi dan sensori. 1.2.2 .2.2
a.
Tujuan uan Khus Khusus us
Mah Mahasis asisw wa mam mamp pu men mene ela lask skan an kon konsep sep teo teori ri Ret Retin inob obla last sto oma b. Mahasiswa mampu merumuskan diganosa Keperawatan pada pasien Retinoblastoma c. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu membuat membuat rencana rencana tindakan tindakan asuhan asuhan keperawatan keperawatan pada pasien Retinoblastoma
.3 Met Met!e !e Pen Penul ulis isan an
Dalam Dalam penyu penyusun sunan an makalah makalah ini menggu menggunak nakan an metode metode study study pustak pustaka, a, den dengan gan cara cara meng engambi ambill re&e re&ere rens nsii hubungannya dengan Retinoblastoma.
2
dari ari beber eberap apaa sum sumber yang ang ada ada
BAB 2 T"N#AUAN PU$TAKA
.1 De%i De%ini nisi si &etin &etin' 'la last stm ma a
Retino Retinobla blastom stomaa merupa merupakan kan tumor tumor intraok intraokula ularr kongen kongenital ital ganas ganas yang yang muncul dari retina dan paling umum teradi pada kanak-kanak (ong, (ong, !00%). Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai sara& embrion embrionik ik retina. retina. Kasus Kasus ini arang arang teradi teradi,, sehingg sehinggaa sulit sulit untuk untuk didetek dideteksi si secara awal. Rata rata usia klien saat diagnosis adalah !" bulan pada kasus unilate unilateral, ral,
+ bulan pada kasus kasus kasus kasus bilateral bilateral.. /eberap /eberapaa kasus kasus bilateral bilateral
tampak tampak sebagai sebagai kasus kasus unilat unilateral eral,, dan tumor tumor pada pada bagian bagian mata mata yang yang lain lain terdeteksi pada saat pemeriksaan e'aluasi. ini menunukkan pentingnya untuk mem memerik eriksa sa klie klien n
denga engan n
denga engan n
anes aneste tesi si pada ada
anak anak anak anak denga engan n
retinob retinoblast lastoma oma unilat unilateral eral,, khusus khususny nyaa pada pada usia usia dibawa dibawah h + tahun tahun (Pudo (Pudo agung *utaryo, !001 )
3
Retinoblastoma
merupakan
tumor
ganas
utama
intraokular
yang
ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah lima tahun. 2umor berasal dari aringan retina embrional (Mansoer 3. !005). Dari beberapa pendapat yang telah kami temukan maka dapat dikatakan retinoblastoma adalah tumor endoocular pada anak yang mengenai sel syara& embrionik retina yang merupakan keganasan intraokuler yang paling sering teradi pada anak.
2.2 "nsi!ensi
Retinoblastoma yang merupakan keganasan $ntraokular tersering pada anak. Retinoblastoma mewakili sekitar "# dari keseluruhan keganasan pada anak. Diperkirakan !50-50 kasus baru Retinoblastoma terdiagnosa di *3, 5000 kasus ditemukan di seluruh dunia. 4ebih dari %5# anak dengan Retinoblastoma di *3 dan di beberapa negara mau bertahan atas keganasan ini, dimana sekitar 50# bertahan di seluruh dunia. Perbedaan ini disebabkan adanya deteksi dini di *3 dan negara mau dimana tumor masih berada di mata, sedangkan pada negara berkembang Retinoblastoma sering terdeteksi setelah adanya in'asi ke orbita atau otak $nsiden retinoblastoma di $ndonesia rata-rata +!0000 kelahiran hidup. Retinoblastoma dapat teradi baik secara herediter maupun nonherediter. Diperkirakan sekitar "0# retinoblastoma adalah herediter, !5# di antarnya bilateral dan +5# adalah unilateral. *edangkan saudara kandung dan keturunannya merupakan risiko menderita kanker ini. Retinoblastoma dapat teradi secara &amilial atau sporadik. anya 1#-+0# penderita yang mempunyai riwayat &amilial. Kebanyakan kasus dapat teradi pada kedua mata, walaupun beberapa tumor teradi pada satu mata. 3nak dari pasien retinoblastoma herediter yang sembuh mempunyai satu atau dua kemungkinan untuk membawa mutasi sel germinal, sedangkan pembawa si&at (carrier) kemungkinan menderita retinoblastoma adalah %0# ika orang
4
tuanya menderita retinoblastoma bilateral dan kemungkinan kecil menderita retinoblastoma unilateral.
2.3 Etilgi a. kelainan krmsm
2eradi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant protekti& yang berada dalam pita kromosom +6+". /isa karena mutasi atau diturunkan. Penyebabnya adalah tidak tumor,
yang
si&atnya
cenderung
terdapatnya diturunkan.
gen
penekan
Kanker
bisa
menyerang salah satu mata yang bersi&at somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalui sara& penglihatanner'us optikus). '. %aktr genetik
7en cacat R/+ dapat warisan dari orang tua baik, pada beberapa anak, bagaimanapun, mutasi teradi pada tahap awal perkembangan anin. 2idak diketahui apa yang menyebabkan kelainan gen, melainkan yang paling mungkin menadi kesalahan acak selama proses copy yang teradi ketika sel membelah. .( Klasi%ikasi a. Klasi%ikasi &eese !an Ells)rth
Klasi&ikasi ini berdasarkan dari perhitungan umlah, ukuran, lokasi tumor,
dan
ada-tidaknya
'itreous
seeding.
8amun
hanya
dapat
diaplikasikan pada retinoblastoma tipe intraokuler. 2idak dapat dipakai untuk pasien yang telah stadium ekstraokuler.
Group
I
:
penglihatan
sangat
dipertahankan
5
memungkinkan
untuk
1) Tumor Soliter, ukuran kurang dari 4 diameter disc, pada atau dielakang e!uator 2) Tumor "ultipel, ukuran tidak meleihi 4 diameter disc, semua pada atau dielakang e!uator Group II : penglihatan memungkinkan untuk dipertahankan 1) Tumor Soliter, ukuran 4#1$ diameter disc, pada atau dielakang e!uator 2) Tumor "ultipel, ukuran 4#1$ diameter disc, dielakang e!uator Group III : penglihatan mungkin dapat dipertahankan 1) %da lesi dianterior e!uator 2) Tumor Soliter leih esar 1$ diameter disc dielakang e!uator& Group I' : penglihatan sulit untuk dipertahankan 1) Tumor "ultipel, eerapa esarn(a leih esar dari 1$ diameter disc 2) %da lesi (ang meluas ke anterior ora serrata Group ' : penglihatan tidak mungkin untuk dipertahankan 1) "assie Seedingmeliatkan leih dari setengah retina 2) 'itreous seeding
b. Klasifkasi
retinoblastoma
International
Classifcation
menurut or
The
Intraocular
Retinoblastoma: Grup %: Tumor intraretina kecil, terletak *auh dari +oea dan diskus&
6
1) Seluruh tumor erukuran - 3 mm, teratas pada retina 2) Seluruh tumor erlokasi .3 mm dari +oea 3) .1&5 mm dari diskus optikus Grup /: Seluruh tumor lainn(a (ang erukuran kecil dan teratas pada retina 1) Seluruh tumor (ang teratas di retina dan tidak memenuhi kategori grup %& 2) Tumor erkaitan dengan cairan suretina erukuran 0 3mm dari tumor tanpa pen(earan su retina& Group : Tumor local dengan pen(earan minimal pada su retina atau itreus& Group : en(akit di+us dengan pen(earan signikan pada su retina atau itreus& 1) Tumor dapat ersi+at masi+ atau di+us& 2) Terdapat cairan su retina, saat ini atau masa lampau, tanpa pen(earan,
(ang maksimal dapat
meliputi hingga seluruh retina& 3) Tumor pada itreus ersi+at di+us atau masi+ (ang dapat mencakup mani+estasi greas( atau massa tumor aaskular 4) Tumor diskrit 5) Terdapat cairan su retina, saat ini atau lampau, tanpa pen(earan, (ang meliputi maksimal hingga seperempat retina& 6) Terdapat
pen(earan
lokal
pada
terletak dekat pada tumor diskrit&
itreus
(ang
) en(earan lokal su retina - 3 mm 82 ) dari tumor& 7) en(earan di+us suretina dapat mencakup entuk plak su retina atau nodul tumor& Grup 9: Terdapat satu atau leih dari prognosis uruk diaah ini: 1) Tumor mencapai lensa& 2) Tumor
mencapai
permukaan
anterior
itreus
mencakup adan siliar atau segmen anterior mata 3) i;use inltrating retinolastoma 4) Glukoma neoaskular 5) "edia opak dikarenakan perdarahan& 6) Tumor nekrosis dengan selulitis orital aseptik& ) hthisis uli
c. Klasifkasi dari American Joint Commission on Cancer (AJCC) edisi ke 7 tahun 2!:
7
T
: =kuran tumor primer dengan ekstensin(a
T1
: Tidak leih dari 2>3 olume mata, tanpa pen(earan suretinal atau itreus
T2
:
Tidak
leih
dari
2>3
olume
mata
disertai
pen(earan suretinal atau itreus dan alasi retina T3 T4
: en(akit intraokuler erat : en(earan ekstraokuler 8inasi ke nerus opticus, chiasma opticus, orita)
?
: @eterliatan @elen*ar Getah /ening regional atau *auh
"1
: en(earan sistemik
d. Klasifkasi berdasarkan International "ta#in# "$stem or Retinoblastoma (I""R%)& 1) Stadium $: asien diterapi secara konserati+ 8klasikasi preoperati+)A 2) Stadium I : 9nukleasi mata, reseksi komplit secara histopatologikA 3) Stadium II : 9nukleasi mata, terdapat residu tumor mikroskopikA 4) Stadium III : 9kstensi regional a) "eleih iorita ) Terdapat pemesaran @G/ preaurikular atau @G/ serikalA 5) Stadium I' : Terdapat metastasis a) metastasis hematogen : lesitunggal, lesimultipel ) perluasanke SS: lesi prechiasma, massa intracranial>SS, tumor mencapai leptomeningeal&
e. Klasi%ikasi Ber!asarkan *ejala Klinik
<
Di negara berkembang dimana penderita paling banyak ditemukan pada stadium lanut, klasi&ikasi dibuat berdasarkan geala kliniknya , yaitu9 +) *tadium leukokoria (stadium tenang )
Pada stadium ini pasien tidak merasakan geala apapun hanya penglihatan yang menurun sampai 'isus 0. *aat ini orang tua pasien sering merasa tidak ada masalah dengan mata anaknya sehingga kadang dibiarkan , padahal pada tahap inilah pasien masih bisa diselamatkan dengan tindakan enukleasi (pengangkatan bola mata) , ika pada pemeriksaan patologi anatomi 8. :ptik sudah terkena maka tindakan selanutnya adalah kemoterapi. Perlangsungan hidup pada stadium ini ika cepat ditindak lanuti biasanya membaik. !) *tadium e;ophthalmos
Pada stadium ini massa tumor sudah memenuhi seluruh isi bola mata, sehingga geala yang nampak adalah galukoma .7eala lain yang dapat nampak adalah strabismus , u'eitis , hi&ema. *tadium ini biasanya hanya berlangsung beberapa bulan , sehingga ika terlambat ditangani akan masuk stadium berikutnya. Penanganan pada stadium ini dilakukan enukleasi kemudian kemoterapi.
2api dapat uga
kemoterapi dahulu untuk mengecilkan tumor kemudian dilanutkan dengan enukleasi. Prognosis pasien pada stadium ini masih baik , ika pasien berobat teratur. ) *tadium glaukomatosa
1$
Pada stadium ini bola mata sudah menonol (proptosis), akibat desakan massa tumor yang sudah keluar ke e;traokuler. *egmen anterior bola mata sudah rusak dan keadaan umum pasien nampak lemah dan kurus. Prognosis pada stadium ini buruk, tindakan yang dilakukan hanyalah untuk mempertahankan hidup pasien. Dilema yang biasanya dihadapi dalam pengobatan stadium ini adalah kondisi pasien yang lemah akan diperparah dengan pemberian kemoterapi yang notabene merupakan drug of choice dari terapi retinoblastoma. /iasanya dilakukan biopsy dahulu kemudian dilanutkan dengan kemoterapi. ") *tadium metastase
*tadium ini sangat buruk oleh karena tumor sudah masuk ke kelenar lymphe aurikuler atau sub mandibula . Penanganan pada stadium ini hanyalah bersi&at paliati& saa.
2.+ Mani%estasi Klinis
a. 4eukokoria 4eukokoria adalah re&leksi putih kekuningan dalam pupil yang disebabkan oleh tumor di belakang lensa. arna putih mungkin terlihat pada saat anak melirik atau dengan pencahayaan pada waktu pupil dalam keadaan semi midriasis, sehingga geala ini sering disebut seperti
11
Merupakan geala dini yang sering ditemukan setelah leukokoria. *trabismus adalah gangguan 'isual di mana mata tidak sinkron dan titik &okus menuu ke arah yang berbeda. *trabismus ini muncul bila lokasi tumor pada daerah makula sehingga mata tidak dapat ter&iksasi. *trabismus dapat uga teradi apabila tumornya berada diluar makula tetapi massa tumor sudah cukup besar. c. Mata merah Mata merah ini sering berhubungan dengan glaukoma sekunder yang teradi akibat retinoblastoma. 3pabila sudah teradi glaukoma maka dapat diprediksi sudah teradi in'asi tumor ke ner'us optikus. *elain glaukoma, penyebab mata merah ini dapat pula akibat geala in&lamasi okuler atau periokuler yang tampak sebagai selulitis preseptal. 3tau endo&talmitis. $n&lamasi ini disebabkan oleh adanya tumor yang nekrosis. d. i&ema i&ema (hyphema) adalah pendarahan di ruang anterior mata e. ipopian ipopion (hypopyon) adalah akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang anterior mata. &.
/u&talmus Merupakan geala klinis yang berhubungan dengan peningkatan 2ekanan $ntra :kuler akibat tumor yang bertambah besar.
g. Pupil midriasis Midriasis adalah dilatasi (pelebaran) pupil berlebihan karena penyakit, trauma atau obat-obatan, ika dalam retinoblastoma karena tumor. /iasanya, pupil melebar dalam gelap dan menyempit dalam terang. 2api seseorang denngan pupil midriatik akan tetap melebar, bahkan di lingkungan yang terang. h. Propotosis /ola mata menonol kearah luar akibat pembesaran tumor intra dan ekstra okuler
12
2., Pat%isilgi
13
14
2.- Kmlikasi a. A'lasi &etina
*uatu keadaan lepasnya retina sensori dari epitel pigmen retina (R$D=). Merupakan masalah mata yang serius, dapat teradi pada usia berapapun, namun sering teradi pada orang berusia setengah baya atau lebih tua. '. *laukma
Kelainan mata yang mempunyai geala peningkatan tekanan intra okuler (2$:), di mana dapat mengakibatkan pencekungan papil syara& optik sehingga teradi atropi syara& optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan taam pengelihatan. Disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan sara& mata yang berada di belakang bola mata, sehingga bola mata tidak mendapat aliran darah dan sara& mata akan mati. /. Ke'utaan0 kehilangan englihatan.
Penyebaran kanker ke bagian bagian lain pada tubuh contohnya osteosarkoma.
15
2. Pemeriksaan 2..1 Pemeriksaan isik a. Pemeriksaan isik Umum Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan
umum yang dapat merupakan penyebab penyakit mata yang sedang diderita. '. Pemeriksaan Khusus Mata 1 Pemeriksaan tajam englihatan Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga dapat merusak semua organ di mata yang menyebabkan taam penglihatan sangat menurun.
2 Pemeriksaan gerakan 'la mata Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan sara&
dan bahkan dapat merusak sara& tersebut dan apabila mengenai sara& $$$, $>, dan >$ maka akan menyebabkan mata uling. 3 Pemeriksaan susunan mata luar !an lakrimal Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konungti'a, kornea, bilik mata depan, iris, lensa dan
(
pupil. Pada retinoblastoma didapatkan9 a 4eukokoria, yaitu re&lek pupil yang berwarna putih. ' ipopion, yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan. / i&ema, yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan ! 'eitis Pemeriksaan Puil 4eukokoria (re&leks pupil yang berwarna putih) merupakan
keluhan
dan
geala
yang paling sering ditemukan pada penderita dengan retinoblastoma. + Pemeriksaan tekanan 'la mata Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat. 2..2
Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan dengan anestesi umum /ertuuan untuk melakukan pemeriksaan bola mata secara
baik, yaitu menentukan diameter kornea, tekanan intra okular, pemeriksaan &unduskopi serta melihat pembuluh darah atau neo'askularisasi.
16
b. T Scan>"BI Crita
T Scan atau "BI mata untuk melihat perluasan tumor
dan keterliatan *aringan di
sekitar mata&
ada T Scan tampak lesi padat heterogen dengan +okus
densitas
klasikasi&
tinggi
ada
"BI
(ang sesuai dengan tampak
gamaran
hiperintense 8T1, densitas proton), hipointense 8T2)& @alsikasi +okus hipointense T kepala,
terutama
pada
Scan
kasus
atau
"BI
(ang dicurigai
herediter, untuk melihat adan(a massa intrakranial& c& /">D /iopsi sumsum tulang atau pungsi lumal& emeriksaan ini tidak rutin, diker*akan ila terdapat indikasi perluasan tumor keluar dari ola mata& d& /iopsi Dengan melakukan biopsi arum halus maka tumor dapat ditemukan
enisnya.
8amun
demikian
tindakan
ini
dapat
menyebabkan teradinya penyebaran sel tumor sehingga tindakan ini arang dilakukan. e& ?unduskopi Pada pemeriksaan &unduskopi didapatkan gambaran tumor dengan warna putih atau krem kekuningan, dengan lesi satelit pada retina, ruang sub retina dan terdapat sel-sel tumor pada korpus 'itreus (>itreus *eeding). ntuk mendapatkan pemeriksaan &unduskopi yang lebih detail sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan midriatil untuk melebarkan pupil. &. /one Scan
=ntuk menun*ukkan ila retinolastoma telah men(ear
ke tulang
1
tengkorak
atau
tulang
lainn(a& emeriksaan ini tidak rutin dan dilakukan han(a
ila ada
indikasi
kuat
kecurigaan
pen(earan ekstraokuler& g& @-&oto Pada
pemeriksaan
@
&oto,
hampir
10-A0#
penderita
retinoblastoma menunukkan adanya kalsi&ikasi. /ila tumor mengadakan in&iltrasi ke sara& optic &oramen optikum melebar. h& ?luresen angiongra&i Pada pemeriksaan &luoresen angiogra&i, pemeriksaan ?unduskopi (pemeriksaan retina dan sara& mata) dapat dilakukan dengan menggunakan o&talmoskop, lensa pembesar (ABD, %0D) atau dengan &unduskopi indirek (*chepen) dengan anestesi umum pada pupil dilatasi maksimal didapatkan gambaran berupa massa tumor dan neo'askularisasi pada daerah tumor, tetapi tidak dapat menampilkan gambaran >itreus *eeding. i& *7 *7 pada mata dapat memberikan gambaran heterogenitas dan kalsi&ikasi aringan yang identik dengan massa pada retinoblastoma. *7 tidak lebih sensiti& ika dibandingkan dengan Computed 2omogra&i (C2) yang ideal untuk mendeteksi adanya kalsi&ikasi
intraokuler.
8amun,
C2
dikhawatirkan
dapat
memperburuk mutasi gen pada penderita retinoblastoma dengan usia di bawah + tahun karena adanya radiasi dari alat tersebut.
2.4 Penatalaksanaan
2uuan
utama
dari
penatalaksanaan
Retinoblastoma
adalah
menyelamatkan hidup pasien, sedangkan kembalinya &ungsi 'isual mata
17
merupakan tuuan sekunder (Reddy ona'ar, !00B). Penatalaksanaan Retinoblastoma melibatkan tim dari berbagai multidisiplin, yaitu disiplin ilmu onkologi mata, onkologi pediatrik, onkologiradiasi, onkologipsikis, genetika, danonkopatologio&talomologi. *trategimanaementatalaksana R/ tergantungdengantingkatkeparahannya,
sepertiintraokular
R/,
R/
dengankarakteristikrisikotinggi, orbital R/, dan metastasis R/ (Pandey, !0+). 2ata laksanauntukintraokular R/ meliputienukleasi, external beam radiation
therapy
(EBRT),
cryotherapy,
laser
photocoagulation,
thermotherapy, brachytherapy denganiodine 125 atauruthenium 1! pla"ues,
dan systemic
chemotherapy.
*edangkan
untuk
tatalaksana
ekstraokular R/ diberi terapi lebih lanut (4in :Ebrien, !00%). a. Terai &etin'lastma "ntrakular
*tadium dari Retinoblastoma menentukan terapi yang akan diberikan pada penderita. Klasi&ikasi Reese-=llsworth (R-=) untuk retinoblastoma intraokular ditemukan seak tahun +%10 dan telah digunakan selama lebih dari "0 tahun hingga saat ini. Klasi&ikasi R-= sangat berguna dalam memperkirakan prognosis penderita yang akan diterapi dengan =;ternal /eam Radiation (=/R). 2erdapat 5 stadium dalam klasi&ikasi R-=. '. Enukleasi
Kebanyakan pasien dengan unilateral retinoblastoma yang besar dan pertumbuhan tumor yang progresi& dilakukan enukleasi. $ndikasi lain dari enukleasi adalah pasien dengan bilateral retinoblastoma yang tidak merespon baik dengan kemoterapi atau dengan terapi lain dimana enukleasi dilakukan pada mata dengan prognosis yang buruk. =nukleasi sangat arang diindikasikan pada kedua mata. /iasanya enukleasi dilakukan pada kedua mata bila 'isus kedua mata nol. Dan dilakukan pada stadium intraokuler. *etelah dilakukan enukleasi dapat dipasang bola mata buatan untuk menaga agar kosmetika pasien tetap baik. 3ngka kesembuhan pasien unilateral retinoblastoma yang dilakukan enukleasi mencapai hingga F%5#. /. Eksenterasi
1<
=ksenterasi orbita merupakan tindakan pengangkatan seluruh orbita, termasuk bola mata, aringan lunak orbita, serta kelopak mata. 2umor yang sudah meluas kearingan ekstra okuler atau berin'asi ke aringan sekitar mata atau stadium ekstraokuler retinoblastoma maka dilakukan eksenterasi. !. Terai EB&
2erapi =/R mempunyai man&aat yang besar dalam penyembuhan retinoblastoma. $ndikasi terbanyak dilakukannya =/R adalah pada pasien dengan bilateral retinoblastoma yang mendapat kekambuhan setelah dilakukan terapi lain pada kedua matanya. 3nak dengan tumor kecil pada daerah makula yang tidak merespon dengan kemoterapi atau anak yang mengalami kekambuhan setelah dilakukan kemoterapi dapat diindikasikan untuk mendapat terapi =/R.2arget lokasi terapi =/R adalah seluruh area tumor yang terdapat pada bola mata sampai sepanang + cm didepan ner'us optikus. 3ngka ketahanan hidup pasien yang diterapi dengan =/R adalah 5."# dalam +0 tahun dengan angka kekambuhan !A,%# setelah +0 tahun terapi. Komplikasi dari terapi =/R adalah katarak, kerusakan ner'us optikus, oklusi total retina, perdarahan korpus 'itreus, dan hipoplasi tulang temporal. e. Termterai
2ermoterapi dilakukan dengan mengaplikasikan panas secara langsung ke tumor, biasanya dilakukan dengan radiasi sinar in&ra merah dengan suhu "50 oC G 100 oC. 2ermoterapi diindikasikan pada tumor kecil, dengan ukuran diameter A. %. Kemtermterai 2umor yang berukuran lebih besar dapat diterapi dengan
kombinasi
antara
termoterapi
dan
kemoterapi
yang
disebut
kemotermoterapi. Pelaksanaan termoterapi dan kemoterapi dilakukan berselang setiap am. 2erapi kemotermoterapi dapat mengontrol retinoblastoma sebesar B1#. Komplikasi dari kemotermoterapi adalah atro&i iris, atro&i diskus optikus, traksi retina, oedema diskus optikus dan udem kornea. Kemotermoterapi terutama berguna untuk pasien dengan tumor pada
2$
&o'ea dan ner'us optikus dimana pada terapi radiasi atau terapi &otokoagulasi laser mungkin membuat penurunan penglihatan yang signi&ikan. g. tkagulasi Laser ?otokoagulasi laser direkomendasikan hanya untuk tumor kecil yang berlokasi pada bagian posterior. 2umor ditembak dengan argon laser atau dioda laser atau ;enon laser. 2uuan dari terapi ini adalah untuk menghentikan suplai darah ke aringan tumor karena e&ek dari laser tersebut adalah koagulasi. =&ek samping dari terapi ini adalah ablasi retina, oklusi pembuluh darah retina dan &ibrosis pre-retinal. =&ekti&itas terapi didapatkan bila dalam satu bulan dilakukan sebanyak !- kali terapi. h. 5r6terai Cryoterapi bertuuan untuk membekukan aringan tumor dan membuat aringan tumor mengalami in&ark karena kerusakan pada daerah 'askularisasi tumor. Cryoterapi dapat digunakan sebagai terapi utama terhadap tumor kecil yang terletak di peri&er atau tumor i.
sekunder yang kecil yang muncul setelah terapi lain sebelumnya. Terai &etin'lastma Ekstrakular Pasien dengan retinoblastoma ekstraokular mempunyai prognosis yang sangat buruk untuk bertahan hidup. Pada pasien dengan metastase regional biasanya dipilihkan terapi kombinasi kemoterapi dengan terapi =/R ataupun eksenterasi orbita. Pada pasien dengan metastase yang auh dilakukan kombinasi terapi kemoterapi dosis tinggi dan terapi =/R.
j.
Kemterai
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. 2idak seperti radiasi atau operasi yang bersi&at lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar auh atau metastase ke tempat lain.
21
Kemauan yang signi&ikan dalam penanganan retinoblastoma intraokular
bilateral
dalam
beberapa
dekade
terakhir
telah
menggunakan kemoterapi sistemik primer. Pemberian kemoterapi sistemik
mengurangi
ukuran
tumor,
memungkinkan
untuk
penggabungan &okal terapi dengan laser, krioterapi, atau radioterapi. *aat ini digunakan kombinasi berbagai regimen seperti Carboplatin, >incristine, =toposide dan Cyclosporine. ( #merican #cademy of $phthalmology, !00A). Pada
tumor
berukuran
besar, kemoterapi
berguna
untuk
mengecilkan ukuran tumor, mem&asilitasi terapi lokal berikutnya sehingga menghindari enukleasi atau external beam radiotherapy% Pada tumor berukuran kecil, kemoterapi dapat digunakan tanpa terapi lainnya, uga untuk melindungi 'isus sebisa mungkin, tetapi resiko kekambuhan tumor meningkat. (Kanski, !00A). 3nak-anak mendapat obat kemoterapi secara intra'ena setiap -" minggu untuk "-% siklus kemoterapi. Keberhasilan
pengobatan
dengan
kemoterapi
dipengaruhi
beberapa &aktor yaitu9 +) /eban tumor *uatu masa tumor yang mencapai berat + kg yang terdiri dari sekitar +0+! sel umumnya menyebabkan kematian pasien. Pemberian kemoterapi tunggal umumnya tidak dapat membasmi seluruh sel ganas ini. :bat kemoterapi tidak membasmi sel tumor menurut umlah absolut, tetapi menurut presentasi tertentu. /ila diumpamakan pemberian satu kemoterapi dapat membasmi %0# sel tumor dari umlah +0% sel, maka tersisa sel +0B yang tidak mati dan kemudian akan tumbuh kembali. Makin besar masa tumor pada awal pengobatan, makin buruk pula hasil pengobatannya (*etiabudi, !0+0).
22
/ila pemberian satu obat kemoterapi menyisakan +0# sel tumor, maka pemberian kombinasi ! macam obat dengan mekanisme kera yang berbeda akan menyisakan +# sel tumor yang tidak mati. Dan pemberian -" macam kemoterapi dengan mekanisme kera yang berbeda, sepanang dapat ditoleransi pasien dan sel tumor sensiti& terhadap obat itu, akan menyisakan sel tumor yang masih hidup masing-masing 0,+ dan 0,0+#. 2eori bahwa terapi kombinasi kemoterapi yang memberikan hasil lebih baik dari obat tunggal ini telah terbukti pada berbagai penelitian klinik (*etiabudi, !0+0). !) eterogenitas sel tumor *uatu masa tumor terdiri dari sel-sel yang heterogen. *ecara genetik sel tumor kurang stabil dibandingkan dengan sel biasa, karena itu selama pembelahan sel seringkali teradi mutasi sehingga terbentuk berbagai subpopulasi sel tumor. *el-sel tumor yang sensiti& umumnya mati pada tahap awal pemberian keomterapi sehingga hanya subpopulasi sel resisten yang bisa hidup. 4ama-kelamaan tumor yang berukuran besar didominasi oleh sel yang resisten. ?enomena ini uga menelaskan mengapa respon pengobatan yang baik terlihat pada awal pemberian kemoterapi kemudian memburuk dalam terapi lanutan walaupun obat yang diberikan tetap sama (*etiabudi, !0+0). ) Resistensi terhadap kemoterapi Kebanyakan resistensi tumor terhadap kemoterapi disebabkan karena
sel kanker
secara
genetik
tidak
stabil.
*i&at
ini
menyebabkan lau mutasi pada sel tumor ini tinggi dan hal ini mengakibatkan terbentuknya berbagai subpopulasi sel yang heterogen. *ebagian subpupolasi sel ini bersi&at resisten terhadap obat (*etiabudi, !0+0). ") $ntensitas dosis $ntensitas dosis adalah dosis kemoterapi yang diberikan kepada pasien dalam kurun waktu tertentu. Dalam pemberian
23
kemoterapi, dosis seringkali tidak dapat diberikan secara optimal karena terhambat oleh toksisitas obat atau pemberian obat terhambat karena pulihnya kondisi pasien tidak secepat seperti yang diharapkan sehingga pemberian dosis berikutnya terpaksa ditunda. al ini dapat mengakibatkan berkurangnya e&ikasi pemberian kemoterapi (*etiabudi, !0+0). 5) ?aktor spesi&ik pada pasien Meskipun sensiti'itas sel tumor merupakan determinan utama dalam menentukan keberhasilan pengobatan kanker, berbagai aspek &armakokinetik yaitu cara pemberian, bioa'ailabilitas, metabolisme, dan eliminasi obat uga memegang peran penting. /anyak obat kemoterapi mempunyai batas keamanan yang sempit dan ini berarti bahwa dosis yang terlalu kecil mungkin tidak memberi e&ek terapi, tetapi pada dosis yang sedikit terlalu tinggi sudah dapat menimbulkan e&ek toksik (*etiabudi, !0+0). Tujuan enggunaan kemterai 7
+) 2erapi adu'an Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertuuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase. !) 2erapi neoadu'an yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi. ) Kemoterapi primer Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor yang kemungkinan kecuali untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gealanya. ") Kemoterapi kombinasi Menggunakan ! atau lebih agen kemoterapi. 5) Kemoterapi induksi Digunakan sebagai terapi pertama dari berbagai terapi berikutnya.
24
$6arat kemterai
+) Keadaan umum pasien cukup baik !) Pasien dan keluarga mengerti tuuan dan e&ek samping kemoterapi ) ?aal ginal dan hati baik ") Henis kanker diketahui cukup sensiti& terhadap kemoterapi
"n!ikasi em'erian kemterai
+) ntuk penyembuhan kanker !) Memperpanang hidup pasien ) Memperpanang inter'ensi bebas kanker ") Menghentikan progresi kanker 5) Mengecilkan 'olume kanker
#enis8jenis kemterai
+) Kemoterapi induksi Dituukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau umlah sel kanker. !) Kemoterapi adu'an Diberikan sesudah pengobatan lain, seperti pembedahan radiasi. 2uuannya untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada. ) Kemoterapi primer Dimaksudkan pada pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang bersi&at kemosensiti&, biasanya diberikan dahulu daripada pengobatan lain seperti bedah atau radiasi. ") Kemoterapi 8eo-3du'an Diberikan dahulu sebelum pengobatan lai . tuuannya untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil.
25
5ara Kerja Kemterai
:bat kemoterapi akti& pada saat sel sedang bereproduksi sehingga sel tumor yang akti& merupakan terget utama dalam kemoterapi. 8amun oleh karena sel yang sehat uga bereproduksi maka tidak tertutup kemungkinan mereka uga akan terpengaruh oleh kemoterapi yang akan muncul sebagai e&ek samping obat (*ukarda, !000).
E%ek $aming Kemterai
=&ek
samping
dapat
muncul
ketika
sedang
dilakukan
pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. =&ek samping yang bisa timbul adalah 9 +) 4emas =&ek samping yang umum timbul. 2imbulnya dapat mendadak atau perlahan. 2idak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir prngobatan. !) Mual dan Muntah 3da beberapa obat kemoterapi yang membuat mual dan muntah. *elain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual muntah. al ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelumselamasesudah pengobatan kemoterapi. Mual dan muntah berlangsung singkat ataupun lama. ) 7angguan pencernaan /eberapa enis obat kemoterapi bere&ek diare. /ahkan ada yang menadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. *embelit kadang bisa teradi. /ila diare9 kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. /ila susah /3/9 perbanyak makan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan. ") *ariawan
26
/eberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau in&eksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi. 5) Rambut rontok Kerontokan rambut bersi&at sementara, biasanya teradi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat uga menyebabkan rambut rpatah di dekat kulit kepala. Dapat teradi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi stelah kemoterapi selesai. 1) :tot dan sara& /eberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada ari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. *ebagian bisa teradi sakit pada otot. A) =&ek pada darah /eberapa enis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kera sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga umlah sel darah menurun. Iang paling sering adalah penurunan sel darah putih(leukosit). Penurunan sel darah teradi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan umlah sel darah telah kembali normal. Penurunan umlah sel darah dapat mengakibatkan9 a) Mudah terkena in&eksi al ini disebabkan oleh karena umlah leukosit menurun karena leukosit adalah sel darah yang ber&ungsi untuk perlindungan terhadap in&eksi. b) Perdarahan Keping
darah
pembekuan
(trombosit)
darah.
berperan
Penurunan
pada
umlah
proses
trombosit
mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah dikulit. c) 3nemia
2
3nemia adalah penurunan umlah sel darah merah yang ditandai dengan penurunan b. Karena b letaknya di dalam sel darah merah. 3kibat anemia adalah seseorang menadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat. Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan memakai obat-obat anti kanker. :bat-obat ini seringkali dipakai sebagai bagian dari multimodality therapy, bersamaan dengan pembedahan dan radioterapi. Proses ini memakan waktu yang lama, tergantung pada tipe dan si&at tumor. Kemoterapi dide&inisikan sebagai suatu terapi pengobatan yang bertuuan untuk mengurangi 'olume tumor dan mencegah sel tumor membelah dan menyebar. Kemoterapi didesain untuk membunuh sel kanker melalui berbagai &ase siklus sel yang berbeda. Kemoterapi dapat diberikan secara intra'ena, intraarteri, subkutan, intramuscular. Pemberian secara intra'ena paling banyak dilakukan (Modul $n ouse 2raining Kemoterapi R* Kanker Dharmais, !0+!). Kemoterapi sistemik primer (chemoreduction) diikuti oleh terapi lokal (gabungan) sekarang secara lebih sering digunakan 'isionsparing tecni6ue. Kebanyakan studi Chemoreduction untuk Retinoblastoma
menggunakan
>incristine,
Carboplatin,
dan
=pipodophylloto;in, lainya =toposide atau 2eniposide, tambahan lainya Cyclosporine. 3gen pilihan sebaiknya ber'ariasi dalam umlah dan siklus menurut lembaga masing-masing. Kemoterapi arang berhasil bila digunakan sendiri, tapi pada beberapa kasus terapi lokal ( &riotherapy, 'aser hotocoagulation, Thermotherapy atau la"ue Radiotherapy) dapat digunakan tanpa Kemoterapi. =&ek samping terapi Chemoreduction antara lain hitung darah yang rendah, rambut rontok, tuli, toksisitas renal, gangguan neurologik dan antung. 4eukemia myologenous akut pernah dilaporkan setelah pemberian regimen chemoreduction termasuk etoposide.
27
Pemberian
kemoterapi
lokal
sedang
diteliti,
berpotensi
meminimalkan komplikasi sistemik.
5ara mengatasi e%ek saming kemterai 1 2 3 (
Pemberian anti mual muntah *aat mersa mual duduk ditempat yang segar Makan makanan tinggi protein dan karbohidrat 4akukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. /ila tidak dapat menggosok gigi
karena gusi berdarah gunakan pembersih mulut + /erikan pelembab bibir sesuai kebutuhan.
Periocular Chemotherapy
eriocular hemotherapy yang akan datang dimasukkan dalam C:7 trial berdasarkan pada data terbaru penggunaan carboplatin subconuncti'a sebagai terapi Retinoblastoma pada percobaan klinis phase + dan !, keduanya baik *itreous seeding dan tumor retina didapati adanya respon terhadap terapi ini. 2oksisitas lokal minor berupa orbit myositis pernah dilaporkan setelah pemberian Carboplatin subconucti'a dan respon terhadap kortikosteroid oral, dan reaksi yang lebih berat termasuk optik atropi pernah dilaporkan.
2.19 Pen/egahan
Melakukan skrining genetik kemudian ika di dalam keluarga terdapat riwayat retinoblastoma, sebaiknya mengikuti konsultasi genetik untuk membantu memprediksi risiko teradinya retinoblastoma pada keturunannya
BAB 3 A$UHAN KEPE&A:ATAN
2<
3.1 Pengkajian
a. 3namnesa +) $dentitas Pasien 9 8ama, usia 9 sering teradi pada anak-anak dibawah ! tahun, enis kelamin, alamat, tanggal masuk Rumah *akit, tanggal pengkaian, 8o. Register, dan diganosa medis. $dentitas Penanggung Hawab 9 8ama ayah atau ibu,usia, pendidikan, pekeraansumber penghasilan, agama dan alamat. !) Keluhan tama Keluhan yang dirasakan saat ini uga alasan kenapa masuk Rumah *akit. ) Riwayat Penyakit *ekarang 7eala awal yang muncul pada anak. /isa merupa bintik putih pada mata tepatnya pada retina, teradi pembesaran, mata merah dan besar. ") Riwayat Penyakit Dulu 3da anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama atau tidak. 5) Riwayat Penyakit Masa 4alu b. Pemeriksaan ?isik Pemeriksaan ?isik mencakup Keadaan mum pasien, 2anda-tanda 'ital, keluhan yang dirasakan baik itu ditulis secara ead to toe maupun persistem. c. Data Psikologis d. Data *osial dan *piritual 9 e. Data Penunang
&.
3nalisa Data Kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu.
8o Data +. Data *ubekti& 9
=tiologi 2umor tumbuh ke
Pasien mengeluh buram saat
dalam 'itreous
melihat sesuatu.
J
Data obekti& 9
4eukoria
>isus mata
J
3$
Masalah 7angguan persepsi sensori penglihatan
Penuruna 'isus mata J 7angguan Penglihatan J Perubahan persepsi !.
sensori penglihatan 2umor mencapai
Data subekti&9 Klien mengeluh pandanganya
makula
kabur Data obekti& 9
Resiko cedera (trauma)
J Keterbatasan lapang
2aam penglihatan menurun
pandang J Resiko tinggi cedera
.
Data subekti& 9
Peningkatan massa
Mengeluh nyeri di bagian mata
8yeri 3kut
tumor
Keluhan nyeri saat
J
menggerakan mata
Peningkatan $ntraokuler
Data obekti& 9
J
=kspresi meringis
Mata menonol
*ering menangis ".
/ola mata menonol Data subekti& 9
Retinoblastoma
7angguan
Klien mengeluh malu
metastase auh
Konsep diri
Klien mengeluh takut
J
Data obekti& 9 Rasa percaya diri berkurang 5
Menutup diri Data obekti& 9
.
Kurang percaya diri
Proptosi, strabismus, leukoria, 7.penglihatan Pembatasan akti'itas J
*uka menyendiri
Proses *osialisasi
Risiko gangguan perkembangan
terganggu 1
Data *ubekti& 9
Kurang pengetahuan
31
3n;ietas
Keluarga terlihat cemas dan
tindakan pre ops
takut 3n;ietas
3.2 Diagnsa Keera)atan
a. 7angguan persepsi sensori penglihatan bd gangguan penerimaan sensori pada mata b. Resiko tinggi cidera bd penurunan lapang pandang c. 8yeri akut bd peningkatan massa tumor d. 7angguan Konsep diri bd perubahan penampilan e. Resiko gangguan perkembangan bd pembatasan akti'itas &.
3n;ietas bd kurangnya pengetahuan mengenai prosedurtindakan pre-ops, kehilangan &ungsi penglihatan.
32
3.3 "nter;ensi Keera)atan
a. 7angguan persepsi sensori penglihatan bd gangguan penerimaan sensori pada mata 2uuan 9 Klien bisa beradaptasi dengan keadaan sekarang Kriteria asil 9 +) Klien dapat melakukan akti'itas sehari-hari dengan baik !) Klien mampu bekera sama dalam mengendalikan kondisi penyakitnya baik medis maupun perawatan $nter'ensi :rientasikan klien pada lingkungannya
Rasional :rientasi dapa
perasaan pada t /erikan penelasan tentang penyakitnya (ika pasiennya anak kecil ke Pengetahuan d keluarganya) indari pergerakan yang mendadak seperti menghentakkan kepala,
kera sama dal Mencegah bert
menyisir, batuk, bersin, dan muntah Helaskan alternati& tindakan untuk
yang
Pembedahan d
berhubungan dengan penyakitnya sepeto pembedahan, kemoterapi dan
yang dapat dila
mengatasi
masalah
lainnya. b. Resiko tinggi cidera bd penurunan lapang pandang 2uuan 9 Resiko cidera tidak ada Kriteria asil 9 +) Menunukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan &aktor resiko dan untuk melindungi diri dari cidera !) Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan $nter'ensi
Rasional
33
:rientasikan klien terhadap lingkungan beserta orang-orang
Memberikan peningka
yang ada disekitarnya
terhadap lingkungan d
3nurkan keluarga untuk memberikan mainan yang aman dan
bantuan pada saat me Menurunkan resiko me
pertahankan pagar tempat tidur 3rahkan semua alat mainan yang dibutuhkan klien di tempat
tidur Mem&okuskan lapang sentral pandangan klie
c. 8yeri akut bd peningkatan massa tumor 2uuan 9 8yeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi Kriteria asil 9 +) 4okasi nyeri minimal !) *kala nyeri berkurang atau skala nyeri 0 ) Klien dapat beristirahat dengan baik ") Klien menunukkan waah yang tidak meringis kesakitan $82=R>=8*$
R3*$:834
Kai skala nyeri (+-5)
ntuk mengetahui tindakan perawatan selanutnya
$denti&ikasi klien dlam Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri membantu menghilangkan dan ke&ekti&an tindakan penghilangan rasa nyerinya nyeri. /erikan in&ormasi tentang $n&ormasi mengurangi penyebab dan cara berhubungan dengan mengatasinya diperkirakan.
ansietas sesuatu
yang yang
2indakan penghilangan rasa nyeri nonin'asi& dan non&armakologis (posisi, balutan (!"-"B am), distraksi dan relaksasi.
2indakan ini memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
Kolaborasi analgetik
2erapi &armakologi diperlukan memberikan peredam nyeri.
pemberian
d. 7angguan Konsep diri bd perubahan penampilan 2uuan 9 Konsep diri klien ke arah positi& Kriteria asil 9
34
untuk
+) Klien mau menerima keadaanya sekarang. !) Reaksi terhadap perubahan ke arah yang positi& $82=R>=8*$ Dorong klien untuk
R3*$:834 $nteraksi yang mencoba meningkatkan
mengungkapkan perasaannya
konsep diri dimulai dengan mengkai tentang apa yang dirasakan klien
/antu klien untuk
tentang penyakit dan pembedahan. al ini membantu klien untuk
mengidenti&ikasi tingkat
mengubah &okus dari perubahan
mekanisme koping yang
penampila ke semua aspek yang positi&
dimiliki /erikan support sistem
yang menunang konsep diri. Mempertahankan kontak sosial
(keluarga, teman dekat dan
kekuatan moral klien dalam
lain-lain) 3arkan klien untuk
menghadapi masalahnya. Meminimalkan perubahan yang ada ke
beradaptasi terhadap
arah konstrukti&.
perubahan penampilannya.
e. Resiko gangguan perkembangan bd pembatasan akti'itas 2uuan 9 tidak teradi keterlambatan perkembangan Kriteria asil 9 Kenyamanan dalam proses ospitalisasi $nter'ensi Memaksimalkan man&aat
Rasional Meningkatkan kemampuan kontrol
hospitalisasi anak Mempersiapkan anak untuk
diri Mengorientasikan situasi rumah
mendapatkan perawatan rumah
sakit
sakit Melibatkan orang tua berperan
paya mencegahmeminimalkan
akti& dalam perawatan anak /erikan kesempatan anak
dampak perpisahan Keluarga dapat membantu proses
35
mengambil keputusan dan
perawatan selama hospitalisasi
melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan /uat adwal untuk prosedur terapi
Menurunkan tingkat keenuhan
dan latihan 4akukan pendekatan melalui
selama hospitalisasi Metode permainan merupakan cara
metode permainan
alamiah bagi anak untuk mengungkapkan kon&lik dalam dirinya yang tidak disadari.
&.
3n;ietas bd kurangnya pengetahuan mengenai prosedurtindakan pre-ops, kehilangan &ungsi penglihatan. 2uuan 9 Kecemasan berkurang, Klien tidak takut dalam menalani operasinya Kriteria asil 9 +) Klien mampu menggambarkan kecemasannya dan pola kopingnya. !) Klien Mengerti tentang tuuan perawatan yang diberikan dilakukan ) Klien memahami tuuan operasi, pelaksanaan operasi, pasca operasi dan pronosisnya. ") Klien akan mengekspesikan kekawatirannya mengenai operasi yang akan dialani selama dialog (banyak in&ormasi yang dicari klien) 5) Klien mau dan bekera sama dalam tindakan operasi setelah mengerti ntentang prosedur pembedahan , risiko serta man&aatnya. 1) Klien tenang dan tidak gelisah A) 22> normal $nter'ensi Kai tingkat ansietas klien (ringan,
Rasional ntuk mengetahui sampai seauh
sedang, berat, atau panik)
mana tingkat kecemasan klien sehingga memudahkan penangananpemberian askep
36
/erikan kenyamanan dan
selanutnya. 3gar klien tidak terlalu
ketenteraman hati /erikan penelasan mengenai
memikirkan penyakitnya 3gar pasien
prosedur operasitindakan operasi
memahamimengetahui bahwa
/erikantempatkan alat pemanggil
apa saa yang harus dilakukan 3gar klien merasa aman dan
yang mudah diangkau oleh klien
terlindungi saat memerlukan
7ali inter'ensi yang dapat
bantuan ntuk mengetahui cara yang
menurunkan ansietas
e&ekti& untuk menurunkanmengurangi
/erikan akti'itas yang dapat
kecemasan 3gar klien dengan senang hati
menurunkan kecemasanketegangan
melakukan akti'itas karena sesuai dengan kenginginannya dan tidak bertentangan dengan program keperawatan.
Ciptakan suasana lingkungan yang kondusi& dan saling percaya
Mengungkapkan perasaan dan kekawatiran meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu klien dalam mengidenti&ikasi masalah.
Dengarkan dengan akti& dan 'alidasi ketakutan klien
>alidasi memberi keyakinan meningkatkanharga diri dan membantu mengurangi ansietas.
*aikan in&ormasi dengan *timulasi simultan berbagai menggunakan metode model anatami indera meningkatkan proses atau contoh protesis belaar mengaar. Diskusikan tentang perawatan $n&romasi tentang apa yang akan preoperati& (premedikasi, sedasi, dihadapi dapat mengurangi in&us cairan ) kecemasan, sehingga memungkinkan klien mau berpartisipasi Helaskan akti'itas yang $n&ormasi dapat meningkatkan diperbolehkan setelah operasi kepatuhan dan mem&asilitasi (berbaring, ambulasi, latihan na&as proses perencanaan pulang. dalam)
3
BAB (
PENUTUP
(.1 Kesimulan
Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai sara& embrionik retina. Kasus ini arang teradi, sehingga sulit untuk dideteksi secara awal. Rata rata usia klien saat diagnosis adalah !" bulan pada kasus unilateral,
+ bulan pada kasus kasus bilateral. /eberapa kasus bilateral
tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian mata yang lain terdeteksi pada saat pemeriksaan e'aluasi. ini menunukkan pentingnya untuk memeriksa klien
dengan dengan anestesi pada
anak anak dengan
retinoblastoma unilateral, khususnya pada usia dibawah + tahun.
37