1 !erkosaan oleh suami atau mantan suami !erkosaan juga dapat terjadi dalam suatu perkawinan, karena suami maerasa berhak untuk memaksa istrinya berhubungan seks kapan saja sesuai dengan keinginannya tanpa mempedulikan keinginan sang istri. Bahkan tidak jarang terjadi banyak mantan suami yang merasa masih berhak untuk memaksakan hubungan seks pada mantan istrinya. " !erkosaan oleh teman kencan atau pacar ;eman kencan atau pacar bisa memaksa korban untuk berhubungan seks dengan berbagai dalih5 karena ia sudah menghabiskan uang untuk menyenangkan korban, karena mereka pernah berhubungan seks sebelum itu, karena korban dianggap sengaja memancing birahi, atau karena si pacar sudah berjanji akan mengawini korban. ajakan untuk berhubungan seks masih termasuk wajar bila si perempuan masih punya kesempatan untuk menolak dan penolakannya itu dihormati oleh pacarnya. Bujuk rayu pun masih bisa dianggap normal bila kegagalan membujuk tidak diikuti oleh tindakan pemaksaan.;etapi kalau pacar perempuan itu sampai memaksakan kehendaknya, itu sudah berarti suatu kasus perkosaan.2ekalipun oleh pacar sendiri, jika perempuan itu sudah menolak dan berkata ?tidak@ tapi pacarnya nekat melakukannya itu berarti perkosaan. asus perkosaan seperti ini sangat jarang didengar orang lain karena korban malu dan takut dipersalahkan orang. $ !erkosaan oleh atasan4majikan !erkosaan terjadi antara lain bila seorang perempuan dipaksa berhubungan seks oleh atasan atau majikannya dengan ancaman akan di !7 bila menolak, atau dengan ancaman-ancaman lain yang berkaitan dengan kekuasaan si atasan atau majikan. & !enganiayaan seksual terhadap anak-anak 2eorang anak perempuan atau anak laki-laki dapat diperkosa oleh lelaki dewasa.:asalah ini sangat peka dan sulit. /nak-anak yang menjadi korban tidak sepenuhnya paham akan apa yang menimpa mereka, khususnya bila anak itu mempercayai pelaku. alaupun si anak melapor kepada ibu, nenek atau anggota keluarga yang lain, besar kemungkinan laporannya tidak digubris, tak dipercaya, bahkan dituduh berbohong dan berkhayal, biasanya mereka menyangkal kejadian itu hanya dengan alasan ?tidak mungkin bapak4kakek4paman4dsb tega berbuat begitu@.
1
• •
elainan lain dari vagina yang mungkin disebabkan oleh in6eksi atau penyebab lain. !emeriksaan himen meliputi bentuk himen, elastisitas himen, diameter penis. obekan himen bisa jadi tidak terjadi pada kekerasan seksual penetrasi karena bentuk, elastisitas dan diameter
• •
penis. 3ntuk yang pernah bersetubuh, dicari robekan baru pada wanit a yang belum melahirkan. !emeriksaan ada tidaknya ejakulasi dalam vagina dengan mencari spermato9oa dalam sediaan hapus cairan dalam vagina
!emeriksaan 7imen ;erdapat beberapa variasi dari bentuk himen *selaput dara sehingga cenderung mempersulit pemeriksa saat dilakukan pemeriksaan 6isik pada daerah genitalia. ;iga jenis himen yang paling umum ditemukan ialah= 0 a. /nular C jaringan himen berbentuk bulatan sempurna *arah jam 1" ke jam 1" b. resentik C jaringan himen tidak berbentuk bulatan sempurna *arah jam 11 sampai jam 1 tidak ada c. edundant C jaringan himen menempel pada jaringannya sendiri *seperti terlipat Dilihat dari bentukCbentuknya= 1. 7imen Imper6orata
$. 7imen resentik *Bulan 2abit
&. 7imen edundant
". 7imen /nular
1
(. 7imen Bersepta *embatan %. 7imen atup
'. 7imen ribi6orm *2aringan
1
ambar 1-%. Benuk-bentuk 7imen 0,+
2.2.3. Pengumpulan Barang Buki dalam !asus Perkosaan %. Pengumpulan& Pen'impanan dan Pengiriman %ir semen4
•
Barang bukti yang mengandung bercak semen harus dikeringkan sebelum dikirim !akaiandikirim seluruhnya dalam kantung kertas yang terpisah, jangan terlalu
•
disemenpulasi, jangan menyentuh daerah dimana diduga terdapat bercak. 2elimut, sprei, sarung bantal dan lain-lainnya juga dikirim dengan baik sebagaimana
•
•
seharusnya. endaraan sebagai barang bukti /mbil dan kirim seluruh tempat duduk. o Bila dipikirkan perlu untuk melakukan pemeriksaan kendaraan maka dikonsultasikan o terlebih dahulu dengan pihak laboratorium.
B. (ambu !emaluan4
1. ambut kemaluan korban harus disisir dengan sisir bersih untuk mengumpulkan rambut yang terlepas mungkin berasal dari rambut sang pelaku yang terlepas. ". Dua puluh empat helai rambut atau lebih harus dicabut, baik dari korban maupun dari tersangka.
>ang !erlu Diketahui dalam asus !erkosaan& •
2perma masih dapat diketemukan dalam keadaan bergerak dalam vagina sampai &-( jam setelah persetubuhan.!ada orang yang hidup, sperma masih dapat diketemukan *tidak bergerak sampai sekitar "&-$' jam setelah persetubuhan= sedangkan pada orang yang mati sperma masih dapat diketemukann dalam vagina paling lama sampai %-0
•
hari setelah persetubuhan. !ada laki-laki yang sehat, air semen yang keluar setiap ejakulasi sebanyak "-( ml, yang mengandung sekitar '# juta sperma tiap milimeternya dan sebanyak +#) dari
•
jumlah tersebut dalam keadaan bergerak *motil. 3ntuk menjaga keaslian barang bukti4korban, maka korban tidak perkenakan untuk membersihkan diri atau mengganti pakaian5 hal ini dimaksudkan supaya bercak air semen atau air semen yang ada tidak hilang demikian pula dengan barang bukti lainnya seperti bercak darah, rambut, pasir, dan lain sebagainya. 3ntuk maksud tersebut dan untuk memenuhi persyaratan yuridis yang berlaku buat barang bukti, maka korban harus diantar oleh petugas kepolisian 4 penyidik segera setelah korban melapor pada polisi.
•
3ntuk mencari bercak air semen yang mungkin tercecer di ;!, misalnya pada sprei atau kain maka barang-barang tersebut disinari dengan cahaya ultra violet, dimana bgian yang menandung bercak air semen akan ber6luoresensi putih, bagian ini harus
•
diambil atau dikirim ke laboratorium. ika pelaku kejahatan segera tertangkap tidak setelah kejadian, kepala 9akar harus *glans penis diperiksa, yaitu untuk mencari sel-sel epithel vagina yang melekat pada 9akar. Ini dikerjakan dengan menempelkan gelas objek pada glans penis *tepatnya
•
sekeliling korona glandis dan segera dikirim untuk mikroskopis. Fisum et epertum yang baik harus mencakup dan menjelaskan ke-empat hyal seperti diatas, dengan disertai perkiraan waktu terjadinya persetubuhan. 7al ini dapat diketahui dari keadaan sperma serta dari keadaan normal luka *penyembuhan luka pada selaput darah, yang pada keadaan normal luka akan sembuh dalam waktu sekitar
•
%-1# hari. Dalam kesimpulan Fisum et epertum, dokter tidak akan dan tidak boleh mencantumkan kata pemerkosaan oleh karena kata tersebut mempunyai arti yuridis
•
dalam hal ?paksaan@, hal mana di luar jangkauan ilmu kedokteran. 3ntuk mencegah hal-hal yang negati6, maka sewaktu pemeriksaan dilakukan pemeriksaan, pemeriksa perlu didampingi orang ketiga, misalnya juru rawat atau polwan. uga korban perlu tahu apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan *prosedur pemeriksaan, sedangkan dengan korban yang dibawah umur i9in dari wali atau orang tua diperlukan, demikian pula mengenai pemberitahuan prosedur
•
pemeriksaan. obekan baru pada selaput dara dapat diketahui jika pada daerah robekan tersebut masih terlihat darah atau tampak kemerahan *hiperemis. Letak robekan selaput dara pada persetubuhan pada umumnya di bagian belakang *commisura posterior, letak robekan dinyatakan sesuai menurut angka pada jam. obekan lama selaput dara dapat diketahui jika robekan tersebut sampai ke dasar *insertio dari selaput dara.
)abel 1.Perbedaan anara Pemeriksaan %nermorem dan Posmorem pada !asus Perkosaan4&1*&11 Pemeriksaan !emeriksaan tanda tak langsung
!emeriksaan mikroskopik spermato9oa
• •
+asil Pemeriksaan %nermorem +asil Pemeriksaan Posmorem tidak dapat diperiksa kehamilan setelah terjadi perkosaan didapatkan penularan sexual
transmitted disease sperma masih ditemukan pada "&-$' jam setelah persetubuhan
sperma masih dapat ditemukan sehingga %- 0 hari setelah persetubuhan
;es asam 6os6atase
pemeriksaan ini dapat memberiksan hasil *G kurang lebih 1& jam setelah persetubuhan 2aat dilakukan korban perlu ditesemen polwan atau juru pemeriksaan rawat, sedangkan pada korban yang belum cukup umur perlu ditesemen wali !emeriksaan ultra untuk melihat migrasi melanosit di tepi violet luka yang tidak jelas
asam 6os6at lebih cepat didegradasi sehingga hasil *C sebelum 1& jam tidak diperlukan wali atau orang ketiga tidak dilakukan
2.3. Deeksi ,airan "emen sebagai )anda Perseubuhan
Hairan semen mengandung dua komponen utama, yaitu spermato9oa dan cairan semen. Hairan semen mengandung berbagai jenis protein dan en9im seperti prostate specific antigen *!2/, semenogelin *2g I dan ", 6ibronectin , acid phosphatase */!, alkaline phosphatase, nucleotidase, prophosphatase, dan A!Pase. !rotein-protein tersebut terdapat dalam konsentrasi yang tinggi di dalam cairan semen sehingga dapat berperan sebagai marker atau penanda semen. Identi6ikasi protein-protein ini sangat berguna untuk membuktikan adanya penetrasi dan ejakulasi pada kasus perkosaan ketika spermato9oa tidak berhasil atau tidak bisa diidenti6ikasi secara mikroskopik. oda-noda semen dapat dikarakteristikan dengan memvisualisasi sel-sel sperma dengan uji acid phosphatase */! dan !2/ atau p$#. 1" 3ji mikrokospik di beberapa laboratorium dapat melihat kehadiran spermato9oa pada kasus kekerasan seksual. Bagaimanapun laki-laki aspermic atau oligospermic tidak juga mempunyai sperma atau kadar sperma yang rendah dalam ejakulasi cairan semen mereka. 2ebagai tambahan, vasektomi pada laki-laki tidak akan menghasilkan sperma. 8leh karena itu pengujian-pengujian yang dapat mengidenti6ikasi en9im-en9im spesi6ik semen membantu memveri6ikasi kehadiran4keberadaan semen pada kasus-kasus kekerasan seksual.1" Acid phophatase, semenogelin, dan !2/ merupakan protein marker yang digunakan dalam identi6ikasi 6orensik keberadaan semen pada kasus-kasus perkosaan. Phospatase acid a dalah en9im yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat di dalam cairan semen dan didapatkan pada konsentrasi tertinggi di atas # kali dalam semen dibandingkan yang mengalir dibagian tubuh yang lain.
melawan ukuran kertas penyaring yang basah dan kemudian menggunakan kertas penyaring untuk tes-tes praduga * presumtimptive.1"
2.4. Prostate Specific Antigen P"% 2.4.1. Definisi
!2/merupakan glikoprotein yang dproduksi oleh glandula prostat dan disekresi ke dalam plasma seminal.!2/ dapat menjadi penanda untuk mendeteksi adanya cairan 2eminal pada kasus kejahatan seksual meskipun pelaku vasektomi atau a9oospermia *tidak adanya spermato9oa dalam sperma. !2/ ditemukan pada tahun 1+%#an dan dapat menunjukkan nilai 6orensik dengan mengidenti6ikasi suatu protein dengan nama p$# yang nyata menunjukkan $#.### bobot molekuler. p$# pada permulaannya adalah gagasan yang unik untuk cairan 2eminal walaupun hal ini dilaporkan mempunyai tingkat yang rendah pada susu ibu dan cairan-cairan yang lain. 2eratec dan diagnosa /bacus menandai !2/4p$# perangkat uji yang sama untuk menguji kehamilan sederhana dan yang mungkin digunakan untuk identi6ikasi 6orensik cairan semen.1" !2/ memiliki nilai normal &ng4ml. !emeriksaan !2/ sangat baik digunakan bersamaan dengan pemeriksaan DE dan ;322 dengan biopsi. !eningkatan kadar !2/ bias terjadi pada keadaan Benign !rostate 7yperplasya *B!7, in6eksi saluran kemih dan kanker prostat sehingga dilakukan penyempurnaan dalam interpretasi nilai !2/ yaitu perubahan laju nilai !2/, densitas !2/ dan nilai rataCrata !2/, yang nilainya bergantung kepada umur penderita.1$
;abel ". ata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur 1$ 3mur *tahun C &+ (# C (+ '# C '+ %# C %+
ata-rata nilai normal !2/ *ng4mL #.# C ".( #.# C $.( #.# C &.( #.# C '.(
!asien yang memiliki kadar !2/ lebih dari 1# ng4mL biasanya menderita kanker prostat. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa hanya ") laki C laki yang menderita B!7 yang memiliki kadar !2/ lebih dari 1# ng4mL. 2edangkan dari 1#$ pasien dengan semua stadium kanker prostat, &&) memiliki kadar !2/ lebih dari 1# ng4mL .Dimana $#( nya dapat ditemukan pada pasien dengan stadium kanker ;1 C ", J, :#. Dengan demikian jelaslah bahwa ada hubungan antara peningkatan !2/ dengan stadium kanker prostat. 1$
2.4.2. "ejarah
!ada tahun 1+'# dan 1+%#an, banyak peneliti yang mencari tahu antigen tumor spesi6ik yang mungkin berguna sebagai biomarkeratau target untuk imunoterapi kanker. !ercobaanmelibatkan penyuntikan ekstrak dari jaringan manusiaatau cairan tubuh, seperti jaringanprostat atau cairan semenke dalam kelinci dan menguji serum kelinci untuk melihat antibodi yang timbul terhadapantigen terhadap dalam ekstrak atau cairan.Laporan awal tentang antigen dalamprostat muncul dari seorang ahli urologi /merika, ubin awanani pada tahun 1+'#. !ada tahun 1+'' :itsuwo 7ara, seorang ilmuwan 6orensik epang, melaporkan tentang penemuan sebagian proteinyang ia sebut Kgamma-seminoproteinK. 1$ !ada tahun 1+%#, ;ien 2hun Li dan Harl Beling, melakukanpenelitian tentang in6ertilitas pria, mereka melaporkan antigen yang berupa asam amino pada cairan semen manusia, antigen tersebut yang pada kemudian hari dikenal sebagai !2/. !ada tahun yang sama, ichard /blindan rekan kerjanya melaporkan penemuan dua antigen yangkhusus untuk prostat manusia, salah satunya adalah asam 6os6atase./blin kemudianmelanjutkan studi klinis berusaha untuk menginduksi respon imun anti-tumor melalui croa&lation kelenjar prostat. !ada tahun 1+%0, ilmuwan 6orensik eorge2ensabaugh juga mengidenti6ikasi protein dalam cairan semen yang mirip dengan salah satu dariantigen yang ditemukan 2hun Li yang kemudian terbukti memiliki urutan asam amino sama dengan !2/. 11
2.4.3. )ahap Pemeriksaan PSA Rapid Test
2ecara keseluruhan, ada empat tahap untuk melakukan penelitian !2/.!ertama-tama, memperoleh dua usapan vagina dari setiap subjek.2ampel diambil dengan kapas usap sekitar alat kelamin dengan memutar mereka selama ( - 1# kali.edua, salah satu kapas usap dioleskan pada kaca objek untuk pemeriksaan mikroskopis guna menemukan spermato9oa. Langkah ketiga, kapas usap dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi " cc akuades, lalu cairan itu diambil dari tabung uji dengan menggunakan pipet. ;ahap keempat, dua tetes sampel diletakkan pada perangkap !2/ rapid test dan hasilnya d"ntepretasikan dengan mengamati munculnya garis merah muda pada ;es *;, e6erensi *, dan ontrol *H. 1& 7asil Interpretasi=1" •
!ositi6= ika terdapat dua garis merah muda, masing-masing pada 9ona reaksi M;A dan 9ona kontrol MHA, hasil tes positi6 menandakan bahwa level !2/ setidaknya lebih atau sama dari & ng4ml.
•
egati6= ika hanya ada satu garis merah muda, *pada 9ona kontrol MHA. 7al ini mengindikasikan beberapa kemungkinan= 1. etiadaan !2/ dalam cairan semen ". !2/ yang dikandung kurang dari & ng4ml. $. /danya e6ek hook dosis tinggi yang dapat memberikan hasil negati6 palsu dikarenakan kelebihan konsentrasi !2/ pada strip, seperti misalnya pada cairan semen murni. Dalam kasus seperti sampel dapat diuji ulang
•
menggunakan 1# kali lipat menjadi 1#.### dilusi. Invalid= ika tidak ada garis merah muda yang terlihat di MHA atau 9ona kontrol. 3langi tes dan menguji kembali prosedur uji dengan hati-hati.
ambar 0. 7asil positi6 dan negati6 A#Acard test p'
2ebuah
studi
cross
sectional
dilakukan
antara
8ktober
sampai
Desember
"#1".Enambelas usap vagina telah dikumpulkan berturut-turut dari wanita korban perkosaan yang diperiksa di ginekologi bangsal darurat umah 2akit 3mum 2anglah. 3sap vagina diuji dengan PSA rapid test dan diekstraksi untuk analisis gen 2> sebagai standar emas untuk mengkon6irmasi materi genetik laki-laki. 7asil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai diagnostik PSA rapid test untuk mendeteksi komponen laki-laki pada usap vagina, didapatkan sensitivitasnya 0&,'") dan spesi6isitasnya 1##). ilai-nilai ini lebih baik dari pemeriksaan spermato9oa. Berdasarkan penelitian ini, PSA rapid test sangat dianjurkan sebagai standar baru untuk membuktikan hubungan seksual di Indonesia. !emeriksaan ini dapat memberikan hasil negati6 palsu serta sensitivitas rendah, terutama pada wanita yang telah dicuci vagina. 2elain itu, sangat penting untuk mempertimbangkan ketidakmungkinan spermato9oa ditemukan di pelaku a9oospermia. 1& urnal Departemen !atologi 3nit orensik akultas edokteran 3niversitas :ahidol di ;hailand melaporkan penelitian pada (## subjek perempuan korban kekerasan seksual dengan menggunakan PSA rapid test pada usap vagina didapatkan hasil positi6 sebanyak 1$+ kasus dari (## subjek tersebut. Dari 1$+ kasus dengan !2/ positi6 didapatkan +1 kasus
*'(,&) merupakan korban yang mengalami kekerasan seksual satu hari sebelum dilakukan pemeriksaan !2/. 2edangkan korban yang mengalami kekerasan seksual dua hari sebelum pemeriksaan !2/ sebesar "& kasus *1%,") dan yang mengalami kekerasan seksual tiga hari sebelum pemeriksaan !2/ sebanyak 0 kasus *(,%). 1(
2.4.4. Perbandingan PSA Rapid Test dengan )es %sam #osfaase
!ada urnal Departemen !atologi 3nit orensik akultas edokteran 3niversitas :ahidol di ;hailand juga melaporkan perbandingan PSA rapid test dengan tes asam 6os6atase.!enelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan spesi6isitas, sensitivitas, akurasi, nilai prediksi untuk hasil positi6 dan negati6 dari masing-masing tes tersebut. 7asil yang didapatkan untuk masing-masing tes secara berurutanadalah sensitivitas 01) dan %0,+)5 spesi6isitas 0&,') dan 0",%)5 akurasi 0&) dan 0")5 nilai prediksi positi6 ((,&) dan (1,%)5 nilai prediksi negati6 +() dan +&,$). 7asil ini menunjukkan bahwa !2/ rapid test lebih baik dibandingkan tes asam 6os6atase. 1(
2.4./. Perbandingan PSA Rapid Test dengan Pemeriksaan "permao0oa
!ada hasil penelitian yang membandingkan PSA rapid test dengan pemeriksaan spermato9oa pada usap vagina yang diambil dari korban kekerasan seksual untuk mendeteksi komponen laki-laki yang mengarah pada kon6irmasi tanda hubungan sekssual menunjukkan bahwa kekhususan pemeriksaan spermato9oa dan PSA rapid test memiliki tingkat yang sama baik, yaitu 1##). Dengan demikian, kedua tes ini sangat spesi6 ik untuk mendeteksi air semen atau komponen laki-laki dalam alat kelamin perempuan. 8leh karena itu, hasil positi6 dari pemeriksaan spermato9oa dan PSA rapid test pada usap vagina memastikan bahwa hubungan seksual telah terjadi.1& Disisi lain, pemeriksaan spermato9oa memiliki sensitivitas rendah *"$,#0) dibandingkan dengan PSA rapid test *0&,'"). Data ini menunjukkan bahwa kemungkinan hasil negati6 palsu pada pemeriksaan spermato9oa cukup tinggi, terutama pada korban yang telah mencuci alat kelamin mereka.!robabilitas hasil negati6 palsu pada PSA rapid test lebih kecil daripemeriksaan spermato9oa karena cukup sensitive untuk mendeteksi !2/ dalam keeadaan
konsentrasi
rendah.2tudimenunjukkanbahwa PSA
rapid
test m emiliki
0%,()
akurasiuntukmendeteksikomponenlaki-laki. 7asilserupaditunjukkanolehHhomon, et al yang menemukanakurasi PSA
rapid
test mencapai
01).8lehkarenaitu,
PSA
rapid
test dianjurkanuntukmenggantikanpemeriksaan
spermato9oa
yang
hanyamemilikitingkat
akurasi sebesar $%,().1'
;abel $. !erbedaan PSA rapid test , tes asam 6os6atase, danmikroskopik spermato9oa Jenis )es Penilaian 2ensitivitas
PSA Rapid Test
)es %sam #osfaase
ikroskopik "permao0oa
01)
%0,+)
"$,#0)
0&,') 0&) ((,&) +()
0",%) 0") (1,%) +&,$)
1##) $%,() 1##) "$,#0)
2pesi6isitas /kuransi ilai prediksi positi6 ilai prediksi negati6
2.4.. Penemuan P"% pada ,airan ain di Dalam )ubuh
!erkembangan
yang
ada
sekarang
inidiketahuibahwa
!2/dapat
ditemukan
padabanyak cairan dan jaringanselain pada air semen, diantaranya jaringan payudara, tumor,kelenjar periuretra,/2I, cairan ketuban, dan urin perempuan ;abel 1. onsentrasi terbesar dari !2/ selaindariair semenadalahpada /2I dan cairan ketuban. 2alah satu kasus yangpernahdilaporkanadalahditemukannya !2/ di popokbayiyang menyusu, ternyataberasal dari kolostrum dalam /2I. 1%,10
;abel&.onsentrasi !2/ pada Hairan-cairan ;ubuh
;abel (.onsentrasi !2/ di urin, serum, dan semen
umlah !2/dapat ditemukan dalam urin perempuan, serum perempuan, dan air semen laki-laki, berdasarkan temuan yang dipublikasikantercantum dalam ;abel (. !ada tabel ", nilai-nilai yang digunakan untukkonsentrasi !2/ adalah jumlah maksimum yang diamati dalam urin dan serum, serta nilai rata-rata dari !2/ dalam air semen. !enelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil ;abel ( adalah dari usap atau noda yang diekstrak dalam volume minimal 1 mL atau sesuaibu66er, kemudian hanya "## uL ekstrak yang ditambahkan padaalat tes dan hasilnya harus dibacadalam waktu 1# menit. egagalan untuk mengikuti petunjuk tersebut dapat mengakibatkanhasil yang tidakakurat. 1%
2./. aporan !asus1*
opsi pada korban perkosaan dengan menggunakan es P"% ki sebagai ino5asi erbaru unuk in5esigasi kekerasan seksual di )hailand
2eorang wanita ;hailad berusia $# tahun telah ditemukan tewas di lantai dasar disebuah monumen kecil dijalan aja Dumnern Bangkok, ;hailad, dengan memakai kaos oblong tanpa lengan dan tidak menggunakan pakaian bagian bawah, dengan di temukan bercak darah di seluruh bagian tubuh korban sebanyak lebih kurang 1### cc. !enyelidikan kasus telah di lakukan pada tanggal "& anuari "##' sekitar jam 1# malam.
!emeriksaan pada jena9ah menunjukkan, jena9ah merupakan seorang wanita paruh baya, berkebangsaan ;hailand dengan paras menarik namun terlihat pucat. ;erlihat beberapa luka disebabkan oleh senjata tajam yang terdapat pada leher dan dada. !ada pemeriksaan luar ditemukan = 1. !ada bagian leher kanan terdapat luka bacok dengan sudut lancip dengan ukuran lebar 1,' cm panjang + cm dan dalam 1(,( cm, yang menembus sampai ke ruang mediastinum bagian atas, yang memotong trakea dan arteri karotis eksterna kanan ". Di bagian tengah dan bagian bawah leher ditemukan " luka tusuk. Luka pertama berukuran lebar 1 cm panjang ",( cm dan dalam ' cm, luka tusuk kedua berukuran lebar #,$ cm panjang ",( cm dan dalam $,( cm $. Luka pada leher kanan bawah berukuran lebar #,0 cm, panjang +,( cm, dan dalam $,$ cm dan pada luka pada daerah supralavikula kiri lebar #,$ cm, panjang 0 cm, dalam ",( cm. Luka pada dada bagian atas berukuran lebar #,% cm, panjang % cm, dalam 1,% cm dan pada bagian tengah bahu kiri terdapat luka berukuran lebar #,% cm, panjang ",( cm dalam " cm !emeriksaan khusus pada bagian genitalia = 1. Di temukan luka robek pada bagian vulva berukuran 1N" cm ". Di temukan luka lecet pada dinding vagina bagian posterolateral kanan $. Di temukan luka robek pada ostium cerviN
2etelah dilakukan otopsi kurang lebih 1" jam setelah kematian didapatkan trakea yang terpotong secara lengkap $,( cm dibawah pita suara, luka yang mengiris arteri karotis eksterna kanan dengan berukuran #,$ cmN 1cm dan luka yang mengiris otot leher. 8rgan dalam yang lain tidak ada kelainan. 2ebab kematian seperti yang dilaporkan yaitu terdapat luka yang memotong trakea dan arteri karotis kanan yang disebabkan oleh luka tusuk dan luka bacok *beberapa buah luka akibat kekerasan benda tajam dan kasus ini bermoti6kan pembunuhan. !ada pemeriksaan toksikologi ditemukan etanol dalam darah $+( mg) dan juga ditemukan ka6ein yang positi6 didalam darah, 1,(1 gr4ml.!ada post mortem usap vagina tidak ditemukan sperma dan tes asam 6os6atasenya negati6 tetapi positi6 kuat pada tes !2/ kit dengan dikon6irmasikan menggunakan ELI2/ untuk !2/ (",#% ng4ml.
Diskusi
Berdasarkan hasil investigasi pada ;! dimana korban ditemukan meninggal dalam keadaan telanjang, di duga korban merupakan korban kekerasan seksual yang dibunuh.!ada
pemeriksaan luar didapatkan beberapa buah luka yang disebabkan oleh kekerasan benda tajam yang diperjelas dengan temuan bercak darah yang banyak. !emeriksaan khusus pada alat genitalia perempuan menunjukkan adanya luka robek pada vulva, luka lecet pada dinding vagina bagian posterolateral kanan dan luka robek sekeliling tulang servikal yang membuktikan bahwa korban mengalami kekerasan seksual sebelum meninggal. !emeriksaan pada organ dalam menambah bukti sebab kematian disebabkan oleh luka yang memotong trakea dan arteri karotis kanan yang disebabkan oleh luka bacok *beberapa buah luka akibat kekerasan benda tajam. !enemuan etanol dalam darah $+( mg) menyebabkan korban berada dalam keadaan koma dan kemungkinan tidak berdaya untuk membela diri dari serangan pelaku.!ada post mortem usap vagina yang didapatkan dari 6orniN porsio dari vagina korban dilakukan untuk menginvestigasi kekerasan seksual pada korban sebelum mati.2permato9oa yang tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik menunjukkan pelaku laki-laki mungkin telah melakukan vasektomi. ;est asam 6os6atase yang negati6 mungkin dapat dijelaskan oleh kerana degredasi asam 6os6atase yang cepat pada jena9ah korban disebabkan oleh kondisi vagina yang postmortem. 2eperti yang dijelaskan oleh 7ochmeister : et al, waktu kasar terdeteksi maksimum bagi test asam 6os6atase dalam kasus penyerangan seksual adalah 1& jam. Di sisi lain, saat terdeteksi maksimum !2/ adalah lagi *1&-&% jam dalam kondisi vagina antemortem5 dengan demikian, waktu degradasi protein biologis mungkin akan lebih cepat dalam situasi postmortem. :enurut penelitian lain oleh 2imich ! et al, waktu rata-rata bagi perusakan dari !2/ telah ditemukan kira-kira "% jam. amun, 6os6atase asam dari vagina pasca senggama sama penyeka menunjukkan waktu peluruhan vagina rata-rata 1& jam. 7asil ini untuk kit tes !2/ adalah sangat positi6, yang dikon6irmasi oleh tinggi tingkat !2/ ELI2/ metode kuantitati6 (",#% ng 4 ml. 2ecara umum, arte6ak dari baik itu cairan tubuh laki-laki atau perempuan atau bahkan urin laki-laki menunjukkan tingkat rata-rata !2/ di bawah (",#% ng 4 ml. :enurut 2amich ! et al, nilai batas yang wajar untuk negati6 sampel ditetapkan menjadi 1,%% ng 4 ml dengan ++,++%) kepastian bahwa tidak ada yang positi6 palsu yang terjadi. 8leh karena itu, penulis yakin dapat menyimpulkan bahwa dari pemeriksaan usap vagina dikumpulkan dari vagina korban terdiri dari air semen laki-laki. Levine et al telah melakukan penelitian pada penggunanaan !2/ dalam identi6ikasi cairan semen pada kasus post mortem dan menyetujui ada persamaan antara !2/ imunoradiometric assay dan identi6ikasi menggunakan spermato9oa pada '% dari 0# kasus
*0&). 7al ini mengindikasikan bahwa penggunaan !2/ dapat valid untuk deteksi dan identi6ikasi cairan semen pada kasus post mortem dengan hasil yang bagus dibandingkan dengn cara baku emas yaitu identi6ikasi spermato9oa. /khirnya karena spesi6isitas dan sensiti6itas cara !2/ dalam mendeteksi cairan semen pada usap vagina lebih baik dari tes asam 6os6at dan karena tes asam 6os6at hanya di gunakan untuk skrining manakala tes !2/ ini untuk tes kon6irmasi, jadi hasil penelitian yang terbaru mengusulkan tes !2/ di jadikan tes tambahan bersamaan tes konvensional sperm smear dan tes asam 6os6at untuk kasus kejahatan seksual di ;hailand.
Bab III Penuup
3.1. !esimpulan
;erdapat relevansi pemeriksaan !2/ pada kasus perkosaan. !erbandingan !2/ rapid test dengan tes lain untuk mengidenti6ikasi pelaku perkosaan seperti tes asam 6os6atase dan pemeriksaan mikroskopik spermato9oa menunjukkan hasil keunggulan pada PSA rapid test . 8leh karena itu ilmu kedokteran 6orensik di negara-negara maju sudah semakin banyak menggunakan tes !2/.amun, PSA rapid test juga memiliki kelemahan dapat menghasilkan hasil negati6 palsu bila tidak dilakukan sesuai dengan prosedur.
3.2. "aran 3.2.1. Insiusi kesehaan •
Disarankan institusi kesehatan di Indonesia, terutama bagian ilmu 6orensic mempertimbangkan peggunaan PSA rapid test sebagai tes kon6irmasi kasus perkosaan berdampingan dengan pemeriksaan yang sudah digunakan sebelumnya, seperti tes
•
asam 6os6atase dan tes mikroskopik spermato9oa. :emberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang hal-hal yang harus dilakukan bila terjadi perkosaan, misalnya segera melapor kepada pihak berwenang dan tidak melakukan banyak manipulasi yang dapat menghilangkan atau merusak barang bukti.
Dafar Pusaka
1. <..2. !oerwadarminta. amus 3mum Bahasa Indonesia. akarta= !enerbit Balai !ustaka, 1+0&. h.%&1. ". Dwiati I. !erlindungan hukum terhadap korban pidana perkosaan dalam peradilan pidana. 2emarang = akultas 7ukum 3niversitas Diponegoro. "##%. $. 7engky. 3ji diagnostic rapid test pengukuran prostate speci6ic antigen *!2/ dengan gen 2> sebagai bahan baku standar pada usapan vagina korban kejahatan seksual. Dipublikasikan tannggal + :aret "#1$ dari http=44www.sanglahhospitalbali.com4 v14penelitian.phpOIDP&+. Diunduh tanggal "# 8ktober "#1(. 4. Idries, /:. ;jiptomartono, /L. !enerapan ilmu kedokteran 6orensik dalam proses penyidikan. Edisi ". akarta= 2agung 2eto, "#11. 7. 11$-"". /. :uller . orensic science in medicine= what every doctor should know. H!D. "##$.p. &1-(. . !hilip 2L. Hlinical orensic :edicine = :uch 2cope 6or Development in 7ong ong. 7ongkong = Department o6 !athology aculty o6 :edicine 3niversity o6 7ong ong. "##%. %. /itken H. obert !. ackson . !robability and 2tatistical Evidence in Hriminal !roceedings. undamentals o6 !robability and 2tatistical Evidence in Hriminal !roceedings. uidance 6or udges, Lawyers, orensic 2cientists and ENpert
1&. 7enky. !rostate speci6ic antigen *!2/ rapid diagnostic tests compared with 2> gene 6or detecting male component in vaginal swabs. In= Indonesian ournal o6 Legal and orensic 2ciences "#1","*"= $%-&1. 1(. !eonim F. E66ectiveness o6 the prostate speci6ic antigen *!2/ 6or the semen detection in vaginal specimens o6 raped women. In oyal ;hai /ir orce :edical a9ette. Fol.(' o.". :ay-/ugust "#1#. ;hailand= :ahidol 3niversity. 1'. 7enky. ;he Falidity o6 apid ;est to Detect !rostate-2peci6ic /ntigen *!2/ in 2eminal luid. :edical ournal o6 Indonesia "#115 "#*&= "%0-0". 1%. Breul , !ickl 3, 7artung . !rostate-speci6ic antigen in urine. Eur 3rol 1++&, "'*1=
!.10-"1. 18.Bosco
!, 7apack B. !robable cause o6 a 6alse positive reaction with /B/ card test 6or
p$# protein in semen. :/2 ewsletter "##1, $# *1= "1.