i
8
MAKALAH
FREDERICH WILHELM FROEBEL
(Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini)
Dosen
Dr. Nenny Mahyuddin, S.Pd., M.Pd.
Oleh
Pipin Afindra Putri
NIM: 16022039
Kelas : C
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan izin Allah SWT tugas penulisan makalah "Frederich Wilhelm Frobel (Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini" ini dapat penulis selesaikan.
Penulis merasakan bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Karena itu dengan berpegangan bahwa " Tak Ada Gading yang Tak Retak" maka dengan kerendahan hati segala pandangan dan saran sangat penulis nantikan demi kemajuan bersama.
Penulis sangat berharap adanya kritik dan saran untuk penyempurnaan tulisan ini untuk masa yang akan datang. Terima kasih kepada semua anggota kelompok yang telah membantu penulisan makalah ini, semoga akan menjadi amal shaleh. Amin.
Padang, 13 September 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
Sejarah dari Tokoh Froebel 2
Prinsip dan Penerapan pandangan Froebel 3
Asumsi dan Teori Froebel 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 7
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini ini banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya masing, dalam hal pengertian PAUD, cara bermain AUD, bagaimana mengasah otak anak dan sebagainya.
Pada makalah ini akan membahas tentang tokoh pendidikan anak usia dini yaitu Frederich Wilhelm Froebel, saya akan membahas sejarah dari beliau, prinsip dan penerapan pandangan froebel, dan asumsi dan teori froebel
Rumusan Masalah
Bagaimana Sejarah Frederich Wilhelm Froebel?
Bagaimana Penerapan Pandangan Frederich Wilhelm Froebel?
Bagaimana Asumsi dan Teori Froebel
Tujuan Penulisan
Memahami Sejarah dari tokoh Frederich Wilhelm Froebel.
Memahami Penerapan Pandangan Frederich Wilhelm Froebel.
Memahami Asumsi dan Teori Froebel.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Frederich Wilhelm Froebel
Froebel lahir di Jerman pada tahun 1782. Frobel di anggap sebagai 'the founding father' dari pendidikan anak usia dini. Sumbangan pemikiran Frobel terhadap anak usia dini adalah menghasilkan suatu system "garden of children" atau "kindergarten" yang bererti 'taman atau kebun milik anak'. Di Indonesia diterjemhkan menjadi Taman Kanak-Kanak.
Froebel merupakan salah seorang tokoh pendidikan anak yang banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam pengembangan anak usia dini, khususnya taman kanak-kanak. Usaha froebel yang dibanggakan adalah sebagai penggagas taman kanak-kanak atau kindergarten- chidren's gardens dan beliau dikenali sebagai father of kindergarten. Walaupun Froebel banyak mempelajari visi kependidikan Pestalozzi, namun Froebel banyak memberikan critical thinking pada sekolah Pestalozzi terutama dari segi kurangnya keterpaduan model pelaksanaan pembelajaran. Pola pendidikan demokratis yang dikembangkannya banyak menimbulkan konfrontasi dengan pihak pemerintah sehingga ia dianggap sebagai pemberontak.
Froebel seperti yang dikutip Soejono (1988: 49-58) adalah orang pertama yang memiliki ide untuk membelajarkan anak di luar rumah. Sebelum itu, pendidikan anak lebih banyak dilakakukan di dalam rumah. Konsep belajar menurut Froebel lebih efektif melelui bermain dan lebih dititik beratkan pada pembelajaran keterampilan motorik kasar atau motorik halus.
Kindergen Froebel diperuntukan bagi anak yang berusia 3 samapai 7 tahhun. Ia menggunakan taman sebagai symbol dari pendidikan anak. Pendidikan anak merupakan perluasan dari pandanganya terhadap dunia dan pemahamannya tentang hubungan individu, sang pencipta dan alam semesta.
Pada tahun 1837 Froebel pindah ke Blankenburg, (Jerman) dan membuka Pendidikan Prasekolah yang beliau membuat konsep tentang kotak kubus (gifts), permainan-permainan, lagu-lagu, cerita, kerajinan tangan, sebagai sarana belajar bagi anak-anak prasekolah. Dan pada tanggal 28 juni 1840 Froebel membuka sekolah taman kana-kanak yang pertama ditandai dengan adanya sebidang tanah dilingkungan sekolah yang dipakai sebagai tempat anak-anak bercocok tanam dan memelihara tananaman. Walaupun banyak tantangan (sampai ditutupnya lembaga pendidikan ini) tidak membuat Froebel patah semangat sehingga ia berniat untuk mengembangkan cita-citanya di Amerika. Namun sebelum cita-cita ini terealisasi ia meninggal pada tahun 1852.
Prinsip dan Penerapan Pandangan Frederich Wilhelm Froebel
Terdapat 3 prinsip didaktik yang dikemukakan oleh Froebel, yaitu:
Otoaktivitas, kegiatan yang dilakukan anak sendiri/ bersifat individualisasi.
Kebebasan, tidak dibatasi dinding massif, perlu lingkungan terbuka.
Pengamatan, terhadap alam sekitar melalui eksplorasi dan keingintahuan.
Froebel percaya bahwa situasi pembelajaran bagi anak usia dini haruslah mencerminkan unsue 3F yaitu:
Fridge (perdamaian) dalam pergaulan anak, pendidik dan orang disekitar.
Frevde (kegembiraan) selama proses pembelajaran.
Frabeit (kemerdekaan) adanya kebebasan dalam situasi dan kondisi 'iklim' pendidikan yang kondusif.
Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini dianggap baik, apabila:
Pengalaman belajar anak hendaknya dirancang melalui suatu kegiatan yang berpusat pada anak dengan menyiapkan lingkungan yang dapat mendorong proses belajar melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan.
Orang tua dan guru sebaiknya bekerja sama dalam hal mendukung anak memperoleh pengalaman.
Anak diberi kesempatan untuk mendapat berbagai pengetahuan dan kegiatan yang lebih kompleks.
Anak belajar menyukai buku dan mampu berbahasa dengan caranya sendiri melalui aktifitas bercerita.
Anak harus belajar bahwa jawaban atas suatu persoalan tidak hanya satu jawaban yang benar.
Kegiatan yang dapat mendukung perkembangan motorik kasar dan motorik halus yang bervariasi.
Tahapan perkembangan membaca dan menulis harus diberikan melalui pengalaman nyata melalui suatu peristiwa kinestetik.
Selanjutnya Froebel berpendapat bahwa terdapat 3 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pendidikan anak usia dini:
The gifts, adalah sejumlah benda yang dapat diraba dan dimainkan oleh anak-anak dengan cara-cara tertentu
The occupation, adalah serangkaian kegiatan yang yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi artistik.
The mothers play,adalah lagu-lagu dan permainan atau games yang dirancang khusus untuk kegiatan sosial dan pengalaman anak terhadap alam sekitarnya.
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan metode Frobel antara lain : bermain lilin, kayu kotak-kotak, menggunting kertas, menganyam, meronce, menggambar, menyulam, bahasa dan aritmatika.
Anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak
tersebut.
Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang cukup besar untuk
pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Apabila anak mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka sepertri halnya tanaman muda akan berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan
taman kanak-kanak harus mengikuti sifat dan karakteristik anak. Bermain dipandang sebagai metode yang tepat untuk membelajarkan anak, serta merupakan cara anak dalam meniru kehidupan orang dewasa di sekelilingnya
Asumsi dan Teori Froebel
Pandangannya tentang anak banyak dipengaruhi oleh Pestalozi serta para filsuf Yunani. Masa kecilnya yang akrab dengan lingkungan gereja telah membentuk pandangan hidupnya. Menurut Froebel, seluruh alam ini berasal dari Tuhan, dikuasai oleh tuhan dan menuju kepada Tuhan. Froebel beranggapan bahwa baik manusia maupun alam mereflesikan suatu unitas dengan Tuhan.
Pandangannya ini sebagai prinsip unitas (the principles Froebel memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak tersebut. Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan dikembangkan.
Froebel menginginkan pendidikan yang harmonis, karena menurut pandangannya mendidik merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan manusia secara utuh. Sesuai dengan pandangannya, Froebel berkeyakinan bahwa jika seorang dewasa mampu memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan mendirikan sebuah "taman" yang membantu anak berkembang secara optimal, maka anak akan berkembang secara wajar.
Ia menggunakan "taman" sebagai simbol dari pendidikan anak.
Tahap tahap perkembagan menurut froebel
Tahap-tahap Perkembangan Menurut Froebel
Ada tiga tahap perkembangan yaitu, sebagai berikut :
a. Tahap Bayi ( masa ketergantungan)
Pada bagian ini Froebel menamakannya sebagai tahap " Pendahuluan" bagian dasar pendidikan. Pada tahap ini orang tua dituntut untuk aktif dan orang tua harus memperhatikan bayi sebelum bayi menunjukan tindakan atau gerakan seperti menangis, hal itu perlu dilakukan untuk sang bayi agar terjadi kesatuan baru yaitu pertumbuhan batin dimana sang bayi akan menghormati orang yang ada disekitarnya. Pada tahap perkembangan ini bayi juga dinamakan saungling yaitu menghisap (oral), oleh karena itu orang yang berada disekitar bayi tersebut mampu mengembangkan lingkungan yang sehat, aman, menarik dan murni. Selain itu Froebel juga sangat menekankan bahwa setiap gerakan bayi haruslah diperhatikan mulai dari bayi tersebut tersenyum, sedang diam, dan juga saat bayi tersebut ada dalam pangkuan ibu.
b. Masa kanak-kanak (masa permulaan pendidikan)
Froebel mengatakan bahwa tahap ini merupakan masa permulaan pendidikan, karena pada tahap ini anak sudah mulai mengucapkan kata benda. Namun demikian, kata yang pertama diucapkan anak tersebut biasanya sedikit salah dan merupakan kewajiban orang tua atau pendampingnya untuk memperbaiki perkataan tersebut dengan mengucapkan kata yang disebutkan anak tersebut dengan benar. Selain pengucapan, Froebel juga menekankan mengenai bermain, karena menurut Froebel bemain merupakan proses dimana perkembangan kepribadian sedang terjadi oleh karena itu ruang gerak anak tidak boleh dibatasi karena apabila kegiatan seorang anak dibatasi maka itu sama dengan mengikat nalar anaknya karena ia tidak bebas untuk menjelajahi lingkungannya.
c. Masa anak tanggung ( masa untuk Belajar)
Dalam bagian ini anak sudah mulai mendapat pendidikan secara Formal dan sistematis baik itu dibawah bimbingan guru maupun dibawah bimbingan orang tua. Dalam tahap ini, Froebel juga menekankan bahwa anak mempunyai kecenderungan untuk mengerjakan sesuatu alangkah baiknya jika orang tua memperhatikan apa yang dikerjakan anak dan memberikan dukungan dan apabila pekerjaan tersebut selesai maka orang tua selayaknya memuji pekerjaan anak tersebut. Dalam tahap ini juga anak sudah mulai berhubungan dengan orang-orang disekitarnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan dari makalah ini adalah penerapan dari frobel ini dominan ke lingkungan, terjun langsung pada dunia luar. Mislakan diadakan camping bersama dll. Itu akan membuat motorik kasar dan maotorik halus pada anak akan bekerja dengan baik.
Froebel dapat dikatakan sebagai "rasul hak anak untuk mengembangkan kekayaan yang terdapat dalam masa kanak-kanak". Bagaimana ia meletakkan dasar-dasar yang terinci mempersiapkan anak pra sekolah (di bawah 6 tahun sekarang) memasuki dunia pendidikan yang sesungguhnya.
Banyak sekali pemikiran dan metode –metode pendidikan anak pra sekolah yang ditawarkan Froebel, masih dipakai hingga saat ini, misalnya seperti urutan pemakaian kotak-kotak pemberian (gifts), bernyanyi dengan menggerakkan anggota badan, kerajinan tangan dll. Walaupun sudah tidak sama persis tetapi urutan cara berpikir dan konsepnya masih sama
Froebel juga lebih dominan pada praktek bukan materi. Langsung adanya prakter tersebut maka si anak akan lebih kreatif dari pada mengggunakan kondidi pengajaran. Frobel lebih suka, melihat anak bekerja keras daripada hanya duduk diam melihat gurunya.
DAFTAR PUSTAKA
Masitoh, Dra, dkk (2008) Strategi Pembelajaran TK, Universitas Terbuka, Jakarta
Nurani sujiono, yuliani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT Indeks
http://duniapendidikananak01.blogspot.co.id/2015/09/model-pendidikan-froebel.html
ii