Perkembangan Intelektual
A.
Latar Belakang
Dewasa ini banyak anak-anak yang mengikuti pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Pada hari-hari pertama masuk sekolah anak-anak anak-an ak selalu menanyakan pada diri sendiri apa yang dapat d apat diperbuat diperbua t di sekolah, pelajaran apa yang diinginkan dan sebagainya. Demikian juga bagi guru, apa yang dapat diajarkan diajarkan kepada anak-anak anak-anak di bawah usia 6 tahun tersebut. tersebut. Namun setelah setelah usianya lebih dari 6 tahun anak-anak anak-anak dapat mengernbangka mengernbangkan n diri sebab kemampuannya kemampuannya meningkat, meningkat, mere mereka ka dapat dapat
berp berpik ikir ir sear searaa
kons konsep eptu tual al,,
meme memea ahk hkan an masal masalah ah,,
meng mengin inga gat, t,
dan dan
mempergunakan bahasa dengan baik. !ntele !ntelegen gensi si mengand mengandung ung unsur unsur-un -unsur sur yang sama sama dengan dengan yang yang dimaks dimaksudk udkan an dalam dalam istila istilah h intelektual, yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. "erhubungan dengan masalah kemampuan itu, para ahli psikologi telah mengembangkan berbagai alat ukur #tes intelegensi$ untuk menyatakan tingkat kemampuan berpikir dan intelegensi seseorang. %alah satu tes intelegensi yang terekenal adalah tes yang dikembangkan oleh Al&red "inet #'()*-'+''$. "inet adalah ahli ilmu jiwa #psyholog$ Peranis, yang merintis mengembangkan mengembangkan tes intelegensi intelegensi yang sedikit sedikit umum. Tes Tes "inet ini disempurnak disempurnakan an oleh Theodore %imon, sehingga tes tersebut terkenal dengan sebutan Tes "inet %imon. Pada usia remaja, ! dihitu dihitung ng dengan dengan ara ara member memberika ikan n sepera seperangk ngkat at pertan pertanyaan yaan yang terdiri terdiri dari berbagai berbagai #hitun #hitungan, gan,
kata-k kata-kata ata,,
gambar gambar-ga -gamba mbarr,
dan
semaam semaamnya$ nya$
dan
soal soal
menghi menghitun tung g banyakn banyaknya ya
pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar kemudian membandingkan dengan da&tar #yang dibuat berdasarkan penelitian terperaya$. ntuk anak-anak, ara menghitung ! adalah dengan menyuruh anak untuk melekukan pekerjaan tertentu tertentu dan menjawab menjawab pertanyaan tertentu tertentu #misalnya menghitung sampai ' atau ', menyebut meny ebut nama-nama nama -nama hari atau bulan, membuka piintu dan menutupnya kembali, dan lain-lain$.
".
/umusan 0asalah
"erdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan pokok yang menjadi &okus dalam makalah ini antara lain1
"agaimana hubungan antara intelektual dengan tingkah laku2 '.
%eperti apakah karakteristik perkembangan intelektual remaja2
3.
Aspek-aspek apa sajakah yang terdapat dalam perkembangan intelektual2
4.
"agaimana tahap-tahap perkembangan intelektual2
5.
aktor-&aktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan intelektual2
7.
Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah1
D.
'.
0engetahui hubungan antara intelektuak dengan tingkah laku.
3.
0engetahui karakteristik perkembangan intelektual remaja.
4.
0engetahui asoek-aspek apa saja yang terdapat dalam perkembangan intelektual.
5.
0engetahui tahap-tahap perkembangan intelektual.
).
0engetahui &aktor-&aktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan intelektual.
0an&aat Penulisan
Adapun man&aat dari penulisa makalah ini adalah sebagai bahan in&ormasi bagi mahasiswa dan penulis tentang perkembangan intelektual manusia.
II. PEMBAHASAN
A. 8ubungan antara !ntelektual dan Tingkah 9aku
Kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang pada kejadian dan peristiwa yang tidak konkrit, seperti pilihan pekerjaan, orak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di depannya, dan lain-lain. "agi remaja, orak perilaku pribadinya di hari depan dan orak tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam perkembangan kepribadiannya. 0ereka dapat memikirkan prihal itu sendiri. Pemikiran itu terwujud dalam re&leksi diri, yang sering mengalah ke penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan atau merahasiakannya.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikapkritis terhadap situasi dan orang tua. %etiap pendapat orang tua dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. %ikap kritis ini juga ditunjukkan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata ara, adat istiadat yang berlaku di lingkungan keluarga sering terjadi adanya pertentangan dengan sikap kritis yang tampak pada perilakunya. :gosentrisme menyebabkan kekakuan para remaja dalam berpikir dan bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada masa remaja adalah banyak berhubungan dengan pertumbuhan &isik yang dirasakan menekam dirinya, karena menyangk a orang lain berpikiran sama dan ikut tidak puas dengan penampilannya. 8al ini menimbulkan perasaan seolaholah selalu diamati orang lain, perasaan malu dan membatasi gerak-geriknya. Akibat dari hal ini akan terlihat pada tingkah laku yang kaku. 0elalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka egosentrisme makin berkurang. Pada akhir masa remaja, pengaruh egosentrisme sudah
sedemikian
keilnya,
sehingga
remaja
sudah
dapat
berpikir
abstrak
dengan
mengikutsertakan pendapat dan pandangan orang lain.
". Karakteristik Perkembangan !ntelektual /emaja
!ntelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak mudah terlihat perubahan keepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya umur tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira pada umur '3 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi &ormal #berpikir abstrak$. Pada masa ini remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang ;mungkin; di samping hal yang ;nyata< #=leitman, '+(6$. "erpikir operasional-&ormal memiliki dua si&at yang penting, yaitu1 '.
%i&at dedukti& > hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan berpikir teoritik. !a menganalisis masalah dan mengajukan ara penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan ara berpikir indukti& di samping dedukti&. ?leh sebab itu, si&at berpikir ini sebenarnya menakup dedukti& > indukti& > hipotesis.
"erpikir operasional juga berpikir kombinatoris %i&at ini merupakan kelengkapan si&at yang pertama dan berhubungan dengan ara bagaimana melakukan analisis. Anak berpikir operasional &ormal terlebih dahulu seara teoritik membuat matrik mengenai maam-maam kombinasi yang mungkin, kemudian seara sistematik menoba mengisi sel matriks tersebut seara empirik.
7. Aspek-aspek Perkembangan !ntelektual
Ada beberapa aspek dalam perekemabangan intelektual pada usia kanak-kanak, yaitu1 '.
Perkembangan kogniti& tahap operasi konkret Piaget 0enurut Piaget, anak usia antara ).- * tahun telah memasuki tahap operasi konkret #onrete operations$, yaitu pada waktu anak dapat berpikir seara logis mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini berusia sampai kira-kira '' tahun.
3.
"erpikir opernsional 0enurut Piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampn berpikir operasional. 0ereka dapat menggunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan akti@itas mental sebagai kebalikan dari akti@itas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir dalam akti@itasnya. alaupun anak-anak yang praoperasional dapat membuat pernyataan mental tentang obyek dan kejadian-kejadian sekelipun tidak dapat dalam seketika, ara belajar mereka masih terikat pada pengalaman &isik. Anak-anak yang ada pada tahap operasional konkret lebih baik daripada anak- anak yang praoperasioial dalam mengadakan klasi&ikasi, bekerja dengan angka-angka. mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang, dan dapat membedakan antara kenyataan dengan hal-hal yang bersi&at &antasi. 0ereka sadar bahwa pada umumnya berbagai operasi &isik dapat diganti. Peningkatan kemapanan mereka untuk mengeni terhadap orang lain dapat mendorong untuk berkomunikasi lebih e&ekti& dan dapat berpikir lebih &leksibel. Akan tetapi anak-anak usia sekolah lebih dapat berpikir seara logik daripada waktu mereka masih muda, ara berpikir merekaBmasih terikat pada kenyataan atau
kejadian pada waktu sekarang, artinya terikat pada hal-hal yang sedang dihadapi saja. 0enurut Piaget kordisi semaam ini berlaku jampai pada tahap berbagai operasi &ormal, di mana biasanya sampai pada tahap remaja, anak-anak mampu berpikir seara abstrak, tes hipotesis, dan mengerti tentang kemungkinan #probabilitas$.
4.
Konser@asi Konser@asi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konser@asi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau @olume selama tidak ditambah atau dikurangi. Dalam suatu tugas konser@asi tertentu, %tay menunjukkan dua bola dari tanah liat. Dia setuju bahwa bola tersebut mem.ang sama. Dia mengatakan bahwa substansi konser@asi tersebut sekalipun bola yang satu digelindingkan, keadaannya tetap tidak berubah, artinya jumlah bola tersebut tetap sama. Dalam konser@asi berat, dia juga mengetahui bahwa berat bola tersebut tetap sama sekalipun dipanaskan, demikian pula apabila bola tersebut dimasukkan ke dalam air, beratnya akan tetap sama. Anak-anak mengembangkan perbedaan berbagai tipe #bentuk$ konser@asi dalam waktu yang berbeda. Pada usia 6 atau * tahun mereka dapat mengkonser@asi substansi pada usia + atau ' rr.ampu mengkonser@asi beratC dan pada usia '' atau '3 mengkonser@asi @olume. Pada dasarnya ketiga jenis konser@asi tersebut adalah identik, akan tetapi anakanak belum mampu mentrans&er apa yang mereka telah pelajari yaitu mengkonser@asi satu tipe #bentuk$ kepada bentuk lain yang berbeda. Dalam luibungan ini kita dapat melihaC bahwa berbagai alasan anak-anak tersebut tetap sarna dalam tahap konkret. %ebab kondisi tersebut masih tetap terikat pada situasi tertentu sehingga anak tidak dapat mengaplikasikan operasi dasar mental yang sama pada situasi yang berlainan.
5.
"agaimana konser@asi dikembangkan Pada umumnya anak-anak bergerak dengan melalui tiga tahapan dalam menguasai konser@asi sebagaimana dikenukakan di atas. Pada tahap pertama, anak-anak preoperasional gagal mengkonser@asi. 0ereka memusatkan perhatian pada suatu aspek dalam situasi tertentu. 0ereka belum mengerti bahwa tempat pe nyimpanan bola dapat diisi dengan bola lebih dari satu. %ebab anak-anak praoperasional tidak mengerti tentang
konsep perubahan, mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti bahwa mereka dapat merubah sesuatu, misalnya dengan menggerakkan suatu benda #bola$ tanpa inerubah bentuknya. Tahap kedua, merupakan transisional. Anak-anak kembali pada kondisi bahwa kadangkadang mengadakan konser@asi namun kadang-kadang tidak melakukannya. 0ereka lebih banyak memperhatikan berbagai hal dan tidak terpaku pada satu aspek saja dalam situasi tertentu, seperti berat, lebar. panjang, dan tebal akan tetapi mereka gagal mengetahui sebagaimana berbagai dimensi tersebut berhubungan satu sarna lain. Pada tahap ketiga, anak-anak dapat mengkonser@asi dan dapat memberikan alasan seara logis atas jawaban yang mereka berikan. Alasan-alasan tersebut mengau pada perubahan, identitas, atau kompensasi. adi anak-annk pada operasional konkret menunjukkan suatu kualitas koniti& lebih lanjut daripada anak-anak praoperasional. 0ereka dapat berpikir lebih luas dan peduli pada berbagai trans&ormasi yang hanya merupakan persepsi. Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonser@asi akan lebih baik apabila seara nalar telah ukup matang. Piaget berpendapat bahwa konser@asi hanya sedikit sekali dapat dipengaruhi oleh pengalaman. %ekalipun demikian terdapat &aktor-&aktor lain dari kematangan yang dapat mempengaruhi konser@asi. Anak-anak yang belajar konser@asi sejak dini akan mampu menapai tingkat yang lebih dalam hal1 !, kemampuan @erbal dan tidak didominasi oleh ibunya.
D.
Tahap-tahap Perkembangan !ntelektual #Kogniti&$
Auguste 7omte #'*+(-'()*$ dalam bukunya E7ours De Philosophie Positi@eE menyebutkan bahwa ada tiga tahapan dalam perkembangan intelektual yang masingmasing merupakan tahapan dari perkembangan sebelumnya, antara lain1 '.
Tahap teologis adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di
dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia. 3.
Tahap meta&isis pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala
terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat
diungkapkan. ?leh karena adanya keperayaan bahwa setiap ita-ita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam. 4.
Tahap positi& adalah tahap dimana manusia mulai berpikir seara ilmiah.
Teori perkembangan Piaget mewakili konstrukti@isme, yang memandang perkembangan kogniti& sebagai suatu proses di mana anak seara akti& membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan iteraksi-interaksi mereka. 0enurut teori Piaget, setiap indi@idu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kogniti&. :mpat tingkat perkembangan kogniti& itu adalah1 '.
Tahap sensorimotor1 dari lahir hingga 3 tahun #anak mengalami dunianya melalui
gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek$ 3.
Tahap pra-operasional1 dari 3 hingga * tahun #mulai memiliki keakapan motorik$
4.
Tahap operasional konkret1 dari * hingga '' tahun #anak mulai berpikir seara
logis tentang kejadian-kejadian konkret$ 5.
Tahap operasional &ormal1 setelah usia '' tahun #perkembangan penalaran abstrak$.
:.
aktor-&aktor yang 0empengaruhi Perkembangan !ntelektual
Dalam hubungannya dengan perkembangan intelegensi atau kemampuan berpikir remaja, ada yang berpandangan bahwa adalah suatu kekeliruan jika ! dianggap bisa ditingkatkan, yang walaupun perkembangan ! dipengaruhi antara lain oleh &aktor-&aktor lingkungan. 0enurut 0appiare #'+(3$, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek, antara lain bertambahnya in&ormasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga mampu berpikir re&leksti&, banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memeahkan masalah, dan adanya perbedaan berpikir yang menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, serta menunjang keberanian anak me meahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar. 0engenai konstan tidaknya intelegensi dalam waktu akhir-akhir ini masih merupakan diskusi yang terbuka. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa intelegensi itu sama sekali tidak sekonstan yang diduga sebelumnya. Penelitian
longitudinal selama 5 tahun dalam !nstitut els menurut 07all, dkk #'+*4$ menunjukkan adanya pertambahan rata-rata ! sebanyak 3( butir amtara usia ) dan '* tahun yang berarti kira-kira sama dengan usia pendidikan di sekolah atau dipekerjaan. %elanjutnya ditemukan bahwa perubahan perubahan intra-indi@idual dalam nilai ! lebih merupakan hal yang umum #biasa$ daripada pengeualian.
'.
Peranan pengalaman dari sekolah terhadap intelegensi
Penelitian yang dilakukan oleh ellman #'+5)$ berdasarkan ) kasus studi, rata- rata tingkat ! asal mereka adalah di atas ''. 0ereka yang mengalami prasekolah sebelum sekolah dasar, menunjukkan perbedaan kemajuan atau grained dalam rata-rata !-nya lebih besar daripada mereka yang tidak mengalami prasekolah. 3.
Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan intelegensi
Pengaruh belajar dalam arti lingkungan terhadap perkembangan intelegensi ukup besar seperti telah dibuktikan berbagai korelsi ! yang juga menggambarkan bagaimana peranan belajar terhadap perkembangan intelegensi.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikapkritis terhadap situasi dan orang tua. %etiap pendapat orang tua dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. 0elalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka egosentrisme makin berkurang. Pada akhir masa remaja, pengaruh egosentrisme sudah sedemikian keilnya, sehingga remaja sudah dapat berpikir abstrak dengan mengikutsertakan pendapat dan pandangan orang lain. Dalam hubungannya dengan perkembangan intelegensi atau kemampuan berpikir remaja, ada yang berpandangan bahwa adalah suatu kekeliruan jika ! dianggap bisa ditingkatkan, yang walaupun perkembangan ! dipengaruhi antara lain oleh &aktor-&aktor lingkungan. 0ereka yang mengalami prasekolah sebelum sekolah dasar, menunjukkan
perbedaan kemajuan atau grained dalam rata-rata !-nya lebih besar daripada mereka yang tidak mengalami prasekolah.
DAFTA PUSTAKA
Anonym. 3(. %osiologis. ?nline #http1FFwww.wikipedia.org, diakses ) April 3+ pukul '+.4 TA$. Anonym. 3(. Teori Piaget. ?nline #http1FFteoripiaget.blogspot.om, diakses 3 0aret 3+ pukul '6.6 !TA$. Daruma, /aGak. 3*. Perkembangan Peserta Didik. 0akassar1 !P N0.
andi.
3*.
Perkembangan
!ntelektual
dan
:mosional
#http1FFwww.google.om, diakses ) April 3+ pukul '+.4* !TA$.
Anak.
?nline