Pengukuran Kinerja Perusahaan Keseluruhan
Kinerja merupakan pencapaian atas tujuan organisasi yang berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif atau hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, dapat pada tingkatan idividual, kelompok ataupun organisasi. Semua kinerja ini berfokus pada penilaian pasar saham perusahaan. TSR mengukur kenaikan atau penurunan nilai modal saham perusahaan digabungkan dengan pembayaran tunai contohnya deviden yang diterima oleh pemegang saham selama periode tertentu. Bagi organisasi, hasil penilian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekruitmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilian yang baik harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif sera didokumentasikan secara sistematik.
otal Share Shar eholde holder R eturn (TSR) 1. T otal
Total pengembalian atas saham (TSR) adalah total return dari saham kepada investor atau capital gain ditambah deviden. Internal rate of raturn dari semua arus kas untuk investor selama periode holding dari investasi juga disebut TRS. Ukuran kinerja perusahaan yaitu jumlah pengembalian kepada pemegang saham yang juga merupakan sistem manajemen yang didasarkan pada satu set metrik dan praktek untuk menjalankan sebuah perusahaan untuk memaksimalkan penciptaan nilai, lebih baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Hal yang akan dilihat oleh pemegang saham adalah pengembalian yang diperoleh atas investasi. Jumlah pengembalian termasuk pemberian deviden dan perubahan harga saham lebih dari yang ditentukan dalam suatu periode. Untuk perhitungan satu periode TSR:
Deviden per lembar + (harga saham pada akhir periode – harga harga saham awal) TSR = ––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––––––––––––– ––––––––––––––––––––––– –––––––––––––––––––––– –––––––––––––––––––– ––––––––– × 100 Harga saham awal
Contoh: Harga sahamyang naik dari 1 periode dari harga awal saham $1 menjadi $1,1 dan deviden per lembar saham nya adalah 5. Jadi Total Shareholder return (pengembalian saham) adalah 15%.
0.0 5 + (1.10 – 1.00) TSR = –––––––––––––––––––– × 100 = 15% 1.00
Jika dihadapkan pada TSR yang tidak hanya dalam 1 periode maka yang perlu dipertimbangkan adalah deviden yang diterima pada tahun tahun selanjutnya. TSR dapat dikatakan baik jika total return dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
2. Wealth A dded I ndex (MVA)
WAI Mengukur peningkatan kekayaan pemegang saham melalui deviden yang diterima dan pembagian keuntungan selama periode waktu. Untuk menghitung WAI yang perlu diamati pertama kali adalah mengamati kapitalisasi pasar (nilai seluruh saham). WAI dibangun berdasarkan TSR (Total Shareholder Return ). TSR mengukur apresiasi modal ditambah dengan deviden yang diinvestasikan kembali di saham perusahaan, membuat dua penyesuasian yaitu yang pertama mengurangi modal eksternal (ekuitas dan hutang dinaikan tetapi keuntungan tidak ditahan) dan yang kedua mengurangi biaya modal, biaya ekuitas dikalikan dengan kapitalisasi pasar pada awal periode. The Wealth Added Index, dipromosikan oleh perusahaan konsultan Stern Stewart, mengukur peningkatan kekayaan pemegang saham melalui dividen yang diterima dan modal saham keuntungan (atau kerugian) selama periode waktu setelah dikurangi biaya ekuitas. Wealth added index mengukur total arus kekayaan selama satu periode tertentu (arus kas untuk pemegang saham yang berasal dari kenaikan nilai pasar ekuitas, deviden dan pembelian kembali saham, serta nilai bersih dari penerbitan ekuitas baru) di atas tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari nilai pasar ekuitas perusahaan saham. Biaya ekuitas adalah proxy dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Perusahaan menciptakan nilai untuk pemegang sahamnya hanya apabila tingkat pengembalian untuk pemegang saham (yang berasal dari pembagian deviden dan
kenaikan harga saham) lebih besar dari biaya ekuitasnya. Berikut adalah formula dari wealth added index: WAI = Kapitalisasi Pasar (di awal periode) x (TSR – CoE)
Perusahaan yang baik akan menghasilkan WAI yang positif, yaitu TSR lebih besar dari CoE-nya demikian sebaliknya. Jika TSR sama dengan CoE maka perusahaan dianggap belum menghasilkan WA. Kelebihan WAI: 1. Tidak perlu membuat ( meragukan ) estimasi jumlah modal disuntikkan ke bisnis dari neraca 2. Lebih mampu mengidentifikasi penciptaan nilai daripada MVA dan MBR Kelemahan WAI: 1. Ada keraguan tentang CAPM 2. Asumsi kesempuraan harga pasar saham dapat dielakkan 3. Di pasar banyak perusahaan yang berkinerja baik namun memiliki WAI negatif Dipengaruhi oleh ukuran perusahaan yang semakin besar
3. Mark et Value Added (MVA)
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, selain memberi manfaat bagi pemegang saham, tujuan ini juga menjamin sumber daya perusahaan yang langka dialokasikan secara efisien dan memberi manfaat ekonomi. Pengukuran MVA menilai dampak tindakan manajer atas kemakmuran pemegang sahamnya sejak perusahaan tersebut berdiri. MVA adalah Selisih antara modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu (untuk keseluruhan investasi baik berupa modal, pinjaman, laba ditahan dan sebagainya) terhadap keuntungan yang dapat diambil sekarang, yang merupakan selisih antara nilai buku dan nilai pasar dari keseluruhan tuntutan modal. Perhitungan Market Value Added (MVA):
Jika perhitungan MVA : - Positif = manajer berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan - Negatif = manajer gagal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan Contoh : ■
PT BAPER memiliki jumlah saham 10 juta lembar. Harga saham adalah $10 per lembar saham. Nilai buku ekuitas sebesar 50 jt. Jadi, MVA PT. BAPER adalah $ 50 juta - (10 juta x $10) $ 50 Juta - $ 100 juta = ($ 50 juta) Dari perhitungan di atas menunjukan bahwa manajer PT BAPER gagal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan Kelebihan Market Value Added (MVA): -
Dapat mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer suatu perusahaan suskes meningkatkan kinerja perusahaan dengan menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepada perusahaan. Kelemahan Market Value Added (MVA):
-
MVA sangat dipengaruhi oleh harga saham, yang mana jauh dari pengaruh manajemen
-
MVA merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend maupun norma industri sehingga bagi pihak
manajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan -
Hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang go public saja Cara meningkatkan MVA dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
-
Meningkatkan efisiensi operasional yang berpengaruh dan selisih antara rate of return dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Rate of return = NOPAT/ capital. Capital = jumlah dana yang terdiri dari hutang berbunga dan ekuitas
saham. -
Menambah jumlah modal yang diinvestasikan ke dalam suatu proyek di mana selisih antara rate of return dan WACC (Weighted Average Cost of Capital) berharga positif.
-
Menarik kembali modal dari operasional jika rate of return lebih kecil dari WACC.
4. E xcess R eturn (ER)
Excess Return (ER) adalah pengembalian kelebihan yang hasil investasi dari portofolio yang melebihi tingkat tidak beresiko, pada keamanan umumnya dianggap bebas resiko, seperti sertifikat deposito atau obligasi yang dikeluarkan pemerintah. Perhitungan Excess Return (ER): Excess return = Kekayaan Aktual - Kekayaan yang diharapkan
Keuntungan Menggunakan Excess Return (ER) adalah mungkinkan penerapan time value of money pada dana pemegang saham dimasukkan ke dalam bisnis, memberikan kredit untuk dividen yang diterima oleh pemegang saham, menilai kekayaan yang dihasilkan selama masa hidup perusahaan, manajer menilai pada ER yang memiliki lebih sedikit insentif untuk berinvestasi dalam proyek NPV yang negatif daripada yang dinilai berdasarkan pertumbuhan pendapatan.
5. Mark et to B ook Ratio (MBR)
Market to Book ratio (MBR) merupakan cerminan apresiasi atau penilaian investor terhadap nilai buku sebuah perusahaan melalui harga saham. Market to book ratio yang berasal dari neraca memberikan informasi tentang nilai bersih sumber daya perusahaan. Semakin tinggi market to book ratio, maka semakin baik pula penilaian investor terhadap nilai buku perusahaan. Market to book ratio merupakan rasio perbandingan harga saham di pasar dengan nilai buku saham yang di gambarkan di Neraca (Harahap, 2002:311) dalam penelitian (Riauwaty, 2014). Rumus Perhitungan Market to Book ratio (MBR): Market to book ratio = Nilai pasar ekuitas per lembar / Nilai ekuitas per lembar
-
Contoh Menghitung Nilai Pasar (Market Value Measures):
Harga Pasar = Rp 87,65 per lembar Saham yang beredar = 190,9 juta PE Ratio = Price per share / Earnings per share = Rp 87,65 / 3,61 = 24,28
kali artinya harga pasar saham besarnya 24,28 kali dari laba per saham yang dihasilkan. Market-to-book ratio = market value per share / book value per share =
87,65 / (2.556 / 190,9) = 6,55 kali artinya nilai pasar perusahaan 6,55 kali dari harga bukunya. Nilai pasar di atas nilai buku menunjukkan perusahaan baik.
Kasus Flinder Valves and ControlS Inc Bill Flinder akan pensiun, dia memiliki ide untuk menjual FVC pada perusahaan yang
besar. Dia memiliki tim manajemen yang sangat bagus tetapi dia tidak berpikir bahwa salah satu dari mereka mampu menjalankan perusahaan ini sendiri. Dia merasa bahwa akan lebih baik jika dia melakukan kombinasi bisnis dengan RSE international yang menurut dia sangat menguntungkan. Dalam meningkatkan pasar global yang menyebabkan biaya lebih mahal, FVC
membutuhkan mitra yang mempunyai keuangan lebih untuk memperluas dan membiayai penelitian lebih lanjut. Flinder percaya bahwa perusahaan juga akan diuntungkan karena akan mendapatkan akses kejaringan pemasaran dan distribusi yang lebih besar. Dalam setahun terakhir ada kecenderungan Flinder Valves untuk melakukan
kombinasi bisnis. Flinder Valves takut bahwa tanpa mitra keuangan yang bagus,perusahaan akan sulit bersaing dipasar. Dia berpikir bahwa kemungkinan Flinder akan lebih dihargai apabila ia menjadi bagian dari perushaaan yang lebih besar. Pada tahun 2007 ada kesempatan akuisisi dengan RSE International sehingga Flinder bersungguh-sungguh agar akusisi tersebut dapat terjadi. Flinder percaya FVC mempunyai alternatif untuk melakukan kesepakatan. Rockheed-
Marlin
Corporation,
sebuah
perusahaan
kontraktor
pertahanan
yang
besar
memberikan penawaran lain kepada Flinder Valves, meskipun Flinder lebih condong ke RSE International sebagai partner akusisi. Flinder mengharapkan bahwa merger tersebut dapat menciptakan keuntungan biaya
yang signifikan. Pembelian energi RSE International yang lebih besar dapat menurunkan biaya dari material dan komponen untuk FVC. Sistem manajemen sumber daya RSE yang baru diharapkan dapat mengurangi biaya dalam proses FVC. Perkiraan dari bagian akuntansi FVC telah mengestimasi penghematan biaya sebesar
$2 juta dollar pada tahun pertama operasi dan selanjutnya akan menghemat biaya sebesar $4 juta dollar. Dia juga mengetahui adanya keuntungan sinergi yang timbul dari pengaruh pemasaran RSE yang hebat, selain itu juga dapat penjualan silang dengan produk RSE yang lain dan jumlah keuangan RSE yang banyak.
Bill Flinder telah mengenal Elliot
beberapa tahun. Mereka bertemu di konfrensi
indsutri dan mereka juga sama-sama menjadi pembicara dalam konferensi tersebut. Sebagai pendiri dan pemegang saham terbesar dimasing-masing perusahaannya mereka sangat menghormati satu sama lain. Bill Flinder
berharap bahwa RSE
International dapat mengenali nilai wajar dari FVC. RSE International •
Flinder Valves merupakan pilihan pertama yang diidentifikasi oleh Catherine MacAvity
sebagai
target
potensial.
Catherine
MacAvity
adalah
direktur
pengembangan bisnis RSE International dan perancang program akusisi •
Dalam rencana ekspansi RSE International , Elliot telah memikirkan beberapa perusahaan yang mungkin menjadi kandidat akusisi. Elliot mencari perusahaan kecil yang dapat menawarkan peluang pertumbuhan yang lebih tinggi dan menawarkan produk-produk yang memiliki teknologi yang lebih canggih agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasar
•
Meskipun RSE International telah melakukan yang terbaik, namun Elliot merasa RSE International kurang dalam melakukan inovasi produk. Dalam 2 tahun terakhir, RSE International tidak menghasilkan produk baru dan Elliot merasa pengembangan dan
penelitian yang dilakukan perusahaan telah tertinggal jauh oleh para pesaingnya •
Elliot merasa waktu menjadi sangat penting karena para pesaingnnya juga tertarik untuk mengakuisisi FVC. Namun, ia juga ingin memastikan bahwa jika Ellot berhasil mengakuisisi FVC maka posisi RSE International menjadi lebih kompetitif. Selain itu, Elliot juga mempertimbangkan bahwa jika akuisisi ini terjadi maka karyawan FVC akan mengalami transisi karena mereka akan bekerja pada perusahaan yang lebih besar
•
FVC dan RSE International memiliki budaya yang sangat berbeda sehingga Elliot mengkhawatirkan jika akuisisi tersebut terjadi maka akan terjadi penurunan laba. Selain itu, dua orang direktur juga mengingatkan Elliot dalam hal perkiraan pertumbuhan laba per saham.
•
Sistem manajemen sumber daya yang dimiliki RSE International diharapkan dapat menurunkan biaya-biaya di FVC saat ini. Dengan adanya akuisisi tersebut
diperkirakan akan melakukan penghematan biaya sebelum pajak pada tahun pertama sebesar $1,5 juta dan $3 juta pada tahun-tahun berikutnya •
Berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memberikan semacam teknologi kepada pasar, dia mengestimasi nilai ekonomi antara $5juta sampai $15 juta.
•
Elliot berharap negoisasi ini menghasilkan kesepakatan bagi kedua pendiri tetapi memberikan dampak terhadap ekonomi secara luas. A. Kekuatan dan Kelemahan Flinder Valves -
•
Kekuatan F linder Valves And Controls I nc.
Perusahaan memiliki inovasi-inovasi yang berkaitan dengan maritim, penerbangan dan industri pertahanan.
•
Memiliki teknologi yang canggih meskipun hanya perusahaan yang berskala kecil
•
Flinder telah mengembangkan penelitian dan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan industri yang sangat dinamis. -
Kelemahan F linder Valves And Controls I nc.
•
Tidak dapat melakukan efisiensi sehingga biaya yang dikeluarkan terlalu besar
•
Mengalami kesulitan dana dalam mengembangkan usahanya
B. Kekuatan dan Kelemahan Flinder Valves -
Kekuatan RSE I nternational
•
Diversifikasi produk yang beragam sehingga dapat menguasai pasar
•
Menjaga dan menjalin hubungan baik dengan suplier sehingga dapat menekan biaya dan tetap
•
menjaga kualitas produk -
•
Kelemahan RSE I nternational
perusahaan tidak cukup inovatif meskipun melakukan diversifikasi produk.
Kedua perusahaan tersebut ingin melakukan negosiasi karena belum adanya kepastian untuk melakukan akuisisi karena masing-masing memiliki kepentingan untuk memiliki proporsi kepemilikan yang lebih banyak. Selain itu,faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu kekhawatiran atas penurunan laba dan juga akan adanya kesulitan dalam proses adaptasi dari kedua perusahaan tersebut. C. Permasalahan Dalam Akuisisi
Flinder valves: •
Kemungkinan akan kehilangan hak untuk mengendalikan perusahaan
RSE International: •
Mempertimbangkan bahwa jika akuisisi ini terjadi maka karyawan FVC akan mengalami transisi karena mereka akan bekerja pada perusahaan yang lebih besar.
•
FVC dan RSE International memiliki budaya yang sangat berbeda sehingga Elliot mengkhawatirkan jika akuisisi tersebut terjadi maka akan terjadi penurunan laba. D. Manfaat dari Akuisisi
Dari sisi Flinder Valves: •
Mendapatkan suntikan dana untuk memperluas dan membiayai penelitian lebih lanjut.
•
Mendapatkan akses kejaringan pemasaran dan distribusi yang lebih besar.
•
Perkiraan dari bagian akuntansi FVC telah mengestimasi penghematan biaya sebesar $2 juta dollar pada tahun pertama operasi dan selanjutnya akan menghemat biaya sebesar $4 juta dollar.
•
Terjadi cross-selling dengan produk RSE yang lain
Dari sisi RSE International: •
Berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memberikan semacam teknologi kepada pasar, dia mengestimasi nilai ekonomi antara $5juta sampai $15 juta.
DAFTAR PUSTAKA
Addict, K. 2011. Cara Menilai Kinerja Saham Perusahaan Dengan Metode WAI.
Riauwaty, A. 2014. "Analisis Pengaruh Leverage Dan Market To Book Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bei Tahun 2009-2011", Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Christiawan, Y. J., dan J. Tarigan. 2007. "Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan". Universitas Kristen Petra, Vol. 9, No. 1, hlm: 3.
Siagian, S. 2002. Manajemen SDM . Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, R., dan M. P. K. Nugraha. 2011. "Analisis Kinerja Saham Syariah Dan Pengaruhnya Terhadap Respon Pasar Pada Perusahaan Yang Tercatat di Jakarta Islamic Indeks". Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan , Vol. 1, No. 2, hlm.