Makalah Pelaksanaan Evaluasi Bimbingan Kejuruan Di SMK Oleh : Azzahra Salsabila NIM. 15518244005 Prodi: Pendidikan Teknik Mekatronika 2015
A. Tinjauan Filosofis
Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatanterhadap individu (siswa/remaja), memahami dengan
dirinya,
bentuk
mengambil
agar dan
individu individu
yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
mengenal mengenal dunia
kerja, merencanakan masa depannya,
kehidupan kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya,
suatu keputusan bahwa keputusannya adalah yang
paling
dengan keadaan dirinya dihubungkan dihubungkan dengan persyaratan -persyaratan
dan
tepat sesuai dan
tuntutan
pekerjaan/karir yang dipilihnya (Gani, 1987: 11). Berdasarkan Permendikbud No 111 tahun 2014 bimbingan karier merupakan proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam rangka pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karier sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis. Berdasarkan informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan yang diharapkan. Selanjutnya, menurut Munandir (1995) bimbingan karier adalah bimbingan yang berwatak pendidikan dan bertujuan untuk membantu peserta didik menyusun rencana karier dan menyiapkan diri untuk kehidupan kehidupan kerja. Sekolah
Menengah
Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang
mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi di berbagai pengembangan. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa lulusan SMK mempunyai keterampilan khusus sesuai dengan jurusan yang diambil, namun masih banyak dari lulusan SMK yang belum memiliki kesiapan kesiap an dalam memasuki dunia kerja. Secara umum tujuan bimbingan karier di sekolah ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, lingkungannya, dan pengarahan
kegiatan - kegiatan
dalam
pengambilan keputusan, perencanaan,
yang menuju kepada karir dan cara hidup yang
akan memberikan rasa kepuasan kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan
lingkungannya lingkungannya (Sukardi, 1994: 32). Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran bimbingan karir di sekolah diantar anya:
1. Bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept). Disini
dikatakan
bahwa
pemahaman diri (self concept)merupakan suatu gambaran/citra diri sendiri tentang diri pribadi yang meliputi pengetahuan tentang kemampuan kerja, minat, motivasi, dan kebutuhan lainnya. 2. Bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja. Disini dapat dijelaskan bahwa pembimbing harus memberikan informasi yang jelas tentang persyaratan penerimaan
dalam
dunia kerja, situsi dalam pekerjaan yang akan digeluti siswa, termaksud tentang aspek sosial, fisik, administrasi, dan organisasi dalam dunia industri itu sendiri. 3. Bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya. Jadi dapat dijelaskan bahwa peran pembimbing adalah untuk mengembangkan
sikap
dan
nilai
yang
positif terhadap
diri
sendiri
dapat
dikembangkan oleh anak didik dengan cara memahami potensi-potensi diri sendiri, dapat menerima kenyataan tentang diri sendiri, berani mengambil suatu keputusan tentang apa yang sebaiknya dipilih, serta memiliki kemampuan daya penalaran untuk mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah. 4. Bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat
meningkatkan
keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja. 5. Bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat keterampilan
dasar
yang
penting
menguasai
dalam pekerjaan terutama kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama (team work), berprakarsa, dan lain-lain. Tujuan bimbingan karir menurut Bimo Walgito (2010: 202-203)secara rinci, tujuan dari bimbingan karir tersebut adalah yang membantu siswa agar: 1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap, dan cita-citanya.
Hal
ini bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan tentang karir
yang akan djalaninya dimasa yang akan datang. 2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan ada yang ada pada masyarakat sekitarnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
mengenal
lingkungan sekitar dan mampu berinteraksi dengan baik. 3. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami hubungan usaha dirinya sekarang dengan
masa depanya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menggunakan potensi di dalam dirinya seefektif mungkin dan seefisien mungkin. 4. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan oleh dirinya
sendirinya
mengatasi
dan faktor
lingkungan,
hambatan-hambatan tersebut.
memecahkan masalahnya
dengan
serta mencari
Hal ini
baik
jalan
brtujuan
perkara
untukdapat
agar
siswa
dapat
permasalahan
karir
yang
dialaminya. 5. Para
siswa
dapat
merencanakan
masa
depannya,
serta menemukan karir
dan kehidupannya yang serasi atau sesuai. Hal ini dimaksudkan agar siswa mempunyai pandangan ke depan perihal karir yang akan dijalaninya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan
karier
perkembangan
(siswa)
individu
di
SMK
yaitu membantu atau memfasilitasi
agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai
berikut. 6. Memahami dan
menilai dirinya, terutama
potensi
dasar
(bakat, minat, sikap,
kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yangakan dimasukinya kelak. 7. Menyadari dan memahami nilai-nilai sehingga menumbuhkan
sikap
yang
ada
pada
diri dan masyarakatnya,
positif terhadap dunia kerja.
8. Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan
dan/atau
pelatihan yang diperlukan untuk
mengembangkan karier dalam bidang pekerjaan tertentu. 9. Menemukan dan dapat mengatasi
hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor
diri dan lingkungannya. 10. Merencanakan masa memperoleh
depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk
peran-peran
yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial-ekonomi. 11. Membentuk
pola-pola
karier, yaitu kecenderungan arah karier.
Secara konseptual evaluasi program bimbingan dan konseling dan semua bentuk layanan serta kegiatan yang berkaitan dengan evaluasi telah menjadi bahan diskusi profesional sejak tahun 1920an (Gisbers, 2008). Bagaimanapun, saat ini isu-isu tentang evaluasi mendapatkan perhatian yang lebih dari para pemerhati BK. Konselor sekolah semakin diminta untuk menunjukkan kinerja dan berkontribusi dalam mewujudkan keberhasilan siswa, di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier pada khusunya. Ralp
Tyler,1950 (dalam Arikunto, 2009) menjelaskan bahwa evaluasi program adalah suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Pada hakikatnya evaluasi mengacu pada proses pengumpulan data sebagai masukan dalam rangka pengambilan keputusan. Nagle (2011) menjelaskan tujuan evaluasi diantaranya: 1. Memberikan arahan bagi sekolah khusnya konselor dalam menyusun dan mengimplementasikan program. 2. Menyajikan dasar yang obejktif dalam pengambilan keputusan. 3. Memberikan rujukan bagi sekolah dan para komite bahwa program perlu ditingkatkan dan kualitas perlu dikembangkan dan dijaga. B. Pelaksanaan Evaluasi Bimbingan Kejuruan
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan, evaluasi bimbingan kejuruan di SMK memiliki kriteria yang berbeda tiap satuan SMKnya. Masing-masing SMK memiliki standar tersendiri dalam pelaksanaan evaluasi untuk memperbaiki jalannya bimbingan kejuruan di sekolah. Bimbingan kejuruan dievaluasi untuk membentuk tolok ukur keberhasilan pelaksanaan. Mengevaluasi program bimbingan karir, dapat dilihat hakekatnya adalah : 1. Pekerjaan menilai dan menggunakan patokan atau kriteria standar mengenai rencana kegiatan program, berhasil atau tidak sampai sejauhmana program itu efektif dan efisien. 2. Pekerjaan
mengevaluasi
program
adalah
prosedur
untuk mengetahui tingkat
keberhasilan atau keberfungsian suatu program, dimana ada standar atau kriteria yang menjadi patokan untuk menilainnya. 3. Evaluasi atau menilai program juga menyangkut fisik yaitu wadah atau tempat program itu dijalankan seperti ruangan dan sarana yang digunakan. Kegiatan
evaluasi
bimbingan
karir,
mengacuu
pada
evaluasi bimbingan
dan konseling secara umum. Yakni dibagi menjadi dua: 1. Tujuan secara umum a. Mengetahui kemajuan bimbingan karir atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. b. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan bimbingan karir yang telah dilaksanakan dalam waktu tertentu.
program
2. Tujuan secara oprasional a. Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan bimbingan karir b. Mengetahui efisien dan efektivitas program bimbingan karir c. Mengetahui gambaran untuk mengadakan perbaikan dan pengembangan Hasil pelaksanaan program bimbingan karir akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi pelaksanaan program tersebut untuk selanjutnya. Ada beberapa hal yang akan diperoleh dari hasil evaluasi diantaranya : 1. Untuk mengetahui program bimbingan karir sesuai dengan kebutuhan yang ada atau peserta didik. 2. Mengetahui pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan program dan
mendukung pencapaian tujuan program itu sendiri. 3. Mengetahui hasil yang diperoleh telah mencapai kriteria keberhasilan sesuai dengan tujuan dari program. 4. Untuk menemukan bahan balikan bagi pengembangan program berikutnya. 5. Mengetahui masalah-masalah yang muncul
sebagai bahan pemecahan dalam
program berikutnya. 6. Memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program bimbingan. 7. Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan dan dapat digunakan dalam memberikan bimbingan siswa secara perorangan atau kelompok. 8. Untuk meneliti secara periodic hasil pelaksanaan program yang perlu diperbaiki. Direktorat
Tenaga
Kependidikan
Direktorat
Jendral
Peningkatan Mutu
Pendidikan Dan Tenaga Pendidik, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008, menyebutkan ada dua aspek penilaian pada program, yaitu proses dan hasil. Sementara jenis evaluasi yang harus diperhatikan ada empat komponen yaitu : 1. Evaluasi peserta didik (input) 2. Evaluasi program karir 3. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan karir 4. Evaluasi hasil pelaksanaan bimbingan karir Kegiatan yang perlu dilakukan dalam penilaian pelaksanaan program bimbingan karir adalah:
1. Menentukan komponen program yang akan dinilai 2. Memilih instrument penilaian. 3. Melaporkan hasil penilaian. Untuk melakukan evaluasi bimbingan karier diperlukan adanya alat atau isntrumen sebagai media penentu hasil evaluasi. Intrument yang digunakan dapat berupa bermacammacam, seperti : 1) Menggunakan angket, 2) Menggunakan pedoman observasi yang dibuat oleh sekolah, 3) Wawancara, dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN.2011. Panduna Pelayanan Bimbingan Karir . Jakarta. Badrujaman Aip.2011.Teori Dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling , Jakarta: PT. Indeks. Bimo Walgito. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta: Andi Offset. Dewa Ketut Sukardi. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia Dimmit
Carrey,
2010.
Evaluation
in
School
Counseling:Current
Practices
and
FuturePossibilities Counseling. Outcome Research and Evaluation. Volume 1(1) 4456. Diniaty Amirah.2012. Evaluasi Bimbingan Konseling . Pekanbaru: Zanafa Publishing. Winkel W.S. & M.M. Sri Hastuti.2011. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Suharsimi Arikunto. Abdul jabar, C. S. 2008. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2011. Penilaian dan penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling . Yogyakarta: Aditya Media. Kemendiknas.2008. Rambu-Rambu Penyelenggraan Bimbingan Dan Konnseling Dalam Jalur Pendidikan Formal . Direkorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.