MAKALAH FARMASI KLINIS DASAR “OBAT ASMA”
Disusun oleh : HARNAH SRIANTI MAUDY NAMIRAH RAUDATULLIS W NORMA AMELIA RISKI SUDIYARTI SALMAH VITALIKA REGITASARI
15.4101.48401.0.026 15.4101.48401.0.042 15.4101.48401.0.065 15.4101.48401.0.084 15.4101.48401.0.088 15.4101.48401.0.102
AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN 2017
1. PREDNISON Nama obat
:
Prednison
Tepat penderita
:
Jangan diberikan pada pasien dengan riwayat alergi terhadap prednisone, ulukus peptic, psikosis, psikoneurosis, infeksi akut, diberikan bersama vaksin / imunisasi, infeksi jamur
Tepat indikasi
:
Obat kortikosteroid diindikasikan pada kelainan endokrin, penyakit rheumatic, penyakit kolagen, penyakit dermatologi, penyakit alergi, penyakit ophthalmic, penyakit pernafasan, penyakit hematologi, penyakit neuplastik, keadaan edem dan penyakit gastrointestinal
Tepat dosis
:
-
-
-
-
Anak <12 tahun eksaserbasi akut: 12mg/kgBB/hari, dosis terbagi 2 kali sehari (dosis maksimum 60 mg/hari). Terapi jangka panjang: 0,25mg2mg/kgBB/hari, sebagai dosis tunggal pada pagi hari (dosis maksimum 60mg/hari). Anak >12 tahun dan dewasa: eksaserbasi akut 40-80mg/hari dalam dosis terbagi 1-2 kali sehari. Terapi jangka panjang 7,5-60mg sebagai dosis tunggal harian pada pagi hari
Tepat cara dan lama pemberian
:
Pemberian obat diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan
Efek samping obat
:
leukositosis, reaksi alergi ringan sampai berat, hipertensi, CHF, dyspepsia, mual, ulkus peptik, diare, neupati, osteoporosis, myalgia, rupture tendon, retensi urine, hypokalemia, hirsutism,acne, hyperhidrosis, penekakan exis adrenal-hypopisishypotalamus, sakit kepala, pusing, peningkatan TIO
2. SALBUTAMOL Nama obat
:
Salbutamol
Golongan
:
β2 Agonis (Short-Acting )
Tepat Pasien
:
Digunakan untuk pasien penderita penyakit asma yang memiliki kepekaan saluran pernafasan yang berlebih (hipersensitf) dan untuk terapi utama pengobatan gangguan pernafasan/asma baik pada serangan ringan, sedang ataupun berat. Untuk pasien dengan riwayat alergi, jangan digunakan untuk tokolitik pada pasien persalinan premature, dan abortus imminents.
Tepat Indikasi
:
Pengobatan dan pencegahan bronkospasme yang berhubungan dengan asma, emfisema dan bronchitis kronik.
Tepat Dosis, Tepat cara dan lama pemberian
:
Cara pemberian diberikan saat perut kosong, 1 jam sebelum makan. a. Dosis Umum
Dosis Oral : 0,1-0,5 mg/kgBB (dewasa 4-8mg) per 6-8 jam. Anak 2-6 tahun: 0,1-0,2 mg / kg / dosis 3 kali / hari (maksimum: 12 mg / hari), Anak 6-12 tahun: 2 mg / dosis 3-4 kali / hari (maksimal 24 mg / hari), Anak-anak> 12 tahun: 2-4 mg / dosis 3-4 kali / hari (maksimum: 32 mg / hari).
Dosis IV : 0,3-0,6 mg/kgBB/jam selama 1 jam, lalu dilanjutkan 0,06-0,12 mg/kgBB/jam
Dosis IM/SC : 10-20 mcg/kgBB per 3-6 jam
Dosis Aerosol (sediaan 100 mcg/puff) : 1-2 puff (Dewasa 2 puff) per 4-6 jam
Dosis Nebulizer : 2,5-5 mg per kali nebulisasi (diencerkan dengan 2,5-5 ml normal saline) per 6-8 jam
Dosis Rotacaps + rotahaler : 200-400 mcg per 6-8 jam
b. Pencegahan
Bronkospasme
sebelum
aktivitas
berat : Aerosol 1-2 puff, 15 menit sebelum aktivitas c. Dosis Reliver saat serangan asma
Nebulizer : 2,5-5 mg per nebulisasi per 20 menit sebanyak 3 kali, dilanjutkan 2,5-10 mg setiap 1-4 jam jika perlu, atau 10-15 mg/jam dengan nebulisasi kontinue.
Aerosol : 4-8 puff per 20 menit
:
Tremor, sakit kepala, takikardi, palpitasi, pusing, reaksi alergi, gangguan GI, vertigo, aritmia dan keram otot.
Nama obat
:
Ambroxol
Golongan
:
Mukolitik
Tepat penderita
:
Tidak untuk penderita Hipersensitivitas terhadap Ambroxol atau komponen-komponen obat, hati-hati penggunaan pada pasien dengan ulkus lambung atau penyakit maag.
Tepat indikasi
:
Indikasi pemberian ambroxol adalah penyakit saluran pernapasan akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi
Efek samping obat
3. AMBROXOL
dan bronkitis bronkial. Tepat dosis
:
-
kronis,
bronkitis
asmatik,
asma
Untuk pasien Asma 1,2-1,6 mg/kgBB/hari setiap 6-12 jam. Dewasa : sehari 3 kali 1 tablet. Anak-anak 5 – 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet. Anak-anak 2 – 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg. Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg.
Tepat cara dan lama pemberian
:
Obat ini diminum sesudah makan atau pada saat perut terisi dan disesuaikan dengan berat badan, di minum dengan jeda waktu selama 6-12 jam. Kerja obat ambroxol berkhasiat merangsang pengeluaran sekret pada batuk berdahak dan bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran pernafasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yang terdapat di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein. Meskipun banyak digunakan, obat ini bukanlah terapi utama pada asma melainkan terapi tambahan untuk mengurangi batuk yang merupakan salah satu gejala asma yang muncul. Obat ambroxol dapat di gunakan selama 14 hari untuk pengobatan awal dan jika di gunakannya lebih lama dari pada 14 hari dosis dapat di turunkan menjadi setengah sendok takar.
Efek samping obat
:
Ambroxol kadang dapat menyebabkan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan, seperti rasa mual, muntah, nyeri ulu hati dan dyspepsia.
4. DEXAMETHASONE Nama obat
:
Dexamethasone
Golongan
:
Glukokortikoid
Tepat Penderita
:
-
-
jangan menggunakan deksametason (dexamethasone) untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid. Deksametason (dexamethasone), sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Dexsametason digunakan sebagai imunosupresan / antialergi, anti-inflamasi pada keadaan-keadaan yang memerlukan terapi dengan glukokortikoid : Reaksi alergi, seperti asma bronkial, dermatitis atopik, alergi obat, rinitis alergi.
Tepat Indikasi
:
Tepat Dosis
:
Tepat Cara dan Lama Pemberian
:
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Efek Samping Obat
:
Gangguan pernafasan, seperti gejala-gejala sarkoidosis, pneumonitis. Gangguan hematologik, seperti trombositopenia, eritoblastopenia.
:
Aminofillin
-
Dewasa : Oral: 0.5 mg – 10 mg per hari (ratarata 1.5 mg – 3 mg per hari), Parenteral : 5 mg – 40 mg per hari - Anak-anak : 0.08 mg – 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
5. AMINOFILLIN Nama obat
Golongan
:
Metilsantin
Tepat Penderita
:
Jangan diberikan untuk pasien yang mempunyai riwayat alergi dengan teofillin dan derivan xanthine lain,gentamisin, pasien ulkus peptic aktif dan porfria.
Tepat Indikasi
:
Pengobatan dan pencagahan bronkospasme yang berhubungan dengan asma, emfisema dan bronchitis kronik.
Tepat Dosis
:
Dosis untuk asma anak : dosis oral : 6 mg/kgbb/12 jam, Dosis IV loading : 6-8 mg / kgBB (maksimal 300 mg) selama 20-60 menit ( bila 8 jam sebelumnya telah diberi aminofillin dosis hanya ½ nya. Dosis untuk asma dewasa : Dosis oral : 10 mg/KgBB/hari (maksimal 800 mg) dibagi 2 dosis, Dosis IV loading : 6 mg/Selama 20-60 menit (bila 8 jam sebelumnya telah diberi aminofillin dosis hanya ½ nya ). Dosis maintenance : Dewasa non perokok 0,4 -0,5 mg/KgBB/jam, Dewasa peorokok 0,7 – 0,8 mg/KgBB/jam
Tepat Cara dan Lama Pemberian
:
Sediaan oral : diberikan saat perut kosong (sebelum makan).
Efek Samping Obat
:
Mual, muntah, nyeri perut, diare, sakit kepala, insomnia, pusing, cemas, thremor,kalpitasi, aritmia, takikardi, hipotensi, alergi, hiperglikemia.
Nama obat
:
Teofillin
Golongan
:
Metilsantin
6. TEOFILLIN
Tepat Penderita
:
Jangan diberikan untuk pasien dengan riwayat alergi derivate xanthine, ulkus peptic aktif.
Tepat Indikasi
:
Pengobatan dan pencegahan bronkuspasme yang berhubungan dengan asma, emfisema, dan bronchitis kronik.
Tepat Dosis
:
-
-
-
Dosis Anak 1-9 thn : tablet/sirup : 4 mg/KgBB/ 4-8 jam, atau TabSR : 10 mg/KgBB/ 12 Jam (perhatian : khusus pada pasien < 2 thn) Anak > 10 thn dan Dewasa perokok : 3 mg/KgBB/ 4-6 jam, atau TabSR 7 mg/KgBB/ 12 jam Dewasa non perokok : 3 mg/KgBB/6-8 jam
Tepat Cara dan Lama Pemberian
:
Pemberian diberikan bersama makanan , segera sesudah makan.
Efek Samping Obat
:
Alergi, gangguang GI, sakit kepala, insomnia, Thremor, GERD, talpitasi, aritmia, hiperglikemia, hypokalemia, reaktifasi ulkus peptic.
Nama obat
:
Formoterol
Golongan
:
Agonis beta-2 kerja lama / long-acting
Tepat Penderita
:
Hati-hati pada pasien hipertensi berat, aneurisme, gangguan kardiovaskula, penyakit jantung iskemi, takiaritmia, gagal jantung berat, hiperkalemi, hiperglikemi pada pasien yang menggunakan stimulan adrenoseptor beta-2, sirosis hati berat.
Tepat Indikasi
:
Diindikasikan sebagai terapi tambahan pada pasien yang telah mendapatkan kortikosteroid untuk mengontrol asma jangka panjang.
Tepat Dosis
:
7. FORMOTEROL
-
Asma terapi pemeliharaan dan pereda dewasa
-
-
dan remaja = 12 th besar dosis tergantung dari beratnya gejala, 1 inhalasi pada pagi dan sore, atau 2 inhalasi symbicort 80/4.5 mcg atau 160/4.5 mcg pada pagi dan sore. Sebagai dosis pemeliharaan dapat juga diberikan 2 inhalasi 2 x/hr symbicort 160/4.5 mcg. Anak = 6 th 1 inhalasi 1 x/hr 80/4.5 mcg. Maks: 4 inhalasi. Terapi pemeliharaan: dewasa dan remaja = 12 th 1-2 inhalasi 2 x/hr dari symbicort 80/4.5 mcg atau 160/4.5 mcg tergantung dari beratnya gejala. Anak 6-11 th 2 inhalasi 2 x/hr symbicort 80/4.5 mcg. PPOK dewasa 2 inhalasi 2 x/hr symbicort 160/4.5 mcg.
DEWASA : - larutan untuk inhalasi : 20mcg / 2Ml - Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) : Diindikasikan untuk pengobatan pemeliharaan bronkokonstriksi jangka panjang pada pasien dengan COPD, Perforomist: 20 mcg dihirup via nebulizer q12hr Tepat Cara dan Lama Pemberian
:
Efek Samping Obat
:
-
Jangan bernapas melalui corong Untuk, untuk meminimalkan kemungkinan infeksi jamur dari orofaring, bilas mulut dengan air setelah setiap inhalasi. Hal ini juga diperlukan untuk membilas mulut dengan air setelah inhalasi untuk menghilangkan gejala dan kasus kandidiasis mukosa mulut dan faring.
Palpitasi, sakit kepala, tremor, kandidiasis oral, iritasi tenggorokan yang bersifat ringan, batuk, suara serak. Reaksi samping yang paling umum, obat-terkait, Mereka seperti beta farmakologi diharapkan2-agonis efek samping yang tidak diinginkan, tremor dan takikardi, yang biasanya memiliki tingkat keparahan moderat dan diuji dalam beberapa hari setelah
pengobatan. Dalam penerapan budesonide memar PPOK dan pneumonia terjadi pada frekuensi 10% dan 6% masing-masing, dibandingkan dengan 4% dan 3% pada kelompok plasebo (p>0.001 dan p>0.01 masing-masing). CNS: sering (>1/100, <1/10) – sakit kepala; lebih jarang (>1/1000, <1/100) – agitasi psikomotor, kegelisahan, mual, pusing, gangguan tidur; jarang (<1/10 000) – depresi, gangguan perilaku (terutama, anak-anak), gangguan rasa. Sistem kardiovaskular: sering (>1/100, <1/10) – takikardia; lebih jarang (>1/1000, <1/100) – takikardia; jarang (>1/10 000, <1/1000) – Fibrilasi atrium, takikardia supraventricular, aritmia; jarang (<1/10 000) – angina, fluktuasi tekanan darah. Pada bagian dari sistem muskuloskeletal: sering (>1/100, <1/10) – gempa; lebih jarang (>1/1000, <1/100) – kram otot. Sistem pernapasan: sering (>1/100, <1/10) – kandidiasis mukosa mulut dan faring, iritasi tenggorokan, batuk, hripota; jarang (>1/10 000, <1/1000) – bronkospasme. Reaksi dermatologis: lebih jarang (>1/1000, <1/100) – memar; jarang (>1/10 000, <1/1000) – ruam, gatalgatal, gatal, Infeksi kulit, angioedema. Gangguan metabolisme: jarang (>1/10 000, <1/1000) – kaliopenia; jarang (<1/10 000) – giperglikemiâ, gejala efek sistemik GCS (termasuk hypoadrenalism). Efek sistemik kortikosteroid inhalasi dapat terjadi saat mengambil obat dalam dosis tinggi untuk waktu yang lama.
Aplikasi Beta2-agonis dapat meningkatkan kadar insulin, asam lemak bebas, gliserin, derivatif keton.
8. IPRATROPIUM BROMIDE Nama obat
:
Ipratropium Bromide
Golongan
:
Antikolinergik
Tepat Penderita
:
-
-
Tepat Indikasi
:
-
-
Tepat Dosis
:
-
-
Hati-hati pada pasien ibu hamil (kategori B), dimana studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko pada janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Hati-hati pada pasien ibu laktasi. Hati-hati untuk anak < 12 th. Ipratropium terutama cocok untuk penggunaan oleh pasien-pasien lansia yang mungkin mempunyai kesulitan dengan denyut jantung yang cepat dan tremor (gemetar) dari beta-2 agonists. Inhaler: Sebagai bronkodilator untuk terapi pemeliharaan bronkospasme yang berhubungan dengan PPOK, termasuk bronkitis kronik, emfisema. Larutan inhalasi: Sebagai bronkodilator untuk pencegahan dan pengobatan gejala obstruksi saluran nafas kronik dengan bronkospasme reversibel, seperti asma bronkial dan terutama bronkitis kronik dengan atau tanpa emfisema. Inhaler dewasa dan anak = 12 th : 2 semprot 4 x/hr. Untuk mempertahankan keadaan bebas dari gejala, lakukan inhalasi teratur dengan interval 4 jam. Pemeliharaan: maks 12 semprot/hr. Larutan inhalasi dewasa termasuk usia lanjut, remaja > 14 th 0.4-2 mL (8-40 tetes/hr) 3-4 x/hr,
anak 6-14 th 0.4-1 mL (8-20 tetes/hr), anak 614 th 0.4-1 mL (8-20 tetes/hr) 3-4 x/hr. DEWASA : Penyakit Paru Obstruktif Kronik : Perawatan perawatan bronkospasme, termasuk bronkitis kronis dan emfisema Inhaler: 2 actuations (34 mcg) q6hr, kemudian tambahan actuations PRN; tidak melebihi 12 aktuaris / hari (408 mcg / hari) Nebulizer: 2,5 mL (500 mcg) q6-8hr Eksaserbasi Asma Akut (Off-label) Inhaler: 8 aktuasi (136 mcg) q20min PRN selama 3 jam Nebulizer: 500 mcg q20min untuk 3 dosis, lalu PRN Administrasi Perdana sebelum menggunakan awal dengan melepaskan 2 semprotan tes ke udara; ulangi priming jika tidak digunakan selama ≥3 hari Pertimbangan Dosis Dalam pengobatan eksaserbasi asma akut dengan inhaler, agonis beta short-acting (SABA) harus dikoordinasikan ANAK : Eksaserbasi Asma Akut (Off-label) : Pedoman asma NIH - <5 tahun (inhaler): 2 inhalasi q20min selama 1 jam jika perlu - 5-12 tahun (inhaler): 4-8 aktuasi q20 menit PRN sampai 3 jam - ≥12 tahun (inhaler): 8 aktuasi q20 min PRN sampai 3 jam - <5 tahun (nebulizer): 0,25 mg (0,250 mcg) q20min selama 1 jam jika perlu - 5-12 tahun (nebulizer): 250-500 mcg q20 min untuk 3 dosis, lalu PRN - ≥ 12 tahun (nebulizer): 500 mcg q20 min untuk 3 dosis, lalu PRN
Tepat Cara dan Lama Pemberian
-
:
-
Hindari kontak dengan mata. Saat menghirupnya, sebaiknya mata dipejamkan. Jangan sampai uapnya terkena mata sebab bisa menyebabkan iritasi dan gangguan penglihatan. Selesai menghirup obat ini, berkumurlah dengan air untuk menghilangkan sisa obat di mulut agar terhindar dari efek samping mulut dan tenggorok kering.
:
Pasien motilitas saluran cerna, mulut kering, sakit kepala, takikardi, palpitasi, takikardi supraventrikular, fibrilasi atrial, gangguan akomodasi mata, mual, retensi urin, batuk, iritasi lokal, bronkospasme yang diinduksi oleh inhalasi, reaksi alergi.
Nama obat
:
Terbutaline
Golongan
:
Agonis beta-2 kerja-singkat / short-acting
Tepat Penderita
:
Efek Samping Obat
9. TERBUTALINE
-
-
Diindikasikan untuk terapi intermiten bronkospasme dan pilihan pertama untuk asma akut. Hati-hati untuk pasien DM (Diabetes Melitus), Agonis β2 dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita diabetes yang memakai obat agonis β2 harus dianjurkan untuk memantau kadar gula serumnya secara cermat.
Tepat Indikasi
:
Sebagai bronkodilator pada asma bronkial, bronkospasme pada bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru lainnya dengan komplikasi bronkokonstriksi.
Tepat Dosis
:
PO
Dewasa : - Inisiasi 2,5 mg tiga / empat kali sehari - Pemeliharaan: 5 mg tiga kali sehari - sementara pasien sudah bangun; kurangi dosis sampai 2,5 mg q6hr - Tidak melebihi 15 mg / hari Anak : - <12 tahun: 0,05 mg / kg tiga kali sehari pada awalnya; meningkatkan PRN, tidak melebihi 5 mg / hari - 12-15 tahun: 2,5 mg PO q6hr 3 kali sehari; tidak melebihi 7,5 mg / hari - 15 tahun: 5 mg / dosis PO q8hr tiga kali sehari; kurangi dosis sampai 2,5 mg q6hr; tidak melebihi 15 mg / 24 jam SC Dewasa : 0,25 mg q15-30 min x 3 dosis PRN pada deltoid lateral Tidak melebihi 0,5 mg / 4 jam Anak : - <12 tahun: 0,005-0,01 mg / kg (tidak lebih dari 0,4 mg) q15-20min x 3; KEMUDIAN q2-6hour PRN - >12 tahun: 0,25 mg q15-30min x 3 dosis PRN pada deltoid lateral; tidak melebihi 0,5 mg / 4 jam
Bentuk obat
Tablet
Usia penderita
Dosis
Dewasa dan manula
Untuk dosis pemeliharaan diberikan 2,5 mg tiga kali sehari selama satu hingga dua minggu awal penggunaan. Setelah itu, dokter kemungkinan akan menaikkan dosis menjadi 5 mg untuk tiga kali sehari.
Anak-anak usia 7-15 tahun
Untuk dosis pemeliharaan diberikan 2,5 mg dua kali sehari. Pada pasien tertentu, dosis bisa dinaikkan dokter menjadi 2,5
mg tiga kali sehari.
Sirop yang tiap 1 mililiternya (ml) mengandung terbutaline 0,3 miligram (mg)
Inhaler
Suntik
Dewasa dan manula
Untuk dosis pemeliharaan, biasanya diberikan 10 ml tiga kali sehari. Jika diperlukan, dokter akan menaikkan dosis menjadi 15 ml tiga kali sehari.
Anak-anak
Untuk dosis pemeliharaan, obat diberikan berdasarkan berat badan, yaitu 0,25 ml untuk tiap kilogram berat badan sebanyak tiga kali sehari. Dosis maksimal adalah 15 ml tiga kali sehari, lebih dari itu tidak diperbolehkan.
Dewasa dan manula
Untuk serangan sesak akut, satu hingga empat isap per hari tergantung rekomendasi dokter.
Anak-anak
---
Dewasa dan manula
0,25 mg sampai 0,5 mg sebanyak empat kali dalam sehari.
Dosis disesuaikan dengan berat badan. Takaran yang diberikan biasanya sebesar 0,01 mg/kg berat badan.Total dosis Anak-anak (usia (setelah dikalikan berat badan) tidak 2-15 tahun) boleh lebih dari 0,3 mg perhari.
Tepat Cara dan Lama Pemberian
:
-
-
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi tablet dan sirop atau menggunakan inhaler terbutaline pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi atau menggunakan terbutaline, disarankan segera melakukannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis terbutaline pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang
-
-
-
Efek Samping Obat
:
-
terlewat. Khusus penderita asma yang menggunakan inhaler terbutaline, bawa selalu obat tersebut ke mana pun mengingat reaksinya yang cepat dalam meredakan gejala asma, serta efeknya yang dapat bertahan selama beberapa jam. Apabila sewaktu-waktu inhaler terbutaline tidak berhasil mengatasi gejala asma yang kambuh, segera temui dokter. Inhaler terbutaline bisa dikombinasikan dengan inhaler lainnya. Pada hal seperti ini, dokter umumnya akan menyuruh pasien menggunakan inhaler terbutaline terlebih dahulu. Setelah beberapa menit berselang, barulah inhaler lainnya bisa digunakan. Apabila dokter meresepkan inhaler pencegah dari golongan steroid bersamaan dengan inhaler terbutaline, inhaler pencegah tersebut harus terus digunakan secara rutin hingga batas waktu yang ditentukan dokter. Pengobatan dengan terbutaline harus ditunjang dengan gaya hidup sehat, salah satunya adalah dengan tidak merokok. Tidak hanya menyebabkan iritasi pada paru-paru, rokok juga dapat menyebabkan kondisi menjadi memburuk dan memicu kerusakan pada paru-paru. Kegelisahan Transien hiperglikemia Hipokalemia transien Gemetaran Takikardia HTN Pound detak jantung Pusing Ringan kepala Kantuk Sakit kepala Insomnia Mulut kering Mual
-
-
-
-
Muntah Rasa enak di mulut Kram otot Kelemahan Diaphoresis Aritmia jantung Edema paru Iskemia miokard Infark miokard Meningkatnya denyut jantung janin Hipoglikemia pada beberapa neonatus lahir dari wanita yang mendapat obat selama persalinan Risiko kejadian buruk yang serius melebihi manfaat potensial bagi ibu hamil yang mendapat pengobatan berkepanjangan dengan injeksi terbutalin (yaitu> 48-72 jam), atau pengobatan akut atau berkepanjangan dengan terbutalin mulut. Terbutalin oral tidak boleh digunakan untuk pencegahan atau pengobatan persalinan prematur karena kemanjuran belum ditetapkan dan masalah keamanan serupa dengan pemberian IV. Kematian dan reaksi merugikan yang serius telah dilaporkan setelah pemberian terbutalin oral atau injeksi yang berkepanjangan kepada wanita hamil. Kejadian serius yang mengikuti penggunaan jangka panjang termasuk takikardia, hiperglikemia transien, hipokalemia, aritmia, edema paru, dan iskemia miokard.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Rahman Hakim, dkk. 2010. Kimia Farmasi Analisa II Salbutamol . Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. dr.Rohmantuah Trada Purba, 2017. Pocket Synopsis Obat Di Indonesia. PT.Grafika Wangi Kalimantan. Banjarbaru. Drug Information Handbook, 17th Edition Indri Savitri Idrus, dkk. 2012. Jurnal Perbandingan Efek Salbutamol dengan Salbutamol yang Diencerkan dengan NaCl ,9% pada Pasien Dewasa dengan Asma Akut Sedang di RS Persahabatan. Vol.32. No.3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Medscape Medical News PUSAT INFORMASI OBAT NASIONAL.”BAB 3 SISTEM SALURAN NAFAS.”http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/32kortikosteroid (diakses 22 Oktober 2017) Rahmi Yosmar, Meri Andani, Helmi Arifin. Kajian Regimen Dosis Penggunaan Obat Asma pada Pasien Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Padang : Fakultas Farmasi Universitas Andalas.