BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma. Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem problem tersendiri. Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah terjadinya serangan asma. Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan penyakit) asma terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan juga mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan bahkan kematian. (Muchid dkk,2007) dkk,2007)
1
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke- 4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak usia SLTP di Semarang dengan menggunakan kuesioner International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC), didapatkan prevalensi asma (gejala asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya mempunyai gejala klasik.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit asma ? 2. Apa yang dapat menyebabkan asma ? 3. Apa saja faktor resiko dari penyakit asma ? 4. Apa saja obat asma ? 5. Bagaiman mekanisme kerja dan pelayanan informasi obat asma ? 6. Bagaimana cara penanggulangan asma ?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan penyakit asma.
2.
Mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan asma.
3.
Mengetahui apa saja faktor resiko dari penyakit asma.
4.
Menjelaskan apa saja yang termasuk pada obat asma, as ma, bagaimana mekanisme kerja obat tersenut dan bagaimana pelayanan informasi obat tersebut.
5.
Mengetahui bagaimana cara penanggulangan asma.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Definisi Asma
Asma (dalam
bahasa
Yunani
ἅσθμα, ásthma,
"terengah")
merupakan
peradangan kronis yang umum terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme
bronkus. Gejala
umum meliputi mengi, batuk, dada
terasa
berat,
dan sesak napas. Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabangcabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 ) dikeluarkan. Asma adalah suatu kadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya penyempitan bronkus yang berulang namun reversibel, dan diantara episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. Keadaan ini pada orang-orang yang rentan terkena asma mudah ditimbulkan oleh berbagai rangsangan, yang menandakan suatu keadaan hipere aktivitas bronkus yang khas.Penyakit asma adalah penyakit yang terjadi akibat adanya penyempitan saluran pernapasan sementara waktu sehingga sulit bernapas. Asma terjadi ketika ada kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan dari lingkungan sebagai pemicunya. Diantaranya adalah dikarenakan gangguan emosi, kelelahan jasmani,perubahan cuaca, temperatur, debu, asap, bau-bauan yang merangsang, infeksisaluran napas, faktor makanan dan reaksi alergi.
3
Fatopisiologi Keadaan
yang
dapat
menimbulkan
serangan
asma
menstimulasi
terjadinya
brankospasme melalui salah satu dari 3 mekanisme yaitu : 1. Degranulasi sel mast dengan melibatkan imunoglobin E (IgE) 2. Degranulasi sel mast tanpa melibatkan IgE Degradasi sel mast menyebabkan terlepasnya sel histamin, yaitu suatu sel reacting substance of anaphylaxis, dan kini yang menyebabkan bronkokonstriksi. 3. Stimlus otot bronkus tanpa melibatkan sel mast. Episode bronkispastik berkaitan dengan fluktuasi konsentrasi c-GMP (cyclic guanosine monophosphate) atau konsentrasi c-AMP (cycle adenosine monophsophate), atau konsentrasi keduanya dalam otot polos bronkus dan sel mast. Peningkatan c-GMPdan penurunan konsentrasi c-AMP intraseluler berkaitan dengan terjadinya bronkospasme, sedangkan keadaan sebaliknya, yaitu penurunan konsentrasi c-GMP dan peningkatan konsentrasi c-AMP menyebabkan bronkodilatasi. Produksi IgE spesifik memerlukan sensitisasi terlebih dahulu. Penurunan aliran udara ekspirasitidak hanya diakibatkan oleh bronkonstriksi saja, tetapi juga oleh adanya edema sukrosa dan sekresi lendir yang berlebihan.4
Patologi Informasi patologi asma didapat dari hasil otopsi. Pada asma yang berat, ditemukan distensi paru yang berlebihan (overdistension) dan penutupan jalan napas karena lendir yang tebal dan liat yang menyumbat jalan napas. Pada kasus ringan dan sedang dapat ditemukan : 1. Lesi epitel, permukaan epitel terlepas dari sel basal 2. Hipertropi dan hiperplasia otot polos 3. Penebalan membran basal 4. Pembesaran kelenjar mukosa dan bertambah banyaknya sel goblet 5. Edema dan infiltrasi sel eosinofil di dalam dinding bronkus. 4
Gejala Klinis Asma bukan suatu penyakit spesifik tetapi merupakan sindrom yang dihasilkan mekanisme multipel yang akhirnya menghasilkan kompleks gejala klinis termasuk obstruksi jalan napas reversibel. Sebagai sindrom episodemik, terhadap interval asimtomatik diantara kejadian serangan asma. Cirri-ciri yang sangat penting dari sindrom ini, seperti dispnea, suara mengi, obstruksi jalan napas reversibel terhadap bronkodilator, bronkus yang hiperesponsif terhadap berbagai stimulus baik spesifik maupun nonspesifik, dan peradangan saluran pernapasan. Semua ciri-ciri tadi tidak harus terdapat bersamaan. Serangan asma ditandai dengan batuk, mengi, serta sesak napas. Gejala yang terlihat jelas adalah penggunaan otot napas tambahan, timbul pulsus paradoksus, timbulnya kussmaul’s sign, pasien akan mencari posisi yang enak. Yaitu duduk tegak dengan tangan berpegangan pada sesuatu agar bahu tetap stabil, biasanya berpegangan pada lengan kursi, dengan demikian otot napas tambahan dapat berkerja dengan lebih baik. Takikardia akan timbul diawal serangan, kemudian diikuti sianosis sentral.4
4
2.2
Penyebab Asma
Asma disebabkan oleh interaksi lingkungan dan genetika yang merupakan kombinasi yang rumit dan belum sepenuhnya dimengerti. Semua faktor ini memengaruhi baik tingkat keparahan dan juga respons terhadap terapi. Adanya peningkatan laju penderita asma belakangan ini disebabkan oleh perubahan faktor epigenetik (terwariskan selain adanya hubungan dengan urutan DNA) dan lingkungan hidup yang berubah. a. Asma alergi
sejarah
kulit
penyakit alergi diri sendiri atau keluarga, memberi reaksi positif
pada
pemberian
antigen
secara
intradermal,
peningkatan IgE dalam serum, serta memberikan reaksi positif pada uji inhalasi antigen spesifik. b. Asma non-alergi (idiosinkrasi)
seseorang
tanpa sejarah alergi, uji kulit negatif,
dan kadar IgE dalam serumnya normal. c. Campuran asma alergi dan non-alergi
tidak
dapat secara jelas dikelompokkan
tetapi
memiliki
penyebab
diantara
kedua kelompok tersebut.
a.
Infeksi
respiratori
Virus
syncytial
respiratori,
rhinovirus,
infuenza,
parainfluenza, Mycoplasma pneumonia Respon inflamatori terhadap infeksi viral diperkirakan berhubungan langsung dengan peningkatan hiperreaktivitas bronkus. b. Allergen Serbuk sari, debu rumah tangga, kecoa, spora jamur, bulu binatang. Menyebabkan peningkatan hiperreaktivitas bronkial dengan peningkatan terkenanya alergen Asma alergi tergantung pada respon IgE: adanya pelepasan mediator kimia akibat degranulasi sel mast setelah terjadi reaksi antigen-IgE. c. Lingkungan
Udara
dingin, kabut, dioksida nitrogen, asap tembakau. 5
Mekanisme yang terjadi diperkirakan akibat kerusakan epitel dan inflamasi mukosa saluran nafas. d. Emosi Kecemasan, stress, tertawa Bronkokonstriksi dari faktor psikologis tampaknya dimediasi utamanya melalui input parasimpatik yang berlebihan. e. Obat atau pengawet
Aspirin/obat NSAID menghambat jalur siklooksigenase
ACE inhibitor: menyebabkan batuk
Beta bloker: menghambat adrenalin yang dibutuhkan untuk bronkodilator
Obat yang menyebabkan alergi: penisilin, sulfonamida
Pengawet mengandung sulfit dapat menghambat jalur siklooksigenase
f. Stimulus pekerjaan
pemanggang
roti (tepung), petani & berkebun (serbuk sari,
debu), pekerja kimia (pewarna azo, antrakuinon, etilendiamin), pekerja kayu (serbuk kayu) Mekanisme: pelepasan mediator akibat degranulasi sel mast g. Asma nokturnal Selama tidur pada malam hari. Kegagalan fungsi paru-paru yang signifikan antara waktu tidur dan bangun diurnal sekresi
endogen kortison dan sirkulasi epinefrin
h. Olahraga Beratnya olahraga yang dilakukan, temperatur udara, kelembapan udara, & keadaan obstruksi saluran nafas
2.3
Faktor Resiko Penyakit Asma
Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma adalah :
Jenis kelamin
6
Jumlah kejadian asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan. Pebedaan jenis kelamin pada kekerapan asma bervariasi, tergantung usia dan mungkin disebabkan oleh perbedaan karakter biologi.
kepemilikan binatang peliharaan Binatang peliharaan yang berbulu seperti anjing, kucing, hamster, burung dapat menjadi sumber alergen inhalan. Sumber penyebab asma adalah alergen protein yang ditemukan pada bulu binatang dibagian muka dan ekskresi. Alergen tersebut memiliki ukuran yang sangat kecil (sekitar 3-4 mikron) dan dapat terbang di udara sehingga menyebabkan serangan asma, terutama dari burung dan hewan menyusui. Untuk menghindari alergen asma dari binatang peliharaan, tindakan yang dapat dilakukan adalah : 6 1.
Buatkan rumah di halaman luar untuk binatang peliharaan. Jangan
biarkan binatang tersebut masuk ke dalam rumah.
2.
Jangan biarkan binatang tersebut di dalam rumah
3.
Mandikan anjing dan kucing setiap minggunya.
perubahan cuaca Kondisi cuaca yang berlawanan seperti temperature dingin, tingginya kelembaban dapat menyebabkan asma lebih parah epidemik yang dapat membuat asma menjadi lebih parah berhubungan dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel alergik. Dimana partikel tersebut dapat menyapu pollen sehingga terbawa air dan udara. Perubahan tekanan atmosfer dan suhu memburuk asma sesak nafas dan pengeluaran lendir yang berlebihan. Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi, hujan, badai selama musim dingin. Udara yang kering dan dingin menyebabkan sesak di saluran pernafasan.
riwayat penyakit keluarga Resiko orang tua memiliki anak dengan asma adalah tiga kali lipat lebih tinggi jika riwayat keluarga dengan asma disertai dengan salah satu atopi. Predisposisi keluarga untuk mendapatkan penyakit asma yaitu kalau anak dengan satu orangtua yang terkena mempunyai resiko menderita asma 25%, resiko bertambah menjadi 50% jika kedua orang tua asimatik.
asap rokok Pembakaran tembakau sebagai sumber zat iritan dalam rumah menghasilkan campuran gas yang komplek dan partikel-partikel bahaya. Lebih dari 4500
7
jenis kontaminan telah dideteksi dalam tembakau, diantaranya hidrokarbon, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrit oksida, nikotin, dan akrolein. Probabilitas individu untuk terkena asma bronkiale dengan semua faktor risiko adalah sebesar 46,51%. Faktor risiko yang tidak terbukti berpengaruh adalah perabot rumah tangga sumber alergen, jenis makanan, debu rumah. Ketiga faktor tersebut berpengaruh akan tetapi besar risiko yang diakibatkan lebih kecil, dan secara statistik tidak bermakna.
2.4
Obat, Mekanisme Kerja Obat dan Pelayanan Informasi Obat
Pengertian obat-obat respiratorik ( Obat saluran pernapasan) : Obat yang bekerja dan mempengaruhi sistem pernafasan. Bentuk sediaan yang tersedia bisa berupa : tablet / kapsul, tablet lepas lambat, sirup dan drop, balsam, inhaler, tetes hidung, nebulizer, dll Jenis-jenis obat-obat saluran pernapasan. Dapat dibedakan berdasar : 1. Tujuan Pemberian :
anti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)
obat anti batuk dan pilek
golongan dekongestan dan obat hidung lain
2. Efek Terhadap Organ Saluran Pernafasan
A.
Bronkodilator (Obat yang melebarkan saluran nafas)
Anti inflamasi
Penekan sekresi dan edema
Golongan Saluran Pernapasan 1. Antihistaminika. Semua antihistamin memberikan manfaat potensial pada terapi alergi nasal, rhinitis alergik. Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamin menyebabkan mulut kering dan pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk mengobati rhinitis yang ditimbulkan oleh flu. Antihistamin
8
juga mengurangi rasa gatal pada hidung yang menyebabkan penderita bersin banyak obat-obat flu yang dapat dibeli bebas mengandung antihistamin, yang dapat menimbulkan rasa mengantuk. Contoh obat : Difenhidramin,Kloerfenilamen maleat, Fenotiasin : Prometazine,Timeprazine Turunan piperazine : hydroxyzine 2. Obat-obat batuk Antitussiva (L . tussis = batuk) digunakan untuk pengobatan batuk sebagai gejala dan dapat di bagi dalam sejumlah kelompok dengan mekanisme kerja yang sangat beraneka ragam, yaitu :
Zat pelunak batuk (emolliensia, L . mollis = lunak ), yang memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorokan agar tidak kering, dan melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak digunakan syrup (thyme dan althea), zat-zat lender (infus carrageen)
Ekspoktoransia (L . ex = keluar, pectus = dada) : minyak terbang, gualakol, radix ipeca (dalam tablet / pelvis doveri) dan ammonium klorida (dalam obat batuk hitam) zat-zat ini memperbanyak produksi dahak ( yang encer). Sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk.
Mukolotika : asetilsistein, mesna, bromheksin, dan ambroksol, zat-zat ini berdaya merombak dan melarutkan dahak ( L . mucus = lender, lysis = melarutkan), sehingga viskositasnya dikunrangi dan pengeluarannya dipermudah.
Antitussiv : dexrometorphan
3. Inhalasi Inhalasi
adalah
suatu
cara
penggunaan
adrenergika
dan
korrtikosteroida yang memberikan beberapa keuntungan dibandingkan pengobatan per oral. Efeknya lebih cepat, dosisnya jauh lebih rendah dan tidak diresorpsi ke dalam darah sehingga resiko efek sampingnya ringan
9
sekali. Dalam sediaan inhalasi, obat dihisap sebagai aerosol (nebuhaler) atau sebagai serbuk halus (turbuhaler). Inhalasi dilakukan 3-4 kali sehari 2 semprotan, sebaiknya pada saatsaat tertentu, seperti sebelum atau sesudah mengelularkan ternaga, setelah bersentuhan dengan zat-zat yang merangsang (asap rokok, kabut, alergan, dan saat sesak napas). Contoh obat : minyak angin (aromatis), Metaproterenol B.
Antiasma dan Bronkodilator 1. Agonis Reseptor Beta-2 Adrenergik Termasuk didalamnya adalah formoterol dan salmeterol yang mempunyai durasi kerja panjang lebih dari 12 jam. Cara kerja obat beta2agonis
adalah
melalui
aktivasi
reseptor
beta2-adrenergik
yang
menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase yang meningkatkan konsentrasi siklik AMP (cycle adenosine monophsophate) . Beta2-agonis long acting inhalasi menyebabkan relaksasi otot polos saluran nafas, meningkatkan klirens mukosiliar, menurunkan permeabilitas vaskuler dan dapat mengatur pelepasan mediator dari sel mast dan basofil. Juga menghambat reaksi asma segera dan lambat setelah terjadi induksi oleh alergen, dan menghambat peningkatan respon saluran nafas akibat induksi histamin. Walaupun posisi beta2-agonis inhalasi long acting masih belum ditetapkan pasti dalam penatalaksanaan asma, studi klinis mendapatkan bahwa pengobatan kronis dengan obat ini dapat memperbaiki skor gejala, menurunkan kejadian asma nokturnal, memperbaiki fungsi paru dan mengurangi pemakaian beta2-agonis inhalasi short acting. Efek sampingnya adalah stimulasi kardiovaskuler, tremor otot skeletal dan hipokalemi. Mekanisme aksi dari long acting beta2-agonis oral, sama dengan obat inhalasi. Obat ini dapat menolong untuk mengontrol gejala nokturnal asma. Dapat dipakai sebagai tambahan terhadap obat kortikosteroid inhalasi, sodium kromolin atau nedokromil kalau dengan dosis standar obat-obat ini tidak mampu mengontrol gejala
10
nokturnal. Efek samping bisa berupa stimulasi kardiovaskuler, kelemahan dan tremor otot skeletal. 2.
Kortikosteroid Rute pemberian bisa secara inhalasi ataupun sistemik (oral atau parenteral). Mekanisme kerja antiinflamasi dari kortikosteroid belum diketahui secara pasti. Beberapa yang ditawarkan adalah berhubungan dengan metabolisme asam arakidonat, juga sintesa leukotrien dan prostaglandin, mengurangi kerusakan mikrovaskuler, menghambat produksi dan sekresi sitokin, mencegah migrasi dan aktivasi sel radang dan meningkatkan respon reseptor beta pada otot polos saluran nafas. Studi tentang kortikosteroid inhalasi menunjukkan kegunaannya dalam memperbaiki fungsi paru, mengurangi hiperrespon saluran nafas, mengurangi gejala, mengurangi frekuensi dan beratnya eksaserbasi dan memperbaiki
kualitas
hidup.
Dosis
tinggi
dan
jangka
panjang
kortikosteroid inhalasi bermanfaat untuk pengobatan asma persisten berat karena dapat menurunkan pemakaian koetikosteroid oral jangka panjang dan mengurangi efek samping sistemik. Untuk kortikosteroid sistemik, pemberian oral lebih aman dibanding parenteral. Jika kortikosteroid oral akan diberikan secara jangka panjang, harus diperhatikan mengenai efek samping sistemiknya. Prednison, prednisolon dan metilprednisolon adalah kortikosteroid oral pilihan karena mempunyai efek mineralokortikoid minimal, waktu paruh yang relatif pendek dan efek yang ringan terhadap otot bergaris. Pendapat lain menyatakan kortikosteroid sistemik dipakai pada penderita dengan penyakit akut, pasien yang tidak tertangani dengan baik memakai bronkodilator dan pada pasien yang gejalanya menjadi lebih jelek walaupun telah diberi pengobatan maintenance yang baik. Efek samping lokal kortikosteroid inhalasi adalah kandidiasis orofaring, disfonia dan kadang batuk. Efek samping sistemik tergantung
11
dari potensi, bioavailabilitas, absorpsi di usus, metabolisme di hepar dan waktu paruhnya. Beberapa studi menyatakan bahwa dosis diatas 1 mg perhari beclometason dipropionat atau budesonid atau dosis ekuivalen kortikosteroid
lain,
berhubungan
dengan
efek
sistemik
termasuk
penebalan kulit dan mudah luka, supresi adrenal dan penurunan metabolisme
tulang.
Efek
sistemik
pemakaian
jangka
panjang
kortikosteroid oral adalah osteoporosis, hipertensi arterial, diabetes melitus, supresi HPA aksis, katarak, obesitas, penipisan kulit dan kelemahan otot. 3.
Golongan Theophylline Obat ini merupakan golongan metilxantin utama yang dipakai pada penatalaksanaan asma. Mekanisme kerja teofilin sebagai bronkodilator masih belum diketahui, tetapi mungkin karena teofilin menyebabkan hambatan terhadap phospodiesterase (PDE) isoenzim PDE IV, yang berakibat
peningkatan
cyclic
AMP
yang
akan
menyebabkan
bronkodilatasi. Teofilin
adalah
bronkodilator
yang
mempunyai
efek
ekstrapulmonar, termasuk efek antiinflamasi. Teofilin secara bermakna menghambat reaksi asma segera dan lambat segera setelah paparan dengan alergen. Beberapa studi mendapatkan teofilin berpengaruh baik terhadap inflamasi kronis pada asma. Banyak studi klinis memperlihatkan bahwa terapi jangka panjang dengan teofilin lepas lambat efektif dalam mengontrol gejala asma dan memperbaiki fungsi paru. Karena mempunyai masa kerja yang panjang, obat ini berguna untuk mengontrol gejala nokturnal yang menetap walaupun telah diberikan obat antiinflamasi. Efek
sampingnya
adalah
intoksikasi
teofilin,
yang
dapat
melibatkan banyak sistem organ yang berlainan. Gejala gastrointestinal, mual dan muntah adalah gejala awal yang paling sering. Pada anak dan orang dewasa bisa terjadi kejang bahkan kematian. Efek kardiopulmoner adalah takikardi, aritmia dan terkadang stimulasi pusat pernafasan.
12
4.
Antikolinergik Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik. 1)
Ipratropium Bromida Mekanisme kerja Ipratropium untuk inhalasi oral adalah suatu antikolinergik (parasimpatolitik) yang akan menghambat refleks vagal dengan cara mengantagonis kerja asetilkolin. Bronkodilasi yang dihasilkan bersifat lokal, pada tempat tertentu dan tidak bersifat sistemik. Ipratropium bromida (semprot hidung) mempunyai sifat antisekresi dan penggunaan lokal dapat menghambat sekresi kelenjar serosa dan seromukus mukosa hidung. Indikasinya adalah digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan bronkodilator lain (terutama beta adrenergik) sebagai bronkodilator dalam pengobatan bronkospasmus yang berhubungan dengan penyakit paru-paru obstruktif kronik, termasuk bronkhitis kronik dan emfisema
2)
Tiotropium Bromida Mekanisme kerja Tiotropium adalah obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya digunakan sebagai antikolinergik. Pada saluran pernapasan, tiotropium menunjukkan efek farmakologi dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos sehingga terjadi bronkodilasi. Bronkodilasi yang timbul setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat spesifik pada lokasi tertentu. Indikasi dari Tiotropium digunakan sebagai perawatan bronkospasmus yang berhubungan dengan penyakit paru obstruksi kronis termasuk bronkitis kronis dan emfisema.
Obat-obat Lain Antiasma A.
Kromolin Natrium dan Nedokromil 1)
Kromolin Natrium
13
Mekanisme kerja kromolin merupakan obat antiinflamasi. Kromolin
tidak
mempunyai
aktifitas
intrinsik
bronkodilator,
antikolinergik, vasokonstriktor atau aktivitas glukokortikoid. Obatobat ini menghambat pelepasan mediator, histamin dan SRS-A ( Slow Reacting Substance Anaphylaxis, leukotrien) dari sel mast. Kromolin bekerja lokal pada paru-paru tempat obat diberikan. Indikasinya adalah Asma bronkial (inhalasi, larutan dan aerosol) : sebagai pengobatan profilaksis pada asma bronkial. Kromolin diberikan teratur, harian pada pasien dengan gejala berulang yang memerlukan pengobatan secara reguler. 3) Nedokromil Natrium Mekanisme
kerja
Nedokromil
merupakan
anti-inflamasi
inhalasi untuk pencegahan asma. Obat ini akan menghambat aktivasi secara in vitro dan pembebasan mediator dari berbagai tipe sel berhubungan dengan asma termasuk eosinofil, neutrofil, makrofag, sel
mast,
monosit
dan
platelet.
Nedokromil
menghambat
perkembangan respon bronko konstriksi baik awa l dan maupun lanjut terhadap antigen terinhalasi. Nedokromil diindikasikan untuk asma. Digunakan sebagai terapi pemeliharaan untuk pasien dewasa dan anak usia 6 tahun atau lebih pada asma ringan sampai sedang. B.
Pengubah leukotrien Contoh obat ini ; montelucas, zafirlucas dan zileuton merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).
Obat asma : 1. Ambroxol
14
Indikasi: Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma bronkial. Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap ambroksol. Komposisi: Tiap tablet mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg. Dosis: Dewasa: sehari 3 kali 1 tablet. Anak-anak 5 - 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet. Anak-anak 2 - 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg Dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama. Harus diminum sesudah makan. Efek Samping: Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa pasien. Reaksi alergi. Interaksi Obat: Kombinasi ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan, terutama yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk sindroma bronkitis (glikosida jantung, kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik dan antibiotik). Perhatian: Pemakaian
pada
kehamilan
trimester
pertama
tidak
dianjurkan.
Pemakaian selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pa sti. Cara Penyimpanan: Simpan pada suhu kamar (di bawah suku 30 derajat Celcius) dan tempat kering, terlindung dari cahaya. Jenis: Table 15
2. Anodex kapsul Indikasi: Menyembuhkan batuk dengan dahak kental, batuk alergi, batuk karena rangsangan pada selaput pernapasan. Kontra Indikasi: - Penderita yang hipersensitif terhadap salah s atu komponen obat ini. - Bayi dan ibu yang menyusui. - Jangan digunakan pada penderita hipertensi, glaukoma, diabetes, asma, gangguan jantung dan gondok. Komposisi: Tiap kapsul mengandung: Difenhidramin HCl.................................... 7,5 mg Dekstrometorfan HBr ................................ 10,0 mg Fenilefrin HCl ....................................... 5,0 mg Gliseril guaiakolat................................ 100,0 mg Radix Ipeka................................... 25,0 mg Efek Samping: Mengantuk, lesu, euforia, insomnia dan tremor, juga napsu makan berkurang, mual, vomitus, keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. Peringatan dan Perhatian:
Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun, wanita hamil, menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai motor atau menjalankan mesin.
Hentikan penggunaan obat bila sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.
Harap ke dokter bila gejala flu dan batuk belum sembuh atau terjadi demam dalam 7 hari.
Jangan melampaui dosis yang disarankan.
Tidak dianjurkan untuk batuk yang produktif pertusis dan asma bronkial, batuk kronis.
Aturan Pakai: Dewasa : sehari 3 - 4 kali 1 - 2 sendok teh/kapsul
16
Anak-anak : sehari 3 - 4 kali ½ - 1 sendok teh/kapsul (diatas 4 tahun) Atau menurut petunjuk dokter. Jenis: Kapsul 3. Anodex sirup Indikasi: Menyembuhkan batuk dengan dahak kental, batuk alergi, batuk karena rangsangan pada selaput pernapasan. Kontra Indikasi: - Penderita yang hipersensitif terhadap salah s atu komponen obat ini. - Bayi dan ibu yang menyusui. - Jangan digunakan pada penderita hipertensi, glaukoma, diabetes, asma, gangguan jantung dan gondok. Komposisi: Tiap 5 ml sirop mengandung, Difenhidramin HCl.................................... 7,5 mg Dekstrometorfan HBr .................................... 10,0 mg Fenilefrin HCl .......................................... 5,0 mg Gliseril guaiakolat................................ 100,0 mg Tingtur Ipeka .................................... 0,5 ml (Alkohol 3,5%) Efek Samping: Mengantuk, lesu, euforia, insomnia dan tremor, juga napsu makan berkurang, mual, vomitus, keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. Peringatan dan Perhatian:
Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun, wanita hamil, menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai motor atau menjalankan mesin.
Hentikan penggunaan obat bila sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.
Harap ke dokter bila gejala flu dan batuk belum sembuh atau terjadi demam dalam 7 hari.
Jangan melampaui dosis yang disarankan.
17
Tidak dianjurkan untuk batuk yang produktif pertusis dan asma bronkial, batuk kronis.
Aturan Pakai: Dewasa : sehari 3 - 4 kali 1 - 2 sendok teh/kapsul Anak-anak : sehari 3 - 4 kali ½ - 1 sendok teh/kapsul (diatas 4 tahun) Atau menurut petunjuk dokter. Jenis: Sirup 4. Asmasolon tablet Indikasi: Mengatasi serangan asma dan sesak nafas Kontra Indikasi: - Penderita yang hipersensitif terhadap theophyllin dan ephedrin - Penderita tukak lambung, hipertyroid, penyakit jantung, diabets, dan hipertensi. Deskripsi: Asmasolon mengandung kombinasi dua bronkodilator yaitu theophyllin dan ephedrin. Theophyllin merupakan turunan metilxanti yang mempunyai efek antara lain merangsang SSP dan melemaskan otot polos terutama mengurangi spasma broncus. Ephedrin bekerja merangsang kedua reseptor alpha dan beta adrenergik yang meningkatkan aktifitas adenyl, cyclase dan merangsang produksi CAMP. Jenis: Tablet 5. Astma – soho Indikasi: Untuk meringankan dan mengatasi serangan asma bronkial. Kontra Indikasi: - Penderita hipersensitif terhadap obat ini - Penderita tukak lambung, hipertyroid, jantung, diabetes, hipertensi. Deskripsi: Mengandung kombinasi Theophlline dan Ephedrine HCI. Theophlline merupakan keturunan metilxantin yang mempunyai efek antara lain merangsang susunan saraf pusat dan melemaskan otot polos, terutama pada bronkus.
18
Ephedrine HCI bekerja mempengaruhi sistem saraf adrenergik secara langsung maupun tidak langsung.Theophllin dan Ephedrine HCI keduanya merupakan bronkodilator yang bekerja meringankan sesak nafas. Jenis: Tablet Produsen: PT Soho 6. Doxycyline Indikasi: Infeksi saluran pernafasan, seperti pneumonia, bronkitis, tonsilitis, nasofaringitis. Infeksi uroginetal, infeksi saluran pencernaan, infeksi pada kulit dan jaringanlunak. Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap tetrasiklin. Komposisi: Tiap kapsul mengandung: Doxycycline Hyclate setara dengan 100 mg Doxycycline. Cara Kerja Obat: Doxycyline adalah antibiotika dengan aktivitas antimikroba yang luas. Efektif terhadap bakteri Gram-negatif, seperti Sterptococcus, Staphylococcus, Bacillus anthracis, Brucella spp., Mycoplasma, Klebsiela spp., Treponema pallidum, Rickettsia. Doxycyline diabsorpsi dengan cepat dan baik dari saluran pencernaan dan tidak tergantung dari adanya makanan. Doxycyline diekskresi melalui urin dan feses. Efek Samping: Kecil kemungkinan timbulnya toksisitas yang disebabkan oleh Doxycycline, gangguan pada saluran pencernaan, termasuk mual, muntah dan diare. Diare lebih jarang terjadi dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya. Juga dapat timbul reaksi fotosensitivitas dan reaksi alergi seperti dermatitis, urtikaria dan anafilaksis. Perhatian: - Sebaiknya Doxycycline tidak diberikan pada wanita hamil, menyusui dan anak anak di bawah umur 8 tahun. - Antasida yang mengandung aluminium, kalsium dan magnesium akan mengurangi absorpsi Doxycycline dan sebaiknya tidak diberikan bersama-sama.
19
- Pemakaian dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan terjadinya superinfeksi mikroba yang tidak sensitif. Interaksi Obat: Pemberian bersamaan dengan antasida yang mengandung aluminium, magnesium, sadium bikarbonat dan senyawa besi dapat menurunkan kadar Doxycycline dalam darah. Dosis: - Anak-anak > 8 tahun dengan berat badan < 45 kg: 4.4 mg/kg berat badan per hari dengan interval 12 jam pada hari pertama, selanjutnya 2.2 mg/kg berat badan per hari. - Dewasa dan anak-anak > 8 tahun dengan berat badan >= 45 kg: 200 mg setiap 12 jam pada hari pertama, selanjutnya 100 mg per hari. Pada kasus infeksi berat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, dosis awal dapat diberikan setiap 12 jam selama diperlukan. Pengobatan harus dilanjutkan paling sedikit 24 jam sampai 48 jam setelah tanda tanda dan gejala reda. Pada infeksi Streptococcus, pengobatan harus dilanjutkan peling sedikit 10 hari. Atau menurut petunjuk dokter. Penyimpanan: Simpan di tempat sejuk dan kering. Kemasan: Dus isi 10 strip @ 10 kapsul. Harus dengan resep dokter Jenis: Kapsul 7. Lanadexon Dexametason Indikasi: Anti inflamasi, rematik dan alergi, cerebral adema yang disebabkan oleh karena anoksia atau malignansi, asma bronkial. Kontra Indikasi: Penderita Okuler herpes simplex, Peptic ulcer, Osteoporosis, Psikosis/Psikoneurotis berat. Komposisi: Tiap kaplet mengandung Deksametason.................................0,5 mg
20
Farmakologi: Lanadexon merupakan glukokortikoid yang potensial dan efektivitasnya kira-kira 30 kali hidrokortison. Deksametason efektif untuk pemakaian oral karena absorpsinya baik dalam saluran pencernaan. Waktu paruhnya dalam plasma adalah +/- 190 menit. Pengikatan Deksametason dengan protein plas ma adalah kurang bila dibandingkan dengan kebanyakan kartikosteroid lainnya. Dosis: Oral: sehari 1 - 3 kaplet. Atau menurut petunjuk dokter. Efek Samping: Peningkatan rangsangan getah bening, berkeringat, sakit kepala, luka yang tidak sembuh-sembuh, gangguan siklus haid, dan mempengaruhi pertumbuhan anak. Peringatan dan Perhatian: - Harus diberikan secara hati-hati pada penderita jantung, diabetes militus, kerusakan ginjal kronis, dan penderita usia lanjut. - Menekan gejala khusus penyakit infeksi. - Menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit menular dan penghentian pengobatan harus bertahap bila dipakai jangka panjang. Cara Penyimpanan: Simpan pada suhu 15 - 30 derajat Celcius, di tempat kering dan terlindung dari cahaya. Harus dengan resep dokter. Jenis: Tablet
2.5
Cara Penanggulangan Penyakit Asma
Menangani asma, yang utama adalah pencegahan dari faktor pencetusnya. Pencegahan ini harus dilakukan oleh pasien. Karena faktor pencetus asma tidak dapat ditentukan oleh dokter melainkan oleh pasien sendiri dengan memperhatikan waktu terjadinya serangan asma. Pengobatan asma terdiri dari obat reliever yang bertujuan menghilangkan gejala yang sudah terjadi dan controller yang bertujuan mencegah serangan sebelum terjadi. Contoh obat reliever adalah salbutamol dan contoh obat controller adalah budesonide yang semuanya diberikan secara inhalasi.
21
Olahraga adalah salah satu upaya yang dapat membantu menurunkan kejadian serangan asma, dan jenis olahraga yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik seperti jogging, berenang, maupun bersepeda. Cara Mencegah Asma Kambuh Lagi : Orang yang memiliki asma memang mesti berhati-hati dengan berbagai situasi. Pasalnya, pemicu serangan asma macamnya banyak. Orang yang asmanya kambuh dan tidak segera mendapat pertolongan bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga Anda yang memiliki penyakit asma sebaiknya lakukan langkah pencegahan sebagai berikut: 1. Hindari merokok dalam rumah. Asap rokok adalah musuh besar bagi penderita asma. Selain asap rokok, asap yang muncul dari sulutan apai juga dapat menjadi penyebab. 2. Menjaga diri dari perubahan cuaca. Perubahan cuaca saat ini memang tidak bisa ditebak. Kadang panas, seketika pula dapat dingin. Oleh karena itu, persiapkan kondisi sekitar dalam menghadapi perubahan cuaca ini. Udara dingin bisa memicu asma. Persiapkan lingkungan agar menjadi hangat. Selain itu, pada musim tertentu banyak serbuk sari bunga yang beterbaran. Lebih baik tinggal di rumah selama musim penyerbukan bunga terjadi. Serbuk sari adalah alergen yang menyebabkan asma. 3. Cuci karpet dan pakaian secara rutin. Debu dan kotoran yang menempel pada keduanya dapat memicu asma. 4. Kalau Anda juga memiliki sinus, selain asma, segeralah menemui dokter untuk mendapatkan saran terbaik menghadapi keduanya. 5. Bersihkan debu di rumah. Debu dapat menjadi alergen dan mengganggu pernafasan. Bersihkan debu yang menempel dengan kain basah untuk memastikan debu terangkat. 6.
Singkirkan berbagai penyebab masuknya hewan penganggu ke dalam rumah. Misalnya, segera buang sampah di rumah ke tempat penampungan sampah. Kecoa, kutu, tikus, dan hama lainnya bisa menjadi pemicu serangan asma.
22
7. Bersihkan berbagai tempat dari jamur. Jamur adalah alergen yang positif memicu asma. Pada musim seperti ini, perkembangan jamur cukup cepat. Jadi, bersihkanlah tempat-tempat yang bisa menjadi tempat tumbuh jamur. 8. Jauhkan penderita asma dari hewan berbulu. Bulu bisa memicu asma. 9. Jagalah emosi penderita asma agar selalu mendapat mood yang baik. Rasa marah, terlalu sedih, takut, atau berteriak dapat membangkitkan asmanya. 10. Aroma parfum yang menyengat bisa menjadi alasan kambuhnya asma. Jika penderita asma tidak nyaman dengan bau-bauan, singkirkan dari dirinya.
23
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Asma disebabkan oleh interaksi lingkungan dan genetika yang merupakan kombinasi yang rumit dan belum sepenuhnya dimengerti. Semua faktor ini memengaruhi baik tingkat keparahan dan juga respons terhadap terapi. Adanya peningkatan laju penderita asma belakangan ini disebabkan oleh perubahan faktor epigenetik (terwariskan selain adanya hubungan dengan urutan DNA) dan lingkungan hidup yang berubah. Contoh obat asma adalah obat golongan Agonis Reseptor Beta-2 Adrenergik, golongan Kortikosteroid, Golongan Theophylline dan golongan Antikolinergik. 3.2
Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dechacare.com/FindDrugRight.php?page=0&low_lmt=0&indication=Asma http://berbagh.blogspot.com/2013/05/makalah-asma.html http://id.wikipedia.org/wiki/Asma http://www.asma.web.id/index.php/definisi-asma.html http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/mengenal.asma.dan.cara.mengatasinya/004/00 3/8 http://www.puskesmas-rumbiojaya.page4.me/_blog/2012/03/13/penyakit-asma-asthma-dan penanggulangannya/
25
asma nokturnal biasanya
akan mengalami gangguan tidur dikarenakan si penderita sering
terbangun akibat adanya batuk kering. Sariawan oral (“Kandidiasis orofaringeal”) – adalah infeksi yang terjadi sepanjang lapisan mulut Disfonia merupakan
istilah umum untuk setiap gangguan suara yang disebabkan kelainan
pada organ –organ fonasi,
26