27
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Manajemen Keuangan Lanjutan dengan judul Penganggaran Modal (Capital Budgeting). Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan kelas C dengan dosen Tetty Lasniroha Sarumpaet, S.E., M.Ak. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Bandung, Februari 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ………………..……………………….……... 3
Rumusan Masalah …………………………………………………….... 4
Tujuan ………...………………………………………………………... 4
Manfaat ……………………………………………………………….... 4
BAB II PEMBAHASAN
Cash Flow ……………….................................................…......... 5
Internal Rate of Return……………….…………..……...…...........10
Profitability Index …………………...……………….……..... .....19
Modified Internal Rate of Return ……………………...….…. .....21
BAB III KESIMPULAN …………………………...……………....................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva lancar. Perbedaannya adalah pada jangka waktu dan cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun disebut penganggaran modal atau Capital Budgeting.
Contoh penganggaran modal adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang perencanaan untuk mendanai proyek besar jangka panjang. Keputusan penganggaran modal memiliki efek yang sangat jelas terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong mengalirnya pemasukan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian investasi yang mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal dapat pula digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang akan dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada pelanggan? Dan bagaimana cara menjualnya?
1.2 Rumusan Masalah
Cash Flow
Metode-metode Penilaian Usul Investasi ?
Internal Rate Of Return
Profitability Index
Modified Internal Rate of Return
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan rumusan masalah dari makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih jelas lagi apa itu capital budgeting terutama di dalam konsep cash flow dan mengetahui tentang metode-metode penilain usul investasi.
1.4 Manfaat
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan agar pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu capital budgeting terutama dalam cash flow dan mengetahui tentang metode-metode penilain usul investasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cash Flow (Arus Kas)
Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan mengharapkan akan bisa ditutup oleh penerimaan-penerimaan dimasa yang akan datang. Dimana penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh atas investasi yang bersangkutan. Keuntungan ini bisa dalam dua pengertian:
1) Laba Akuntansi yaitu laba yang terdapat dalam laporan keuangan yang disusun oleh bagian akuntansi yakni cukup dilihat dari laba pada laporan Rugi-Laba.
2) Laba Tunai yaitu laba berupa aliran kas atau cashflow.
Konsep Analisis Cash Flow
Bagi perusahaan yang ingin mengetahui berapa jumlah yang seharusnya dibutuhkan dimasa yang akan datang, maka periode yang paling relevan digunakan adalah metode cash flow.
Cash flow dimaksudkan penyusunan penerimaan aliran yang masuk (cash in flow) dan jumlah yang dikeluarkan (cash out flow), dimana dalam aliran tersebut dapat dilihat jumlah dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam waktu tertentu. Juga dengan cash flow dapat memberikan pedoman atau dasar bagi pimpinan perusahaan di dalam mengambil keputusan yang menyangkut kebijaksanaan keuangan terutama mengenai uang tunai (cash)
Cash flow adalah sebelum pembebanan penyusutan dan diperhitungkan setelah pajak, tetapi yang dibelanjai dengan modal pinjaman (utang), maka aliran kas bersih adalah senelum dibebani penyusutan dan bunga tetapi setelah dibebani pajak".
Pengertian cash flow yang dikemukakan Sudarmo memberikan suatu gambaran bahwa proyeksi cash flow adalah meliputi merencanakan pengeluaran uang kas tersebut untuk kegiatan operasi dan merencanakan uang kas yang akan datang.
Dengan analisa cash flow dapat diketahui kapan perusahaan mengalami surplus atau deficit kas pada waktu-waktu yang akan datang. Bila diperkirakan bulan-bulan yang akan datang terdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya dapat diadakan perencanaan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien, demikian pula sebaliknya jika diperkirakan akan terjadi defisit kas, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bakal ditempuh guna menutupi defisit kas tersebut.
Dalam penyusunan cash flow baik yang bersifat jangka pendek maupun yang bersifat jangka panjang, ada dua macam cara penyusunan cash flow, yaitu :
1. Direct Method (Metode langsung)
Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari berbagai operasi secara lengkap.
2. Indirect Method (Metode Tidak langsung)
Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan hutang lancar.
Penggolongan Cash Flow :
Cashflow dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas:
Inicial Cashflow
Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan investasi, seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah,pembangunan pabrik, pembelian mesin, pengeluaran kas lain dalam rangka mendapatkan aktiva tetap. Termasuk dalam inicial cashflow adalah kebutuhan dana yang akan digunakan untuk modal kerja. Inicial cashflow biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian suatu proyek investasi.
Operacional Cashflow
Merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk menutup investasi. Operational cashflow biasanya diterima setiap tahun selama usia investasi, dan berupa aliran kas bersih. Operasional cashflow diperoleh dapat dihitung dengan menambahkan laba akuntansi(EAT) dengan penyusustan.
Permasalahan operasional cashflow ini muncul bila dalam keputusan investasi sumber dana yang dipergunakan berasal dari hutang, yang mengakibatkan laba setelah pajak berbeda, dan tentunya akan mengakibatkan cashflownya menjadi berbeda antara bila dibelanjai dengan modal sendiri dan dibelanjai dengan hutang. Sehingga suatu proyek akan kelihatan lebih baik dibiayai dengan modal sendiri sebab akan menghasilkan cashflow yang lebih besar. Padahal satu proyek hanya mempunyai kesimpulan yaitu layak apa tidak layak, tidak peduli apakah proyek itu dibiayai dengan modal sendiri atau modal asing. Oleh karena itu dalam menaksir operasiona cashflow tidak boleh mencampuradukkan keputusan pembiayaan dengan keputusan investasi. Sehingga untuk menaksir aliran kas operasi bila sebagian atau seluruhnya dibelanjai dengan modal asing adalah :
Cashflow= Laba Setelah Pajak+Penyusutan+Bunga(1-pajak)
Terminal cashflow
Merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek.( seperti niali residu dan modal kerja yang digunakan)
Untuk menilai kelayakan investasi penggantian , aliran kas yang digunakan adalah aliran kas tambahan(incremental cashflow) yang disebabkan penggantian aktiva tetap tersebut. Tambahan aliran kas ini bisa disebabkan karena adanya penghematan biaya tunai seperti turunya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, dan juga karena peningkatan penjualan yang disebabkan aktiva tetap baru. Penghematan-penghematan ini akan menjadi tambahan penghasilan, sehinngga perlu dikurangi dengan kenaikan biaya, seperti kenaikan penyusutan (penyusutan mesin baru – penyusutan mesin lama). Dengan demikian dari contoh diatas dapat dihitung tambahan cashflow sebagai berikut
Penghematan tunai Rp.115.000.000,-
Tambahan Ph:
Ph Mesin Baru = Rp.125.000.000
Ph Mesin Lama = Rp. 60.000.000
Rp. 65.000.000,-
Tambahan EBIT Rp. 50.000.000,-
Pajak 30 % Rp. 15.000.000,-
Tambahan EAT Rp. 35.000.000,-
Tambahan Penyusutan Rp. 65.000.000,-
Tambahan Cashflow Rp.100.000.000,-
Dengan demikian penggantian tersebut menghasilkan tambahan cashflow sebesar Rp.100.000.000,-
Untuk menilai kelayakannya, misal dengan menggunakan metode NPV maka dapat dihitung NPV nya sebagai berikut:
PV dari tambahan cashflow tahun 1-4
= Rp 100.000.000 x 2,690 = Rp269.000.000,-
PV dari nilai residu tahun 4
= Rp 200.000.000 x 0,516 = Rp103.200.000,-
Total PV of Cashflow Rp 372.200.000,-
Investasi Rp 359.000.000,-
Net Present Value Rp 13.200.000,-
Dari perhitungan tersebut ternyata menghasilkan NPV positif sebesar
Rp 13.200.000,- sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi penggantian tersebut adalah layak
2.2 Internal Rate Of Return (IRR)
IRR:
Tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis.
Berupa tingkat bunga pada saat NPV=0
Satuannya %/tahun
Tingkat bunga (i) pada saat itu disebut IRR
Pada saat itu terjadi juga :
Cara menghitung IRR:
a.
Cara coba-coba
Masukkan nilai i berulang-ulang hingga didapatkan NPV=0
b.
Interpolasi
1.
Masukkan satu nilai i yang cukup rendah sehingga NPV positif
i1 NPV1
2.
Masukkan suatu nilai i yang cukup tinggi sehingga NPV negatif
i2 NPV2
3.
Lakukan interpolasi linier
Mudah dilakukan dengan spreedsheet
Nilai IRR tidak selalu ada, bisa nilainya tidak terhingga:
a.
Jika PV positif semua
b.
Jika PV negatif semua
c.
Jika PV positif ada di tahun awal, sedangkan PV negatif di tahun akhir
Latihan soal
Berapakah IRR-nya ?
I = 0.069107
Tahun
B-C
DF
PV
CPV
0
-700
1.0000
-700
-700
1
100
0.9354
94
-606
2
175
0.8749
153
-453
3
250
0.8183
205
-249
4
325
0.7654
249
0
NPV =
0
Payback period =
4
Incremental Rate of Return ( D IRR)
- Digunakan untuk memilih/membandingkan 2 proyek
- Dihitung dari selisih arus kas
Benefit Cost Ratio ( B/C Ratio)
Adalah rasio antara penerimaan dan biaya
Ada 2 jenis B/C ratio
1) Net B/C ratio
2) Gross B/C ratio
Net B/C ratio
Rasio dari akumulasi PV positif dan PV negatif dari arus kas
Gross B/C Ratio
Gross B/C Ratio merupakan rasio dari akumulasi PVB dan PVC
Gross B/C Ratio lebih rinci
Net B/C ratio tidak selalu mencerminkan adanya cost atau benefit sehingga nilainya mungkin tidak bisa dihitung, jika
a.
Jika PV positif semua
b.
Jika PV negatif semua
2.3 Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.
Rumus PROFITABILITY INDEX (PI):
Nilai Aliran Kas Masuk
PROFITABILITY INDEX ( PI ) = ---------------------------
Nilai Investasi
Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah :
Jika PI > 1 ; maka investasi tsb dpt dijalankan (layak/ feasible)
Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidak layak/ not feasible)
Kelebihan Profitability Index adalah :
1. Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial
2. Sudah mempertimbangkan cost of capital
3. Sudah mempertimbangkan time value of money
4. Mempertimbangkan semua cash flow
Kekurangan Profitability Index adalah :
1. Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
2. Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
3. Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
4. Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value kepada perusahaan.
Contoh kasus : Suatu investasi ditanam pada tahun 2007 sebesar Rp 10,000,000,00. Cost of Capital 12% (Tingkat Bunga di Bank). Inflasi 10%. Diharapkan balik modal setelah tahun ke-4. Cash Flow yang diperoleh untuk 6 tahun ke depan adalah sebagai berikut :
Payback Period (PP) ;
Modal sudah kembali pada tahun ke lima. Cara untuk menghitung waktu yang lebih rinci : Bandingkan kekurangan tahun ke-4 dengan cash flow tahun ke-5
= (Rp 10 juta – Rp 8 juta) : (Rp 11,2 juta – Rp8,000,000) x Rp 12 bulan
= 7,5 hari Berarti balik modal selama 4 tahun 7 bulan 15 hari
2.4 MIRR (Modifid Internal Rate of Return)
MIRR (Modified Internal Rate of Return) adalah kriteria kelayakn investasi dengan memodifikasi metode IRR dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi. Dengan metode ini tingkat balas jasa dana yang menyamakan PV terminal cash flow dengan nilai investasi.
MIRR diasumsikan semua cash flow yang bernilai positif di investasikan kembali ke batas tahun terakhir proyek. Semua cash flow negative di beri potongan. Tingkat effisiensi proyek MIRR konsisten dengan the present worth ratio.
Sebagai ilustrasi :
Seseorang menyimpankan uang di Bank (investor) transaksi antara pihak Bank dan penyimpan (investor) untuk membicarakan besarnya bunga simpanan, maka bunga tersebut ekivalen dengan Rate of Return.
Dengan pengertian :
Rate of Return-ekivalen dengan - bunga (interest). Dalam hal perhitungannya, tidak dipengaruhi oleh suku bunga "komersil" yang berlaku, sehingga sering disebut dengan istilah IRR ("Internal Rate of Return").
Catatan :
Apabila IRR ternyata hasilnya > dari suku bunga komersil yang berlaku, maka dapat dikatakan bahwa proyek tersebut menguntungkan, tetapi apabila < maka proyek dianggap rugi.
Prosedur perhitungan Rate of Return sebagai berikut :
Perhitungan bunga (i) dilakukan dengan trial and error (dengan cara coba-coba).
Untuk menghindari perhitungan yang rumit, Riggs, dkk (1986) memberikan langkah perhitungan sebagai berikut :
Pertama dengan menjumlah "cash flow" dari semua : biaya pengeluaran &
pemasukan, bila hasilnya negatif, maka dapat dikatakan bahwa proposal yang
PV. semua biaya = PV. semua pemasukan ? 2002 digitized by USU digital library 18 diajukan tidak layak bila angkanya positif, dengan berdasarkan pada jumlah dan waktu investasi, maka secara kasar akan menunjukkan berapa IRR tersebut. IRR dapat lebih mudah dicari dengan "trial and error" apabila variasi permasalahan tidak banyak, yaitu :
* Dominasi "cash flow"nya - pada periode nilai sekarang (PV).
* Dominasi "cash flow"nya - pada pembayaran tahunan (Annual).
* Dominasi "cash flow"nya - pada periode nilai yang akan datang (FV).
Apabila permasalahan merupakan variasi dari periode awal (PV), periode tahunan (Annual) dan periode akhir (FV), maka untuk menentukan IRR secara trial and error (tebakan/guessing) akan semakin sulit.
Dengan demikian, maka perumusan nilai sekarang (PV) dan nilai tahunan (Annual value) merupakan dasar bagi perhitungan IRR, sehingga persamaan dasar sebagai perhitungan yang digunakan sebagai berikut :
1. Nilai Sekarang Bersih (NSB) = 0
2. Nilai Sekarang Penerimaan - Nilai Sekarang Biaya = 0
NS Penerimaan
3. = 1 NS Biaya atau :
1. Nilai Tahunan Bersih (NTB) = 0
2. NT Penerimaan - NT Biaya = 0
Contoh 1:
Sebuah perusahaan memerlukan investasi sebesar Rp 20 Milyar dengan cash flow sebagai berikut. Bila Cost of Capital adalah 15%, maka MIRR dapat dihitung sebagai berikut.
Tahun Cash Flow Compounded 15% Future Value
1 Rp 9,0 (1,15)4 15.741,056
2 Rp 7,0 (1,15)3 10.646,125
3 Rp 3,0 (1,15)2 3.967,500
4 Rp 5,0 (1,15)1 5.750,000
5 Rp 1,0 (1,15)0 1,000,000
Total future value net cash flow (terminal value) 37.104.681
Dari nilai diatas dapat dihitung MIRR nya sebagai berikut:
Rp 20.000 (1+MIRR)1-5 = 37.104.681 ?
(1+MIRR)4 = Rp 1.85523405
4 log (1+MIRR) = LOG 1.85523405 = 0,266348706 ?
log (1+MIRR) = 0,067694676
1+MIRR = antilog 0,0925717 = 1,167077445 ?
MIR = 1,167077445-1 = 0,167077445
Dengan demikian, didapat MIRR = 16,71%. Bila balas jasa modal atau bunga yang berlaku adalah 15%, maka proyek investasi tersebut layak secara bisnis.
Contoh 2:
Sebuah proyek 2 tahun dengan pengeluaran sebesar $195 dan cost of capital of 12%, akan mengembalikan sebesar $121 di tahun pertama dan $131 ditahun kedua. Berapakah MIRR ?
Jawab:
NPV = 0 = -195 + 121/(1+ IRR) + 131/(1 + IRR)2 NPV = 0
bila IRR = 18.66%
Pemecahan untuk NPV menggunakan MIRR, Kita akan mengganti IRR dengan
MIRR = cost of capital of 12% :
NPV = -195 + 121/(1+ .12) + 131/(1 + .12)2 NPV = 17.47 when
MIRR = 12%
Jadi, menggunakan IRR tidak menghasilkan positif NPV (proyek yang layak), tapi ini juga bisa berubah menjadi proyek yang tidak layak (NPV negative) jika MIRR digunakan.
Contoh 3 :
Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp.70.000.000,- dan akan memberikan penerimaan setiap tahunnya selama 4 tahun sebesar :
Tahun-1 : Rp.10.000.000,-
Tahun-2 : Rp.17.500.000,-
Tahun-3 : Rp.25.000.000,-
Tahun-4 : Rp.32.500.000,-
Berapa rate of return (IRR) dari proyek tersebut ?
Penyelesaian :
Cara-I :
Nilai tahunan bersih (ABersih) = 0 ==> Annual worth
Nilai tahunan penerimaan (AP) - nilai tahunan biaya (AB) = 0
Trial and error :
Coba i = 5%
A Bersih = - 70 juta (A/P; 5%;4) + 10 juta + 7,5 juta (A/G; 5%; 4)
= -70 juta (0,2820) + 10 juta + 7,5 juta (1,4391)
= 1,05
Coba i = 6%
ABersih = - 70 juta (A/P; 6%;4) + 10 juta + 7,5 juta (A/G; 6%; 4)
= -70 juta (0,2886) + 10 juta + 7,5 juta (1,4272)
= 0,502
Coba i = 7%
ABersih = - 70 juta (A/P; 7%;4) + 10 juta + 7,5 juta (A/G; 7%; 4)
= -70 juta (0,2952) + 10 juta + 7,5 juta (1,4155)
= - 0,04775
IRR = 6% +0,502 (7%-6%)
0,502 - (-0,04775)
= 6,91%=7%
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.
Daftar Pustaka
Hanafi, Mamduh M., Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 2012
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_13/M13B1.htm
http://ligarsekarwangi.blogspot.com/2009/10/mirr-modified-internal-rate-of-return.html
http://www.ilmu-ekonomi.com/2012/03/konsep-analisis-cash-flow.html