BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Asuhan antenatal (Antenatal Care) meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, atau resiko rendah). Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (well (well born baby ) dan kesehatan ibu yang baik (well ( well health mother ) mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala nifas. Dalam praktek kedua istilah istilahwell dan well health well born body dan dipakai tanpa beda, dalam arti lebih luas pengawasan antenatal mother dipakai berarti mempersiapkan pasangan baru meningkat menjadi orang tua yang efektif, meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat, mencari faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan umum ibu hamil, dan meningkatkan pengertian tentang merencanakan keluarga dan keluarga berencana, untuk meningkatkan kesejahteraan umum keluarga. Selain makna tersebut pengawasan antenatal menanamkan hubungan seksual yang sehat untuk meningkatkan keharmonisan keluarga dan menghindari penyakit inflamasi panggul dan infertilitas. Diera globalisasi saat ini yang terus menerus menghadapi situasi yang mengandalkan IPTEK, yang membuat bidan serta klien (ibu hamil dan
melahirkan)
semakin
kritis
terhadap
mutu
pelayanan
kesehatan/kebidanan. Dengan demikian pelayanan kebidanan yang hanya mengandalkan pengalaman maupun kepercayaan tidak dianjurkan karena
tidak
dapat
dipertanggung
jawabkan.
Apalagi
jika
kita
mengevaluasi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi (th 1997 yaitu 334/100.000 kelahiran hidup) maka pelayanan kebidanan selayaknya dilaksanakan berdasarkan teori yang dapat dipertanggung jawabkan dan berdasarkan realita.
Makalah ini kami susun berdasarkan praktik asuhan kebidanan kehamilan yang telah kami lakukan. 1.2 Rumusan masalah 1) Apa itu pengertian asuhan kehamilan/ANC ? 2) Apa saja tujuan dari asuhan kehamilan/ANC ? 3) Seperti apa standar asuhan kehamilan/ANC ? 4) Bagaimana Refocusing asuhan kehamilan/ANC ? 5) Apa saja hak-hak dari seorang wanita wanita hamil ? 6) Seperti apa saja peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kelamilan/ANC ?
1.3 Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil normal secara komprehensif. 2. Tujuan Khusus 1) Mampu melakukan pengkajian kepada ibu hamil 2) Mampu melakukan interpretasi data 3) Mampu merumuskan diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian 4) Mampu mengidentifikasi dan antisipasi diagnosa potensial 5) Mampu mengidentifikasi tindakan segera 6) Mampu menyusun perencanaan sesuai diagnosa yang dirumuskan 7) Mampu melaksanakan tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun 8) Mampu melakukan evaluasi tindakan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengrtian asuhan kehamilan/ANC Pelayanan Antenatal (( Antenatal Antenatal Care) Care) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama hamil yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ditentukan. Pelaksana Antenatal care care adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis (dokter) dan tenaga paramedis (bidan, PKE, perawat yang sudah mendapat pelatihan ANC, perawat bidan mahir). Dalam melakukan ANC, dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, pondok bersalin, rumah bersalin,
dan
praktik
swasta.
Asuhan
antenatal
terfokus
untuk
mempersiapkan kelahiran, tanda-tanda bahaya, dan memastikan kesiapan menghadapi komplikasi kehamilan. Asuhan antenatal yang merupakan upaya
preventif
program
pelayanan
kesehatan
obstetrik
untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Pemeriksaan antenatal care care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin
prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi meliputi : a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika) c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT) f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK) g. Penatalaksanaan Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK) i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN). (Depkes RI, 2009)
2.2 Tujuan asuhan kehamilan Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui asuhan antenatal yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normaldan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan mempersiapkan rujukan apabila diperlukan. (siti tyastuti.2016). Tujuan utama asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mngancam jiwa, mempersiapakan kelahilan, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat menjadi masalah atau kkomplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum telah diterima bahwa
komplikasi yang berkait dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. (Vivian.2011). Tujuan asuhan antenatal care/ANC. (europan union directive 89/594/C). 1.
Mendiagnosis kehamilan dan memantau kehamilan normal;
melakukan
pemeriksaan
yang
diperlukan
untuk
memantau
perkembangan kehamilan normal; 2.
Memprogramkan
atau
menyarankan
pemeriksaan
yang
diperlukan untuk mendiagnosis dini kehamilan yang beresiko; 3.
Mengadakan program ayah-bunda (kelas persiapan persiapan untuk orang
tua ) dan merampungkan persiapan untuk pelahiran, termasuk hygiene dan nutrisi. Tujuan asuhan kehamiln/ANC a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi; b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi, c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).
Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut : 1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu perkembangan bayi yang normal. 2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan penatalaksanaan yang diperlukan. 3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam
logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya komplikasi. Dengan melakukan ANC, kehamilan dan persalinan akan berakhir dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Ibu dalam keadaan selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tampa trauma fisik maupun mental yang merugikan. 2. Bayi dilahirkan dilahirkan sehar, baik baik fisik maupun mental. 3. Ibu sanggup merawat dan member ASI kepada bayinya. 4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya. 2.3 Standar asuhan kehamilan/ANC Sebagai professional, bidan dalam melaksanakan praktiknya harus sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berlaku. Standar mencerminkan norma, pengetahuan, dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi m elindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktik terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard an terbukti membahayakan. Terdapat enam enam standar dalam standar standar pelayanan asuhan neonatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan kebidanan. (europan union directive 89/594/C). Standar 1: Identifikasi ibu hamil. Melakukan
kunjungan
rumah
dan
berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk ibu, suami,dan
anggota
keluarganya
agar
mendorong
ibu
untuk
memeriksa kandungannya sejak dini secara teratur. Standar 2: Pemeriksaan dan dan pemantauan antenatal. antenatal. Sedikitnya 4 kali pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkmbangan berlangsung normal. Bidan juga
nasihat, dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait linnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mecatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. Standar 3 :
Palpasi abdominal abdominal..
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirkan usia kehamilan bila umur kehamilan bertambah,memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu. Standar 4 : Pengelolaan anemia pada kehamilan. Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Standar 5 :
Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
Bidan menemukan secara dini dan setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenai tanda-tanda gejala preeklamsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya. Standar 6 :
Persiapan persalinan persalinan..
Bidan memberikan memberikan
saran yang tepat tepat kepada kepada ibu, suami, dan
keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman, serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba kejadian keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T” (Saifudin, 2002). a. (Timbang) berat badan b. Ukur (Tekanan) darah
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan f.
Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah. Dalam memberikan asuhan/pelayanan maka bidan harus memenuhi standar minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, TT, tablet besiminimal 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.4 Refocusing asuhan kehamilan Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia.Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk u ntuk menurunkan angka kematian maternal & perinatal. Refocusing berasal dari kata refocused yang artinya perbarui. Refocusing Asuhan adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus pada kebutuhan ibu. Fokus lama ANC : 1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus. 2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki,
3. Pengajaran / Pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko/komplikasi. Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa : 1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi. 2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22). 3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya. Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumilberesiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused (refocused ) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil. Isi Refocusing ANC Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk: 1. Membantu
setiap
bumil&
keluarganya
membuat
perencanaan persalinan : petugas kesehatan yang terampil,
persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat. 2. Membantu setiap bumil& keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi komplikasi (deteksi dini, menentukan menentukan orang orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb. 3. Melakukan
skrining/penapisan
kondisi-kondisi
yang
memerlukan persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan,
sehingga
kematian
karena
penundaan
keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah. 4. Mendeteksi
&
menangani
komplikasi
(preeklamsia,
perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb). 5. .
Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28
minggu, dan letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan. 6. .
Memberikan
imunisasi
Tetanus
Toxoid
untuk
mencegah kematian BBL karena tetanus. 7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat. Untuk populasi tertentu : 1. Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk
2. Pencegahan/ terapi terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di daerah endemik 3. Suplementasi yodium 4. Suplementasi vitamin A 2.5 Hak-hak wanita hamil Sebagaimana hak pasien pada umumnya, menurut Anda apakah ibu hamil mempunyai hak-hak yang sama dengan hak klien/pasien yang lain? hak-hak wanita hamil pada kotak di bawah ini meliputi: (Saifuddin, dkk., 2002). a.
Wanita
berhak
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
komprehensif, yang diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat. b. Asuhan
harus
dapat
dicapai,
diterima,
terjangkau
untuk/semua perempuan dan keluarga. c.
Wanita
berhak
memilih
dan
memutuskan
tentang
kesehatannya d. Mengtahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
terhadapnya e.
Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap system pelayanan dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
2.6 Peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kebidanan/ANC. Dalam pengembangan profesionalisme pelayanan sesuai lingkup peran dan dan tanggungjawab tanggungjawab bidan. Kita
juga perlu perlu memahami memahami bahwa
konsep dan praktik dalam asuhan kehamilan senantiasa berkembang dikarenakan adanya pengembangan riset terkini yang terbukti evidence dan bermanfaat, sehingga mendorong pada perubahan pola praktik ANC yang terfokus (refocusing ANC). Saat kita memberi pelayanan pada ibu hamil, maka perlu menyadari akan pentingnya kunjungan antenatal secara teratur dan memenuhi standar kunjungan. Tujuan Topik 3, agar
praktik kehamilan dan kunjungan ANC. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka kita perlu mempelajari secara rinci mengenai pokok-pokok materi sebagai berikut: Care Provider ( pemberiasuhankebidana pemberiasuhankebidanan) n) Seseorang yang mempunyai kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi pada kondisi normal berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik profesi. Community Leader (Penggerak masyarakat) dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan.
Communicator (komunikator) Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak
Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan) Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga
dan
masyarakat
dengan
menggunakan
prinsip
partnership. Manager (pengelola) Seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola klien dalam asuhan kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi (team) dan rujukan dalam kontek asuhan kepada individu,
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Asuhan kebidanan kebidanan yabg dilakukan merupakan suatu asuhan yang komprehensif dimana sesuai dengan metode-metode yang telah ditentukan adan asuhan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan klien.
13
DAFTAR PUSTAKA
1.Varney,helen,jan M.kriebs,carolyn L.Gegor.2007.Asuhan kebidanan.Jakarta:EGC 2.Prawirohartdjo,sarwono.2010.Ilmu 2.Prawirohartdjo,sarwono.2010 .Ilmu kebidanan.Jakarta:PT bina pustaka 3. Dewi, Vivian nannylia sunarsih.2011. asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta; salemba medika.
14