KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Gubug, 10 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... A. Latar Belakang ........................................................................................ B. Rumusan Masalah ................................................................................... C. Tujuan .................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... A. Sejarah kota Lama Semarang .................................................................. B. Bangunan-Bangunan yang berada di Kota Lama Semarang................... BAB III PENUTUP ............................................................................................ A. Kesimpulan ............................................................................................. B. Saran .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya. Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.
Semarang memiliki daya tarik yang kuat untuk dikunjungi para wisatawan. Status kota ini sebagai ibukota provinsi merupakan nilai plus yang dimilikinya. Namun terlepas dari hal tersebut, Semarang memang kaya akan destinasi wisata yang menarik mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, hingga wisata buatannya. Berbagai ragam wisata tersaji disana lengkap dengan berbagai fasilitasnya. Tak heran jika Semarang memiliki ragam wisata yang lengkap, faktor lainnya yang mendukung hal tersebut adalah karena topografi wilayahnya yang lengkap, memiliki garis pantai hingga wilayah perbukitan. Perpaduan kota bersejarah, statusnya sebagai ibukota provinsi, kekayaan budaya juga kekaya alamnya membuat kota ini sayang untuk dilewatkan oleh anda yang gemar bertualang atau berwisata.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Kota Lama Semarang? 2. Bangunan apa saja yang berada di Kota Lama Semarang?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah kota lama
2.
Untuk mengetahui bangunan-bangunan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kota Lama
Kota lama dapat terbangun karena adanya jasa Belanda terhadap Mataram yang mampu menumpas pemberontakan Trunojoyo pada 15 Januari 1678. Mataram berjanji apabila VOC mampu mengalahkan Trunojoyo maka Mataram menyerahkan daerah Pantai Utara Jawa kepada pihak VOC. Kemudian dibangunlah Semarang dengan diawali dengan dibangunnya sebuah benteng bernama Vijfhoek yang pada awalnya digunakan sebagi rumah – rumah orang Belanda. Populasi orang Belanda semakin lama semakin bertambah sehinga mengharuskan Belanda membangun rumah – rumah serta perkantoran yang erada di sebelah timur benteng.
Kota Lama Semarang
Pada 1740 sampai 1743 terjadilah sebuah peristiwa besar yang bernama Geger Pecinan. Peristiwa ini adalah peristiwa terbesar hingga VOC menduduki kawasan tersebut. Setelah perlawanan tersebut dapat dipadamkan, orang - orang Belanda membangun sebuah fortifikasi (perbentengan) yang mengelilingi Kota Lama. Karena tidak sesuai dengan perkembangan kota
maka fortifikasi tersebut di bongkar pada 1824. Untuk mengenang benteng tersebut maka pemerintah Belanda membuat nama - nama jalan kota lama menggunakan nama seperti Noorderwalstaat atau Jalan Tembok Utara atau sekarang dikenal dengan Jalan Merak, Oosterwalstraat atau Jalan Tembok Timur
yang
sekarang
dikenal
dengan
nama
Jalan
Cendrawasih,
Zuiderwalstraat atau Jalan Tembok Selatan yang lebih dikenal dengan nama Jalan Kepodang serta, Westerwaalstraat atau Jalan Tembok Barat yang lebih dikenal dengan nama Jalan Mpu Tantular
Kota Lama Semarang
Keberadaan kawasan komplek Kota Lama kemudian dikenal dengan Little Netherland karena kawasan ini lebih mirip miniatur Belanda di Kota Semarang. Pusat Kota Lama berada di Taman Srigunting. Dahulu taman ini adalah sebuah lapangan bernama parade plein, diperkirakan dahulu sering digunakan untuk parade militer karena tak jauh dari tempat ini terdapat sebuah barak militer. Sebelum menjadi lapangan, fungsi taman ini dahulu adalah sebuah tempat pemakaman warga Eropa atau bernama Kerkhof. Sebelum abad 19 Kerkhof dipindah dipindah ke daerah Pengapon.
B. Bangun-Bangunan berada di Kota Lama Semarang 1) Mercusuar
Dibangun pada tahun 1884. Pembangunan mercusuar ini berkaitan dengan pembangunan kota Semarang sebagai kota Semarang sebagai kota Pelabuhan oleh Pemerintah kolonial untuk pengangkutan ekspor gula ke dunia. Pada masa abad XIX Indonesia waktu itu bernama Hidia Belanda pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil gula dunia. Bangunan Mercusuar ini adalah satu-satunya di Jawa Tengah. Mercusuar ini berada di Pelabuhan Tanjung Emas
2) Stasiun Semarang Tawang
Stasiun
Tambak
(NEDERLANDSCHE
Sari
di
INDISCHE
Jalan
Pengapon,
dibangun
oleh
SPOORWEGMAATSCHARIJ),
Diresmikan OLEH Gubenur Jenderal MR. BARON SLOET VAN DE BEELE. Stasiun ini menggantikan stasiun sebelumnya dibangun pada 16 Juni 1864 sampai dengan 10 Februari 1870 yang melayani jalur Semarang - Jogja - Solo. Karena
Stasiun
itu
tidak
memenuhi
syarat
lagi,
karena
bertambahnya volume pengangkutan maka dibangunlah Stasiun Tawang. Arsitek gedung ini adalah JP DE BORDES. Bangunan ini selesai dibangun pada bulan Mei 1914. Bangunan ini mempunyai langgam arsitektur yang Indische yang sesuai dengan kondisi daerah tropis. bangunan ini mempunyai sumbu visual dengan Gereja Blenduk sehingga menambah nilai kawasan. Bangunan ini termasuk "tetenger" Kota Semarang. 3) Gereja Blenduk Semarang
Berusia lebih dari 200 tahun dan dijadikan "tetenger" (Landmark) kota Semarang. Terletak di Jalan Let Jend. Suprapto no.32. Dinamai gereja
Blenduk karena dibagian atas 2 menara dan sebuah kubah besar. Kubah dalam bahasa Jawa berarti Blenduk. Bangunan ini mulai berdiri pada tahun 1753, digunakan untuk gereja NEDERLANDSCHE INDISCHE KERK. Gedung ini diperbaiki lagi pada tahun 1756, 1787, dan 1794. Pada tahun 1894 bangunan ini dirombak seperti keadaan sekarang. Arsitek pembangunan
ini
adalah
HPA
DE
WILDE
dan
WWESTMAS.
Keberadaan gereja ini berperan besar terhadap perkembangan agama kristen di Semarang 4) Susteran Ordo Fransiskan
Terletak di Jl. Ronggowarsito no. 8.Yayasan ini adalah milik katholik. Semula pada tahun 1808 Pastur LAMBERTS PRINSEN memprakarsai pendirian rumah yatim piatu Katholik untuk putra diberi nama WEESHUIS. Pada
tahun
1870
datang
sekelompok
suster
dari
Ordo
FRANSISKAN ke Semarang. Lalu seorang arsitek bangsa Belanda M. NIESTMAN Merancang bangunan di lokasi tersebut untuk susteran. Bangunan ini dimulai pada tanggal 16 Februari 1906. Pada tanggal 15 Juni 1915 Asrama untuk anak-anak putra pindah ke lokasi baru yaitu di Jl. Dr.Wahidin saat ini, sedangkan lokasi tersebut digunakan khusus untuk susteran. Penggunaan tanah ini untuk Kapel Susteran, Taman Kanakkanak, Sekolah Dasar dan Balai Pengobatan. Komplek ini memanjang dari Jl. R. Patah sampai Jl. StaSIUN Tawang. Sebelum kemerdekaan bangunan ini pernah digunakan untuk markas tentara GURKHA 5) Jembatan Mberok
Jembatan ini merupakan penghubung utama antara jalan Pemuda dan Jalan Mpu Tantular, dibangun tahun 1705. Pada waktu itu, dilokasi Kota Lama yang disebut juga OUDSTADT dibagun benteng berbentuk
segi lima, dinamai Benteng VIJHOEK, salah satu pintu gerbang benteng ini adalah Jembatan Berok yang waktu itu bernama DEZUIDER PORT. Kemudian
nama
Jembatan
ini
GOUVERNEMENTSBRUG.
Nama
ini
berdekatan
Kota,
yang
kantor
Balai
didapat
berubah
menjadi
karena
lokasinya
berlokasi
di
Gedung
KeuanganGEDUNG PAPAK saat ini. Beberapa tahun kemudian, jembatan ini berganti nama dengan SOCIETEITSBRUG. Hal ini terjadi karena didekat jembatan tersebut berdiri Gedung Kesenian SOCIETEIT DE HARMONIE, berlokasi di Bank Eksem saat ini. Tahun 1824 dengan dibongkarnya dindin benteng VIJHOEK, jembatan ini mempunyai arti yang penting. Tahun 1910 jembatan ini diperbaiki dengan diberi lampu penerangan. Perbaikan besar terakhir dilaksanakan pada tahun 1980. Dinamai jembatan "BEROK" karena orang pribumi tidak bisa melavalkan kata "BURG" yang dalam bahasa Belanda berati jembatan. 6) Bank Export Import Indonesia
Terletak di Jl. Mpu Tantular 19 - 21 Semarang dibangun pada tahun 1908. Pada awal pembangunan, dilokasi ini berdiri suatu gedung pemerintahan yang disebut juga GOUVERNEMENTS. Namun pada tahun 1756 digunakan untuk gedung kesenian SOCIETEIT DE HARMONIE. Setelah tahun 1908 dengan berpindahnya gedung kesenian ini ke lokasi baru yaitu Jalan Pemuda saat ini bekas Gedung GRIS,di lokasi tersebut dibongkar dan didirikan bangunan baru dan digunakan untuk NEDERLANDSCHE
HENDEL
MAATSCHAPPU.
Setelah
masa
kemerdekaan Indonesia gedung ini ditempati oleh MARGA BHAKTI, yang kamudian di pindah tangankan ke BANK EXIM dan PT. PANTJA NIAGA. 7) PT Djakarta Lloyd
Terletak di Jalan Mpu Tantular 23 Pemilik saat ini adalah PT Djakarta
Lloyd (Persero).
Arsitek
bangunan
ini
adalah Herman
Thomas Karsten setelah mendapat tugas dari Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN) suatu usaha di bidang pengangkutan kapal laut. Dilihat dari bangunan ini tampak sudah beradaptasi dengan kondisi daerah tropis, yaitu mengutamakan pencahayaan dan ventilasi. 8) PT Pelni
Terletak di Jalan Mpu Tantular 27 dibangun pada awal abad XX. Semula bangunan ini ditempati oleh NV BOUWMAATSCHAPIJ. yaitu perusahaan yang bergerak di bidang Ekpedisi Muatan Kapal Laut. Gedung ini berada di tepi sungai, karena pada waktu itu sungai tersebut dapat dilayari kapal dengan ukuran yang besar, sehingga kapal dapat merapat dan melakukan bongkar muat didepan kantor. 9) PT Perkebunan XV
Bangunan ini berbentuk Eropa dengan tambahan 2(dua) menara disamping kiri dan kanan bangunan dibangun pada awal XIX dan digunakan
untuk
NV
CULTUUR
MAATSCHAPIPIJ
DER
VORSTENLANDEN yaitu perusahaan Belanda yang bergerak di bidang perkebunan dan pertanian. Perusahaan ini membuka cabang di Semarang pada tahun 1888. Pendirian perusahaan ini berkaitan dengan sejarah tanam paksa ( Cultur Stelsel )
di Hindia Belanda.
10) Kantor Gabungan Koperasi Batik Indonesia
Terletak di Jalan Mpu Tantular 29. Berdiri pada tahun 1930-an. Gedung ini didirikan untuk Koperasi Pengusaha Batik pada waktu itu mengingat pada zaman dahulu batik juga telah diekspor ke luar negeri.
Tanggal 4 Mei 1897 diresmikan sejak awal Gabungan Pengusaha Batik berdiri di Indonesia. Bangunan ini mengadaptasi untuk kondisi udara tropis.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kota lama dapat terbangun karena adanya jasa Belanda terhadap Mataram yang mampu menumpas pemberontakan Trunojoyo pada 15 Januari 1678. Mataram berjanji apabila VOC mampu mengalahkan Trunojoyo maka Mataram menyerahkan daerah Pantai Utara Jawa kepada pihak VOC. Kemudian dibangunlah Semarang dengan diawali dengan dibangunnya sebuah benteng bernama Vijfhoek yang pada awalnya digunakan sebagi rumah – rumah orang Belanda. Populasi orang Belanda semakin lama semakin bertambah sehinga mengharuskan Belanda membangun rumah – rumah serta perkantoran yang erada di sebelah timur benteng.
B. Saran
Kita sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan budaya bangsa dengan memelihara tempat – tempat bersejarah sebagai peninggalan nenek moyang kita. Penulis berharap dengan berkembangnya kebudayaan barat di harapkan pada rekan generasi muda mampu memilih dan menilia budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan kebudayaan bangsa sendiri.