KETRAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN PEMBELAJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Proses Ketrampilan Mengajar Bidang Kesehatan Dosen Pengampu: Dr. Sariyatun, M.Pd, M.Hum
Disusun oleh Kelas Paralel 7 : NUNIK HARDIWATI
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN JALUR PARALEL UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini disesuaikan berkaitan dengan Ketrampilan Mengajar Bidang Kesehatan dari sumber-sumber yang didapat, sehingga mudah dipahami.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari sumbangsih berupa pemikiran-pemikiran/ ide/ gagasan dari teman-teman untuk menyempurnakan isi makalah ini. Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi teman-teman tenaga kesehatan khususnya dalam teori Ketrampilan Memberikan Penguatan Pembelajaran.
Surakarta, April 2013
penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
…………………………...……………
i
KATA PENGANTAR
……………………………...…………
ii
DAFTAR ISI
……………………………………...…
iii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1.
Latar belakang
……….….……………………..
4
1.2.
Rumusan Masalah ……….….……………………..
4
1.3.
Tujuan Masalah
……….….……………………..
5
2.1
Definisi ...................................................……..…….
6
2.1.1
Pengertian Penguatan.............................................….
6
2.2
Tujuan pemberian penguatan .............................…....
5
2.3
Jenis dan Prinsip-prinsip Pemberian Penguatan.........
7
2.4
Cara-cara pemberian penguatan.............................. ...
10
2.5
Aplikasi Penguatan.....................................................
11
2.6
Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran ……………...........................................
2.7
Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran ……………..........................................
BAB III
12
13
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
……………………………………
14
3.2
Saran
……………………………………
15
……………………………………
16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Sifat dasar manusia akan merasa senang bila mendapatkan hadiah dan pujian. Inilah juga yang dirasakan oleh siswa jika mendapat hadiah atau pujian. Jika hatinya senang, ia akan lebih bersemangat dalam belajar. Pujian merupakan salah satu bentuk dari penguatan. Penguatan merupakan penghargaan yang dapat menimbulkan dorongan dan semangat dalam belajar, siswa akan berbesar hati dan tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar, dan berprestasi) itu frekuensinya akan berulang atau bertambah. Namun pada kenyataannya, guru sangat jarang memuji perilaku/perbuatan siswa yang positif. Hal ini akan membuat mereka kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu keterampilan memberikan penguatan selama pembelajaran bagi seorang guru adalah sangat penting. Rendahnya mutu pendidikan selalu menjadi bahan perbincangan dari berbagai pihak. Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Kedudukan guru sangat penting dalam pendidikan bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Sikap guru yang acuh tak acuh terhadap siswa yang telah berusaha untuk menunjukkan pekerjaan yang baik dapat membuat siswa patah semangat dan ada kemungkinan hasil belajarnya akan menurun. Guru sangat jarang memuji perilaku/perbuatan siswa yang positif. Yang sering terjadi adalah guru menegur atau memberi respon negatif terhadap perbuatan siswa yang negatif.
Keterampilan
mengajar bagi seorang guru sebagai penunjang untuk
keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar, maka salah satu usaha yang harus dikuasai guru yaitu melaksanakan salah satu dari keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan memberikan penguatan (reinforcement). Berdasarkan pendapat Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa “siswa membutuhkan penguatan dalam belajar karena penguatan merupakan penghargaan yang dapat menimbulkan dorongan dan semangat dalam belajar”. Jadi,
jika dijabarkan fungsi penguatan untuk memberikan ganjaran
4
kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Diharapkan siswa dapat meningkatkan perhatian,
menumbuhkan dan mempertahankan motivasi belajar serta menyenangi mata pelajaran atau mata kuliah itu sendiri, sehingga prestasi belajarnya juga diharapkan dapat meningkat. Demikian karena sifat dasar manusia akan merasa senang bila mendapatkan hadiah dan pujian. Maka jika hatinya senang, ia akan lebih bersemangat dalam belajar.
1.2
1.3
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?
2.
Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan?
3.
Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?
4.
Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?
5.
Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
6.
Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan.
3.
Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.
4.
Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran.
5.
Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
6.
Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
5
BAB 11 PENDAHULUAN 2.1
Penguatan (reinforcement) dalam Pendidikan
2.1.1
Pengertian Penguatan Sanjaya (2009:37) menyatakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal yang sama seperti siswa yang diberikan penguatan tadi. Sedangkan menurut Hasibuan (2008:58) yang menyatakan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang m emungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar. Dapat penulis simpulkan bahwa penguatan adalah segala bentuk respon positif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut.
2.2
Tujuan pemberian penguatan
Menurut Winataputra (2004:7.30) penguatan bertujuan untuk : a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya, dengan demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun akan semakin baik pula. b. Memudahkan siswa belajar Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang akan
6
semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar. c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa. e. Memelihara iklim kelas yang kondusif Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan melakukan perbuatan-perbuatan b elajar lainnya.
2.3
Jenis dan Prinsip-prinsip Pemberian Penguatan
2.3.1
Jenis penguatan dalam kegiatan pembelajaran (Winataputra, 2004:7.30-7.33). a. Penguatan Verbal Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan. Contoh : 1. Kata-kata : bagus, baik, luar biasa, benar, ya betul, atau tepat sekali 2. Kalimat : a). Pekerjaanmu rapi benar. b). Anak-anak lain perlu meniru cara Tono memecahkan masalah. c). Wah, belum pernah saya lihat pekerjaan serapi ini. b. Penguatan Non-Verbal “Penguatan non verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat (Sanjaya, 2009:38)”.
7
1. Mimik dan gerakan badan Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, mengekspresikan wajah ceria, anggukan, tepukan tangan, mengacungkan ibu jari, dan gerakan-gerakan badan lainnya dapat mengkomunikasikan kepuasan guru terhadap respon siswa. Secara psikologis, siswa yang menerima perlakuan guru tersebut tentu saja akan menyenangkan dan akan memperkuat pengalaman belajar bagi siswa. Mimik dan gerakan badan dapat dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal. 2. Gerak mendekati Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati adalah memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa, bahkan juga memberi rasa aman kepada siswa. Bentuk penguatan ini biasanya dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal, artinya ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata tertentu sebagai penguatan. 3. Sentuhan Penguatan dalam bentuk sentuhan yaitu dilakukan dengan adanya kontak fisik antara guru dengan siswa (gesturing).
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu,
atau pundak siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang, mengelus anggota badan tertentu yang dianggap tepat. Jika sentuhan dilakukan dengan tepat, dapat merupakan penguatan yang efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan ini harus dipergunakan dengan penuh kehati-hatian dengan mempertimbangkan berbagai unsur misalnya, kultur, etika, moral, umur, jenis kelamin, serta latar belakang siswa. 4. Kegiatan yang menyenangkan Pada dasarnya siswa akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk mengerjakan
sesuatu
yang
menjadi
kegemarannya
atau
sesuatu
yang
memungkinkan dia berprestasi. Oleh karena itu, kegiatan yang disenangi siswa dapat digunakan sebagai penguatan. Misalnya, siswa yang dapat menyelesaikan masalah matematika lebih dahulu diberi kesempatan untuk membantu temannya yang kesulitan, dengan demikian,
8
siswa akan merasa dihargai dan
akan semakin menambah keyakinan,
kepercayaan diri untuk meningkatkan prestasi belajarnya. 5. Pemberian simbol atau benda Penguatan dapat pula diberikan dalam bentuk simbol atau benda tertentu. Simbol dapat berupa tanda cek (√ ), komentar tertulis pada buku siswa, tanda bintang, berbagai tanda dengan warna tertentu misalnya hijau, kuning, ungu, atau merah. Sedangkan benda yang digunakan sebagai penguatan adalah benda-benda kecil yang harganya tidak terlalu mahal tetapi berarti bagi siswa. Misalnya pensil atau buku tulis, bintang, dan benda-benda kecil lainnya. 6. Penguatan tak penuh Penguatan tak penuh yaitu respon atas sebagian prilaku belajar siswa yang belum tuntas. Misalnya apabila pekerjaan siswa belum semuanya benar, atau baru sebagian yang selesai, maka guru mengatakan “jawaban anda sudah benar, tinggal alasannya coba dilengkapi”. Melalui penguatan seperti itu, siswa menyadari bahwa belum sepenuhnya jawaban yang disampaikannya selesai, dan masih harus berfikir untuk memberikan alasan yang lebih tepat dan siswa akan memahami kualitas jawabannya, sehingga penguatan yang diberikan guru benar benar bermakna. 2.3.2
Prinsip-prinsip pemberian penguatan adalah sebagai berikut (Winataputra, 2004:7.337.34) : a. Kehangatan dan keantusiasan Kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan respon yang diberikan oleh guru terhadap prilaku belajar siswa harus mencerminkan perasaan senang dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Misalnya dengan mimik muka yang gembira, suara yang meyakinkan atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh. Dengan kata lain penguatan harus memberikan kesan positif, dimana siswa yang menerima penguatan akan merasa senang dan puas, sehingga akan lebih mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
9
b. Kebermaknaan Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa yaitu membuat siswa memang merasa bahwa penampilan atau tindakannya patut diberi penguatan, sehingga siswa terdorong untuk meningkatkan penampilannya. Misalnya, jika guru mengatakan “model yang kamu rancang sangat menarik”, karena model yang dibuat siswa tersebut memang benar-benar menarik hingga siswa benar-benar merasa bahwa ia memang patut mendapat pujian. c. Menghindari penggunaan respon negatif Dalam memberikan penguatan sebaiknya guru menghindari dari respon-respon negatif seperti kata-kata kasar dan tidak mendidik, cercaan, hinaan dan isyarat yang menyudutkan siswa. Dalam pembelajaran ada kalanya proses dan hasil yang ditujukan siswa itu sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan atau sebaliknya. Kadang-kadang karena guru tidak puas dengan proses dan hasil yang ditujukan siswa, muncul kainginan untuk membentak dan mengeluarkan kata-kata menyindir serta penguatan negatif lainnya walaupun maksudnya mungkin baik yaitu untuk lebih meningkatkan proses dan hasil pembelajaran secara lebih berkualitas. Akan tetapi dengan mengeluarkan kata-kata atau isyarat (penguatan negatif) harus dihindari. Jika siswa memberikan jawaban atau menunjukkan penampilan yang tak memuaskan, guru hendaknya menahan diri dari keinginan mencela atau mengejek jawaban atau penampilan siswa. Apabila jawaban siswa keliru guru dapat mengalihkan pertanyaan kepada siswa yang lain. Jika siswa menunjukkan penampilan yang tak sempurna, guru dapat meminta siswa yang dianggap mampu untuk mendemontrasikan penampilan tersebut, kemudian siswa pertama diminta perbaiki penampilannya. Dengan cara-cara tersebut guru akan tetap memberikan balikan kepada siswa serta sekaligus terhindar dari penggunaan respon negatif. 2.4
Cara-cara pemberian penguatan
Winataputra (2004:7.35) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penguatan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Sasaran penguatan Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada kelompok siswa, ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, misalnya : “Wah Ibu bangga benar dengan kedisiplinan Semester II ini”.
10
b. Penguatan harus diberikan dengan segera Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan, dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan. c. Variasi dalam peggunaan Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Penguatan verbal dengan katakata yang sama, misalnya : bagus, bagus, bagus, akan kehilangan makna, hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha mencari variasi baru dalam memberi penguatan.
2.5
Aplikasi Penguatan
Menurut Djamarah (2000:101) aplikasi atau pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat : a. Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang menjadi tujuan diskusi, b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis, c. Menyelesaikan hasil kerja (selesai penuh, atau menyelesaikan format), d. Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu materi), e. Perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan), f. Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis), g. Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri). Memberikan penguatan merupakan tingkah laku yang mudah diucapkan, tetapi sukar untuk dilakukan. Oleh karena itu latihan-latihan yang intensif perlu dilakukan oleh guru. Untuk mempermudah mengetahui sejauhmana perubahan siswa dalam proses belajar mengajar melalui penguatan-penguatan yang diberikan, guru dapat menggunakan format observasi keterampilan memberikan penguatan.
11
Contoh format tersebut sebagai berikut : FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN Nama Guru : Hari/Tanggal : Bidang Studi : Sekolah : Pokok Bahasan : Kelas : No
Aspek keterampilan yang diamati
1.
Nilai 1
2
3
Rata-rata
keterangan
4
Penguatan verbal a.kata-kata - baik - bagus sekali - tepat b.Kalimat - jawabanmu tepat sekali - jawabanmu benar - pendapatmua makin mantap
2.
Penguatan non verbal a.Sentuhan b.Mendekati c.Isyarat/Acungan jempol
Pengamat, ...............
2.6
Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain. 1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi. 2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif. 3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri. 4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif. 5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
12
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal. 2.7
Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.
13
BAB III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan perbuatan yang berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak penuh. Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan. Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok. Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.Pemberian penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.
14
3.2
SARAN
a. Saran untuk Pembaca Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang. b. Saran untuk Pendidik Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.
15
DAFTAR PUSTAKA
JJ. Hasibuan, 2008. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kunandar, 2007, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Aini, Nur. 2010. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online), (http://zanuraini.blogspot.com, diakses tanggal 17 April 2013). Badarudin.
2011. Keterampilan
Dasar
Mengajar ,
(Online),
(http://ayahalby.wordpress.com, diakses tanggal 17 April 2013).Churohman, David. 2011. Keterampilan Penguatan, (Online), (http://davidstkipmpl.wordpress.com, diakses tanggal 17 April 2013). Mifta. 2009. Keterampilan Dasar Mengajar , (Online), (http://miftachr.blog.uns.ac.id, diakses tanggal 17 April 2013). Nashrul. 2009. Keterampilan Dasar Mengajar , (Online), (http://nash-choice.blogspot.com, diakses tanggal 17 April 2013). Risky,
Ika.
2009.
Keterampilan Memberi
Penguatan,
(Online),
(http://manggamudaku.blogspot.com, diakses tanggal 17 April 2013) Sofa. 2010. Penguatan, Variasi, dan Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar , (Online), (http://massofa.wordpress.com, diakses tanggal 17 April 2013). Someday,
Ibah.
2011. Keterampilan
Dasar
Mengajar ,
(Online),
(http://ibahsomeday.wordpress.com, diakses tanggal 17 April 2013). Surya,
Yohanes.
2009. Keterampilan
Memberi
Penguatan,
(Online),
(http://semangatgasing.blogspot.com,diakses tanggal 17 April 2013).
16