MAKALAH METALURGI FISIK
MENGENAI
METODE PENGUATAN LOGAM
Dosen :
Harnowo Supriadi, ST, MT
Oleh :
Nama : Okta Syahputra Sembiring
NPM : 1415021065
LABORATORIUM MEKATRONIKA
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat serta izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah metalurgi fisik mengenai "Penguatan Logam" untuk menyelesaikan makalah ini untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Metalurgi Fisik.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangsih berupa ide-ide dan bahan tambahan yang menunjang pembuatan makalah ini. Makalah ini kami susun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk mahasiswa Teknik Mesin.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah yang kami buat. Oleh karena itu kami meminta saran dari bapak Dosen untuk penyempurnaan makalah ini. Sebagai penulis, Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 13 Juni 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Logam merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat dibandingkan dengan bahan material lainnya. Logam juga merupakan konduktor terhadap listrik serta panas yang sangat baik. Pemakaian kogam diperkirakan pada masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material utama maupun material pendukung dengan ketersediaan bijih logam di bumi yang melimpah. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan disekitar kita yang menggunakan material-material seperti logam sebagai bahan baku utamanya. Seperti baterai, kompor, penyangga bangunan dll. Bahan Logam dipilih untuk digunakan sebagai salah satu bahan baku utama dikarenakan memiliki tekstur yang lebih kuat karena mampu menahan beban yang berat serta memiliki kekerasan diatas bahan material yang lain seperti plastik, karet, polymer dsb.
Pada umumnya material berupa logam memiliki keterbatasan untuk mencapai kombinasi yang sempurna, baik segi kekuatan, kekakuan, ketangguhan, dan kepadatan. Untuk mengatasi kekurangan ini dan untuk mencapai kombinasi yang sempurna agar menghasilkan keuntungan yang lebih besar maka diperlukan perlakuan-perlakuan agar logam tersebut memiliki sifat campuran yang lebih baik dari sifat aslinya. Oleh karena itu, kami membahas bagaimana cara penguatan suatu material berupa logam agar mendapatkan gabungan sifat terbaik dan lebih baik dari sifat asli yang dimiliki olah logam tersebut sebelum diberikan perlakuan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, kita dapat mendapatkan masalah :
Bagaimana cara sifat logam diubah menjadi sifat yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Metode apa saja yang dapat digunakan untuk menambah kekuatan suatu logam.
Bagaimana mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan perlakuan pada logam yang diuji.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
Dapat mengetahui langkah serta prosedur untuk merubah sifat logam.
Mengetahui pengerjaan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Mengetahui cara mendapatkan keuntugan yang lebih besar dengan perlakuan pada logam yang diuji
BAB II
PEMBAHASAN
Logam
Logam merupakan pali kristal yang terdiri dari banyak kristal yang tersusun secara teratur. Logam memiliki berbagai jenis sesuai unsur penyusunnya. Logam dibuat dari bijih besi yang dijumpai di alam.
Pengertian Logam.
Logam merupakan unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi. Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperolah dengan cara menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni diantaranya adalah emas, platina, perak, bismus dll. Sedangkan ada juga bijih logam yang bercampur dengan unsur lain seperti tanah liat, fosfor, silikon, karbon, serta pasir.
Sifat dan Fungsi Logam.
Fungsi logam adalah digunakan untuk bahan-bahan teknik yang penting, dipakai untuk kontruksi mesin, kendaraan jembatan, bangunan dan pesawat terbang.
Sifat-sifat logam di antaranya adalah
Tahan panas.
Mampu menghantar panas.
Mampu menghantar listrik.
Macam-macam Logam.
Logam terdiri dari dua macam:
Logam ferro yaitu logam yang mengandung unsur-unsur besi dan baja. Sifat-sifatnya:
Keras.
Kuat.
Tahan korosi.
Penghantar listrik dan panas.
Mampu memantulkan cahanya.
Mempunya titik cair yang tinggi.
Logam Non Ferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi dan baja. Logam non ferro terdiri dari tiga macam:
Logam berat.
Contoh ; tenbaga (Cu), nikel (Ni), seng (Zn), dll
Logam ringan.
Contoh ; allumanium (Al), timah (T)
Logam mulia.
Contoh ; emas (Au), mangan (Mn).
Sifat Fisik Logam
Logam mempunyai sifat fisik yang menyatakan kemampuan suatu logam dalam menerima suatu beban atau gaya tanpa mengalami kerusakan pada logam tersebut:
Kekuatan (strength).
Kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa tegangan tanpa mengalami patah. Ada beberapa jenis kekuatan tergantung jenis bahan yang dipakai diantaranya ; kekuatan tekan, tarik, kerja dan geser.
Kekerasan (hardness).
Kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa penetrasi pengikisan dan pergeseran sifat ini berhubungan dengan sifat ketahanan aus.
Kekakuan (stiffness).
Kemampuan material dalam mempertahan kan bentuk setelah mendapat gaya dari arah tertentu.
Ketangguhan (toughtness).
Merupakan sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam menyerap gaya yang diberikan.
Kelenturan (alasticity).
Menyatakan kemampuan material kembali kebentuk asal setelah gaya dihilangkan. Hal ini terjadi sebelum masuk wilayah plastis.
Plastisitas (plasticity).
Kemampuan bahan dalam mengalami sejumblah deformasi permanen sebelum terjadi patah, hal ini setelh masuk wilayah plastis.
Mulur (creep).
Menyatakan kecendrungan logam mengalami deformasi plastis apabila diberi gaya dalam jangka waktu tertentu.
Kelelahan (fatigue).
Merupakan kemampuan material dalam menahan beban secara terus menerus.
Mekanisme Penguatan Logam
Deformasi plastis terjadi ketika banyak dislokasi bergerak dan berkembang biak sehingga mengakibatkan deformasi makroskopik. Dengan kata lain, itu adalah gerakan dislokasi dalam materi yang memungkinkan untuk deformasi. Untuk meningkatkan sifat mekanik bahan (yaitu meningkatkan hasil dan kekuatan tarik), hanya perlu memperkenalkan suatu mekanisme yang melarang mobilitas dislokasi. Apa pun mekanismenya (bekerja pengerasan, ukuran butir, pengurangan, dll) mereka semua menghambat gerak dan membuat materi lebih kuat daripada sebelumnya. Tekanan yang diperlukan untuk menimbulkan gerakan dislokasi lebih rendah daripada tegangan teoritis yang diperlukan untuk memindahkan seluruh bidang atom. Oleh karena itu, kekerasan dan kekuatan (baik hasil dan tarik) secara kritis tergantung pada kemudahan yang bergerak dislokasi. Menjepit poin, atau lokasi dalam kristal yang menentang gerakan dislokasi dapat diperkenalkan ke dalam kisi untuk mengurangi mobilitas dislokasi , dengan demikian kekuatan mekanik meningkat. Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antar pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu material logam untuk di ubah secara plastis tergantung pada kemampuan dislokasi untuk dapat bergerak. Denagn mengurangi pergerakan dislokasi, kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana di sebabkan energi mekanik yang di butuhkan untuk membuat deformasi plastis akan semakin besar. Sebaliknya apabila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan, logam akan lebih mudah untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan yang di gunakan pada material logam adalah melalui pengerasan regang, penguatan larutan padat, penguatan presipitasi, dan penguatan batas butir. Mekanisme penguatan memiliki 3 metode yaitu Pengerasan Tegangan (Strain Hardening), Penguatan Larutan Padat (Solid-Solution Strengthening), Penghalusan Butin (Grain-Size Reduction).
Grain-size reduction (penghalusan butir).
Penghalusan butir adalah salah satu cara yang efektif bagi penguatan yang dihasilkan dengan menghalangi pergerakan dislokasi di sekitar batas butir. Dengan mengecilnya ukuran dari butir akan meningkatkan batas butir per unit volume dan mengurangi garis edar bebas dari slip yang berkelanjutan. Pergerakan selanjutnya membutuhkan tegangan yang tinggi untuk membuka atau menghasilkan suatu dislokasi baru pada butir berikutnya.
Gambar 2.1 Dislokasi butir.
Grain boundary barrier terhadap pergerakan dislokasi : Slip plane tidak berlanjut atau mengalami perubahan arah. Sudut yang kecil dari lapisan butir tidak efektif dalam menahan dislokasi.Sudut yang besar dari lapisan butir mampu menahan block slip dan meningkatkan kekuatan pada material. Konsentrasi tegangan di ujung slip plane kemungkinan akan memicu dislokasi baru dalam pertambahan butir. Material dengan butir yang halus akan lebih keras dan kuat dibanding butiran yang kasar, disebabkan karena mempunyai jumlah permukaan lebih besar pada total area lapisan butir yang akan menghambat pergerakan dislokasi.
Gambar 2.2 Grafik perubahan Grain size terhadap yield strength dan diameter butir pada paduan kuningan 70Cu–30 Zn.
Penurunan ukuran butir biasanya lebih baik dalam meningkatkan ketangguhan. Dalam banyak hal, variasi yield strength dengan ukuran butir mengacu pada persamaan Hall-Petch:
σ y = σ 0 + k y d...........................................(2.1)
Keterangan:
σ0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah dengan pergerakan dislokasi pada butir.
d adalah diameter butir dan k adalah suatu konstanta yang merepresentasikan tingkat kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi baru pada butir berikutnya
Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap sifat mekanis memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus (<10nm) akan menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary sliding. Diameter ukuran butir d dapat di kontrol melalui :
Laju pembekuan (solidification),
Deformasi plastis,
Perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai.
Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja dapat diperoleh dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas dan pendinginan terkendali serta pengaruh penambahan paduan. Dalam hal ini ukuran butir dikendalikan melalui pengaturan temperatur dan besar deformasi dalam suatu konsep perlakuan thermomekanik atau TMCP.
Pengerasan Endapan (Precepitation Hardening )
Pengerasan presipitasi , atau usia pengerasan , menyediakan salah satu mekanisme yang paling banyak digunakan untuk penguatan paduan logam. Pemahaman dasar dan dasar untuk teknik ini didirikan pada awal bekerja di US Bureau of Standards on Duralumin. Pentingnya saran teoritis untuk pengembangan paduan baru jelas dari catatan sejarah . Pada akhir abad ke-19 , besi cor adalah satu-satunya paduan komersial yang penting belum diketahui teknologi barat pada zaman Romawi . Ketika usia pengerasan aluminium ditemukan secara tidak sengaja oleh Wilm , selama tahun-tahun 1903 -1911 , dengan cepat menjadi paduan komersial yang penting di bawah nama dagang Duralumin .Kekuatan dan kekerasan dari beberapa paduan logam dapat ditingkatkan dengan pembentukan seragam tersebar sangat kecil partikel fase kedua dalam fase matriks asli dalam proses yang dikenal sebagai presipitasi atau usia pengerasan . Partikel endapan bertindak sebagai hambatan untuk gerakan dislokasi dan dengan demikian memperkuat paduan dipanaskan . Banyak paduan aluminium berbasis , tembaga - timah , baja tertentu , nikel berbasis super- paduan dan paduan titanium dapat diperkuat dengan proses pengerasan usia .
Agar sistem paduan untuk dapat menjadi presipitasi-diperkuat, harus ada solusi yang solid terminal yang memiliki kelarutan padat menurun karena penurunan suhu. Al-Cu (Duralumin adalah paduan aluminium kelompok 2XXX) Dalam upaya untuk memahami penguatan dramatis paduan ini , Paul D. Merica dan rekan -rekannya mempelajari kedua pengaruh berbagai perlakuan panas pada kekerasan alloy dan pengaruh komposisi kimia pada kekerasan . Di antara yang paling penting dari temuan mereka adalah pengamatan bahwa kelarutan CuAl2 dalam aluminium meningkat dengan meningkatnya suhu .
Meskipun fase tertentu yang bertanggung jawab untuk pengerasan ternyata terlalu kecil untuk diamati secara langsung , pemeriksaan optik mikro memberikan identifikasi beberapa tahapan lain yang hadir . Para penulis melanjutkan untuk mengembangkan penjelasan mendalam untuk perilaku pengerasan Duralumin yang cepat menjadi model yang tak terhitung yang modern paduan kekuatan tinggi telah dikembangkan .
Mereka meringkas empat fitur utama dari teori Duralumin asli :
Usia - pengerasan ini dimungkinkan karena hubungan - suhu kelarutan konstituen pengerasan dalam aluminium.
Konstituen pengerasan adalah CuAl2.
Pengerasan disebabkan oleh pengendapan konstituen dalam bentuk lain daripada dispersi atom , dan mungkin dalam bentuk molekul , koloid atau kristal halus.
Efek pengerasan CuAl2 dalam aluminium dianggap berkaitan dengan ukuran partikel nya .
Proses presipitasi - pengerasan melibatkan tiga langkah dasar :
Solusi Pengobatan , atau Solutionizing , adalah langkah pertama dalam proses presipitasi - pengerasan di mana paduan dipanaskan di atas suhu solvus dan direndam di sana sampai larutan padat homogen ( α ) diproduksi . Presipitat θ dilarutkan dalam langkah ini dan setiap segregasi hadir dalam paduan asli berkurang .
Quenching adalah langkah kedua di mana α padat didinginkan secara cepat membentuk larutan padat jenuh dari αSS yang berisi kelebihan tembaga dan bukan merupakan struktur keseimbangan . Atom tidak punya waktu untuk berdifusi ke situs nukleasi potensial dan dengan demikian presipitat θ tidak membentuk .
Aging adalah langkah ketiga dimana α jenuh , αSS , dipanaskan di bawah suhu solvus untuk menghasilkan endapan terdispersi halus . Atom berdifusi hanya jarak pendek pada suhu penuaan ini. Karena α jenuh tidak stabil , atom tembaga ekstra menyebar ke berbagai situs nukleasi dan presipitat tumbuh. Pembentukan endapan terdispersi halus dalam paduan adalah tujuan dari proses presipitasi - pengerasan . Presipitat baik dalam paduan menghambat pergerakan dislokasi dengan memaksa dislokasi baik memotong melalui partikel yang diendapkan atau pergi di sekitar mereka . Dengan membatasi gerakan dislokasi selama deformasi , paduan diperkuat .
Solid-solution alloying (paduan larutan padat)
Paduan umumnya logam paduan lebih kuat dibandingkan dengan logam murni, karena impuritas atom yang masuk ke dalam larutan padat memaksakan tegangan kisi di sekeliling atom induknya. Interstisial atau impuritas substitusi dalam sebuah larutan akan mengakibatkan regangan kisi. Dan hasilnya impuritas ini akan berinteraksi dengan bidang dislokasi regangan dan menghambat pergerakan dislokasi. Impuritas cenderung menyebar dan memisah di sekitar inti (core) dislokasi untuk menemukan atom yang sesuai dengan radiusnya. Hal ini akan menurunkan tegangan energi keseluruhan dan "jangkar" dislokasi.
Gambar 2.3 Pergerakan inti dislokasi menjauh dari gerakan impuritas ke daerah kisi dimana tegangan atom lebih besar (daerah tegangan dislokasi yang tidak terkompensasi oleh impuritas atom).
Gambar 2.4 Impuritas penyebab dislokasi.
Impuritas substitutional lebih kecil dan lebih besar cenderung untuk menyebar ke area tegangan sekitar dislokasi yang menyebabkan penghapusan impuritas dislokasi tegangan kisi .
Gambar 2.5 Grafik perbandingan konsentrasi Nikel terhadap Tensile Strength dan Elongation.
Pengerasan Tegangan (Strain Hardening )
Strain hardening (pengerasan regangan) adalah penguatan logam untuk deformasi plastik (perubahan bentuk secara permanen atau tidak dapat kembali seperti semula). Penguatan ini terjadi karena dislokasi gerakan dalam struktur kristal dari material. Deformasi bahan disebabkan oleh slip (pergeseran) pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang menyebabkan slip ditentukan dengan pengandaian bahwa seluruh atom pada bidang slip kristal serempak bergeser, maka gaya tersebut akan besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang dinamakan dislokasi. Dengan pergerakan dislokasi pada bidang slip yang menyebabkan deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil. Kalau kristal dipotong menjadi pelat tipis dan dipoles secara elektrolisa, maka akan terlihat di bawah mikroskop elektron, sejumlah cacat yang disebut dislokasi. Dislokasi merupakan cacat kisi yang menentukan kekuatan bahan berkristal. Karena adanya tegangan dari luars, dislokasi akan bergerak kepermukaan luar, sehingga terjadi deformasi. Selama bergerak dislokasi bereaksi satu sama lain. Hasil reaksi ada yang mudah bergerak dan ada yang sulit bergerak. Yang sulit bergerak berfungsi sebagai sumber dislokasi baru (multiplikasi dislokasi). Sehingga kerapatan dislokasi semakin tinggi. Semakin tinggi kerapatan dislokasi, maka semakin sulit dislokasi bergerak sehingga kekuatan logam akan naik.
Strain hardening (pengerasan regangan) terjadi selama pengujian tarik. Pada proses uji tarik regangan akan bertambah sehingga kekuatan tarik, kekuatan mulur dan kekerasannya akan meningkat pula sedangkan massa jenis dan hantaran listriknya menurun. Hal ini juga mengakibatkan menurunnya keuletan. Kristal logam mempunyai kekhasan dalam keliatan yang lebih besar dan pengerasan yang luar biasa. Sebagai contoh, kekuatan mulur baja lunak sekitar 180 MPa dan dapat ditingkatkan sampai kira – kira 900 MPa oleh pengerasan regangan Inilah yang melatarbelakangi mengapa mekanisme pengerasan logam merupakan sesuatu yang berguna.
Tegangan di daerah elastis sampai sekitar titik mulur didapat dengan jalan membagi beban oleh luas penampang asal batang uji, biasanya dipakai pada perencanaan mesin – mesin. Tegangan ini dinamakan tegangan teknis atau tegangan nominal. Ketika deformasi bertambah, maka luas penampang batang uji menjadi lebih kecil sehingga tegangan dapat dinyatakan dalam tegangan sebenarnya. Kekuatan tarik atau kekuatan maksimum yang dinyatakan dalam tegangan teknis atau tegangan nominal sering dipakai dalam bidang teknik. Hubungan antara tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya didekati oleh persamaan
ε' = ln ( l / lo )
ε' = ln ( 1 + ε )
σ' = K ε' n............................................(2.2)
Keterangan:
n = eksponen pengerasan regangan (ukuran pengerasan)
1 = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
ε' =regangan sebenarnya
ε = regangan teknik
σ'= tegangan
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan deformasi tertentu.
Jadi kalau tegangan sebenarnya dan tegangan sebenarnya diplot pada kertas grafik logaritma, daerah deformasi plastis merupakan garis lurus, sedangkan gradiennya merupakan harga n. Kalau keadaan deformasi tertentu diperhitungkan, regangan sebenarnya sama dengan perubahan regangan memanjang dan melintang, atau regangan dari tarikan dan tekanan. Selanjutnya regangan ε'neck pada permulaan pengecilan setempat dari pengujian tarik sama dengan harga n.
Gambar 2.6 Grafik Stress dan Strain terhadap deformasi plastis dan pengerjaan dingin.
Berikut adalah nilai K dan n. Hubungan antara elastisitas dan strain hardening. Pada daerah elastic bahan mengikuti Hukum Hook.
( E = σ / ε)............................................(2.3)
Kemudian setelah melewati titik luluh Y akan mengalami deformasi plastis. Seperti yang telah dijelaskan, deformasi berlanjut jika tegangan bertambah sehingga K lebih besar dari Y dan n lebih dari 0. Flow curve biasanya dinyatakan dalam sebagai fungsi linier dengan sumbu logaritma. Kebanyakan logam ulet (ductile) bersifat seperti ini
1. Factor yg mempengaruhi
2. Dengan dislokasi
3. Dengan perlakuan panas
4. Contoh pengerjaannya d roll
5. Data yang mendukung contohnya material apa,kekuatannya brp,dll.
Logam ulet akan lebih kuat ketika mereka terdeformasi plastis pada temperatur di bawah titik leleh ( 7230 C ). Alasan untuk pengerasan regangan (strain hardening) adalah meningkatkan kerapatan dislokasi dengan deformasi plastik. Jarak rata-rata antara penurunan dislokasi dan dislokasi mulai memblokir gerakan satu sama lain.
Persentase cold work (%CW) sering digunakan untuk menyatakan tingkat deformasi plastis. Yield strength selanjutnya (σy0) lebih tinggi dibandingkan inisial yield strength (σyi). Ini adalah alasan untuk pengaruh terhadap strain hardening. Yield strength dan hardness akan meningkat sebagai akibat strain hardening tetapi ductility (keuletan) akan menurun (material menjadi lebih brittle (getas)). Efek Strain Hardening dapat dihilangkan dengan perlakuan panas annealing
Gambar 2.7 Grafik percent cold work terhadap Yield strength, Tensile Strength,dan Ductility pada 1040 Steel, Brass, dan Copper.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Logam Merupakan bahan material yang memiliki ketahanan yang lebih kuat dibandingkan dengan bahan material lainnya. Kekuatan logam tersebut ada yang didapat dengan cara alami dan juga ada yang diberi perlakuan yang dapat menguatkan logam. Penguatan pada logam merupakan sebuah perlakuan untuk menambahkan sifat logam menjadi sifat yang lebih baik dibandingkan sifat aslinya. Penguatan pada logam dapat dilakukan dengan cara Grain-size reduction (penghalusan butir), Solid-solution alloying (paduan larutan padat) dan Strain hardening (pengerasan tegangan).
Penguatan pada logam tersebut dilakukan supaya produsen mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan konsumen juga mendapatkan kualitas yang lebih baik dari sifat asli logam tersebut.
Saran
Kami selaku penulis, mengharapkan ilmu metalurgi fisik dibagian penguatan logam ini dilakukan dengan cara yang sesuai serta prosedur yang telah ditetapkan standarnya agar menghasilkan hasil yang sempurna. Tak lupa juga kami juga mengharapkan adanya perlakuan pada logam menggunakan cara yang ramah terhadap lingkungan sekitar kita dan menghasilkan bahan uji yang juga ramah terhadap lingkungan agar menjaga kelestarian bumi dan keberlangsungan hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdiana. 2014 "Makalah material teknik". Dapat diakses pada http://www.slideshare.net/herarosdiana9/makalah-tentang-mekanisme-penguatan-material. Diakses pada 19 Juni 2015 pada pukul 14.00 WIB.
Widyastuti. 2009. "Rekayasa proses penguatan material". Dapat diakses pada http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129830D%2000933%20%20 Rekayasa % 20proses--Pendahuluan.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juni 2015 pada pukul 14.30 WIB.
Febriyan, 2010. " Penguatan Logam" Dapat diakses pada http://s3. amazonaws.com/academia.edu.documents/3689794/14092706penguatan logam.pdf.html. Diakses pada tanggal 20 Juni 2015 pada pukul 10.00 WIB.
Erikson, 2010. "Mekanika Penguatan pada Logam". Dapat diakses pada http://daviderikson.blogspot.com/2010/02/ mekanika – penguatan - pada-logam.html. Diakses pada tanggal 20 Juni 2015 pada pukul 11.00 WIB
Anrinal, 2011. "Materi Ajar Metalurgi Fisik". Dapat diakses pada http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Anrinal/Metalurgi%20Fisik/Materi%20Ajar%20(Pdf-Version)/ 15% 20 Mekanisme % 20 Penguatan.pdf. Diakses pada tanggal 20 Juni 2015 pada pukul 12.00 WIB.