BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empat i. Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan. Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal. B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan penulisan makalah ini ini adalah 1. Tujuan Intruksional Umum : Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.
2.
Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga. b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah. c. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah. d. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anka usia prasekolah. e. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama praseko lah. f. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.
C. Ruang Lingkup BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi keluarga
1. Friedman (1998) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. 2.
Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga. 3. Burgess dan Locke (1992)
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. B. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
1.
Definisi
tumbuh kembang pada anak
a. Pertumbuhan (Growth) Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998). Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004). b. Perkembangan (Development) Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004). Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998). Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau sosial yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan c. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah 2.
Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 2224x/menit.
TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-
kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan. 1. Perkembangan 1. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. 2.
Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3. Mulai memahami waktu. 4. Penggunaan tangan primer terbentuk. 1. Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud ) Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin. Negatif : Memegang genetalia Oedipus compleks
Positif : Egosentris: sosial interaksi Mempertahankan keinginan 1. Perkembangan psikososial ( Eric Ericson ) Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan
ini
diperoleh
dengan
cara
mengkaji
lingkungan
melalui
kemampuan
bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. 1. Perkembangan kognitif ( Jean Piaget ) Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya. Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Prokonseptual ( 2- 4 tahun ) Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang. 1. Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan. 1. Perkembangan Moral ( Kahlberg ) Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasra peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1.
Didasari
adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
2.
Orientasi hukuman dan ketaatan
Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat salah, orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka orang tua memberikan hukuman 1. Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang memuaskan mereka sendiri. C. Tugas perke mbangan anak usia prasekolah
1. Personal / sosial 1. Upaya untuk menciptakan d iri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri 2.
Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak 4. Keluarga merupakan kelompok utama 5. Kelompok meningkat kepentingannya 6. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya 7. agrsif 8. Motorik 1. Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2.
Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
3. Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya 9. Bahasa dan kognitif 1. Egosentrik 2.
Ketrampilan bahsa makin baik
3. Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa? 4. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah. 10. Ketakutan 1. Pengrusakan diri 2.
Dikebiri
3. Gelap 4. Ketidaktahuan 5. Objek bayangan, tak dikenal. D. Tugas perke mbangan keluarga dengan anak usia prasekolah
1. Membantu anak untuk bersosialis 2.
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak 4. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 5. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. 1. E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu: 1. Faktor dalam (internal): 1. Genetika 1)
Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesiaatau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan. 2)
Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek 3)
Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya. 4)
Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki 5)
Kelainan kromosom
Dapat
menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
1. Pengaruh hormon Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak. 1. Faktor lingkungan Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal. 1. Faktor pranatal 1)
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester
akhir kehamilan 2)
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
conginetal, misalnya club foot 3)
Toksin, zat kimia, radiasi
4)
Kelainan endokrin
5)
Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
6)
Kelainan imunologi
7)
Psikologis ibu 1. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak. 1. Faktor pascanatal Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
1. Masalah kesehatan Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak. 2.
Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua. 3. Bahaya fisik a. Kecelakaan Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap keg iatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu. b. Keracunan Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak. 2.
Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. 3. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktuwaktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th. Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut: 1. Ajak anak kembali ketempat tidurnya. 2.
Berikan cerita yang pendek.
3. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya. 4. Gunakan lampu redup. 5. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting ) G.
Bimbingan selama fase prasekolah
1. Usia 3 tahun 1. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang lebih luas. 2.
Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
3. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu. 4. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang ragu/bimbang. 5. Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi, gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap. 6. Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua. 7. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th. 8. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak. 9. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera. 10. Usia 4 tahun 1. Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas
motorik
dan
penggunaan
bahasa-bahasa
yang
mengejutkan. 2.
Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
3. Masukkan anak ke TK 4. Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks 5. Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak 6. Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia sebelumnya 11. Usia 5 tahun 1. Masa tenang pada anak 2.
Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
3. Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah H. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak
1.
Definisi bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarelauntuk memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000) 1. Fungsi permainan pada anak Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain: 1. Perkembangan sensori-motorik 2.
Perkembangan intelektual
3. Perkembangan sosial 4. Perkembangan kreativitas 5. Perkembangan kreasi diri 6. Perkembangan moral 7. Bermain sebagai terapi 8. Tujuan bermain Melalui fungsi yang terurai diatas pada pr insipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut: 1)
Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam
tumbang. 2)
Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
3)
Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan
menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik. 4)
Dapat
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di RS. Stress yang
dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk
itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di RS secara efektif. 1. Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th) Sejalan denga tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif.
Demikian
juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya
semakin meningkat. Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya denga komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat pewrmainan yang diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar, dll. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A Pengka jian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
y
Identitas
1. Nama pasien Dimaksudkan
1. Umur
agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan dengan pasien lain.
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko pada epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penatalaksanaan untuk epilepsi. 1. Agama dan suku bangsa Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya. 1. Pendidikan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota keluarga terutama orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang bagi anak sekolah dengan masalah kesehatan epilepsi. 1. Komposisi keluarga Dimaksudkan
untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah terdapat anggota
keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit turunan. 1. Tipe keluarga Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar perhatian dan peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang mengalami sakit. 1. Pekerjaan Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses penyembuhan penyakit pada anak dan pemanfaatan sarana kesehatan bagi anak yang sakit. 1. Alamat Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah bila diperlukan.
1. Aktivitas rekreasi keluarga Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas rekreasi keluarga yang digunakan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan sehari-harinya. y
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini. 2.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti. 4. Riwayat keluarga sebelumnya. y
Lingkungan
1. Karakteristik rumah. 2.
Karakteristik lingkungan.
3. Mobilitas keluarga. 4. Hubungan keluarga dengan lingkungan. 5. Sistem sosisl yang mendukung. y
Struktur keluarga
1. Pola komunikasi. 2.
Pengambilan keputusan.
3. Peran anggota keluarga. 4. Nilai-nilai yang berlaku di keluarga. 5. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah 1. Identitas anak. 2.
Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini. 4. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan keg iatan sehari-hari). 5. Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai). 6. Pemeriksaan fisik.
Pengkajian data fokus meliputi: 1. Bagaimana karakteristik teman bermain. 2.
Bagaimana lingkungan bermain.
3. Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah. 4. Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang dimiliki. 5. Bagaimana temperamen anak saat ini. 6. Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang. 7. Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak. 8. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini. 9. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah. 10. Sudahkah anak memperoleh imunisasi ulangan selain di sekolah. 11. Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat bermain. 12. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini. 13. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah, apa jenisnya. 14. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luang. 15. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarganya.
BAB III KASUS
Seorang ibu membawa anaknya (An. S) yang berusia 5 tahun ke puskesmas dengan keluhan anak BAB encer dan buang air besar lebih dari 8 kali dalam 10 jam terakhir dan di sertai gatal gatal anak lemas dan tidak mau makan dari hasil pemeriksaan di dapat TTV anak tidak normal /kurang dari normal dan pada kulit anak di temukan bercak putih,jamur pada kulit punggung .dari penuturan ibu,bahwa anaknya hipeeraktif dalam beraktivitas,dan lingukungan rumah dari ibu berada dekat dengan sungai yaitu 50 meter sehingga sebagian besar aktifitas warga di sekitar termasuk ibu penderita d lakukan di sungai tersebut seperti menycuci,mandi dll.
BAB IV PENYELESAIAN KASUS DATA DO:
FOKUS
BAB encer
MASALAH
ETIOLOGI
Gangguan
diare
keseimbangan Buang air besar lebih dari 8
cairan
dan elektrolit
kali DS:
anak pucat
TTV kurang dari DO:
normal
anak sering gatal gatal
Gangguan kulit
DS;
integritas Gangguan
konsep
diri/citra tubuh
jamur d kulit
DIAGNOSA
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. T b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah diare 2.
Gangguan tumbuh kembang pada An. T berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal dampak hospitalisasi
SKORING: DIAG NOSA
1
NO
KRETRIA
NILAI
Sifat msalah:
3
Sakala: tidak /kurang sehat
2
Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera
BOBOT 1
Kemungkinan masalah dapat di 2
2
2
ubah: 1 Skala: mudah 0
Sebagian Tidak dapat 3
Kemungkinan masalah dapat di 3
4
cegah: 2
Skala:
1 1
tnggi 1
Cukup 2
Rendah 1 Menonjolnya msalah: 0
Skala:
Masalah
berat
harus
segera di tangani Ada msalah tapi tidak perlu di tangani. Msalah tidak di rasakan Diagnosa I
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah diare. 1. Sifat masalah : 2/3×1=2/3 2.
Kemungkinan msalah dapat di ubah: 2/2×2=2
3. Potensi msalah dapat di cegah : 3/3×1=1
4. Menonjolnya msalah : 2/2×1=1 TOTAL= 1+2+2/3+1=11/3=4.7 Diagnosa II
Gangguan tumbuh kembang pada An. T berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal dampak hospitalisasi 1. Sifat masalah : 3/3×1=1 2.
Kemungkinan msalah dapat di ubah: 1/2×2=1
3. Potensi msalah dapat di cegah : 2/3×1=2/3 4. Menonjolnya msalah : 2/2×1=1 TOTAL= 1+1+2/3+1=11/3=3,7 INTERVENSI Diagnosa
Intervensi
Gangguan
keseimbangan
1. Memberikan
cairan dan elektrolit pada anak
b/d
keluarga
ketidakmampuan dalam
mengenal
masalah diare.
penjelasan
tentang
diare
kepada keluarga 2.
Membantu
keluarga
dalam
mengenal
masalah diare 3. Membantu
keluarga
untuk
mengambil
tindakan terhadap penanganan diare 4. Membantu keluarga dalam menciptakan lingkungan
yang
dapat
meningkatkan
kesehatan untuk mencegah diare 5. Membantu keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan di lingkungan setempat untuk pengobatan diare Gangguan tumbuh kembang
1. Memberikan
penjelasan
tentang
pada
An.
dengan
T
berhubungan
ketidak
mampuan
hospitalisasi kepada keluarga 2.
keluarga mengenal dampak
Membantu
keluarga
dalam
mengenal
masalah hospitalisasi
hospitalisasi
3. Membantu
keluarga
untuk
mengambil
tindakan terhadap penanganan hospitalisasi 4. Membantu keluarga dalam menciptakan lingkungan kesehatan
yang untuk
dapat
meningkatkan
mengatasi
dampak
hospitalisasi
EVALUASI Evaluasi
Intervensi
1.
1.
Memberikan pen jelasan
tentang
diare
kepada
1. Keluarga
keluarga 2.
2.
1. Keluarga mampu mengenal masalah d iare
Membantu
1. Keluarga
diare
3.
3.
lingkungan
Membantu
untuk
mengambil
tindakan terhadap penanganan diare
keluarga
dalam mengenal masalah
mampu
keluarga
mampu yang
dalam dapat
menciptakan meningkatkan
kesehatan untuk mencegah diare
untuk mengambil tindakan
terhadap penanganan diare
4.
4.
Membantu
dalam
keluarga
kesehatan di lingkungan setempat untuk
menciptakan
lingk ungan
yang
meningkatkan
dapat
5. Membantu
pengobatan diare 2.
kesehatan
untuk mencegah diare
di
fasilitas lingk ungan
1.
Memberikan
pen jelasan
tentang
hospitalisasi kepada kel uarga
3.
keluarga
memanfaatkan
kesehatan
1. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
2.
Membantu keluarga dala m mengenal
masalah hospitalisasi
4.
3.
Membantu keluarga untuk mengambil
tindakan
terhadap
penanganan
setempat untuk pengobatan
hospitalisasi
5. Membantu keluarga dala m menciptakan
diare
1. Keluarga memahami tentang diare
lingk ungan yang dapat meningkatkan untuk mengatasi
kesehatan
dampak
hospitalisasi
1. Keluarga
memahami
tentang
mampu
mengenal
masalah
mampu
mengambil
tindakan
hospitalisasi 1. Keluarga hospitalisasi 1. Keluarga
terhadap penanganan hospitalisasi 1. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan untuk mengatasi dampak hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA Soetjiningsih (2OOO), Tumbuh Kembang Anak , Bagian Kesehatan Anak FK Udayana, Jakarta.: EGC Soetjiningsih. (2OOO). Tumbuh kembang anak . Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak . Jakarta: EGC.