MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN
(Biaya Standar: Suatu Alat Pengendalian Manajerial)
Disusun oleh :
DEVI CHRISTIANTI YUSUF (A012172003) SRI WAHYUNINGSIH AHMAD (A012172009) MARSUKI FASMAN (A012172012) SYAMSURIA (A012172013)
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
1
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT bahwa saya telah menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan membahas mengenai Bab 9 dalam buku Hanson dan Mowen dengan judul Biaya Standar: Suatu alat Pengendalian Manajerial dalam bentuk makalah. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i BAB I ............................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3 1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................................... 4 2.1 Standar Unit ........................................................................................................................ 4 2.2 Bagaimana Standar Dibuat .................................................................................................. 4 2.3 Jenis-jenis Standar............................................................................................................... 5 2.4 Mengapa Sistem Biaya Standar Diterapkan ........................................................................ 5 2.5 Biaya Produk Standar .......................................................................................................... 6 2.6 Analisis Variansi: Deskripsi Umum ...................................................................................... 7 2.7
Analisis Variansi: Bahan Baku Dan Tenaga Kerja..................................................... 10
2.8 Analisis Variansi: Biaya Overhead ..................................................................................... 15 2.9 Lampiran : Akuntansi Untuk Variansi ................................................................................ 20
BAB III ....................................................................................................................................... 22 PENUTUP .................................................................................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 24
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Standar adalah suatu benchmark atau "norma" untuk pengukuran kinerja. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan standar. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga pokok produksi yang cermat dan tepat sangat penting, karena biaya produksi akan memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya berakibat juga pada laba yang diharapkan perusahaan. Sehingga diperlukan suatu alat pengendalian yang diantaranya berupa penetapan biaya standar. Biaya standar merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan. Sistem biaya standar juga memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain. Untuk dapat
1
menentukan biaya standar, manajemen membutuhkan suatu informasi biaya yang tepat dan wajar, sehingga biaya standar dapat ditetapkan secara realistis. Jika terjadi penyimpangan pada biaya standar, maka biaya standar ini dapat dianalisis dan diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Dimana ada batasan penyimpangan yang dapat diterima dari selisih biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi standar dalam mengukur efesiensi biaya produksi, karena dalam realisasinya biaya sesungguhnya jarang sekali tepat dengan biaya standar. Dengan demikian jelas bahwa biaya standar merupakan alat yang penting untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran bahwa pengendalian biaya produksi merupakan jalan yang logis sebagai konsekuensi perusahaan dalam menekan biaya produksi agar sesuai dengan rencana, karena dengan metode biaya tersebut perusahaan dapat mengetahui berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan sebelum proses produksi dimulai sehingga dapat diketahui ketidakefesienan atau pemborosan biaya yang terjadi setelah proses produksi selesai.
2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini, yaitu: 1. Bagaimana standar unit ditetapkan dan mengapa sistem perhitungan biaya standar digunakan ? 2. Apa tujuan lembar biaya standar ? 3. Deskripsikan konsep-konsep dasar yang mendasari analasis variansi dan jelaskan kapan seharusnya variansi diselidiki ? 4. Bagaimana perhitungan variansi bahan baku dan tenaga kerja serta jelaskan bagaimana menggunakannya untuk pengendalian ? 5. Bagaimana perhitungan variansi overhead variabel dan tetap serta berikan definisinya ?
1.3 Tujuan Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui : 1. Menjelaskan bagaimana standar unit ditetapkan dan mengapa sistem perhitungan biaya standar digunakan. 2. Menetapkan tujuan lembar biaya standar. 3. Mendeskripsikan konsep-konsep dasar yang mendasari analasis variansi dan jelaskan kapan seharusnya variansi diselidiki. 4. Menghitung variansi bahan baku dan tenaga kerja serta jelaskan bagaimana menggunakannya untuk pengendalian. 5. Menghitung variansi overhead variabel dan tetap serta berikan definisinya
3
BAB II Biaya Standar : Suatu Alat Pengendalian Manajerial 2.1 Standar Unit Pengendalian biaya biasanya berarti perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan, atau antara laba di atas rata-rata dan laba yang sedikit. Anggaran adalah ukuran kinerjasecara agregat mereka mengidentifikasi pendapatan dan biaya dalam total yang seharusnya dialami suatu organisasi jika rencana-rencana berjalan susai harapan. Agar anggaran fleksibel dapat berjalan, biaya variabel yang dianggarkan per unit input untuk tiap unit output harus diketahui untuk tiap bagian anggaran. Biaya variabel input yang dianggarkan per unit output adalah standar unit. Standar unit adalah dasar atau fondasi tempat anggaran fleksibel dibangun. Biaya standar unit untuk suatu input tertentu bergantung pada standar kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output. Standar harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan. Biaya standar unit dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini : standar kuantitas x Standar Harga.
2.2 Bagaimana Standar Dibuat Proses sering berjalan tidak efisien, maka penggunaan hubungan input-output masa lalu akan meneruskan ketidakefisienan ini. Studi teknis dapat menentukan cara paling efisien untuk beroperasi dan menyediakan petunjuk yang sangat terperinci. Standar harga adalah tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia, dan akuntansi. Operasional menentukan kualitas
4
input yang dibutuhkan. Personalia dan pembelian bertanggung jawab memperoleh kualitas input sebagaimana diminta dengan harga terendah. Tekanan pasar, kelompok dagang, dan tekanan eksternal lainnya membatasi ragam pilihan standar harga.
2.3 Jenis-jenis Standar Menurut Hansen dan Mowen (2006) yang dikutip oleh Winda ( 2011 ), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai. 1. Standar ideal (ideal standards). Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi. 2. Standar
yang
saat
ini
dapat
tercapai
(currently
attainable
standards). Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.
2.4 Mengapa Sistem Biaya Standar Diterapkan Dua alasan untuk penerapan sistem biaya standar sering disebutkan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. 2.4.1 Perencanaan dan Pengendalian
Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat fundamental bagi sistem anggaran fleksibel yang merupakan kunci bagi sistem perencanaan dan pengendalian yang baik. Sistem pengendalian anggaran membandingkan biaya aktual
5
dengan biaya yang dianggarkan dengan menghitung variansi, yaitu perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual. Penggunaan sistem biaya standar untuk pengendalian
operasional
dalam
suatu
lingkungan
kegiatan
produksi canggih dapat menghasilkan perilaku disfungsional. 2.4.2
Perhitungan harga pokok produk
Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya-biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga biaya produksi : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Sebaliknya, sistem perhitungan biaya normal menentukan biaya overhead terlebih dahulu untuk tujuan perhitungan harga pokok produk, tetapi membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja Langsung Pada Produk Dengan Menggunakan Biaya Aktual.
2.5 Biaya Produk Standar Biaya standar juga dapat digunakan dalam organisasi jasa. Meskipun organisasi jasa dapat melakukan perhitungan biaya standar, organisasi manufaktur lebih umum menggunakannya. Lebih jauh lagi, konsep-konsep tersebut lebih mudah diilustrasikan dalam latar belakang manufaktur. Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar per unit adalah jumlah biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Lembar biaya standar memberikan perincian yang mendasari biaya standar per unit. Lembar biaya standar juga menunjukkan kuantitas tiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Standar kuantitas unit dapat digunakan untuk menghitung jumlah total input yang dimungkinkan untuk output
6
aktual. Penghitungan ini adalah komponen inti dalam penghitungan variansi efisiensi.
2.6 Analisis Variansi: Deskripsi Umum Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasikan biaya yang seharusnya muncul pada tingkat aktivitas aktual tertentu. Angka ini diperoleh dengan mengalikan jumlah input yang diizinkan pada output aktual dengan standar harga per unit. Dengan anggapan SP adalah standar harga per unit suatu input dan SQ adalah kuantitas input yang diizinkan untuk output aktual, biaya input yang direncanakan atau dianggarkan adalah SP x SQ. Biaya input aktual adalah AP x AQ: AP adalah harga aktual per unit input dan AQ adalah kuantitas input aktual yang digunakan.
2.6.1 Variansi Harga dan Efisiensi Total variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual
input
dan
biaya
yang
direncanakan.
Untuk
penyederhanaan, merujuk pada total variansi anggaran sebagai total variansi. Total variansi = (AP x AQ) – (SP x SQ) Dalam suatu sistem perhitungan biaya standar, total variansi dibagi menjadi variansi harga dan penggunaan. Variansi harga (tarif) adalah perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit dikalikan jumlah input yang digunakan: (AP – SP) AQ. Variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar harga per unit input : (AQ – SQ) SP. Menunjukkan total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan merupakan hal mudah.
7
Total variansi =Variansi harga + Variansi penggunaan
= (AP-SP)AQ + (AQ-SQ)SP = [(AP x AQ) – (SP x AQ)] + [(SP x AQ) – (SP x SQ)] = (AP x AQ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP x SQ) = (AP x AQ) – (SP x SQ) Variansi yang tidak menguntungkan (Unfavorable-U ) muncul ketika harga aktual atau penggunaan input lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan muncul, variansi yang menguntungkan ( Favorable-F ) diperoleh. Variansi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan tidak sama dengan variansi yang baik dan buruk. Istilah tersebut hanya menunjukkan hubungan harga aktual atau kuantitas dengan standar harga dan kuantitasnya. Baik atau buruknya variansi ini bergantung pada penyebab munculnya mereka. Penentuan penyebabnya mensyaratkan para manajer untuk melakukan beberapa penyelidikan.
2.6.2 Keputusan untuk Menyelidiki Kinerja aktual jarang memenuhi standar yang ditetapkan secara tepat dan manajemen tidak berharap demikian. Hal yang diharapkan adalah variasi acak seputar standar. Oleh karena itu, manajemen seharusnya memiliki pemikiran tingkat kinerja yang dapat diterima. Ketika variansi-wariansi ternyata masih dalam tingkat ini, mereka diasumsikan disebabkan oleh faktor-faktor acak. Ketika suatu variansi jatuhnya di luar tingkat ini, penyimpangan tampaknya disebabkan oleh faktor-faktor tidak acak, baik itu faktor-faktor yang dapat dikendalikan manajer maupun faktor-faktor yang tidak dapat mereka kendalikan. Pada
8
kasus yang tidak dapat dikendalikan, manajer perlu merevisi standar. Setelah memahami penyebab pentingnya penyelidikan variansi, sebaiknya perlu mengetahui kapan penyelidikan perlu dilakukan. Menyelidiki penyebab variansi dan mengambil tindakan perbaikan, seperti pada semua aktivitas, memiliki biaya yang berhubungan dengannya. Sebagai prinsip umum, suatu penyelidikan seharusnya dilakukan hanya jika manfaat yang diperkirakan lebih banyak daripada biaya yang diperkirakan. Namun, penilaian biaya dan manfaat suatu penyelidikan variansi bukanlah
tugas
mudah.
Seorang
manajer
harus
mempertimbangkan apakah variansi akan timbul kembali. Jika ya, proses tersebut mungkin tidak terkendali secara permanen. Hal itu berarti penghematan periodik mungkin dapat tercapai jika tindakan korektif diambil. Namun, bagaimana dapat dikatakan jika variansi akan mucul kembali, kecuali jika suatu penyelidikan dilakukan? Bagaimana dapat diketahui biaya tindakan perbaikan, kecuali jika penyebab variansi diketahui? Karena biaya dan manfaat analisis variansi dengan dasar kasus per kasus sulit dinilai, banyak perusahaan menggunakan petunjuk umum untuk menyelidiki variansi, yaitu jika variansi berada di luar tingkat yang dapat diterima. Variansi-variansi tidak akan diselidiki, kecuali jika mereka sangat diperhatikan. Mereka harus disebabkan oleh sesuatu yang lain daripada hanya faktor acak, dan cukup besar (dalam rata-rata) menilai biaya penyelidikan dan mengambil tindakan korektif. Kisaran yang dapat diterima adalah standar plus atau minus suatu deviasi yang diperbolehkan. Kisaran ukuran teratas dan terbawah yang diperbolehkan disebut batas pengendalian. Batas pengendalian adalah
9
standar plus deviasi yang diperbolehkan dan batas pengendalian bawah adalah standar minus deviasi yang diperbolehkan. Praktik saat ini menentukan batas pengendalian secara subjektif: berdasarkan pengalaman terdahulu, intuisi dan penilaian, manajemen menetapkan deviasi yang diperbolehkan dari standar. Prosedur statistik formal juga dapat digunakan untuk menyiapkan batas pengendalian. Dengan cara ini, subjektivitas yang terlihat lebih sedikit dan seorang manajer dapat menilai perkiraan variansi yang disebabkan oleh faktor acak. Saat ini, penggunaan prosedur formal masih kurang banyak mendapatkan dukungan.
2.7Analisis Variansi: Bahan Baku Dan Tenaga Kerja 2.7.1 Variansi Bahan Baku Langsung
Pendekatan Kolom Pendekatan kolom dapat digunakan untuk menghitung harga bahan baku dan variansi penggunaan. Banyak yang berpendapat pendekatan grafis ini lebih mudah daripada menggunakan rumus variansi.
Pendekatan Rumus Variansi harga bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga
bahan
baku
(material
price
variance-MPV) mengukur
perbedaan antara berapa biaya yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa biaya yang secara aktual dibayar. MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ) atau secara faktor, kita memiliki: MPV = (AP – SP) AQ dimana:
10
AP = harga aktual per unit SP = harga standar per unit AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
2.7.2 Tanggung Jawab Terhadap Variansi Harga Bahan Baku Tanggung jawab terhadap pengendalian variansi harga bahan baku biasanya
diemban
oleh
agen
pembelian.
Harga
bahan
baku
kebanyakan memang diluar kendalinya. Namun, variansi harga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kualitas, diskon kuantitas, jarak sumber dari pabrik, dan lain-lain. Faktor-faktor ini kerap dibawah kendali agen. Penggunaan variansi harga untuk mengevaluasi kinerja pembelian memiliki beberapa keterbatasan penekanan untuk memenuhi atau diatas standar dapat membuat beberapa hasil yang tidak diinginkan.
2.7.3 Analisis Variansi Harga Bahan Baku Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan signifikan atau tidaknya variansi. Jika dinilai tidak signifikan, langkah lebih jauh tidak diperlukan. Langkah selanjutnya adalah mencari tahu penyebab munculnya hal itu.
2.7.4 Waktu Penghitungan Variansi Harga Variansi harga bahan baku dapat dihitung dari dua poin: (1) ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi atau (2) ketika bahan baku dibeli. Penghitungan variansi harga pada titik pembelian lebih disukai. Lebih baik memiliki informasi variansi lebih awal daripada nanti.
11
Bahan baku dapat tersimpan dalam persediaan berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum diperlukan dalam produksi. Saat variansi harga bahan baku dihitung dan menandakan suatu masalah, tindakan korektif bisa jadi sudah terlambat. Meskipun tindakan korektif masih memungkinkan, penundaan dapat membebankan perusahaan dalam jumlah ribuan dolar. Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu didefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli daripada bahn baku yang digunakan secara aktual. Karena bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan vairansi anggaran bahan baku tidak harus jumlah variansi harga bahan baku dan variansi bahan baku yang digunakan. Mengenali variansi harga bahan baku saat pembelian juga berarti persediaan bahan baku dihitung pada biaya standar. Input jurnal berhubungan dengan pembelian bahan baku pada sistem biaya standar.
2.7.5 Variansi Penggunaan Bahan Baku Langsung: Pendekatan Rumus
Variansi penggunaan bahan baku (material usage variance-MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.
2.7.6 Tanggung Jawab atas Variansi Penggunaan Bahan Baku Secara umum, manajer produksi bertanggung jawab pada penggunaan bahan baku. Meminimalkan sisa, pembuangan, dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk memastikan standar akan
12
terpenuhi. Namun, penyebab variansi terkadang diakibatkan oleh hal lain, selain area produksi. Seperti variansi harga, menerapkan variansi penggunaan untuk mengevaluasi kinerja dapat mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan.
2.7.7 Analisis Variansi Penggunaan Bahan Baku Penyelidikan menyatakan variansi penggunaan bahan baku yang menguntungkan adalah hasil pembelian berkualitas tinggi yang dibeli oleh
departemen
pembelian.
Dalam
hal
ini,
variansi
yang
menguntungkan pada intinya dapat dibebankan pada pembelian. Karena variansi penggunaan bahan baku menguntungkan-tetapi lebih kecil daripada variansi harga yang tidak menguntungkan-hasil keseluruhan
perubahan
dalam
bagian
pembelian
tidak
menguntungkan. Jika keseluruhan variansi menguntungkan, respon yang berbeda akan diharapkan. Jika keberadaan variansi yang menguntungkan berlanjut, barang berkualitas tinggi seharusnya dibeli secara reguler. Selain itu, harga dan standar kuantitas direvisi untuk mencerminkan hal ini. Karena kemungkinan ini, standar tidak statis. Apabila perbaikan dalam produksi terjadi dan kondisi berubah, standar-standar bisa jadi perlu diubah untuk mencerminkan lingkungan operasional baru.
2.7.8 Variansi Tenaga Kerja Langsung a. Penghitungan Variansi Tarif Tenaga Kerja
Variansi tarif tenaga kerja dihitung sebagai berikut: LRV = (AR x AH) – (SR x AH)
13
Atau dengan pemfaktoran, akan mendapatkan rumus: LRV = (AR – SR)AH Dimana: AR = tarif upah aktual per jam SR = tarif upah standar per jam AH = jam tenaga kerja langsung yang digunakan b. Variansi Efisiensi Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus
Variansi efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan. LEV = (AH x SR) – (SH x SR) Atau rumus dengan pemfaktoran: LEV = (AH – SH)SR Dimana: AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan SH = jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan SR = tarif upah standar per jam c. Tanggung Jawab terhadap Variansi Efisiensi Tenaga Kerja
Secara umum dapat dikatakan bahwa para manajer produksi bertanggung jawab atas penggunaan tenaga kerja langsung secara produktif. Akan tetapi, sebagaimana yang berlaku pada semua variansi, begitu penyebab ditemukan, tanggung jawab mungkin dapat dibebankan pada bidang lain. Sebagai contoh, kerusakan mesindapat menyebabkan gangguan dan penggunaan nonproduktif tenaga kerja. Akan tetapi, tanggung jawab pada kerusakan ini bisa jadi merupakan kesalahan pada pemeliharaan. Jika benar, manajer pemeliharaan
14
seharusnya dibebankan dengan variansi efisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan ini.
2.8 Analisis Variansi: Biaya Overhead Pada bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, total variasi di bagi menjadi variansi haarga dan variansi efesiensi. Variasi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan overhead akrual, juga di bagi menjadi beberapa komponen. Total variansi variabel di bagi menjadi dua komponen : variansi pengeluaran overhead variabel dan variansi efesiensi overhead variabel. Total variansi overhead tetap dibagi menjadi dua kategori : variansi pengeluaran overhead dann variansi volume overhead .
2.8.1 Variansi Overhead Variabel a. Total variansi Overhead Variabel
Total variansi Overhead Variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang akrual dengan yang dibebankan. Total variansi overhead variabel dihitung sebagai berikut : Total Variansi = Biaya akrual overhead Pabrik - overhead variabel yang dibebankan b. Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Variansi overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif akrual overhead variabel dan tarif standar overhead variabel. Tarif akrual overhead variabel adlah overhead variabel akrual dibagi dengan jam akrual. Berikut rumus menghitung variansi pengeluaran overhead : Variansi pengeuaran overhead variabel = ( AVOR x AH ) – ( SVOR x AH ) = ( AVOR – SVOR ) AH
15
AVOR = Acrual variabel overhead rate SVOR = Standar variabel overhead rate c. Perbandingan Variansi Harga Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Overhead variabel merupakan suatu input yang tidak homogeny – gabungan dari sebuah sejumlah besar bahan baku, seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, listrik, pemeliharaan dan lain
– lain. Tarif standar overhead variabel mewakili beban per jam tenaga kerja langsung yang seharusnya muncul pada semua bagian overhead variabel. Variansi pengeluaran overhead variabel dapatmuncul karena harga – harga pada tiap bagian overhead variabel telah meningkat dan menurun. Jika satu – satunya sumber variansi pengeluaran overhead adalah perubahan harga, variansi pengeluaran juga dipengaruhi oleh seberapa efesiensinya overhead digunakan. Terbuang atau tidak efesiensinya penggunaan overhead variabel akan meningkatkan biaya overhead variabel akrual. Selain itu, efesiensi dapat menurunkan biaya akrual overhead variabel. Penggunaan yang efesien atas bagian overhead variabel dapat mendukung variansi pengeluaran yang menguntungkan. Jika efesiensi mendominasi, kontribusi bersih menguntungkan. Oleh sebab itu, variansi pengeluaran overhead variabel adalah hasil dari harga dan efesiensi. d. Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Jika tingkat konsumsi overhead overhead variabel dapat ditelusuri ke suatu pusat pertanggung jawaban dapat dibebankan. Konsumsi bahan baku tidak langsung adalah suatu contoh biaya overhead variabel yang dapat ditelusuri. Kemampuan mengendalikan merupakan suatu prasyarat untuk pembebanan tanggung jawab. Jika perubahan harga kecil, variansi
16
pengeluaran terutama pada penggunaan efesien overhead dalam produksi yang dapat dikendalikan oeh pengawas produksi. Tanggung jawab overhead variabel dibebankan pada departemen produksi. e. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Pengendalian overhead variabel memerlukan analisis lini per lini pada tiap bagian. Jika variansi signifikan, penyelidikan dapat dilakukan. Sebagai contoh listrik adalah satu – satunya hal yang tidak menunjukan variansi yang tidak menguntungkan. Harga listrik yang tidak berubah berarti penggunaan lebih banyak dari yang diharapkan. Perusahaan dapat enemukan banyak penyalaan dan pematian mesin yang melebihi normal hingga menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. f. Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Variansi efesiensi overhead variabel yang muncu karena penggunaan efesiensi ( atau tidak efesien ) tenaga kerja langsung. Variabel efesiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Variansi efesiensi overhead variabel = ( AH – SH ) SVOR g. Tanggung Jawab pada Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Variansi Efesiensi overhead variabel disebabkan oleh efesien atau tidaknya penggunaan tenaga kerja langsung. Jika jam tenaga kerja langsung yang digunakan lebih banyak atau lebih sedikit daripada standarnya, biaya total overhead variabel akan meningkat atau menurun. Berlakunya pengukuran tersebut bergantung pada seberapa valid hubungan antara biaya overhead variabel dan jam tenaga kerja langsung. h. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Alas an variansi efesiensi overhead variabel yang tidak menguntungkan sama dengan yang dikemukakan variasi penggunaan tenaga k erja yang
17
tidak menguntungkan. Waktu lebih banyak digunakan daripada standarnya karena banyaknya waktu menganggur bagi para pengawas dan operator mesin yang digunakan sebagai pengganti para pengawas yang tidak berpengalaman dalam pemilihan. Dalam analisis lini per lini tiap overhead variabel. Hal ini dapat dipenuhi dengan membandingkan bessarnya anggaran untk jam tenaga kerja akrual digunakan dengan besarnya anggaran untuk jam standar yang dibolehkan untuk tiap bagian.
2.8.2 Variansi Overhead Tetap a. Total Variansi Overhead Tetap
Total overhead tetap adalah perbeadaan antara overhead tetap akrual dan overhead tetap yang dibebankan. Berikut overhead tetap di bebankan : Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar Overhead tetap x Jam Standar Total variansi overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap akrual dan overhead tetap yang dibebankan. Total variansi Overhead tetap = Overhead Tetap yang dianggarkan – Overhead Tetap yang dibebankan Untuk membantu para manajer memahami penyebab overhead tetap kurang dibebankan. Total variansi dipecah menjadi dua vriansi yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead .
b. Variansi Pengeluaran Overhead Tetap Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan variansi pengeluaran menguntungkan karena overhead tetap yang dikeluarkan lebih sedikit daripada yang dianggarkan.
18
c. Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Tetap Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah, seperti gaji, penyusutan, pajak, dan asuransi. Banyak overhead tetap-investasi jangka panjang, sebagai contoh tidak berubah pada jangka pendek. Akibatnya, biaya overhead tetap sering di luar kedali langsung manajemen. Karena biaya overhead tetap sering dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang dan bukan oleh perubahan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya kecil.
d. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead tetap Karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, menginformasikan penyebab variansi pengeluaran lebih banyak.
e. Variansi Volume Overhead Tetap Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.
f. Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overheard Tetap Dengan
mengasumsikan
variansi
volume
mengukur
penggunaan
kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya
dibebankan
pada
Departmen
Produksi.
Akan
tetapi,
penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan terkadang dapat mengungkapkan penyebabnya produksi.
19
adalah faktor di luar kendali
2.9 Lampiran : Akuntansi Untuk Variansi Untuk mengilustrasikan pencatatan variansi, kita akan mengasumsikan bahwa variansi harga bahan baku dihitung saat bahan tersebut dibeli. Dengan asumsi ini, kita dapat menyatakan suatu aturan umum pada akun persediaan dihitung berdasarkan pada biaya standar. Biaya aktual tidak pernah dimasukkan ke akun persediaan. Dalam pencatatan variansi, variansi yang tidak menguntungkan selalu didebet dan variansi yang menguntungkan selalu dikredit. 2.9.1
Ayat Jurnal untuk Variansi Bahan Baku Langsung a. Variansi Harga Bahan Baku
Ayat jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku adalah sbb. Persediaan Bahan Baku Variansi Harga Bahan Baku Utang Dagang b. Variansi Penggunaan Bahan Baku
Ayat jurnal untuk penggunaan bahan baku adalah sbb. Barang dalan Proses Variansi Penggunaan Bahan Baku Persediaan Bahan Baku 2.9.2
Ayat Jurnal untuk Variansi Tenaga Kerja Langsung
Tidak seperti variansi bahan baku, ayat jurnal untuk mencatat kedua jenis tenaga kerja dibuat secara simultan. Bentuk umum ayat jurnalnya adalah sbb (dengan asumsi bahwa variansi tarif tenaga kerja menguntungkan dan variansi efisiensi tenaga kerja tidak menguntungkan). Barang dalam proses Variansi evisiensi tenaga kerja Variansi tarif tenaga kerja
20
Utang gaji 2.9.3
Disposisi Variansi Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Pada akhir tahun, variansi dan tenaga kerja biasanya ditutup ke HPP Penjualan. Ayat jurnalnya adalah sbb. Harga Pokok Penjualan Variansi harga bahan baku Variansi evisiensi tenaga kerja Variansi tarif tenaga kerja
Variansi bahan baku yang digunakan Harga pokok penjualan 2.9.4
Variansi Overhead
Walaupun variansi overhead dapat dicatat dengan mengikuti pola yang hampir sama seperti yang digambarkan untuk tenaga kerja dan bahan baku, variansi ini secara umum lebih diperlakukan sebagai bagian dari suatu analisis overhead periodik. Overhead yang dibebankan diakumulasikan ke dalam akun yang dibebankan dan overhead aktual dihitung dalam akun pengendalian. Secara periodik, laporan kinerja yang memberikan informasi variansi overhead disiapkan. Pada akhir tahun, akun yang dibebankan, akun pengendalian ditutup, dan variansi dipisahkan. Kemudian variansi overhead disingkirkan dengan menutupnya ke HPP Penjualan jika jumlahnya tidak material atau dengan memproratakannya diantara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan jika jumlahnya tidak besar.
21
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Suatu
sistem
biaya
standar
menganggarkan
kuantitas
dan
biaya
menggunakan dasar unit. Anggaran unit adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead . Dengan demikian, biaya standar adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk atau jasa. Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historis, studi teknis, dan input dari personel operasional, pemasaran, dan akuntansi. Standar yang saat ini dapat dicapai adalah standar yang dapat diraih dengan kondisi operasional yang efisien. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai dengan efisiensi maksimum atau kondisi operasional ideal. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para manajer. Informasi ini memungkinkan para manajer untuk menerapkan tingkat kendali terhadap biaya daripada yang ditemukan dalam sistem perhitungan biaya normal atau aktual. Keputusan seperti penawaran juga dibuat lebih mudah ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan. Lembar biaya standar memberikan perincian untuk perhitungan biaya standar per unit. Hal ini menunjukkan biaya standar untuk bahan baku, tenaga kerja, serta overhead tetap dan variabel. Lembar ini juga menyatakan kuantitas setiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output . Dengan menggunakan standar kuantitas unit ini, standar kuantitas bahan baku yang diizinkan dan standar jam yang diizinkan dapat dihitung untuk output aktual. Penghitungan ini memainkan peranan penting dalam analisis variansi.
22
Variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan. Dalam sistem perhitungan biaya standar, variansi anggaran dipisah menjadi variansi harga dan penggunaan. Variansi pengeluaran overhead variabel adalah perbeadaan antara biaya overhead variabel akrual dan biaya overhead variabel yang dianggarkan pada jam kerja akrual. Oleh sebab itu, hal itu adalah variansi anggaran yang dihasilkan dari perubahan harga dan penggunaan efesien atau tidak efsien atas input overhead variabel. Variansi efesiensi variabel adalah perbeadaa antara oveherad variabel yang dibebankan. Hal ini langsung dapat ditambahkan pada efesiensi penggunaan tenaga kerja dan asumsi bahwa semua overhead variabel digerakkan oleh jam tenaga kerja langsung. Variansi pengeluaran overhead tetap adalah perbedaan antara biaya akrual overhead tetapdan biaya overhead tetap yang dianggarkan. Jadi, varansi ini hanyalah variansi anggaran. Variansi volume adalah perbeadaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang di bebankan. Variasi ini muncul ketika volume produksi yang diperkirakan sehingga merupaka n ukuran penggunaan kapasitas. Dengan asumsi variansi bahan baku dihitung saat pembelian, semua persediaan ditetapkan pada biaya standar. Biaya aktual tidak pernah dimasukkan dalam akun persediaan. Beberapa akun dibuat untuk variansi harga bahan baku dan penggunaan, serta untuk variansi tarif tenaga kerja dan efisiensi. Variansi yang tidak menguntungkan selalu didebet. Variansi yang menguntungkan selalu dikredit. Variansi overhead biasanya tidak dijurnalkan. Sebagai gantinya, laporan overhead periodik yang disiapkan memberikan informasi variansi overhead.
23
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial . Buku I Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.
24