MAKALAH TUMOR OTAK
DISUSUN OLEH : KELOMPOK II Ahmad Mutasar Amalia Islami Annida Hasanah Hasanah Arya Andika Saputra Atik Faisal Amin Isnaniah Mellysa Muji Pal Hadad Risma
16.IK.455 16.IK.456 16.IK.459 16.IK.462 16.IK.463 16.IK.469 16.IK.475 16.IK.482 16.IK.484 16.IK.491
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2018
KATA PENGANTAR Kata Pengantar
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “ Makalah Tumor Otak”. Otak”. Atas dukungan moral dan materi dalam penyusunan makalah ini, maka kami banyak mengucapkan terimakasih.
Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal dan mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu kami sangat mengharapkan krtikik yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan. kesempurnaan.
Banjarmasin, 26 Oktober 2018
Penyusun,
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG............................................................................................
1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................
2
C. TUJUAN ...............................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI FISIOLOGI OTAK ............................................................................
4
B. PENGERTIAN TUMOR OTAK ...........................................................................
6
C. KLASIFIKASI .......................................................................................................
6
D. ETIOLOGI .............................................................................................................
7
E. MANIFESTASI KLINIS .......................................................................................
7
F. PATOFISIOLOGI ..................................................................................................
8
G. KOMPLIKASI .......................................................................................................
10
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG ...........................................................................
10
I.
PENATALAKSANAAN MEDIS ..........................................................................
10
J.
ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................
11
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ......................................................................................................
21
B. SARAN ..................................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) atau pun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan kl inis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak. Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit terse but masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 3070 dengan pundak usia 40-65 tahun. Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala, nausea, muntah dan papil edema. Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung ja-
1
wab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979). Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan antara lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat berperan untuk membuat asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor otak serta mengimplementasikannya secara langsung mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga intervensi yang harus diberikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tumor otak? 2. Apa manifestasi klinis dari tumor otak? 3. Bagaimana etiologi dari tumor otak? 4. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak? 5. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita tumor otak? 6. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor otak? 7.
Apa saja komplikasi dari tumor otak?
8. Bagaimana prognosis dari tumor otak? 9. Bagaimana woc (web of caution) dari tumor otak? 10. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada penderita tumor otak? C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi tumor otak. 2. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari tumor otak. 3. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus tumor otak. 4. Mengetahui dan memahami patofisiologi tumor otak. 5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada tumor otak. 6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan tumor otak.
2
7. Mengetahui dan memahami komplikasi dari tumor otak. 8. Mengetahui dan memahami prognosis dari tumor otak. 9. Mengetahui dan memahami WOC tumor otak. 10. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan Fisiologi Otak
Otak ( Encephalon) adalah Pusat Sistem Saraf. Otak berfungsi mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak mengendalikan semua fungsi tubuh dan merupakan pusat dari seluruh kegiatan tubuh manusia. Jika otak sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan fisik dan mental manusia. Sebaliknya apabila otak terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental akan terganggu. 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga dise but dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini. Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masingmasing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal. Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. 2. Cerebellum (Otak Kecil) Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak
4
Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju. 3. Brainstem (Batang Otak) Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu: a.
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
b.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
c.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
4. Limbic System (Sistem Limbik) Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,
5
thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang. Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak. B. Pengertian Tumor Otak
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) atau pun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder. Tumor intracranial termasuk juga lesi desak ruang,(lesi organ yang karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada dise kitarnya, sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan) jinak maupun ganas,yang tum buh diotak meningen dan tengkorak. (Ariyani,2012). Tumor intracranial adalah tumor yang meliputi lesi yang mendesak ruang jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. (Muttaqin,2008).
C. Klasifikasi
Klasifikasi tumor otak menurut Harsono (2008) adalah: 1. Berdasarkan Lokasi : a.
Tumor Supratentorial : 1)
Hemisfer Otak a) Glioma: gliomabastomamultiforme, astrositoma, oligodendroglioma. b) Meningioma: tumor metastasis
2)
Tumor stuktur median:adenoma hipofisis, tumor grandula pinealis,kraniofaringioma.
6
b.
c.
Tumor infratentorial: 1)
Schwannoma akustikus.
2)
Tumor metastasis.
3)
Meningioma.
4)
Hemangioblastoma.
Tumor medulla spinalis: 1)
Ekstradural: metastasis
2)
Intradural
3)
Ekstramedular:meningioma, neurofriboma.
4)
Intramedural: ependinoma, astrositoma.
2. Berdasarkan jenis tumor: a.
Jinak:acoustic neuroma,meningioma.
b.
Malignant:astrocytoma(Grade 2,3,4)oligondedroglioma.
D. Etiologi
Penyebab dari tumor hingga kini belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk tumor tertentu. Agen tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin, radiasi, dan defisiansi imunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut Wong (2009) dan Ariani (2012) adalah: 1. Nyeri kepala. Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor su pratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher. 2.
Perubahan Status Mental
7
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, peru bahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma. 3.
Seizure Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
4.
Edema Papil Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
5.
Muntah Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intracranial.
6.
Vertigo Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
F. Patofisiologi
Tumor
intrakranial
menyebabakan
gangguan
neurologis
progresif.
Gangguan neurologis pada tumor intrakranial biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor, yaitu gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial. 1.
Gangguan fokal
8
Terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau infasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat (misalnya: gliomablastoma multiforme) Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskular primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal, seperti bicara terganggu,berdesis, dan afasia. 2.
Peningkatan tekanan intracranial. Dapat diakibatkan oleh beberapa faktor: bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa karena tumor akan mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan
tekanan
intrakranial
akan
membahayakan
jika
perkembanganya cepat. Mekanisme kompensasi bekerja menurunkan volume darah intracranial,volume cairan serebrospinal,kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel parenkim. Peningkatan tekanan intracranial yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebellum.
9
Herniasi ulkus timbul bila girus medialis lobus temporalis tergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasinmenekan menensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan saraf kranial III. Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum tergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medulla oblongata dan henti pernafassan terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat penngkatan intracranial yang cepat adalah brakikardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan. Muttaqin (2008) dan Ariani ( 2012)
G. Komplikasi
Komplikasi tumor otak menurut Ariani (2012) : 1.
Edema serebral
2.
Hidrosefalus
3.
Herniasi otak
4.
Epilepsi
5.
Metastase ketempat lain.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Batticaca (2008) : 1. CT-scan dan MRI ( Magnetic Resonance Imaging ). 2. Foto polos 3. Biopsi stereotatik 4. Angiografi serebral 5. EEG (elektroensefalogram)
I. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis menurut widagdo (2012) dan Hartono (2011) : 1. Pembedahan 2. Radiotherapy 3. Chemotherapy
10
J. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian - Keluhan Utama - RPS ( Riwayat Penyakit Saat ini ) - RPD ( Riwatay Penyakit Dahulu ) - Pemeriksaan Saraf Cranial - Pemeriksaan Fisik
MASALAH KEPERAWATAN 1. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral 5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra diri. 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhu ungan dengan kurangnya informasi. 7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan
A. Pemeriksaan Fisik ( Gejala Berdasarkan Lokasi & Fungsi Otak Yang Diserang) Tumor pada Lobus Frontal :
1. Perubahan perilaku dan kepribadian 2. Penurunan kemampuan menilai sesuatu 3. Penurunan daya penciuman - Penurunan daya ingat 4. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh 5. Penurunan fungsi mental/kognitif 6. Penurunan penglihatan dan radang syaraf mata
11
Tumor pada Lobus Parietal :
1. Penurunan kemampuan bicara 2. Tidak bisa menulis 3. Tidak mampu mengenali seseorang 4. Kejang-kejang 5. Disorientasi ruang Tumor pada Lobus Oksipital :
1. Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua belah mata 2. Kejang-kejang Tumor pada Lobus Temporal :
1. Penurunan kemampuan bicara 2. Kejang-kejang 3. Kadang tanpa gejala sama sekali Tumor pada Fosa Posterior :
1. Gangguan berjalan 2. Nyeri kepala 3. Muntah Tumor pada Cerebello Pontin Angie :
1. Gangguan pendengaran Tumor pada Batang Otak :
1. Perubahan perilaku dan emosional (lebih sensitif, mudah tersinggung) 2. Sulit bicara dan menelan 3. Mengantuk 4. Sakit kepala, terutama pada pagi hari 5. Kehilangan pendengaran 6. Kelemahan syaraf pada salah satu sisi wajah 7. Kelemahan syaraf pada salah satu sisi tubuh 8. Gerakan tak terkontrol 9. Kehilangan penglihatan, kelopak mata menutup, juling, dll. 10. Muntah Tumor pada Selaput Otak :
1. Sakit kepala
12
2. Kehilangan pendengaran 3. Gangguan bicara 4. Inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar ) 5. Gangguan mental dan emosional (apatis, anarkis, dll) 6. Mengantuk berkepanjangan 7. Kejang-kejang 8. Kehilangan penglihatan Tumor pada Kelenjar Pituitary :
1. Berhenti menstruasi (amenorrhea) 2. Memproduksi air susu 3. Impotensi Tumor pada Hipotalamus :
1. Gangguan perkembangan seksual pada anak-anak 2. Kerdil - Berhenti menstruasi (amenorrhea) 3. Gangguan cairan dan elektrolit Tumor pada Ventrikel :
1. Hidrosefalus 2. Leher kaku 3. Kepala miring 4. Nyeri kepala mendadak 5. Penglihatan kabur 6. Penurunan kesadaran B. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan 1. Riwayat keluarga tumor 2. Terpapar radiasi berlebih. 3. Adanya riwayat masalah visualhilang ketajaman penglihatan dan diplopia 4. Kecanduan Alkohol, 5. Perokok berat 6. Gangguan kepribadian / halusinasi C. Pola Nutrisi metabolik 1. Riwayat epilepsy 2. Nafsu makan hilang
13
3. Adanya mual, muntah selama fase akut 4. Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan 5. Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal) D. Pola Eliminasi 1. Perubahan pola berkemih dan 2. Buang air besar (Inkontinensia) 3. Bising usus negative E. Pola Aktivitas dan Latihan 1. Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot 2. Gangguan tingkat kesadaran 3. Resiko trauma karena epilepsy 4. Hamiparase, ataksia 5. Gangguan penglihatan 6. Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia) F. Pola tidur dan istirahat Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur G. Pola persepsi kognitif dan sensori 1. Pusing 2. Sakit kepala 3. Kelemahan Tinitus, Afasia motorik 4. Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral 5. Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan 6. Penurunan memori, pemecahan masalah 7. kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual 8. Penurunan kesadaran sampai dengan koma. 9. Tidak mampu merekam gambar 10. Tidak mampu membedakan kanan/kiri H. Pola persepsi dan konsep diri 1. Perasaan tidak berdaya dan putus asa 2. Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan I.
Pola peran dan hubungan dengan sesama 1. Masalah bicara
14
2. Metidakmampuan dalam berkomunikasi (kehilangan komunikasi verbal/ bicara pelo) J. Reproduksi dan Sesualitas 1. Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas 2. Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas K. Pola Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres 1. Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah 2. Mekanisme koping yang biasa digunakan 3. Perasaan tidak berdaya, putus asa 4. Respon emosional klien terhadap status saat ini 5. Orang yang membantu dalam pemecahan masalah 6. Mudah tersinggung L. Sistem Kepercayaan Agama yang dianut Apakah kegiatan ibadah terganggu
N
Diagnosa
NOC
NIC
Rasional
o 1
Nyeri
b/d Tujuan
:
Nyeri 1. Kaji karakteristik
proses
berkurang
sampai
nyeri,
pertumbuhan
hilang
setelah
frekuensi
sel-sel kanker
dilakukan
tindakan 2. Kaji
keperawatan Hasil
yang
nyeri
faktor
(takut
dengan hilang
,
marah, cemas)
sampai 3. Ajarkan
tehnik
relaksasi
tarik
nafas dalam 4. Kolaborasi dengan
15
nyeri
untuk
intervensi
selanjutnya 2. dengan mengetahui faktor
penyebab
nyeri menentukan tindakan
dokter
untuk pemberian analgetik
tingkat
sebagai evaluasi
penyebab timbul
diharapkan : Nyeri
berkurang
lokasi,
1. mengtahui
untuk
mengurangi nyeri 3. tehnik dapat
relaksasi mengatsi
rasa nyeri 4. analgetik efektif untuk mengatasi nyeri 2
Perubahan
Tujuan : Kebutuhsn 1. Hidangkan
nutrisi
nutrisi dapat terpenuhi
makanan
dari kebutuhan
setelah
porsi kecil tapi
tubuh
b/d
keperawatan
mual,
muntah
kurang
dilakukan
1. Makanan dalam
sering
Hasil
yang
hangat.
dan tidak nafsu
diharapkan : Nutrisi 2. Kaji
makan
klien terpenuhi, Mual berkurang
dan
kebiasaan
makan klien
relaksasi tarik
nafsu makan. 2. Jenis
makanan
membantu meningkatkan
teknik
nafsu
yaitu
klien.
napas
dalam.
makan
3. Tarik nafas dalam membantu
4. Timbang
berat
badan
bila
memungkin kan 5. Kolaborasi dengan
hangat menambah
yang disukai akan
sampai 3. Ajarkan
dengan hilang.
yang
untuk
merelaksasikan dan
mengurangi
mual. 4. Untuk mengetahui
dokter
untuk pemberian vitamin
kehilangan
berat
badan 5. Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi
vitamin
larut dalam lemak
3
Gangguan
Tujuan :
Gangguan
1. Kaji
derajat 1. seseorang
dalam
mobilitas fisik mobilitas fisik teratasi
mobilisasi pasien
semua
yang
dengan
sama-sama
b/d
setelah
dilakukan
16
kategori
gangguan
tindakan keperawatan
pergerakan dan Kriteria kelemahan
Hasil
:
menggunakan
mempunyai resiko
skala
kecelakaan.
Pasien
ketergantungan
mendemonstrasikan
(0-4)
tehnik / prilaku yang
2. Perubahan posisi yang
2. Letakkan
teratur
pasien
meningkatkan
memungkinkan
pada
posisi
sirkulasi
pada
dilakukannya kembali
tertentu
untuk
seluruh tubuh
aktifitas
menghindari
3. Mempertahankan
kerusakan karena
mobilisasi
tekanan.
fungsi sendi
3. Bantu
dan
untuk 4. Proeses
melakukan
penyembuhan
rentang gerak
yang
4. Tingkatkan
lambat
sering
aktifitas
dan
kali
menyertai trauma
partisipasi dalam
kepala,
merawat
keterlibatan
sendiri
diri sesuai
kemampuan
pasien
dalam
perencanaan
dan
keberhasilan.
4
Kerusakan
Tujuan : Klien dapat
komunikasi
membuat
metode
disfungsi seperti
menentukan
verbal yang b/d
komunikasi
dimana
pasien
daerah dan derajat
kerusakan
kebutuhan
sirkulasi
ekspresikan
memahami
serebral
Kriteria Hasil :
atau
1. Mengindikasikan
kesulitan
dapat
di
1. Kaji
tipe/derajat 1. Membantu
tidak
tampak
kerusakan serebral kata
mangalami
yang terjadi dan kesulitan 2. Pasien
pemahaman
berbicara
tentang
membuat
kemampuan untuk
pengertian sendiri
memantau ucapan
masalah
komunikasi
17
atau
mungkin
kehilangan
2. Membuat
metode
2. Perhatikan
yang keluar dan
komunikasi
kesalahan dalam
tidak
dimana
komunikasi
bahwa
3. Menggunakan
berikan
sumber-sumber
dan
umpan
balik
dengan tepat
menyadari
komunikasi yang diucapkan
3. Minta
pasien
nyata.
untuk mengikuti 3. menilai perintah
tidak
adanya
kerusakan motorik
sederhana
4. menurunkan
4. Katakan langsung pasien,
secara
kebingungan/ansi
pada
etas selama proses
bicara
perlahan
dan
tenang
komunikasi
dan
respon
pada
informasi
yang
lebih banyak pada satu
waktu
tertentu 5
Gangguan
Tujuan : Gangguan
harga diri b/d
harga
ketergantungan
setelah
,
tindakan keperawatan
terhadap penyakit
peran,
Kriteria Hasil : Klien
dan
perubahan citra
dapat
penanganannya
diri.
dengan
perubahan
diri
teratasi dilakukan
percaya
diri
keadaan
penyakitnya.
1. Kaji
respon,
reaksi
keluarga
dan
2. Kaji
pasien
dalam
proses
pendekatan.
membantu dalam
hubungan
anggota keluarga dekat.
proses penyembuhan. 3. Dapat memudahkan
3. Libatkan
semua terdekat
dalam pendidikan dan perencanaan perawatan
18
mempermudah
2. Support keluarga
antara pasien dan
orang
1. Untuk
di
beban
terhadap
penanganan
dan
adaptasi di rumah. 4. Dukungan terus
yang
menerus
rumah.
akan
4. Berikan
memudahkan
waktu/dengarkan
dalam
hal-hal
adaptasi.
yang
proses
menjadi keluhan 6
Kurang
Tujuan : Pengetahuan
tentang kondisi
mengenai kondisi dan
mengenai
dan
penanganan penyakit
penyebab
penanganan
setelah
dan
pengetahuan
penanganannya.
pasien.
b/d tindakan keperawatan
kurangnya
Kriteria
informasi.
Pasien
:
Hasil
mengerti
penyebab
dan
keluarga
dasar
pasien
dilakukan
pasien,
1. Instruksi
pengetahuan
penyakit
bertambah
1. Kaji pemahaman
untuk penyuluhan lebih lanjut.
tumor
2. Jelaskan
fungsi
otak
dan
2. Menambah
3. Pasien melihat
dapat bahwa
konsekuensinya
kehidupannya
komplikasi
sesuai
tidak
penyakitnya
tingkat
dengan
harus
berubah.
pemahaman klien 3. Bantu
pasien
untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat penyakit. 7
Kecemasan b/d Tujuan : Kecemasan rencana
dapat
pembedahan
setelah
diminimalkan dilakukan
tindakan keperawatan Hasil
setiap
tindakan
yang
akan
dilakukan
terhadap pasien
1. pasien kooperatif dalam
segala
tindakan
dan
mengurangi
yang
2. Beri kesempatan
kecemasan pasien
:
pada pasien untuk
2. untuk mengurangi
diharapkan
Kecemasan
1. Jelaskan
pasien
berkurang
mengungkapkan perasaan
19
akan
kecemasan 3. memberikan
ketakutannya 3. Evaluasi
tingkat
pemahaman pasien
/
terdekat
orang tentang
rasatakut/
masalah dan
yang
perlu
untuk
memilih
diagnosa medic 4. Akui
informasi
pasien
intervensi
yang
tepat 4. dukungan memampukan pasien
memulai
dorong
membuka/
mengekspresikan
menerima
perasaan
kenyataan penyakit pengobatan
KESIMPULAN 1. Untuk membuat renpra yang baik membutuhkan data yang akurat 2. Data yang akurat diperoleh dari hasil pengkajian yang tepat 3. Keterampilan dalam melakukan PF penting bagi perawat 4. Askep yang baik dan tepat dapat meningkatkan kenyamanan
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan
20
dan
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat digunakan se bagai pedoman bagi pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalam pemberian asuhan keperawatan secara professional. Selain itu pembaca diharapkan dapat mengaplikasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan untuk menghindari terjadinya penyakit tumor otak. Makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal penulisan maupun isi. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusun makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, TA. 2012. Sistem neurobehavior . Jakarta : Salemba Medika. Bactticaca, FB. 2008. Asuhan Keperawatan K;ien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika. Hartono. 2011. Buku Ajar Neurologis. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Saraf .Jakarta : Salemba Medika. Widagdo, 2012.Tata lakasana masalah penyakit anak dengan ke jang .Jakarta : CV Sagung Seto. Wilkinson, Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi 6 . Alih bahasa: Andry Hartono. Jakarta : EGC.