MAKALAH JUMLAH UANG BEREDAR
Oleh : Roby Wahyu Tamami
160432609062
Riski Ana Sagita
160432609051
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji
dan
syukur
penulis
panjatkan
kehadirat
Allah
SWT
atas
limpahan Rahmat-Nya kepada penulis, sehingga s ehingga penulis beserta bes erta teman-teman teman-te man kelompok 12 dapat menyelesaikan makalah tentang “Jumlah Uang Beredar dan Permintaan Uang”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Ekonomi Makro Menengah Magistyo Priambodo Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang Eknomi Moneter. Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 12 November 2017
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................... i Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar .................................................................... 2 2.2 Jenis-Jenis Uang Berdar .................................................................................. 3 2.3 Mekanisme Penciptaan Uang .......................................................................... 4 2.4 Perhitungan Jumlah Uang Beredar.................................................................. 5 2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah Uang Yang Beredar ....................................................................................... 9 2.6 Teori Permintaan Uang
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran..................................................................................... 9 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 10
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian terutama karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya sering diartikan bahwa uang adalah sesuatu yang dapat diterima umum sebagai alat pembayaran. Namun sejalan dengan perkembangan perekonomian, fungsi uang yang semula hanya sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan hitung dan sebagai alat penyimpan kekayaan. Pentingnya peranan uang menyebabkan perlunya mempelajari perkembangan serta perilakunya dalam suatu perekonomian. Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi). Sebaliknya, apabila jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi seret. Oleh karena itu, jumlah uang beredar perlu diatur agar sesuai kapasitas ekonomi. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definis Jumlah Uang Beredar ? 2. Apa saja jenis-jenis uang Beredar ? 3. Bagaimana Mikanisme Penciptaan Uang ? 4. Bagaimana Perhitungan Jumlah Uang Beredar ? 5. Apa Faktor-Faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar ? 6. Bagaimana penjelasan teori Permintaan Uang?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Jumlah Uang Beredar 2. Mengetahui Jenis-Jenis uang yang beredar 3. Mengetahui Mekanisme Penciptaan Uang 4. Mengetahui Perhitungan Jumlah Uang Beredar 5. Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Jumlah Uang Berdar.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar
Definisi jumlah uang beredar (Money supply) telah mengalami evolusi dalam waktu yang sangat panjang. Pada awalanya, yang dimaksud uang beredar adalah uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh otoritas moneter yaitu uang kartal saja. Pada abad ke-19, dimana bank umum (bank komersial) baru pada tahap perkembangannya, simpanan dalam bentuk rekening giro (uang giral) belum dikenal oleh masyarakat. Pada waktu itu masih diperdebatkan apakah simpanan dalam bentuk giro dikategorikan sebagai uang. Akhirnya disepakati bahwa uang simpanan di bank tidak dapat dianggap sebagai uang. Pada pertengahan abad ke-20 kegiatan bank umum semangkin berkembang yang di ikuti oleh berkembangnya kegiatan ekonomi, yang ditandai oleh semangkin banyak masyarakat memanfaatkan jasa-jasa bank umum. Pada waktu itu disepakati bahwa simpanan bank dalam bentuk giro yang merupakan substansi uang tunai (uang giral) mulai diakui sebagai uang beredar yang disebut M1. Perubahan jumlah uang beredar ditentukan oleh hasil interaksi antara masyarakat, lembaga keuangan serta bank sentral. Kita melihat bahwa jumlah uang beredar tidak hanya dipengaruhi kebijakan bank sentral tetapi juga oleh perilaku rumah tangga. Dalam bab sebelumnya juga di jelaskan bahwa M menyatakan jumlah uang beredar, C mata uang dan D rekening giro (demand deposit ), atau dapat di tulis
Jumlah uang beredar M
= Mata Uang + Rekening Giro =
C
+
D
Untuk memahami jumlah uang beredar, kita harus memahami interaksi mata uang dan rekening giro serta bagaimana kebijakan BI mempengaruhi komponen jumlah uang beredar.
2
2.2 Jenis-Jenis Uang Beredar
M1 dedifinisikan sebagai kewajiban system moneter terhadap sector swasta domestik yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam yang beredar dan berlaku di masyarakta. Pada awalnya uang kartal diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesai. Namun sejak dikeluarkannya UU no.13 Tahun 1968 pasal 26 Ayat (1), hak pemerintah untuk mencetak uang tersebut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Indonesia sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Semetara itu uang giral adalah merupakan simpanan milik sektor swasta domestik di Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) yang setiap saat dapat ditarik untuk ditukarkan dengan uang kartal. Uang giral terdiri dari: rekening giro, kiriman uang (transfer), yang belum diambil, deposito berjangka yang sudah jatuh tempo dalam rupiah yang semuanya dimiliki penduduk serta disimpan dalam system moneter (uteri,2014).
M1 = uang kartal + uang giral
M2 didefinisikan sebagai kewajiban moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kar M1+Uang Kuasi (T) Secara teoritis dan empiris ada beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar, salahsatu diantaranya adalah peran yang dimainkan oleh bank sentral, karena lembaga ini yang bertanggung jawab atas prilaku jumlah uang beredar dalam jangka panjang. Faktro-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap perilaku jumlah uang beredar adalah uang primer dan pengganda uang. Dan selanjutnya ada M3, ketiga jenis ini sudah dijelaskan pada bab 4 sebelumnya pada buku Gregory Mankiew.
2.3
Mekanisme Penciptaan Uang
Ada tiga pelaku utama terhadap proses penciptaan uang:
3
1. Otoritas Moneter 2. Bank Umum 3. Masyarakat atau sektor swasta domestik Ketiga pelaku tersebut saling bersinergi sehingga Demand & supply berada pada keseimbangan yang diinginkan dimana Otoritas moneter sebagai pencetak uang kartal, Bank umum sebagai pencipta Uang giral dan kuasi, Sektor swasta domestik sebagai pengguna daripada uang yang di ciptakan otoritas moneter dan bank umum. Otoritas moneter dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai lembaga independen mengatur peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank sentral uang kartal di ciptakan yang nantinya uang tersebut didistribusikan ke Bank umum dalam bentuk uang kartal, oleh bank umum di ubah lagi bentuk unag kartal tersebut menajdi uang giral yang berbentuk tabungan giro dan saving deposit, uang tersebut yang nantinya akan di salurkan ke sektor swasta domestik. Dari bentuk-bentuk uang ini lah yang disebut dengan uang inti atau uang primer, dengan kata lain, uang primer adalah uang kartal yang dipegang bank umum dan masyarakat umum ditambahkan dengan saldo rekening giro milik bank umum dan masyarakat di Bank Indonesia. Jika dilihat dari neraca otoritas moneter dapat dilihat bahwa sisi pasiva adalah jumlah uanga primer yang beredar dan sebelah aktiva adalah faktor-faktor yang mempengarui uang beredar. Penciptaan Uang oleh bank umum hanya dalam bentuk uang giral dan kuasi, karena uang kartal hanya diciptakan oleh bank sentral itu sendiri. 2.4. Perhitungan Jumlah Uang Beredar
Ada dua pendekatan (approach) yang digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar, yakni: (1) yakni Pendekatan transaksi (transactional approach ) dan (2) Pendekatan likuiditas (liquidty approach ).
1. Pendekatan transaksi (transactional approach) .
Pendekatan
transaksional
(transactional
approach) .
Pendekatan
ini
memandang bahwa jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi. Pendekatan ini menghitung jumlah uang
4
beredar dalam arti sempit (narrow money) atau M1. Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah uang kartal dan uang giral, dengan komponen sebagai berikut :
Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang kas pada kantor perbendaharaan dan kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tabungan dalam rupiah yangsudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
2. Pendekatan Likuiditas ( liquidity approach)
Sesuai pendekatan ini, jumlah uang beredar didefinisikan sebagai jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Hal ini dilandari pertimbangan bahwa sekalipun uang kuasi merupakan aset finansial yang kurang likuid dibanding uang kertas, uang logam dan uang rekening giro, tetapi sangat mudah diubah menjadi uang yang dapat digunakan untuk keperluan transaksi. Dalam prakteknya, pendekatan ini menghitung jumlah uang bererdar dalam arti luas (broad money ) yang dikenal dengan M2 yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (di Indonesia uang kuasi adalah deposito berjangka). Perkembangan M2 adalah jauh lebih cepat dari pertambahan M1 karena pertambahan tingkat kemajuan perekonomian. Meningkatnya M2 secara langsung maupun tidak langsung mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat menjadi meningkat. Sebab peningkatan deposito berjangka mengandung pengertian bahwa tingkat penghasilan masyarakat sudah lebih besar dari tingkat konsumsi. Keputusan seseorang menyimpan dananya di bank dalam bentuk deposito merupakan keputusan investasi yang didorong oleh tingkat bunga yang diberikan. 3. Cadangan Perbankan
Sebelumnya kita sudah mengetahui dasar dari jumlah uang beredar, tetapi jumlah uang beredar tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, namun juga dipengaruhi oleh perilaku rumah tangga (pemegan uang) dan bank ( yang menyimpan uang). Kita mulai dengan mengingat bahwa jumlah aung beredar meliputi uang di tangan publik dan deposito di bank-bank umum yang bisa digunakan rumah tangga untuk bertransaksi, seperti rekening koran. Artinya , 5
dengan M menyatakan jumlah uang beredar, C mata uang, dan D rekening Giro ( Demand Deposit ), kita dapat menuliskan, Jumlah uang beredar = Mata uang + Rekening Giro Untuk memahami hal itu, kita perlu memahami interaksi mata uang dan rekening giro serta bagaimana kebijkan Bi mempengaruhi jumlah uang beredar. Kita ambil contoh sederhana dulu, dan beberapa pengembangan dari contoh tersebut. 1.
Perbankan dengan Cadangan 100 Persen.
Kita mulai dari dengan membayangkan dunia tanpa bank. Di dunia seperti itu, seluruh uang berbentuk mata uangm dan jumlah uang berdar secara sederhana adalah jumlah mata uang yang dipegang publik. Dan kita anggap jumlah yang beredar $ 1000. Kemudian muncul bank, yang kemudian menerima deposito yang disetor masyarakat. Deposito yang diterima bank tapi belum dipinjamkan disebut cadangan (reserves).
Misalkan
semua
deposito
disimpan
sebagai
cadangan : bank menerima deposito, menempatkan uang dalam cadangan, dan meninggalkan uang sampai deposan melakukan penarikan atau menulis cek. Dalam sistem perbankan cadangan-100-persen, semua deposito disimpan dalam cadangan; sehingga sistem perbankan tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. 2. Perbankan Cadangan-Fraksional
Sepanjang jumlah deposito baru hampir sama dengan jumlah penarikan, bank tidak perlu menyimpan semua depositonya dalam cadangan. Catatan : rasio deposito-cadangan (reserve-deposit ratio) adalah bagian deposito yang bank
cadangkan. Cadangan berlebih (excess
reserves ) adalah
cadangan
di atas
cadangan yang disyaratkan. Perbankan cadangan-fraksional (Fractional-reserve banking ), sistem di
mana bank hanya menyimpan sebagian depositonya dalam cadangan. Pada sistem ini, bank menciptakan uang. Kemudian bank pertama meningkatkan jumlah uang beredar sebesar $800 dolar, berdasarkan keputusan cadangan minimum bank sebesar 20%, sebelum diberlakukan pinjaman uang beredar di publik sebesar $ 1000, tetapi setelah ada peminjam kepada bank menyebabkan uang yang beredar bertambah dengan ini dapat dapat dikatakan bank dapat menciptakan uang.
6
Selanjutnaya ada bank kedua, selanjutnya jika peminjam mendepositokan uang tersbut ke bank kedua dengan ketetapan yang sama seperti bank pertama yaitu 20% cadangan minimum, untuk itu proses penciptaan uang berlanjut. Proses tersebut dapat berlangsung selamanya dengan bergerak kepada bank-bank selanjutnya. Lebih dekat dengan penciptaan uang
Asumsikan tiap bank menjaga rasio deposit-cadangan, reserve-deposit ratio (rr) pada 20 Persen dan bahwa deposito awal sebesar $1.000 . Setiap cadangan
sebesar $1 menghasilkan uang sebesar $(1/rr). Dalam contoh kita, rr = 0.2, sehingga uang beredar sebesar $1000 menjadi $5000. Deposito awal
= $ 1000
Pinjaman Firstbank
= (1 – rr) x 1000
Pinjaman secondbank = (1 – rr )2 x 1000 Pinjaman thirdbank
= (1 – rr )3x 1000
Jumlah uang beredar = [1 + (1 – rr) + (1 – rr ) 2 x 1000 + (1 – rr ) 3x 1000......+ ] x 1000 = 1000 x (1/rr)
Perlu diketahui sistem cadangan-fraksional perbankan menciptakan uang, namun tidak menciptakan kekayaan. Ketika meminjamkan sebagian dari cadangannya, bank membeikan pinjaman kepada peminjam kemampuan untuk melakukan transaksi dan karena itu, meningkatkan jumlah uang beredar. Namun demikian, peminjam memilki utang obligasi ke bank sehingga itu tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dapat menjadikan orang kaya. 3.
Model Jumlah Uang Beredar
Tiga variabel eksogen : a. Basis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang oleh
publik sebagai mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R.
7
b. Rasio
ratio) rr adalah
deposito-cadangan (reserve-deposit
bagian
deposito D yang bank simpan dalam cadangan R. c. Rasio deposito-uang kartal (currency-deposit ratio) cr adalah jumlah
Uang kartal C yang orang pegang dalam bentuk rekening giro D. Model kita menunjukkan bagaimana jumlah uang beredar bergantung pada rasio cadangan-deposito, dan deposito uang-kartal. Model itu juga memungkinkan kita untuk mengkaji bagaimana kebijakan bank pertaman dan rumah tangga mempengaruhi jumlah uang beredar. Kita mulai dengan contoh definisi basi moneter dan jumlah uang beredar M
=C+D
B
=C+R
Persamaan pertama menjelaskan jumlah uang beredar adalah jumlah uang kartal dan uang giral. Persamaan kedua menyatakan bahwa basis moneter adakah jumlah mata uang dan cadangan bank. Untuk itu digunakan fungsi variabel eksogen (B, rr, cr);
= + Kemudian kita bagi kedua persamaan di sebelah kanan dengan D, maka akan mengasilkan;
= ⁄ + 1 ⁄ / Dengan melakukan subtitusi , dan memindahkan B dari sisi kiri ke sisi kanan persamaan, kita mendapatkan;
= + 1 x B Selanjutnya kita dapat melihat jumlah uang beredar bersifat proporsional terhadap basis moneter. Faktor proporsionalitas tersebut yaitu
+ 1 x adalah m disebut
pengganda (multiplier effect), sehingga dapat disederhankan lagi;
= x B 4.
Pengganda Uang
8
Karena memiliki dampak pengganda terhadap jumlah uang beredar, basis moneter kadang disebut uang berdaya-tinggi (high-powered money). Mari kita kembali ke tiga variabel eksogen kita untuk melihat bagaimana perubahannya menyebabkan jumlah uang beredar berubah: Anggaplah basis moneter adalah $ 800 miliar, rasio-cadangan (rr) 0.1, rasio-deposito adalah 0,8. Dalam kasus ini multiplier-nya,
= 0.0.88 + 0.11 x 800 = $1600 miliar Selanjutnya kita lihat bagaimana perubahan dalam variabel eksogen B, rr, dan cr, menyebabkan jumlah uang beredar berubah. 1. Jumlah uang beredar M adalah proporsional terhadap basis moneter B. Jadi, kenaikan basis moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam persentase yang sama. 2. Semakin
kecil rasio
deposito-cadangan rr ( R/D),
semakin
banyak
pinjaman yang bank buat, dan semakin banyak uang yang bank ciptakan dari setiap dolar cadangan. 3. Semakin kecil rasio deposito-uang kartal cr (C/D) , semakin sedikit dolar pada basis moneter yang dipegang publik, semakin besar cadangan, dan semakin banyak uang yang bank ciptakan. Jadi, penurunan rasio depositouang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah uang beredar. Bagaimana Fed mengendalikan jumlah uang beredar
Operasi pasar-terbuka (open-market operations), pembelian dan penjualan obligasi pemerintah). Kebijakan tersebut dilakukan pada saat terjadi masalah ekonomi, seperti pada saat ekonomi mengalami masalah. Bank akan menjual obligasi kepada publik yang kemudian menurunkan basis moneter untuk mengurangi jumlah uang beredar. Selanjutnya apabila uang beredar yang terlalu sedikit maka bank akan membeli obligasi yang beredar di publik untuk menambah jumlah uang beredar dan masalah perekonomian.
Persyaratan cadangan (Reserve requirements), instrumen yang paling jarang digunakan). Bank sentral menuntut bank umum untuk menjaga cadangan
9
minimum yang bank sediakan. Jika cadangan minimum ditingkatkan maka jumlah uang beredar di publik akan berkurang. Hal ini berlaku sebaliknya, jika bank sentral mengurangi rasio cadangan uang beredar maka akan menambah uang beredar di publik masyarakat.
Tingkat diskonto (Discount rate) di mana bank-bank anggota — tidak memenuhi persyaratan cadangan — bisa meminjam dari the Fed. Bank meminjam dari bank sentral ketika cadangan mereka terlalu sedikit untuk memenuhi persyaratan cadangan. Semakin kecil tingakt diskonto, semakin murah cadangan yang dipinjamkan, dan semakin banyak bank yang meminjam uang dengan fasilitas discount window dari bank sentral. Jadi, penurunan diskonto meningkatkan basis
moneter dan jumlah uang beredar.
2.5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah Uang Yang Beredar
Pada umumnya ada dua kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah suatu negara, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Kebijakan fiskal membahas tentang kebijakan pemerintah untuk mengubah pengeluarannya dan penerimaan dari pajak sedangkan kebijakan moneter mengarah kepada perubahan jumlah uang beredar yang berpengaruh terhadap suku bunga dan selanjutnya mempengaruhi tingkat investasi dan tingkat output. Dasar teori pengeluaran pemerintah adalah sebagai berikut: Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C + I +G + X – M merupakan “sumber legitimasi” pandangan kaum Keynesian akan relevansi
campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Kenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah akan menaikkan atau menurunkan pendapatan nasional. Pemerintah
pun
perekonomian
perlu tidak
menghindari justru
agar
melemahkan
peningkatan kegiatan
perannya
dalam
pihak
swasta
(Dumairy,1996:161-164). Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang
10
melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah: 1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal. 2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil. 3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga. 4. Tingkat pendapatan masyarakat 5. Tingkat suku bunga bank 6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya) 7. Harga barang 8. Kebijakan kredit dari pemerintah
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu: 1. Besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional. 2. Cepat lambatnya laju peredaran uang 3. Motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga ( precautionary motive), motif spekulasi ( speculative motive)
Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
11
1. tinggi rendahnya tingkat bunga 2.
tingkat pendapatan masyarakat
3.
jumlah penduduk
4.
keadaan letak geografis
5.
struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek 7.
globalisasi ekonomi
Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat dilakukan dengan cara: 1. Pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto. 2. Menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar terbuka dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga. 3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan bank sentral 4. melakukan revaluasi/devaluasi.
2.6 Teori Permintaan Uang
Dimulai dengan teori kuantitas, yang mengansumsikan bahwa permintaan akan keseimbangan uang riil bersifat proposional terhadap pendpatan. Artinya teori kuantitas mengansumsiakn bahwa: ( M/P )d = kY . Dimana k adalah konstanta yang mengukur berapa banyak uang yang dipegang orang dari pendapatanya. Kemudian di telaah fungsi permintaan uang yang lebih umum dan realistis,yang mengansumsikan bahwa permintaan keseimbangan uang riil bergantung pada tingkat bunga dan pendapatan: ( M/P )d = L(i, Y ). Huruf L digunakan untuk menyatakan permintaan uang,karena uang adalah aset perekonomian yang paling likuid (aset yang paling mudah digunakan untuk 12
melakukan transaksi). Persamaan itu menyatakan bahwa permintaan terhadap likuiditas keseimbangan uang riil adalah fungsi dari pendapatan dan tingkat bunga nominal. Semakin tinggi pendapatan,semakin besar terhadap keseimbangan uang riil. Sebagaimana studi tetang fungsi konsumsi bertumpu pada model keputusan konsumsi permintaan uang mikroekonomi. Mengingat bahwa uang memiliki tiga fungsi : unit penghitung, penyimpanan nilai, dan media pertukaran. Fungsi pertama adlah uang sebagai unit penghitung,yakni tidak dengan sendirinya menghasilkan permintaan uang,karena orang dapat menyatakan harga tanpa mempunyai uang. Sebaliknya,uang dapat memerankan dua fungsi lainya hanya jika orang tersebut memegangnya. Teori permintaan uang menekankan pada peran uang sebagai penyimpan nilai atau sebagai media pertukaran. a. Teori Portofolio dari Permintaan Uang Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai disebut teori portofolio ( portofolio theories). Menurut teori ini,orang-orang memegang uang sebagai bagian dari aset portofolio mereka. Pada intinya, uang memeberikan kombinasi risiko dan pengembalian yang berbeda dibanding aset lain.
Biasanya,
uang
memberikan
pengembalian
A(nominal)
yang
aman,sedangkan harga saham dan obligasi bisa naik atau turun. Jadi, beberapa ekonom menyaranka rumah tangga untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio optimal mereka. Teori portofolio memprediksikan bahwa permintaan uang seharusnya bergantung pada risiko dan pengembalian yang diberikan oleh uang dan berbagai aset selain uang yang bisa dimili rumah tangga. Selain itu,perintaan aung seharusnya juga bergantung pada kekayaan total,karena kekayaan mengukur besarnya portofolio yang dialokasikan di antara uang dan aset alternatif. Sebagai contoh, kita bisa menulis fungsi permintaan uang sebagai: ( M/P )d = L( r s , r b ,
, W ). e
13
Di mana r s adalah pengembalian riil yang diharapkan atas saham, r b adalah
pengembalian riil yang diharapkan atas obligasi,
e
adalah tingkat inflasi yang
diharapkan, dan W adalah kekayaan riil. Kenaika dalam r s atau r b menurunkan permintaan uang,karena aset lain menjadi lebih menarik. Kenaikan dalam
juga e
menurunkan permintaan uang,karena uang menjadikan kurang menarik. (Ingatlah bahwa
e
adalah pengembalian riil yang diharapkan dari memegang uang).
Kenaikan W meningkatkan permintaan uang,karena kekayaan yang lebih tinggi beerarti portofolio yang lebih besar. Dari sudut pandang teori portofolio,kita dapat memandang fungsi permintaan uang, C(i,Y),sebagai penyederhanaan yang berguna. Pertama,teori itu menggunakan pendapat riil Y sebagai perwakilan atas kekayaan riil W . Kedua, satu-satunya variabel pengembalian dalam fungsi itu adalah tingkat bunga nominal, yang merupakan jumlah pengembalian riil obligasi dan inflasi yang diharapkan (yaitu, i = r b +
). Namun,menurut teori portofolio,fungsi permintaan e
uang seharusnya mencakup pengembalian yang diharapkan atas aset-aset lain. Apakah teori portofolio bermanfaat untuk mempelajari permintaan uang? Jawabanya bergantung pada ukuran uang yang kita gunakan. Ukuran uang yang paling sempit,seperti M1,hanya mencakup mata uang dan deposito dalam rekening cek. Bentuk uang menerima tingkat bunga nol atau sangat rendah. Ada aset yang lain- seperti rekening tabungan,Treasury bills,sertifikat deposito dan reksadana pasar uang – yang menerima tingkat bunga yang lebih tinggi dan memliki karakteristik risiko yang sama seperti mata uang dan rekening cek (checking accounts). Para ekonom mengatakan bahwa uang ( M1) adalah aset yang didominasi (dominated assets):
sebagai penyimpanan nilai,uang muncul
bersamaan dengan aset-aset lain yang selalu lebih baik. Jadi,tidak optima bagi orang-orang untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio mereka,dan teori portofolio tidak dapat menjelaskan permintaan terhadap bentuk uang yang didominasi ini. Teori portofoliomerupakan teori permintaan uang yang lebih baik masuk akal jika kita mengadopsi ukuran uang yang lebih luas. Ukuran uang yang lebih
14
luas mencakup berbagai aset yang mendominasi mata uang dan rekening cek. M2,misalnya, meliputi rekening tabungan dan reksadana pasar uang. Ketika kita
mengkaji mengapa orang memegang aset dalam bentuk M2,bukan obligasi atau saham,pertimbangan resikodan pengembalian portofolio mungkin berada di puncak. Jadi,meskipun tidak masuk akal ketika diterapkan pada M1,pendekatan portofolio terhadap permintaan uang merupakan teori yang baik untuk menjelaskan permintaan uang. b. Teori Transaksi dari Permintaan Uang Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai media pertukaran disebut teori transaksi (transaction theories). Teori ini menyatakan bahwa uang adalah aset yang didominasi dan enekankan bahwa orang memegang uang,tidak seperti aset-aset lainya,untuk melakukan pembelian. Teori ini menjelaskan dengan sangat baik mengapa mengapa orang memegang ukuran uang yang sempit,seperti: mata uang dan rekening cek,sebagai llawan dari memegang aset yang mendominasi mereka,seperti rekening tabungan atau Treassury bills. Teori transaksi dari permintaan uang memiliki berbagai bentuk,yang bergantung pada bagaimana orang memodelkan proses menghasilkan uang dan melakukan transaksi. Seluruh teori ini mengasumsikan bahwa uang mempunyai biaya dari menerima tingkat pengembalian yang rendah dan manfaat yang membuat transaksi lebih aman. Orang-orang akan memutuskan berapa banyak uang yang akan dipegang dengan men-trade-off -kan biaya dan manfaat ini. Untuk melihat bagaimana teori transaksi ini menjelaskan permintaan uang,kita kembangkan model yang terkenal dari teori ini. Model Baumol-Tobin dikembangkan pada tahun 1950-an oleh ekonom William Baumol dan James Tobin,dan model ini tetap merupakan teori permintaan uang yang terkemuka. c. Model Manajemen Kas Baumol-Tobin Model Baumol-Tobin menganalisis biaya dan manfaat dari memegang uang. Manfaatnya adalaha kenyamanan: orang-orang memegang uang agar tidak perlu pergi ke bank setiap kali mereka ingin membeli sesuatu. Biaya
15
kenyamanan ini adalah hilangnya bunga yang akan mereka terima jika uang itu mereka simpan di bank yang akan menghasilkan bunga. Untuk melihat bagaimana orang meng- tradeoff manfaat dan biaya ini,perhatikanlah orang yang ingin membelanjakan Y dolar secara bertahap selam asatu tahun. (untuk mempermudah,asumsikan tigkat harga adlah konstan,sehingga pengeluaran riilnya konstan selama setahun). Berapa banyak uang yang seharusnya orang itu pegang dalam proses membelanjakan dolar ini? Yaitu berapa ukuran optimal dari keseimbangan rata-rata? Perhatikanlah kemungkinannya. Ia dapat menarik Y dolar pada awal tahun dan secara bertahap membelanjakan uangnya. Bagian (a) dari 18-1 menunjukan uang yang dipegang selama satu tahun kedepan berdasarkan rencana berikut. Pemegang uang pada awal tahunsebesar Y dan pada akhir tahun sebesar nol,dengan rata-rata Y/2 selama satu tahun. Rencana kedua adalah dua kali pergi ke bank. Dalam kasuus ini ,dia menarik Y/2 dolar apada awal tahunsecara bertahap memebelanjakan uang ini dalam waktu setengah tahun, dan melakukan penarikan uang Y/2 lagi untuk semester kedua. Bagian (b) dari Gambar berikut menunjukan bahwa pemegangan uang selama tahuntersebut bervariasi antara Y/2 dan nol,dengan rata-rata Y/4. Rencana ini mempunyai keunggulan karena,secara rata-rata,uang yang dipegang lebih sedikit,sehinggga individu hanya kehilangan bunga yang lebih kecil. Nmun demikian, rencana ini juga memiliki kelemahan karena orang itu harus dua kali ke bank. Secara lebih umum, apabila individu melakukan N perjalanan ke bank selama setahun. Untuk sertiap perjalanan, ia menarik Y/N dollar,kemudian membelanjakan uang itu secara bertahap selama 1/ N selama setahun. Bagian (c) dari gambar berikut adalah menunjukan bahwa pemegang uang bervariasi antara Y/N dan nol,dengan rata-rata dan semakin kecil tingkat bunga yang hilang. Namun, bila N naik,maka ketidak nyamanan juga karena orang itu harus berkalikali ke bank. Anggaplah biaya ke bank adalah F . Kita bisa menganggap bahwa F sebagai nilai dari waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke dan pulang dari bank
16
serta mengantri ketika melakukan penarikan. mislanya, jika perjalanan b=ke bank memerlukan waktu 15 menit dan upah seseorang adalah $ 12 mislanya,per jam,maka F adalah $ 13 waktu. Selain itu,menyatakan tingkat suku bunga,karena uang tidak mendapatkan bunga mendapatkan bunga maka i mengukur
iaya
oportunitas dari memegang uang. Sekarang menganalisi mengenai pilihan N optima, yang menentukan permintaan uang. Untuk setiap N, jumlah rata-rata uang yang dipegang adalah Y/ (2 N ), sehingga tingkat bunga yang hilang adalah iY/ (2 N ). Karena F adalah biaya
perjalanan ke bank,maka biaya total melakukan perjalanan ke bank adalah FN . Biaya total yang menjadi beban individu adalahh jumlah bunga yang hilang dan biaya perjalan ke bank: Biaya total
=
bunga yang Hilang
+
Biaya
Perjalana =
iY/ (2 N )
+
FN
Semakin banyak jumlah perjalanan N ,semakin kecil bunga yang hilang, dan semakin tinggi biay apergi ke bank. Gambar selanjutnya menunjukan bagaimana biaya total bergantung pada N. Ada satu nilai N yang meminimalkan biaya total. Nilai N optimal,dinyatakan dengan N*,adalah N*
=
√ 2
Pemegang uang rata-rata adalah sebagai berikut: Pemegang uang rata-rata = Y/ (2 N ) =
√ 2
Persamaan ini menyatakan bahwa individu memegang lebih banyak uang jika biaya tetap pergi ke bank F lebih tinggi,jika pengeluaran Y itu lebih tinggi,atau tingkat bunga ilebih rendah. Sejauh ini,kita telah menginterprestasikan model Baumol-Tobin sebagai model permintaan mata uang . artinya kita menggunkan jalan untuk menjelaskan jumlah
uang
yang
dipegang
di
luar
bank.
Tetapi
kita
dapat
17
menginterprestasikanmodel itu secara lebih luas. Bayangkanlah orang yang memegang portofolio aset moneter (mata unag dan rekening cek) dan aset nonmoneter (sahan dan obligasi). Aset moneter digunakan untuk trasnaksi tapi memberikkan tingkat pengembalian yang rendah. Misalnya i menyatakan perbedaan pengembalian antara aset moneter dan aset non moneter, dan F sebagai biaya mentransfer aset
nonmoneter menjadi aset moneter,seperti fee pialang.
Keputusan tentang seberapa sering membayar fee pialang serupa tentang keputusan tentang berapa kali pergi ke bank. Karena itu, model Baoumol-Tobin menjelaskan permintaan seseorang terhadap aset moneter. Dengan menunjukan bahwa permintaan uang bergantung secara positif pad a pengeluaran Y dan secara negatif pada tingkatan bunga i. Uang bergantung secara positif model tersebut memeberikan pembenaran mikroekonomi untuk fungsi permintaan uang, L(i,Y). Salah satu implikasi dari model Baumol-Tobin adalah bahwa setiap perubahan biaya tetap pergi ke bank F mengubah fungsi permintaan uang,yakni mengubah kuantitas uang yang diminta pada setiap tingkat bunga dan pendapatan tertentu. Adalah mudah membayangkan peristiw ynag dapat mempengaruhi biaya tetap. Penyebaran anjungan tinggi mandiri, misalnya, menurunkan F dengan mengurangi
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
menarik
uang.
Demikian
pula,peluncuran perbankan dengan internet menurunkan F dengan mempermudah cara mentramsfer dana antar rekening. Di sisi lain, kenaikan upah riil meningkatkan F dengan meningkatkan nilai waktu dan kenaikan fee perbankan meningkatkan F secara langsung. Jadi meskipun memberi kita fungsi permintaan uang yang sangat spesifik, model Baumol-Tobin tidak memberi alasan untuk percaya bahwa fungsi ini akan stabil sepanjang waktu. d. Inovasi Keuangan, Aktova yang Segera dapat Diuangkan (Near Money), dan kematian Agregat Moneter Analisi makro ekonomi tradisional mengelompokan aset menjadi dua kategori : aset yang digunakan sebagai media pertukaran dan peyimpanan nilai (mata uang,rekening ccek)dan aset yang hanya digunakan sebagai penyimpanan nilai ( saham,obligasi, rekening tabungan). Kategori yang pertama disebut dengan
18
“uang”. Dalam bab ini membahas tentang jumlah uang berderar dan
permintaanya. Meskipun perbedaa antara aset moneter dan aset nonmoneter tetap merupakan sarana teoritis yang bermanfaat, belaknagn ini perbedaan tersebut menjadi lebih sulit untuk digunkan dalam praktek. Hal ini disebabkan karena deregulasi bank serta lembaga-lembaga keuangan lainya, dan sebagian lagi karena kemajuan teknologi komputer yang selama dekade lalu telah menyaksikan inovasi keuangan ayng cepat. Aset moneter seperti rekening cek pernah dibayar tanpa bunga; sekarang aset moneter itu mendpat tingkat bunga pasar dan dapat dibandingkan dengan aset nonmoneter sebagai penyimpan nilai. Aset nonmoneter seperti saham dwn obligasi perbah tidak nyaman untuk dibeli dan di jual,tetapi skerang reksa dana mengizinkan deposan untk memegang saham serta obligasi dan dapat melakukan penarikan dengan hanya menulis cek dari rekening mereka. Aset nonmoneter yang telah memenuhi sebagiam dari likuiditas uang ini disebut aktiva yang segera dapat diuangkan. (near money).
Keberadaan near money merumitkan kebijakan moneter dengan membuat permintaan uang tidak stabil. Karena uang dan near money dapat saling menggantikan,rumah tangga bisa dega mudah mengalihkan bentuk aset mereka dari satu bentuk ke bentuk lainya. Perubahan itu dapat terjadi untuk alasan-alasan kecil dan tidak mencerminkan perubaha pengeluaran. Jadi,perputaran uang menjadi tidak stabil,dan kuantitas uang memeberikan tanda yang salah permintaan agregat. Salah satu tanggapan tentang masalah ini adalah menggunakan definisi uang yang luas yang mencakup near money . namun karena ada kesatuan aset di dunia dengan beragam karakteristik,tidak jelas bagaimana memilih kelompo yang dinamakan “uang”. Selain itu, jika kita mengadopsi definisi uang yang luas,
kemampuan Fed dalam mengendalikan kuantitas ini akan terbatas karena banyaknya bentuk near money ayng tidak emmiliki persyartan cadangan.
19
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Uang adalah jantung analisis makroekonomi. Model-model jumlah uang yang beredar dan permintaan uang dapat membantu memperjelas determinan tingkat harga jangka panjang dan sebab-sebab fluktuasi ekonomi jangka pendek. Munculnya aktiva yang segera dapat diuangkan (near money) dewasa ini menunjukan bahwa masih banyak yang harus dipelajari. Membangun model mikroekonomi dari uang dan near money yang dapat diandalkan tetap menjadi tnanangan utama bagi para ahli makroekonomi. 3.2 Saran
Diharapkan pemerintah ampu untuk mengendalikan peredaran uang dengan undang-undang yang transparansi untuk masyarakat. Dikarenakan jika jumlah uang yang beredar terlalu banyak,maka mengakibatkan kenaikan harga yang tidak terkendali. Dan
jika jumlah uang yang beredar terlalu
sedikit menjadikan kegiatan ekonomi melemah.
20
Daftar Pustaka
Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter dan Kebanksentrala. Jakarta. Mitra Wacana Media Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku 1 Edisi Ke-4. Yogyakarta. BPFE http://m4hasiswakupu2.blogspot.co.id/2013/06/jumlah-uang-yangberedar.html (diakses Minggu, 27 September 2015) http://ekonomi.kabo.biz/2011/01/jumlah-uang-beredar-m2.html
(diakses
Minggu, 27 September 2015) http://sonyanovelisa.blogspot.co.id/2012/03/uang-bank-dan-penciptaanuang-makalah.html (diakses Minggu, 27 September 2015) https://qonitriadi.wordpress.com/2013/03/22/uang-pengertianpenciptaan-dan-perananya-dalam-perekonomian/ (diakses Minggu, 27 September 2015) http://belajarperbankangratis.blogspot.co.id/2012/05/devinisi-jumlahuang-beredar.html (diakses Senin, 28 September 2015) http://zuhrisaputrahutabarat.blogspot.co.id/2011/05/jumlah-uangberedar-dan-kebijaksanaan.html (diakses Senin, 28 September 2015)
21