HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN NASIONAL DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR (2010 – 2014) 2014)
Oleh: Kurnia Bakti Isbana 1113084000048
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pembimbing Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si
(email:
[email protected])
Abstrak Kebijakan fiskal dan moneter moneter adalah kebijakan kebijakan pemerintah yang memiliki memiliki peran penting untuk suatu Negara dalam segi perekonomian. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berisi tentang pengeluaran pemerintah atau pendapatan dari pajak, dan kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mengatur keuangan baik mengurangi maupun menambah jumlah uang beredar. Dengan adanya kedua kebijakan ini jumlah uang beredar dimasyarakat bisa dijaga untuk tidak terlalu banyak ataupun sedikit. Jika negara melakukan melakukan pembelian, pasti pemerintah sudah memikirkan berupa apa pendapatan yang akan didapat karena cepat atau lambat pasti akan berdampak dengan jumlah uang yang beredar. Maka dari itu Pendapatan Nasional bisa mempengaruhi jumlah peredaran uang di masyarakat luas.
Kata kunci : Pendapatan Pendapatan Nasional, Jumlah Jumlah Uang Beredar Beredar
I. Pendahuluan Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur keuangan negara. Arah kebi jakan fiskal ini difokuskan kearah pengeluaran pengeluaran negara dan pendapatan negara dimana didalamnya ada unsur perpajakan. Contoh kebijakan ini adalah menaik turunkan pajak suatu negara atau bahkan pembebasan pajak suatu negara untuk mencapai tujuan dari negara tersebut. Selain kebijakan fiskal, ada juga kebijakan yang disebut kebijakan moneter untuk menyeimbangi perekonomian suatu negara. Kebijakan moneter ini adalah kebijakan yang arahnya difokuskan ke penambahan penambahan atau pengurangan pengurangan jumlah uang beredar di masyarakat.Denga masyarakat.Dengan n adanya hubungan antara kedua kebijakan ini maka negara akan bisa mengendalikan jumlah inflasi atau deflasi ketitik yang sangat rendah. Untuk mengendalikannya digunakanlah satu model yang sering digunakan untuk menganalisis masalah perekonomian yaitu model IS – IS – LM. LM. Pada jurnal ini penulis ingin mengetahui hubungan antara kebijakan fiskal dengan kebijakan moneter. Variabel yang digunakan penulis adalah Pendapatan Nasional untuk kebijakan fiskal dan variabel Jumlah Uang Beredar untuk kebijakan moneter.
Dengan adanya campur tangan pemerintah perekonomian suatu negara akan men jadi stabil dan tetap terjaga. Sebagai contoh jika pemerintah melakukan pengeluaran untuk belanja pegawai pegawai maka pemerintah harus memikirkan kemampuan membayar dan apa yang akan negara dapatkan. Pendapatan ini yang nantinya akan menentukan jumlah uang beredar akan ditambah atau dikurangkan dikurangkan dilihat dari lemah atau tidaknya nilai uang tersebut
II. Kerangka Teoritis dan Tinjauan Pustaka 2.1
Pendapatan Nasional
2.1.1
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya dalam satu tahun. Pendapatan nasional adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur laju pembangunan pembangunan dan perkembangan perkembangan tingkat kesejahteraan suatu Negara dari waktu ke waktu. Selain itu dengan pendapatan nasional, dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian perekonomian suatu Negara. Negara. 2.1.2
Konsep Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya dia beranggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun kesepakatan kesepakatan itu tidak disepakati oleh para ahli ekonomi ekonomi modern. Konsep pendapatan nasional atau disebut juga produk nasional (national product) adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian perekonomian negara dalam satu periode. Perhitungan pendapatan nasional menyajikan menyajikan ukuranukuran keseluruhan nilai dasar dari seluruh barang dan jasa dalam bentuk akhir/jadi, yang diproduksi dalam perekonomian negara yang bersangkutan dalam jangka waktu satu tahun. Dalam konsep sederhana, tanpa mengam barkan adanya pemerintah pemerintah dan “tabungan” (penanaman (penanaman modal), nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi adalah sama dengan pengeluaran untuk barang dan jasa dan seluruh upah, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima oleh sumber-sumber daya ekonomi (faktor produksi) dalam memproduksi barang dan jasa tersebut. Beberapa komponen yang menjadi konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Nasional Bruto (PNB) Produk Nasional Netto (PNN) Pendapatan Nasional Neto (NNI) Pendapatan Perseorangan (Personal Income = PI) 6. Pendapatan Disposable/setelah pajak (Disposible Income = DI) 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Metode ini untuk menghitung penda patan nasional dengan cara menjumlahkan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-perusaan diberbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Pendekatan produksi (PDB) merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan beberapa faktor-faktor produksi untuk menghasilkan menghasilkan sesuatu. Nilai produksi suatu sektor menggambarkan menggambarkan nilai tambah yang diwujudkan oleh suatu sektor tersebut. Pendekatan Produksi dirumuskan sebagai berikut : Y
ini
dapat
= (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + ...(Pn x Qn)
Keterangan: Y = Pendapatan Nasional P1 = Harga barang ke-1 Q1 = Jumlah barang ke-1 Pn = Harga barang ke-n Qn = Jumlah barang ke-n Metode Pendekatan Pendapatan Metode pendekatan pendapatan adalah pendapatan nasional dari hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu tahun. Pendekatan ini mengarah pada penerimaan penerimaan atas penggunaan penggunaan faktorfaktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewira usahaan. Masing-masing faktor produksi akan menghasilkan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, berbeda-beda, tenaga kerja akan memperoleh memperoleh gaji/upah, pemilik modal akan mendapat bunga, pemilik tanah akan mem-peroleh sewa, dan keahlian atau skill akan memperoleh memperoleh laba. Pendekatan Pendapatan dirumuskan sebagai berikut :
dapat
Y=r+w+i+p 2.1.3
3 Cara / Metode Pendekatan Dalam Menghitung Pendapatan Nasional
Metode Pendekatan Produksi
Keterangan: Y = Pendapatan Nasional r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya w = Pendapatan bersih dari sewa i = Pendapatan dari bunga
p
= Pendapatan Pendapatan dari keuntungan keuntungan perusahaan perusahaan
Metode Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan pendapatan nasional menggunakan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu. Pendekatan Pengeluaran dirumuskan sebagai berikut :
dapat
Y = C + I + G + (X – (X – M) M)
Keterangan: C = Konsumsi I = Investasi G = Pengeluaran Pemerintah X = Ekspor M = Impor 2.1.4
Tujuan dan Nasional
Manfaat
Pendapatan
Tujuan dari pendapatan nasional adalah untuk mengetahui dan menilai kemajuan atau pertumbuhan atau perkembangan perkembangan perekonomian suatu negara. Dengan menghitung pendapatan nasional, dapat diketahui seberapa besar peningkatan perekonomian perekonomian suatu negara. Tingginya nilai pendapatan nasional menunjukkan menunjukkan semakin semakin tingginya kemajuan perekonomian suatu negara. Manfaat dari pendapatan nasional adalah untuk :
Dapat mengetahui struktur ekonomi suatu negara, apakah tergolong sebagai negara agraris, industri atau jasa. Hal itu bisa diketahui dari lapangan usaha yang memberikan kontribusi atau sumbangan terbesar terhadap pendapatan nasional.
Menjadi acuan atau dasar dalam pembuatan kebijakan ekonomi pemerintah. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antardaerah di suatu negara. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antarnegara.
2.2
Jumlah Uang Beredar
2.2.1
Pengertian Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar merupakan uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang beredar merupakan merupakan salah satu bagian dari ekonomi moneter yang berpengaruh besar dalam perekonomian Indonesia. Cakupan definisi jumlah uang beredar di Negara maju umumnya luas dibandingkan Negara berkembang. berkembang. Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Uang memiliki 4 (empat) fungsi penting yaitu sebagai satuan hitung, alat transaksi pembayaran, penyimpan nilai, dan standar pembayaran di masa mendatang. Pengertian paling sempit yang biasa dikenal dengan istilah narrow money merupakan merupakan daya beli yang langsung digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas dengan mencangkup alat-alat pembayaran yang mendekati uang (deposito berjangka dan tabungan). 2.2.2
Ukuran Uang
Menurut Mankiw (2006:81) Dalam ukuran uang setidaknya memiliki 4 (empat) simboll, yaitu:
C dalam cakupan aset adalah mata uang M1 dalam cakupan aset adalah mata uang ditambah deposito penerimaan, traveler’s check, dan deposito yang daat diuangkan dengan cek lainnya.
M2 dalam cakupan aset adalah M1 ditambah neraca reksadana pasar uang ritel, deposito tabungan (termasuk rekeninng deposito pasar uang), dan deposito berjangka kecil. M3 daam cakupan aset adalah M2 ditambah deposito berjangka besar kesepakatan pembelian-ulang. Eurodollar, dan neraca reksadana pasar uang unstitusi. unstitusi.
Dari M1, M2, dan M3 ukuran yang paling umum digunakan untuk mempelajari dampak uang terhadap perekonomian adalah M1 dan M2. Namun, tidak ada consensus tentang ukuran persediaan uang mana yang terbaik. Ketidak setujuan tentang kebijakan moneter kadang-kadang muncul karena ukuran uang yang berbeda bergerak ke arah yang berbeda. 2.2.3
Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB)
Pengendalian jumlah uang beredar sangan penting dalam suatu Negara untuk menjaga kestabilan perekonomian suatu Negara di Indonesia, yang bertanggung jawan dalam pengendalian jumlah uang beredar yaitu Bank Indonesia (BI) dan Departement Keuangan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi moneter. Namun kebijakan pemerintah dalam mengendalikan mengendalikan JUB tidak terlepas dari pelaku-pelaku lain dalam proses penciptaan uang beredar, yaitu bank-bank umum dan masyarakat umum. 2.2.4
Keadaan APBN (surplus/defisit) (surplus/defisit)
Apabila pemerintah mengalami defisit dalam APBN maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan penambahan uang pencetakan uang baru. Hal ini berarti akan ada penambahan penambahan jumlah uang yang yang beredar.
Perubahan Kredit Langsung Bank
Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak hanya memberikan kredit kepada bank bank umum, tetapi BI juga memberi kredit langsung kepada lembaga-lembaga pemerinta lain seperti pertamina, dan Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) lainnya.
Perubahan Kredit Likuiditas Bank Indonesia
Dalam mengatasi krisis terkadang BI mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank umum yang jumlahnya mencapai mencapai ratusan ratusan triliun rupiah. Hal ini, akan berdampak pada melonjaknya jumlah uang beredar. Disamping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak juga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang beredar. 2.3
Kerangka Pemikiran
Pendapatan Nasional (X)
Faktor-Faktor Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Dasar terciptanya uang beredar berasal dari adanya uang inti dan uang primer. Maka besarnya beredar ini sangat dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Uang inti dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu:
Keadaan Neraca Pembayaran
Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti devisa yang masuk ke dalam Negara, hal ini berarti ada penambahan penambahan jumlah uang beredar.
Jumlah Uang Beredar (Y)
Gambar 2.3.1
Kerangka pemikiran hubungan antara pendapatan nasional dengan jumlah uang beredar. 2.4
Hipotesis
H0 β1 ≤ berati pendapatan nasional tidak mempunyai hubungan terhadap jumlah uang beredar.
III.
H1 β1 ≥ berarti pendapatan nasional mempunyai hubungan terhadap jumlah uang beredar.
tersebut diperoleh dari Bank Indonesia, dengan sumber data adalah bank indonesia. Data dalam milyaran dan perkuartal
Tahun
Kuartal
2010
I
481067.16
2.112.083
II
509436.42
2.231.144
III
522172.14
2.274.955
IV
512014.18
2.471.206
I
522265.73
2.451.357
II
532819.27
2.522.784
III
558956.25
2.643.331
IV
570490.04
2.877.220
I
546796.41
2.914.194
II
588976.12
3.052.786
III
586759.52
3.128.179
IV
649490.89
3.307.508
I
582725.78
3.322.529
II
618500.63
3.413.379
III
622307.63
3.584.081
IV
613451.54
3.730.197
I
612789.41
3.660.606
II
650481.84
3.865.891
III
659363.06
4.010.147
IV
638042.71
4.173.327
2011
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendapatan nasional dengan jumlah uang beredar yang mempengaruhi keijakan fiskal dan kebijakan moneter. Sumber data penelitian ini adalah dari Bank Indonesia, adapun objek penelitian yang diteliti adalah pendapatan nasional dan jumlah uang beredar periode 2010 – 2014 (data triwulan) Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi sederhana. sederhana. Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabel-variabel variabel-variabel itu berhubungan berhubungan atau dapat diramalkan. diramalkan. Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan persamaan matematika matematika yang menyatakan menyatakan hubngan fungsional antara variabel-variabel. Hubungan fungsional antara satu variabel prediktor dengan satu variabel kriterium disebut analisis regresi sederhana (tunggal). Berikut adalah data pendapatan nasional dan jumlah uang beredar. Data
Jumlah Uang Beredar
Pendapatan Nasional
2012
2013
2014
Sumber Bank Indonesia
IV. Hasil Pembahasan Dari data yang diambil dari Bank Indonesia (BI) tahun 2010 – 2014 2014 triwulanan, pendapatan pendapatan nasional dan jumlah uang beredar yang terjadi adalah sebagai berikut : (data di olah)
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
pendapatannasional
13.2648 .09407
20
jub
14.9224 .20874
20
Berdasarkan tabel descriptive statistics diatas, maka dapat diketahui bahwa pendapatan nasional sebesar 13,2648 dengan standar deviasi 0,09407. Sedangkan rata-rata jumlah uang beredar sebesar 14,9224 dengan standar deviasi 0,20874. Correlations Pendapatannasion al Pearson Correlation
jub
Pendapatannasional
Sig. (1-tailed)
N
1.000 .952
Jub
.952
1.000
Pendapatannasional
.
.000
Jub
.000
.
Pendapatannasional
20
20
Jub
20
20
Berdasarkan Berdasarkan Correlations diatas, dapat diketahui bahwa dari cara Pearson yaitu ketika variabel tingkat pendapatan nasional nasional naik 1 unit maka variabel variabel jumlah uang uang beredar akan akan dipengaruhi 0,952 unit. Variables Entered/Removed b Variables Model 1
Variables Entered juba
Removed .
Method Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: pendapatannasional
Dari tabel Variables Entered/Removed b, menunjukkan bahwa variabel yang dimasukan adalah jumlah uang beredar sedangkan yang dikeluarkan tidak ada. Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Durbin-Watson
Estimate .952 a
1
.907
.902
.02950
2.371
a. Predictors: (Constant), jub b. Dependent Variable: pendapatannasional
Berdasarkan tabel model summary, nilai R square sebesar 0,907 atau 90%. Maka dapat disimpulkan pengaruh variabel variabel X (Jumlah Uang Beredar) terhadap terhadap variabel Y (Pendapatan (Pendapatan Nasional) sebesar sebesar 90%. Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti terhadap Y (Pendapatan (Pendapatan Nasional) sebesar 10%. ANOVAb Model
Sum of Squares
1
df
Mean Square
Regression
.152
1 .152
Residual
.016
18 .001
Total
.168
19
F
Sig.
175.214 .000 a
a. Predictors: (Constant), jub b. Dependent Variable: pendapatannasional
Berdasarkan tabel anova diatas, nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan model ini mempunyai mempunyai hubungan linear.
Coefficients a Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Model
B
(Constant)
6.861 .484
jub
.429
Error
.032
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
14.181 .000 .952
13.237 .000
1.000
1.000
a. Dependent Variable: pendapatannasional
Berdasarkan tabel coefficients, nilai VIF sebesar 1.000 ≤ 10 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini ti dal terdapat multikolinearitas. Collinearity Diagnostics a Variance Proportions Model
Dimension
Eigenvalue
1
1
2.000
2
9.293E-5
a. Dependent Variable: pendapatannasional
Condition Index
(Constant)
1.000 .00 146.698
Jub .00
1.00
1.00
Residuals Statistics a Minimum Predicted Value
13.1106
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value
Maximum 13.4029
-1.721 .007
Mean
13.2648 .08958
1.542 .000 .013
13.1176
13.4107
Residual
-.03694 .08084 -1.252
2.741 .000
Stud. Residual
-1.371
2.826
-1.407
Mahal. Distance
.002
Cook's Distance
.000
Centered Leverage Value
.000
a. Dependent Variable: pendapatannasional
20
.02871
20
.973
20
-.007
-.04451 .08597
20 20
13.2652 .08970
Std. Residual
Stud. Deleted Residual
.002
.00000
N 20
1.000
.009
Adjusted Predicted Value
Deleted Residual
Std. Deviation
1.020
-.00041 .03159 3.683 .030
20 20
1.157
20
2.962 .950
.877
20
.253
.050
.069
20
.156
.050
.046
20
mengikuti arah garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. normal.
Gambar diatas menunjukkan tampilan dari histogram. Berdasarkan gambar diatas, grafik ini berbentuk lonceng maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Gambar diatas menunjukkan tampilan dari Scatterplot.
Berdasarkan
gambar
diatas,
sampel ini melebar kemudian menyempit maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedasheteroskedastisitas.
Gambar diatas menunjukkan tampilan dari PP Plot. Berdasarkan gambar diatas, sampel ini
V. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dengan teori yang telah dikemukadikemukakan adalah jika pendapatan nasional mengalami perubahan maka akan diiringi dengan jumlah uang beredar. beredar. Apabila jika terjadi kenaikan pada pendapatan nasional nasional sebesar 1 unit, maka akan terjadi peningkatan tingkat jumlah uang beredar sebesar 0,952. Namun jika terjadi penurunan pendapatan nasional sebesar 1 unit, maka akan terjadi penurunan tingkat jumlah uang beredar sebesar -0,952 unit. Maka terdapatlah hubungan yang terjadi antara pendapatan nasional dengan jumlah uang beredar karena pengaruh kedua variabel ini sebesar 90% dan 10%nya disebabkan variabel yang lain.
VI. Referensi
http://www.ekonomiholic.com/2014/01/metode perhitungan-pendapatan-nasiona perhitungan-pe ndapatan-nasional.html l.html Bagus Permadi. Transcript of Pengertian dan Manfaat Pendapatan Nasional Feristi Irza Rolis, Jurnal Analisis Efektifitas Antara Kebijkana Fiskal dan Kebijakan Moneter Dengan Pendekatan Model IS-LM (Studi Kasus Indonesia Tahu 2010-2014) Bank Indonesia, www.bi.go.id