JENIS-JENIS KATA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Umul Umulhi hiar ar Jaba Jabarr F 2. Irm Irma Yo Youvit uvitaa S 3. Ris Riska Lesta estari ri 4. Novi Noviaa Wa Wahd hdat atul ul H 5. Ren Rena Pri Priha hatn tnaa G
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada pada waktun waktunya. ya. Tugas Tugas ini disusu disusun n dalam dalam memenu memenuhi hi salah salah satu satu tugas tugas Bahasa Bahasa Indonesia. Jenis-jenis kata merupakan salah satu teknik pembelajaran yang digunakan berl berlan anda dask skan an pada pada keny kenyat ataan aan bahw bahwaa seor seoran ang g anak anak bela belajar jar berb berbah ahas asaa dari dari lingku lingkunga nganya nya melalu melaluii penemu penemuany anyaa sendir sendiri. i. Oleh Oleh karena karena itu penuli penuliss tertari tertarik k mencoba mencoba menyelidiki menyelidiki dalam pembelajaran pembelajaran dan pemahaman pemahaman wacana jenis - jenis kata. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun maupun bahasanya. bahasanya. Namun demikian penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dosen bahasa Indonesia pada khususnya.
Sumedang, 17 September 2010
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................ii BAB
I
PENDAHULUAN ..................................................................................................1 a. Latar Belakang.....................................................................................1 b. Rumusan Masalah................................................................................1 c. Tujuan Penulisan..................................................................................2 d. Sistematika Penulisan...........................................................................2 BAB
II
DEFINISI DAN KLASIFIKASI KATA .................................................................3 A. Definisi Kata.......................................................................................3 b. Klasifikasi Kata....................................................................................3 i. Kata Benda (nomina)........................................................................5 ii. Kata Kerja (verba)............................................................................6 iii. Kata Ganti (pronomina)..................................................................8 iv. Kata Bilangan (numeralia)..............................................................9 v. Kata Sifat (adjektiva).....................................................................10 vi. Kata Depan....................................................................................10 vii. Kata Keterangan...........................................................................11 viii. Kata Sambung (konjungsi).........................................................12 ix. Kata Sandang (artikula)................................................................13 x. Kata Tugas.....................................................................................14 BAB
III
KESIMPULAN .....................................................................................................15
ii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................16
iii
BAB I.................................................................................................. PENDAHULUAN..........................................................................................
a. Latar Belakang Banyak cara atau metoda yang digunakan dalam pengklasifikasian kata. Para ahli bahasa tradisional menggunakan kriteria makna dan kriteria fungsi untuk mengklasifikasikan kata. Sedangkan para ahli bahasa struktural, terutama penganut aliran Bloomfield, membuat klasifikasi kata berdasarkan distribusi kata itu dalam suatu struktur atau konstruksi. Selain itu terdapat juga kelompok linguis yang menggunakan criteria fungsi sintaksis sebagai patokan untuk menentukan kelas kata. Kriteria yang digunakan para ahli bahasa strukturalis ini, banyak diikuti orang untuk menelaah bahasa Indonesia karena dianggap lebih baik dan lebih konsisten dari pada kriteria yang digunakan oleh para ahli bahasa tradisional. Kata sangatlah penting sebagai salah satu pembentuk kalimat dan salah satu unsur dalam bahasa. Mengenal karakteristik setiap jenis kata membantu kita dalam berkomunikasi agar kalimat yang kita ucapkan menjadi padu dan dimengerti orang lain. Untuk itu pengetahuan mengenai klasifikasi kata dan struktur pembentukannya menjadi sangatlah penting agar tidak timbul kekeliruan dan kerancuan dalam bahasa.
b. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas kama dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan kata ? 2. Bagaimana pengklasifikasian kata ? 3. Apa karakteristik dari masing-masing jenis kata ?
1
c. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kata, bagaimana pengklasifikasian kata dalam bahasa Indonesia, serta apa saja karakteristik dari masing-masing jenis kata tersebut.
d. Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab I pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II definisi dan klasifikasi kata, dan Bab III kesimpulan dari isi makalah.
2
BAB II DEFINISI DAN KLASIFIKASI KATA
A. Definisi Kata Secara umum kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata ‘kata’ dalam bahasa melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta kathā. Dalam bahasa Sansekerta kathā sebenarnya artinya adalah ‘konversasi’, ‘bahasa’ atau ‘dongeng’. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantic menjadi ‘kata’. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata: 1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa 2. konversasi, bahasa 3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas 4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
b. Klasifikasi Kata Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: 1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
3
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari. a.
Verba transitif (membunuh),
b.
Verba kerja intransitif (meninggal),
c.
Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat. 4. Adverbia (kata
keterangan); kata
yang
memberikan
keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak. 5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu. a.
Orang pertama (kami),
b.
Orang kedua (engkau),
c.
Orang ketiga (mereka),
d.
Kata ganti kepunyaan (-nya),
e.
Kata ganti penunjuk (ini, itu)
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua. a. Angka kardinal (duabelas), b. Angka ordinal (keduabelas) 7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok: a. preposisi (kata depan) (contoh: dari), b. konjungsi
(kata
sambung),
konjungsi
berkoordinasi
konjungsi subordinat (karena), a.
artikula (kata sandang) (contoh: sang, si)
b.
interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
c.
partikel.
4
(dan),
Dalam pembahasan kali ini hanya akan dijelaskan sepuluh jenis kata saja, terdiri dari: kata benda, kata kerja, kata ganti, kata bilangan, kata sifat, kata depan, kata keterangan, kata sambung, kata sandang, dan kata tugas.
i.
Kata Benda (nomina)
Nomina adalah nama dari benda, seseorang, tempat, dan segala sesuatu yang dibendakan. Perhatikan kata berikut: •
Lemari itu bagus.
•
Kenyataanya membuahkan hasil.
Kata’ lemari’ pada kata pertama disebut kata benda berwujud/konkrit karena dapat dilihat, diraba dan terlihat wujudnya. Sedangkan kata ‘kenyataanya’ pada kata kedua disebut kata benda tidak berwujud/ konkrit karena tidak bisa dilihat. Contoh kata sejenis : keindahan, kesabaran, ketabahan, dan sebagainya. Kata benda konkrit yang menunjukan nama diri, nama jenis dan zat. Contoh: •
Mira menyapu halaman
( nama diri )
•
Buku itu harganya mahal
( nama jenis)
•
Air ini terasa sangat dingin
( nama zat )
Kata benda bahasa Indonesia berbeda dengan kata benda bahasa yang berfleksi. Kata benda pada bahasa fleksi mengenal perubahan bentuk berdasarkan jumlah dan berdasarkan kelamin. Sedangkan kata benda bahasa Indonesia tidak menjalankan perubahan bentuk.
Ciri kata benda dilihat dari adverbia pendampingnya, yaitu: a. Tidak dapat didahului oleh adverbia negasi tidak b. Tidak dapat didahului oleh adverbia derajat agak (lebih, sangat, paling) c. Tidak dapat didahului oleh adverbia keharusan wajib
5
d. Dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah seperti satu, sebuah, sebatang dan sebagainya.
ii.
Kata Kerja (verba)
Kata yang menunjukan pekerjaan. Kata kerja dibagi 2 yaitu kata kerja transitif dan instransitif. Kata kerja transitif/kata kerja yang memerlukan objek. Contoh: •
Dika membeli buku matematika.
•
Buku Matematika dibeli oleh Dika.
Kata kerja intransitif/kata kerja yang tidak memerlukan objek. Contoh : •
Amri berbicara di depan kelas.
Dalam Tata Bahasa Indonesia karangan Drs. Gorys Keraf, menentukan kata kerja harus mengikuti 2 prosedur, yaitu: a. Bentuk Segala kata yang mengandung imbuhan: me-, ber-, di-, -i, -kan, digolongkan kedalam kata kerja. Tapi, disamping itu ada pula sejumlah kata kerja yang tidak mengandung unsur-unsur itu, tetapi secara tradisional termasuk kata kerja : tidur, bangun, pergi, datang, makan, minum, dll. Kata kerja demikian disebut kata kerja aus/kata kerja tanggap .
b. Kelompok Kata Segala macam kata yang tersebut di atas, dalam segi kelompok kata mempunyai satu kesamaan struktur yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata : dengan + kata sifat. Contoh: •
Dia menari dengan indah
•
Dia berbicara dengan lantang
Imbuhan kata kerja : 6
•
Awalan pembentukan kata kerja.
Adapun awal pembentukan kata kerja ialah : me-, ber-, di-. Contoh: Memotong, Bersalaman, Dipinjam. •
Akhiran pembentukan kata kerja.
terdiri dari akhiran -kan dan -i. Contoh: Membangunkan, Menuruni. Kombinasi awalan dan akhiran pembentukan kata kerja: •
me – kan
•
me – i
•
ber – an
Contoh: menaikan Contoh: menemui Contoh: berpegangan
Ciri utama kata kerja dilihat dari adverbia yang mendampinginya, yaitu: a. dapat didampingi dengan adverbia negasi tidak atau tanpa. Contoh : - tidak datang - tanpa membaca b. dapat didampingi oleh semua adverbia frekuensi. Contoh : - sering datang - jarang makan c. tidak
dapat
didampingi
oleh
kata
bilangan dengan
penggolongannya. Contoh : - sebuah * membaca - dua butir * menulis Namun dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah seperti: - kurang membaca - sedikit menulis d. tidak dapat didampingi oleh adverbial derajat. Contoh : - agak * pulang - kurang * pergi e. dapat didampingi oleh semua adverbia kala (tenses) Contoh : - sudah makan - sedang mandi 7
f. dapat didampingi oleh semua adverbia keselesaian Contoh : - belum mandi - baru datang g. dapat didampingi oleh semua adverbial keharusan Contoh : - harus pulang - boleh mandi h. dapat didampipngi oleh semua anggota adverbial kepastian Contoh : - pasti datang - mungkin pergi - tentu pulang - barangkali tahu
iii.
Kata Ganti (pronomina)
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya adalah saya, kapan, -nya, ini. Cara pembagian kata ganti bermacam-macam tergantung rujukan yang digunakan. Berikut adalah salah satu cara penggolongan pronomina: a. Kata ganti orang. Terbagi tiga dan dapat bersifat tunggal maupun jamak. 1)
Kata ganti orang pertama. Misalnya: saya, aku,
kami, kita. 2)
Kata ganti orang kedua. Misalnya: engkau, kamu,
3)
Kata ganti orang ketiga. Misalnya: dia, beliau,
kalian.
mereka. b. Kata ganti pemilik. Misalnya -ku, -mu, -nya. c. Kata ganti penanya; berfungsi menanyakan benda, waktu, tempat, keadaan, atau jumlah. Misalnya apa, kapan, ke mana, bagaimana, berapa. d. Kata ganti petunjuk. Misalnya ini, itu. e. Kata ganti penghubung. Misalnya yang.
8
f. Kata ganti tak tentu. Misalnya barang siapa.
iv.
Kata Bilangan (numeralia)
Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya dalam suatu deretan. Jenis nuneeralia yang terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu numeralia tentu, numeralia tak tentu, dan numeralia tingkat.
a. Numeralia Tentu Kata yang menyebutkan bilangan yang menunjukan jumlah tertentu. Contoh: •
’ satu ’
•
’ empat ’.
•
’ sepuluh ’.
•
’ dua puluh ’.
•
’ seratus ’.
•
’ setengah ’.
•
’ sepertiga ’.
•
b. Numeralia Tak Tentu Numeralia yang belum di ketahui secara jelas besarnya/jumlahnya. Dalam bahasa galolen hanya sedikit kata-kata yang menyatakan bilangan tertentu. Contoh
:
•
’ banyak ’.
•
’ sedikit ’.
•
’ semua ’.
•
’ beberapa ’. c. Numeralia Tingkat
Kata bilanganya yang menyatakan tingkat. Contoh: •
’ pertama ’.
9
•
’ kedua ’.
•
’ ketiga ’.
•
’ keempat ’.
v.
Kata Sifat (adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva (bahasa Latin: adjectivum ) adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh
: •
Wajahnya cantik
•
Tubuhnya sangat tinggi
Dalam kata sifat terdapat tingkat perbandingan untuk menunjukan lebih maka kata sifat itu di bantu oleh kata lebih. Misal: Harga buku itu lebih murah daripada harga tas. Untuk menunjukan tingkat yang paling tinggi dalam perbandingan itu. Kata sifat tadi di bantu untuk kata paling, sekali/imbuhan ter-. Contoh: Dia adalah siswa terbaik di sekolahnya.
vi.
Kata Depan
Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan. Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan: a. Preposisi yang menandai tempat. Misalnya, di, ke, dari. b. Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya, untuk, guna. c. Preposisi yang menandai waktu. Misalnya, hingga, hampir. 10
d. Preposisi yang menandai sebab. Misalnya, demi, atas. e. Preposisi yang menyatakan orang, nama orang / nama binatang / nama waktu. Misalnya, pada. Selain dari itu, ada kata-kata depan yang lain baik berupa kata gabungan maupun kata tunggal. Seperti di mana, di sini, di situ, akan, oleh, atas, bawah, dalam, guna, unjuk gigi.
vii.
Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang menjelaskan kata yang lain. Goris Keraf membagi kata keterangan menjadi 14 jenis: a. Keterangan kualitatif: “ia berjalan perlahan-lahan”. b. Keterangan waktu: sekarang, nanti, kemarin, kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan. c. Keterangan tempat: di sini, di situ, ke sana, ke mari. d. Keterangan modalitas: memang, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukan, benar, sebenarnya, mungkin, rasanya, mudah-mudahan, hendaknya, jangan, mustahil. e. Keterangan aspek: sedang, sementara, sudah, telah, sering, biasa. f. Keterangan derajat: amat, hampir, kira-kira, sedikit, cukup, hanya, satu kali. g. Keterangan kesertaan: bersama. h. Keterangan syarat: jika, seandainya. i.
Keterangan perlawanan: meskipun, meski, jika.
j.
Keterangan sebab: sebab, karena, oleh karena.
k. Keterangan akibat: sehingga. l.
Keterangan tujuan: supaya, agar, untuk, hendak.
m. Keterangan perbandingan: sebagai, seperti, bagaikan. n. Keterangan perwatasan: kecuali, hanya.
11
viii.
Kata Sambung (konjungsi)
Kata
sambung
(konjungsi)
adalah
kata
yang
digunakan
untuk
menyambung atau menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, paragraf dengan paragraf, ide-ide dengan ide-ide, dan sejenisnya. Ragam kata sambung : a. Kata sambung asal, misalnya : dan, maka, sedang, hingga, meski, lalu, bila, sambil, atau, serta, karema, jika, dll. b. Kata sambung jadian / bentukan: •
kata ulang, misalnya : jangan-jangan, seakan-akan,
kalau-kalau, dll. •
kata sambung majemuk, misalnya : apabila, lagi
pula, karena itu, andaikata, sebab itu, dll. •
kata sambung berimbuhan, misalnya : sebelum,
selama, sehingga, seandainya, sekiranya, melainkan, semenjak, andaikan, bagaikan, asalkan, sedangkan, jangankan, walaupun, meskipun, kendatipun, bermula, sebermula, dll.
Makna kata sambung : a. Sebagai pengantar (kalimat), misalnya : alkisah, syahdan, arkian, maka, sebermula, bahwasanya, hatta, adapun, dll. b. Sebagai himpunan / kumpulan, misalnya : dan, lagi, dengan, lagi pula, tambahan lagi, dll. c. Yang menyatakan pertentangan, misalnya : tetapi, hanya, sedangkan, biar, meski, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, melainkan, dll. d. Yang menyatakan sebab, misalnya : sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena, dll. e. Yang menyatakan akibat, misalnya : sampai, sehingga, sebab itu, karena itu, sampai-sampai, dll.
12
f. Yang menyatakan waktu, misalnya : bila, waktu, ketika, mula-mula, apabila, bilamana, sebelum, selama, setelah, tatkala, semenjak, sesudah, setelah, dll. g. Yang menyatakan tempat, misalnya : sampai, hingga. h. Yang menyatakan maksud, misalnya : supaya, agar, agar supaya. i.
Yang menyatakan syarat, misalnya : asal, asalkan, jika,
andaikata, kalau, seandainya, dll. j.
Yang menyatakan perwatasan, misalnya : kecuali.
k. Yang menyatakan keadaan/perihal, misalnya : sambil, seraya. l.
Yang menyatakan perbandingan,
misalnya : seperti,
bagaikan, sebagai, seakan-akan, dll. m. Yang menyatakan modalitas, misalnya : jangan-jangan, kalau-kalau.
ix.
Kata Sandang (artikula)
Kata Sandang itu tidak mengandung suatu arti, tetapi memiliki fungsi. Dalam bagian mengenai kata ganti penghubung sudah dibicarakan pula tentang yang, yang pada mulanya hanya mengandung fungsi penentu . Itulah fingsi pertama dari Kata-kata Sandang. Kata sandang bisa digunakan untuk mendampingi kata benda dasar, nomina yang terbentuk dari verba, pronomina, atau verba pasif. Adapun fungsi Kata Sandang seluruhnya dapat disusun sebagai berikut: a. Menentukan kata benda. b. Menstubstansikan suatu kata: yang besar, yang jangkung, dan sebagainya. Kata-kata Sandang yang umum dalam bahasa Indonesia adalah yang, itu, nya, si, sang, hang, dang. Kata-kata sang, hang dan dang banyak digunakan dalam kesusastraan lama, sekarang amat jarang digunakan lagi, kecuali sang, yang
13
kadang-kadang digunakan untuk mengagungkan, kadang untuk menyatakan ejekan atau ironi. Contoh : - Sang fajar terbit dari ufuk timur. - Si jago merah menghanguskan puluhan ruko di pasar tradisional.
x.
Kata Tugas
Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri. Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu: a. preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya dari, dengan, di, ke b.
konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnya dan, atau, serta
c. interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya ah, aduh d. artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum e. penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun
14
BAB III KESIMPULAN
Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat,a keterangan,a ganti, kata bilangan, dan kata tugas yang mencakup preposisi (kata depan), konjungsi (kata sambung), artikula (kata sandang), interjeksi (kata seru), serta partikel. Karakteristik dan struktur penulisan setiap jenis kata itu berbeda, ada yang bisa didampingi adverbia negasi tidak, ada yang hanya bisa didampingi adverbia negasi bukan, dan masih banyak beberapa adverbia lain yang dapat mendampingi setiap jenis kata tersebut. Hal itu dikarenakan makna yang timbul dari setiap jenis kata dan fungsinya dalam kalimat berbeda.
15
DAFTAR PUSTAKA
Burham, J. dan Undang Misdan. (1980). Bahasa Indonesia Pelajaran Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Blogmaster.
(2009).
Kata
Sambung
[Online].
Tersedia:
http://wacana-
bahasa.blogspot.com/2009/03/kata-sambung.html [21 September 2010]
HP, Achmad. (1996). Linguistik Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Iswara, P.D. dan A.S. Harjasujana. (1996). Kebahasaan dan Membaca dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sakri, A. (1994). Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.
Tama, I.W.et al. (1994). Struktur Bahasa Galolen: Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wikipedia. (2010). Definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kata#Definisi_Kamus_Besar_Bahasa_Indone sia [21 September 2010]
Wikipedia. (2010). Kata [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kata [21 September 2010]
16