Laporan Hasil Praktikum, Ilmu Material Kedokteran Gigi Semester III. Universitas Airlangga.
Laporan Hasil Praktikum, Ilmu Material Kedokteran Gigi Semester III. Universitas Airlangga.
Deskripsi lengkap
Cold Cured Acrylic
Praktikum IMKG Amalgam
n
Praktikum IMKG Resin Koposit
Mahasiswa dapat mengetahui konsistensi dan setting time dari semen zinc phosphate, serta dapat mengaplikasikan cara pencampuran adonan zinc phosphate dengan benar.
Praktikum IMKG Amalgam
makalah imkg fkg
laporanFull description
makalah imkg fkg
Praktikum IMKG Resin Koposit
asfd
hghjhDeskripsi lengkap
PRAKTIKUM IMKG Semen Glass Ionomer
Produk gipsum yang digunakan di kedokteran gigi dibentuk dengan mendorong keluar bagian dari air kristalisasi dari gipsum untuk membentuk kalsium sulfat hemihidrat. Gipsum Gipsum produk + ai...
PRAKTIKUM IMKG Penuangan Logam (Casting)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara Secara umum umum bioko biokompa mpati tibil bilita itass dapat dapat diarti diartikan kan sebag sebagai ai kemam kemampua puan n suatu suatu baan baan untuk untuk men!ebab men!ebabkan kan timbuln! timbuln!aa suatu suatu respon respon biologik biologik dalam dalam pemakaia pemakaiann!a nn!a dalam dalam tubu. tubu. Berdasark Berdasarkan an pemaaman pemaaman tersebut" dapat diartikan ba#a suatu $enis baan belum tentu dapat diterima ole tubu untuk semua $enis pemakaian. Suatu baan !ang dapat diterima dalam kegunaann!a kegunaann!a sebagai baan %ull cro#n" belum tentu akan bisa diterima dalam kegunaann!a sebagai baan implan. Pada implan tulang" arapann!a adala ba#a antara baan dengan tulang akan ter$adi suatu integrasi !ang baik. Seingga untuk baan implan" idealn!a arus bisa mengasilkan suatu osseo& integrasi antara tulang dengan baan implan. Sedangkan pada baan %ull cro#n" arapann!a adala ba#a baan tidak akan men!ebakan men!ebakan ter$adin!a in%lamasi pada pulpa atau pada $aringan periodontal. 'adi bukan osseointegrasi !ang $adi arapan. Apaka suatu baan biokompatibel atau tidak sedikit ban!ak tergantung $uga pada %ungsi %isik baan !ang kita inginkan" serta respon biologik !ang mungkin ter$adi. Atas dasar tersebut adala tidak muda untuk menentukan apaka suatu baan biokompatibel atau tidak. Bidang Bidang kedokt kedoktera eran n gigi gigi sangat sangat berub berubung ungan an dengan dengan bioko biokompa mpati tibil bilita itass baan" baan" dan al ini melibatkan pemaaman dari lain bidang di luar ilmu kedokteran" misaln!a ilmu baan" biokimia" biologi molekuler dan bioteknik. Seingga biokompatibilitas biokompatibilitas pat dasarn!a merupakan suatu ilmu lintas bidang. Dalam perkembangann!a" perkembangann!a" saat ini untuk menentukan pemakaian suatu baan" %aktor !ang mutlak dipertimbangkan" termasuk $uga biokompatibilitas" dan tidak an!a %aktor kekuatan " estetika" atau %ungsional baan sa$a. Bisa diartikan pertimbangan akan biokompatibilitas baan penting di%aami ole para produsen" praktisi" ilmu#an dan pasien sendiri.
1.(.( S!arat Biokompatibilitas Biokompatibilitas 1.(.+ Pengu$ian Biokompatibilitas Biokompatibilitas Baan 1.(., Hubungan Pemeriksaan In Pemeriksaan In Vitro, Vitro, In Vivo Vivo Dan -linis 1.(. Biokompatibilitas Baan -edokteran /igi.
1.+ 0u$uan
1
Adapun tu$uan dalam pembuatan makala ini" !aitu untuk mengetaui Pengertian Biokompatibilitas" S!arat Biokompatibilitas" Pengu$ian Biokompatibilitas Baan" Hubungan Pemeriksaan In Vitro, In Vivo Dan -lis" Biokompatibilitas Baan -edokteran /igi.
BAB II PE*BAHASAN (.1 Pengertian Biokompatibilitas Biokompatibilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu baan untuk men!ebabkan timbuln!a suatu respon biologik dalam pemakaiann!a dalam tubu. Berdasarkan pemaaman tersebut"
(
dapat diartikan ba#a suatu $enis baan belum tentu dapat diterima ole tubu untuk semua $enis pemakaian. Suatu baan !ang dapat diterima dalam kegunaann!a sebagai baan %ull cro#n" belum tentu akan bisa diterima dalam kegunaann!a sebagai baan implan. Pada implan tulang" arapann!a adala ba#a antara baan dengan tulang akan ter$adi suatu integrasi !ang baik. Seingga untuk baan implan" idealn!a arus bisa mengasilkan suatu osseo& integrasi antara tulang dengan baan implan. Sedangkan pada baan %ull cro#n" arapann!a adala ba#a baan tidak akan men!ebakan ter$adin!a in%lamasi pada pulpa atau pada $aringan periodontal. 'adi bukan osseointegrasi !ang $adi arapan. Apaka suatu baan biokompatibel atau tidak sedikit ban!ak tergantung $uga pada %ungsi %isik baan !ang kita inginkan" serta respon biologik !ang mungkin ter$adi. Atas dasar tersebut adala tidak muda untuk menentukan apaka suatu baan biokompatibel atau tidak. Bidang kedokteran gigi sangat berubungan dengan biokompatibilitas baan" dan al ini melibatkan pemaaman dari lain bidang di luar ilmu kedokteran" misaln!a ilmu baan" biokimia" biologi molekuler dan bioteknik. Seingga biokompatibilitas pat dasarn!a merupakan suatu ilmu lintas bidang. Dalam perkembangann!a" saat ini untuk menentukan pemakaian suatu baan" %aktor !ang mutlak dipertimbangkan" termasuk $uga biokompatibilitas" dan tidak an!a %aktor kekuatan " estetika" atau %ungsional baan sa$a. Bisa diartikan pertimbangan akan biokompatibilitas baan penting di%aami ole para produsen" praktisi" ilmu#an dan pasien sendiri.
(.( S!arat Biokompatibilitas Sebua baan dikatakan biokompatible ketika baan tersebut tidak merusak lingkungan biologis di sekitarn!a. S!arat biokompatibilitas baan kedokteran gigi adala 1. 0idak membaa!akan pulpa dan $aringan lunak. (. 0idak mengandung baan toksik !ang dapat berdi%usi" terlepas dan diabsorbsi dalam sistem sirkulasi. +. Bebas dari agent !ang dapat men!ebabkan reaksi alergi. ,. 0idak berpotensi sebagai baan karsinogenik.
(.+ Pengu$ian Biokompatibilitas Baan (.+.1 Pemeriksaan In Vitro Pada prinsipn!a pemeriksaan in 2itro adala $enis pemeriksaan !ang dilakukan dalam tabung reaksi" piring kultur sel atau di luar tubu maluk idup. Penelitian in 2itro mens!aratkan adan!a kontak antara baan atau suatu komponen baan dengan sel" en3im" atau isolasi dari suatu sistem biologik. Proses kontak dapat ter$adi secara langsung" dalam arti baan langsung berkontak dengan dengan sistem sel tanpa adan!a barier atau dengan menggunakan barier.
+
Pemeriksaan in 2itro dapat digunakan untuk mengetaui sitotoksisitas atau pertumbuan sel" metabolisme set %ungsi sel. Bisa pula pemeriksaan in 2itro untuk me&ngetaui pengaru suatu baan teradap genetik set. Ada beberapa keuntungan dari pemeriksaan in 2itro dibandingkan dengan $enis pemeriksaan biokompatibilitas lainn!a" adala sebagai berikut a. *embutukan #aktu !ang relati% singkat b. *embutukan bia!a !ang relati% sedikit c. Dapat dilakukan standarisasi d. Bisa dilakukan kontrol Sebalikn!a" kerugian dari pemeriksaan in 2itro adala" karena tidak adan!a rele2ansin!a dengan kegunaann!a secara in 2i2o di kemudian ari. Selain itu" kerugian lainn!a adala tidak adan!a mekanisme in%lamasi dalam kondisi in 2itro. Hal !ang penting diketaui adala ba#a dari asil pemeriksaan in 2itro sa$a $arang bisa untuk mengetaui biokompatibilitas suatu baan. Pada pemeriksaan in 2itro terdapat dua macam sel !ang biasa digunakan !aitu sel primer clan sel kontin!u. -edua sel tersebut mempun!ai peran penting dalam melakukan pemeriksaan in 2itro. a. Sel primer adala sel !ang langsung diambil dari organisme idup untuk kemudian langsung dibiakkan dalam kultur. Sel $enis primer akan tumbu an!a untuk #aktu !ang terbatas" tetapi mempun!ai keuntungan ba#a masi tetap mempertaankan si%at sel pada kondisi in 2i2o. *erupakan $enis sel !ang sering digunakan untuk melakukan pemeriksaan sitotoksisitas. b. Sel kontin!u adala $enis sel primer !ang ditrans%ormasikan untuk dapat ditumbukan dalam kultur. -arena dilakukan trans%ormasi" maka $enis sel ini tidak lagi mempertaankan semua si%at sel pada kondisi in 2i2o.
(.+.( Pemeriksaan In Vivo Pemeriksaan in 2i2o untuk u$i biokompatibilitas biasan!a menggunakan binatang mamalia seperti tikus" kelinci" marmot atau kera. Pemeriksaan in 2i2o dengan menggunakan binatang cobs menimbulkan ban!ak interaksi !ang si%atn!a kompleks dalam menimbulkan ter$adin!a respon biologik. Sebagai conto" suatu respon imun akan ter$adi pada sistem tubu e#an" al mana pasti akan sukar terliat pada sistem biakan sel. 4le karena itu" respon biologik pada pemeriksaan in 2i2o secara umum lebi rele2an dibandingkan dengan pemeriksaan in 2itro. Beberapa pemeiksaan in 2i2o !ang biasa dilakukan" !aitu a. Pemeriksaan iritasi. Untuk mengetaui apaka suatu material dapat menimbulkan in%lamasi pada mukosa atau pada kulit. *etode !ang dilakukan biasan!a dengan menggunakan kelompok kontrol dan perlakuan" baan dikontakkan pada mukosa mulut amster atau marmot.
,
Selang beberapa minggu" baik kontrol maupun perlakuan diperiksa. He#an coba dibunu untuk dibuat sediaan istologis" untuk selan$utn!a dilakukan pemeriksaan teradap kemungkinan ter$adin!a in%lamasi. b. Pemeriksaan implan Untuk menge2aluasi baan !ang dikontakkan dengan tulang atau $aringan subkutan. Biasan!a baan dikontakkan antara satu sampai sebelas minggu. Pada #aktu !ang tela ditentukan" respon $aringan dapat die2aluasi dengan pemeriksaan istologik" biokimia#i atau imunoistokimia#i. Pemeriksaan implan $uga dapat dilakukan untuk mengetaui kemungkinan ter$adin!a in%lamasi kronis atau pembentukan tumor. Pada pemeriksaan ini material dikontakkan untuk #aktu !ang lebi lama" !aitu antara satu sampai dengan dua taun.
(.+.+ Pemeriksaan -linis Pemeriksaan ini dilakukan baik pada e#an coba atau pada manusia. 'enis pemeriksaan ini berbeda dengan pemeriksaan in vivo, karena baan arus dikontakkan sama dengan %ungsi !ang sebenarn!a. Hasil dari pemeriksaan klinis dalam menentukan biokompatibilitas baan dapat langsung diterapkan" dengan catatan pada #aktu penelitian tela dipertimbangkan %aktor #aktu" lingkungan" dan lokasin!a. Untuk itu" pemeriksaan klinis dengan menggunakan e#an coba" biasan!a digunakan binatang $enis lebi besar" !ang mempun!ai suasana lingkungan rongga mulut sama dengan manusia. Binatang !ang biasa digunakan adala kera atau an$ing. Pemeriksaan klinis bisa men$adi gold standard dari semua $enis pemeriksaan !ang suda dilakukan untuk menentukan apaka suatu baan biokompatibel atau tidak. -erugian dari pemeriksaan klinis adala bia!a !ang diperlukan sangat ban!ak" membutukan #aktu !ang lama" memerlukan ban!ak pers!aratan tentang etika penelitian" serta sangat sukar untuk dilakukan kontrol. 0etapi asil pemeriksaan klinis mempu&n!ai tingkat akurasi !ang tinggi. Di bidang kedokteran gigi" !ang biasa dilakukan untuk pemeriksaan klinis adala pulpa gigi" $aringan periodonsium" atau $aringan mukosa. a. Pemeriksaan iritasi pada pulpa gigi Biasan!a baan !ang akan diperiksa pengarun!a teradap $aringan pulpa gigi diletak&kan pada preparasi ka2itas kelas & 5" dengan menggunakan gigi kera atau e#an coba !ang lainn!a. Baan !ang akan diperiksa didiamkan dalam ka2itas untuk #aktu sekitar 1 sampai 6 minggu. Sebagai kelompok kontrol positi% biasa digunakan semen silikat dan untuk kelompok kontrol negati% digunakan sink oksid eugenol. Pada akir penelitian gigi dicabut dan dibuat irisan untuk kemudian dilakukan pemeriksaan secara istologik. )eaksi pulpa biasa diukur dengan memberikan kriteria ringan" sedang atau berat.
-eadaan tersebut dapat diukur dari sedikit ban!akn!a sel !ang mengalami in%lamasi" $uga pada kemungkinan ditemukann!a kondisi iperaemi. Pada kondisi in%lamasi" biasan!a $umla sel mononuklear terliat sangat dominan. Akir&akir ini pemeriksaan iritasi pada pulpa gigi" !ang melibatkan gigi seat 8non karies9 menun$ukkan asil tidak ter$adi in%lamasi pada $aringan pulpa gigi. Diperkirakan ba#a $aringan pulpa gigi seat akan memberikan respon !ang berbeda dengan !ang mengalami in%lamasi. b. Pemeriksaan implan gigi Hal !ang men$adi peratian utama dari pemeriksaan implan gigi teradap tulang adala aspek a9 mobilitas implan" (9 gambaran radiogra%i !ang menun$ukkan kondisi os&seointegrasi !ang dapat ter$adi pada tulang di sekitar implan dan +9 penetrasi probe periodontal di sekitar implan. Dalam berkembangn!a ilmu pengetauan" saat ini suatu implan dianggap berasil apabila tidak menun$ukkan adan!a pergerakan" tidak ada daera radiolusen pada pemeriksaan radiologi" serta implan terliat betul&betul terbungkus di dalam tulang. Adan!a kantong %ibrous !ang terliat ada di sekitar implan" menandakan ter$adin!a iritasi dan in%lamasi kronis. (., Hubungan Pemeriksaan In Vitro, In Vivo Dan -linis Dalam bidang biokompatibilitas" ada beberapa ilmu#an !ang mempertan!akan kegunaan pemeriksaan in 2itro dan in 2i2o dalam kaitann!a teradap pemeriksaan klinis. Pada akirn!a diakui ole para ilmu#an serta para industria#an ba#a tern!ata cara !ang paling tepat dan tinggi tingkat akurasin!a" dalam meneliti biokompatibilitas baan Baru" adala dengan cam meneliti dengan cara in vitro, in vivo, dan $uga secara klinis. (. Biokompatibilitas Baan -edokteran /igi. (..1 Biokompatibilitas Amalgam Se$ara Amalgam" Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam" !aitu suatu paduan antara merkuri 8Hg9 dan suatu allo!. *enurut :arbeneau dkk. 81;619 amalgam pertama kali diperkenalkan ole 0a2eau pada taun 16(7 di Paris. Pada #aktu pertama kali diperkenalkan" amalgam disebut sil2er amalgam" karena bagian terbesar komponenn!a adala perak. Black adala orang !ang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk partikel late cut. Dalam publikasin!a pada taun 16;7" komposisi allo! amalgam adala 1. Ag 8perak9 76"<= (. Sn 80ima puti9 ("<= +. Au 8emas9 = ,. >n 8seng9 1= Amalgam merupakan baan !ang paling sering digunakan karena baan ini dapat bertaan lama sebagai baan tumpatan" muda memanipulasin!a" muda beradaptasi dengan cairan mulut dan
7
argan!a relati% mura. Namun" mengenai masala e%ek samping !ang ditimbulkan ole baan ini masi dipertan!akan karena masi ada anggapan ba#a amalgam berbaa!a bagi keseatan tubu pasien" al ini karena di dalam amalgam terkandung merkuri. *erkuri dalam keadaan bebas sangat berbaa!a bagi keseatan karena dapat meracuni tubu ole karena itu merkuri di dalam amalgam dianggap berbaa!a. Baa!a merkuri ini tidak an!a mengancam keseatan pasien tetapi $uga dokter gigi itu sendiri" uap merkuri !ang terirup pada saat mengaduk amalgam dapat menimbulkan e%ek toksik kumulati% pada dokter gigi tersebut. *erkuri !ang terkandung dalam amalgam memamg dapat melakukan penetrasi ke dalam struktur gigi. *erkuri !ang tela msuk ke dalam dentin dapat men!ebabkan ter$adin!a diskolorisasi pada gigi" tidak an!a itu sa$a merkuri $uga dapat berpenetrasi sampai pada pulpa gigi seingga mala ter$adi in%lamasi pada gigi tersebut. Selain itu" tumpatan amalgam $uga melepaskan sebagian kecil merkuri pada saat pengu!aan makanan seingga sebagian merkuri masuk dalam tubu" al ini $uga semakin menamba keraguan atas tingkat biokompatibilitas dari amalgam itu sendiri. -eraguan atas tingkat biokompatibilitas amalgam teradap keseatan tubu searusn!a tidak perlu ter$adi karena sebetuln!a mengenai kemungkinan reaksi toksik pada pasien akidat penetrasi merkuri pada gigi serta alergi !ang ditimbulkann!a belum begitu $elas. -ontak pasien dengan uap merkuri selama pengisian tumpatan amalgam begitu singkat dan $umla uap merkuri begitu kecil untuk dapat membaa!akan tubu. Baa!a pemakaian amalgam tela ban!ak dipela$ari" perkiraan !ang paling bisa diandalkan adala ba#a merkuri dari tumpatan amalgam tidak cukup signi%ikan untuk dapat meracuni pasien.
(..( Biokompatibilitas Porcelain Fused to Metal 8 P@* 9 dalam Bidang -edokteran /igi De%inisi
biokompatibilitas
secara
luas adala
kemampuan suatu
material
untuk memberikan respon !ang tepat pada aplikasi tertentu. Hal ini mengimpilkasikan ba#a ada
interaksi antara
diarapkan dari material. 'ika ketiga
ost" %aktor
baan dan %ungsi !ang ini selaras maka material
dapat dikatakan biokompatibel. Sebagian besar penelitian tela mengamati ba#a semakin renda noble content allo!s 8!ang mengandung lebi ban!ak base element9 mengasilkan reaksi $aringan !ang lebi kuat daripada noble content allo!s !ang lebi tinggi dan gold allo!s. Elemen pembentuk oksida 8In" @e" Sn" >n9 !ang tergabung dalam precious allo!s untuk restorasi P@* adala elemen logam dasar 8base metal elements9 dan umumn!a cenderung lebi muda larut dibandingkan dengan elemen logam mulia. Dilaporkan ba#a pa$anan dalam
?
#aktu !ang cukup pan$ang meskipun dengan dosis renda" kemungkinan ion logam dapat menimbulkan e%ek&e%ek !ang tidak diinginkan dalam $aringan biologis. alaupun logam pada restotasi P@* ditutupi ole 2eneer porselen" Namun" biasan!a bagian small collar dibiarkan tidak tertutup memungkinkan ter$adin!a reaksi !ang merugikan dengan $aringan biologis disekitarn!a Pada tingkat !ang cukup tinggi ion logam dapat menonakti%kan metabolisme sel dan menurunan proli%erasi sel. Ion&ion logam !ang dilepaskan dari allo! gigi berinteraksi dengan $alur metabolisme dan struktur sel men!ebabkan kerusakan. -asus !ang sangat ekstrim adala ketika ion logam memasuki sistem peredaran dara dan didistribusikan secara sistemik ole protein seperti albumin. Ion ini kemudian dapat men!ebabkan akti2asi gen dalam sel endotel. Pelepasan kation dapat memberikan reaksi in%lamasi dan dapat memodulasi respon imun dengan akti2asi atau inibisi 0&dan B&sel. )espon ini bisa dalam bentuk mukositis oral" gingi2itis C periodontitis dan resorpsi tulang. Dilaporkan ba#a di Inggris menun$ukkan ba#a reaksi teradap logam mulia ter$adi sekitar = dari reaksi !ang disebabkan ole logam dan $umla pen!ebab alergi dikaitkan dengan logam tampakn!a kecil. Studi lain menemukan ba#a tidak lebi dari 1<= pasien !ang mengalami alergi. Namun" komponen logam dari ampir semua cast dental allo!s dapat dideteksi dalam $aringan terdekat. @ase pembentukan memainkan peran !ang cukup besar dalam menentukan biokompatibilitas allo!
gigi" dengan multi&pase Ag&Pd&:u multi&%ase menun$ukkan
dan titanium non&allo!ed menun$ukkan asil !ang lebi baik. Aplikasi Porcelain Fused to Metal ( PFM ) dalam Bidang Kedokteran Gigi Crown
Pada cro#n dengan baan porcelain fused to metal 8P@*9" kekuatan diperole dari substruktur metal dan estetik didapatkan dari 2eneer porcelain. Crown P@* digunakan untuk mengembalikan gigi !ang rusak sangat para untuk melindungi struktur gigi !ang tersisa" dan
$uga untuk mempertaankan oklusi dan
mena#arkan
estetik. Crown P@* dapat diaplikasikan pada gigi anterior maupun gigi posterior 8Sada% dan Amad" (<119.
6
Pada crown P@* terdiri dari beberapa lapis bubuk porselen dalam
air !ang
kemudian di%usikan dengan kerangka dari metal" melalui pembakaran 8%iring9. Lapisan& lapisan ini memiliki tiga tingkatan translusensi !ang berbeda. Lapisan pertama merupakan lapisan opaue !ang digunakan untuk menutupi substrat metal !ang gelap. Lapisan intermediate" disebut $uga sebagai dentin" adala konstruksi utama dari struktur gigi arti%isial dan $uga digunakan untuk men!ediakan translusensi pada porselen. Lapisan paling atas atau super%isial" adala lapisan paling translusen !ang disebut sebagai porselen email atau insisal. Setiap lapisan di%usikan dalam electric atau vacuum furnace pada sekitar 1<<<< : untuk memperole si%at !ang optimal. )estorasi P@* adala tipe porselen gigi !ang paling umum digunakan. Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi !aitu 1. regular felspathic porcelain 8temperatur tinggi 1(<<&1,<< o:9 (. aluminous porcelain 8temperatur sedang 1<<&1(<< o:9 +. metal bonding porcelain 8temperatur renda 6<<&1<< o:9. P@* merupakan metal bonding porcelain. P@* terdiri atas beberapa lapisan !ang di%usikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertaan lama teradap beban dari kekuatan mulut. )estorasi metal keramik arus memenui s!arats!arat" antara lain" adala sebagai berikut a. *etal dan keramik mempun!ai ikatan !ang kuat. b. *etal dan keramik mempun!ai thermal expansi !ang sesuai. c. -eramik !ang dipakai relati% mempun!ai low fusing . d. *etal arus taan teradap de%ormasi pada saat keramik mencapai fusing . Pada saat %using" keramik arus dapat bersatu dengan logam dan berikatan tanpa meruba bentuk logam. Pada saat mendingin" baik logam maupun keramik akan mengalami kontraksi !ang akan menimbulkan retak atau bakan terlepasn!a keramik dari logam. e. Baanbaan !ang dipakai arus bersi%at biokompatibel teradap $aringan. Pada
prinsipn!a"
si%atsi%at
restorasi
metal
keramik
ditentukan
ole
keadaan interfacen!a. Bila didapati ikatan !ang rapat antara metal dengan keramik maka akan ter$adi penurunan energi bebas !ang dapat memisakan kedua komponen atau sebalikn!a.
;
BAB III PENU0UP +.1 Simpulan Biokompatibilitas dapat diartikan sebagai keidupan armonis antara baan dan lingkungan !ang tidak mempun!ai pengaru toksik atau $e$as teradap %ungsi biologi. Biokompatibilitas berubungan dengan u$i biologis !ang merupakan interaksi antara si%at %isika atau mekanik melalui degenerasi sel" kematian sel dan beberapa tipe nekrosis. 0u$uan biokompatibilitas adala untuk mengeliminasi komponen baan !ang berpotensi merusakan $aringan rongga mulut. Sebua baan dikatakan biokompatible ketika baan tersebut tidak merusak lingkungan biologis di sekitarn!a. S!arat biokompatibilitas baan kedokteran gigi adala
1<
1. 0idak membaa!akan pulpa dan $aringan lunak. (. 0idak mengandung baan toksik !ang dapat berdi%usi" terlepas dan diabsorbsi dalam sistem sirkulasi. +. Bebas dari agent !ang dapat men!ebabkan reaksi alergi. ,. 0idak berpotensi sebagai baan karsinogenik.