UJI BIOKOMPATIBILITAS BAHAN KEDOKTERAN GIGI
Tujuan Tujuan uji biokom biokompat patibi ibilita litass adalah adalah untuk untuk menghi menghilan langka gkan n produk produk atau atau kompon komponen en produk potensial yang dapat merugikan atau ata u merusak jaringan mulut atau maksilofasial. Uji biokompatibilitas dikelompokkan menjadi menjadi 3 tingkatan (baris) (Anusavice, !!3). ". #elo #elomp mpok ok $ (Uj (Ujii %rim %rimer) er) Uji primer terdiri atas evaluasi toksik dimana bahan kedokteran gigi dalam keadaan segar atau tanpa diproses ditempatkan langsung pada biakan sel jaringan atau membran (penghalang seperti lempeng dentin) yang menutupi sel jaringan biakan yang yang bereak bereaksi si terhada terhadap p efek dari dari produk produk atau kompon komponen en yang yang meremb merembes es melalu melaluii penghalang (Anusavice, !!3). Uji Genotoksik
&el mamalia mamalia atau atau nonmam nonmamalia alia,, bakter bakteri, i, ragi ragi atau jamur jamur diguna digunakan kan untuk untuk menentukan apakah mutasi gen, perubahan dalam struktur kromosom atau perubahan asam deoksiribonukleat lain, atau perubahan genetik disebabkan oleh bahan, alat dan ekstrak dari bahan yang diujikan (Anusavice, !!3). . #elo #elomp mpok ok $$ $$ (Uji (Uji &ek &ekun unde der) r) %ada tingkat ini, produk dievaluasi terhadap potensinya untuk menciptakan toksisi toksisitas tas sistemi sistemik, k, toksisi toksisitas tas inhala inhalasi, si, iritasi iritasi kulit kulit dan sensiti sensitivit vitas as serta serta respons respons implantasi. 'alam uji toksisitas sitemik seperti uji dosis letal ratarata untuk rongga mulut ('*!), sampel bahan yang diujikan diberikan setiap hari pada tikus selama "+ hari baik secara oral maupun dimasukkan dalam makanannya. ila *!- tikustikus tersebut tetap hidup, produk tersebut lolos uji (Anusavice, !!3). Uji toksisitas kulit adalah penting karena banyaknya banyaknya jumlah jumlah substansi substansi kimia, kimia, tidak hanya produk kedokteran gigi, yang berkontak dengan kita setiap hari. &ekali bahan, produk atau komponen toksik teridentifikasi, bisa diganti, diencerkan, dinetralkan dan dikelasi untuk mengurangi resiko keracunan (Anusavice, !!3). Uji toksisitas inhalasi dilakukan pada tikus, kelinci atau marmot dalam kamar pemajanan dengan preparat aerosol melalui cara menyemprotkan bahan disekitar kepala dan saluran pernapasan atas dari binatang tersebut. inatangbinatang tersebut dipajankan selama 3! detik terhadap penyemprotan terus menerus yang diulangi lagi setelah istirahat 3! menit. &etelah "! kali pemajanan terus menerus, binatangbinatang tersebut diamati selama + hari. ila ada binatang yang mati dalam 3 menit, bahan
tersebut dianggap amat toksik. ila tidak ada binatang yang mati, bahan tersebut cenderung tidak berbahaya bagi manusia (Anusavice, !!3). Uji Implantasi
%enggunaan teknik implan secara in vivo, juga mempertimbangkan sifat fisik produk, seperti bentuk, kepadatan, kekerasan, dan kehalusan permukaan yang dapat mempengaruhi karakter respons jaringan. Untuk implantasi subkutan dan otot, bahan uji implan dikemas dalam berbagai tube plastik (variasi polietilen, atau teflon). Untuk implantasi tulang, korteks lateral dari tulang femur atau tibia atau keduanya dibuka, dan dibuat lubang dengan menggunakan bur putaran rendah, intermiten, dibaah irigasi larutan salin fisiologis untuk mencegah panas berlebihan pada tulang (Anusavice, !!3). 3. #elompok $$$ (Uji %enguunaan %raklinis) &uatu produk dapat disetujui /'A setelah berhasil memlalui uji primer dan uji sekunder berdasarkan baha produk tersebut tidak membahayakn manusia. (Anusavice,!!3).