REVISI LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II
Topik
: AMALGAM
Kelompok
: B10
Tgl. Praktikum : 1 Oktober 2014 Pembimbing
: Helal Soekartono, drg., M.Kes
No. Nama
NIM
1
ZULFA F PRANADWISTA
021311133105 021311133105
2
DEA AISYAH
021311133107 021311133107
3
MEIDIANA ADININGSIH
021311133108 021311133108
4
DINDA KHAIRUNNISA R
021311133109 021311133109
5
JERRY SAIFUDIN
021311133110 021311133110
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014
0
1.
TUJUAN
1.1. Mampu melakukan manipulasi bahan restorasi amalgam dengan benar menggunakan perbandingan antara bubuk amalgam dengan merkuri secara tepat. 1.2. Mampu membedakan hasil triturasi bahan restorasi amalgam secara manual dengan mekanik.
2.
ALAT DAN BAHAN
2.1. Bahan a. Bubuk amalgam b. Cairan merkuri
2.2. Alat a. Mortar dan pestle dan pestle amalgam amalgam b. Kondenser amalgam c. Kain kasa d. Pistol amalgam e. Cetakan model f. Dispenser bubuk amalgam g. Dispenser cairan merkuri h. Stopwatch i. Sonde j. Spatula semen k. Brander l. Burnisher m. Pinset n. Pisau model o. Amalgamator p. Timbangan digital
1
Gambar 1. Kondenser amalgam, spatula semen, mortar dan pestle dan pestle amalgam, pistol amalgam, burnisher , sonde, sonde, pinset (kiri-kanan)
Gambar 2. Bubuk amalgam, dispenser cairan merkuri, timbangan digital, amalgamator, brander (kiri-kanan) (kiri-kanan)
3.
CARA KERJA
3.1 Triturasi Secara Manual a. Bubuk amalgam dikeluarkan dari dispenser sebanyak 1 kali tekanan (arah tegak lurus) dan dimasukkan dalam mortar .
2
b. Cairan merkuri dikeluarkan dari dispenser sebanyak 1 kali tekanan (arah tegak lurus) kemudian dimasukkan dalam mortar yang telah berisi bubuk amalgam. c. Bubuk amalgam dan cairan merkuri diaduk dengan cara menekan pestle pestle pada dinding mortar ( pen-type ( pen-type grip) grip) dengan gerakan memutar secepat mungkin sampai homogen. Pada saat mulai pengadukan waktu dicatat. d. Adonan yang telah diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kain kasa. Kelebihan merkuri dikeluarkan dengan cara memeras dalam kain kasa. Kain kasa dijepit kuat dengan pinset kemudian kain kasa diputar dan digerakkan ke atas, maka sisa merkuri akan keluar dari kasa. Pekerjaan ini dilakukan beberapa kali sampai tidak ada sisa merkuri yang keluar dari kasa. e. Adonan dari kain kasa diambil dengan pistol amalgam kemudian dimasukkan ke dalam cetakan model. Penempatan adonan amalgam dalam cetakan model sedikit demi sedikit sambil dilakukan kondensasi menggunakan kondenser sampai adonan padat. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai cetakan model penuh, kemudian dihaluskan dengan burnisher . Kekerasan permukaan diamati dengan menggurat permukaan amalgam menggunakan sonde. f. Amalgam ditunggu sampai mengeras. Waktu yang diperlukan sampai amalgam mengeras dicatat.
3.2 Triturasi Secara Mekanik a. Amalgamator dihubungkan ke sumber listrik. b. Bubuk amalgam dan cairan merkuri yang telah dimasukkan ke dalam kapsul diletakkan di tempat pengaduk pada amalgamator dengan tepat. c. Kecepatan pengadukan amalgamator ditentukan dengan menggunakan tombol high atau low. low. Kemudian tombol ON dinyalakan. dinyalakan.
3
d. Triturasi dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan, selanjutnya kapsul dikeluarkan dari amalgamator. Kapsul dibuka dan amalgam diletakkan diatas kain kasa, kemudian diperas. e. Adonan pada kain kasa diambil dengan pistol amalgam, dimasukkan ke cetakan model. Penempatan adonan amalgam dalam cetakan model,
sedikit
demi
sedikit
sambil
dilakukan
kondensasi
menggunakan condenser sampai adonan padat. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai cetakan model penuh, kemudian dihaluskan dengan burnisher . f. Kekerasan
permukaan
diamati
dengan
menggurat
permukaan
amalgam menggunakan sonde. Polishing dilakukan minimal 24 jam setelah amalgam mengeras.
4.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1. Data hasil praktikum bahan restorasi amalgam
Triturasi Manual
Triturasi Mekanik
Percobaan ke …
(menit . detik)
(menit . detik) I
II
III
IV
V
Low
High
17 menit
12 menit
12 menit
12 menit
12 menit
16 menit
14 menit
36 detik
21 detik
12 detik
12 detik
24 detik
20 detik
09 detik
Rata-rata = 13 menit 21 detik
Pada percobaan triturasi amalgam secara manual didapatkan 5 hasil yang I yaitu didapatkan hasil setting selama 17 menit 36 detik, Hasil ke II didapatkan setting selama 12 menit 21 detik, hasil ke III di dapatkan setting 12 menit 12 detik, hasil ke IV didapatkan hasil setting yang sama dengan percobaan III yaitu 12 menit 12 detik, hasil percobaan V didapatkan setting selama 12 menit 24 detik. Sedangkan, pada percobaan dengan triturasi mekanik menggunakan amalgamator di lakukan dengan dua cara yaitu low dan high. Low didapatkan hasil setting selama 16 menit 20 detik,sedangkan
4
high didapatkan hasil setting selama 14 menit 9 detik.
Untuk mengetahui
setting didapatkan dengan cara kondensasi amalgam dalam cetakan.
Gambar 3. Hasil praktikum bahan restorasi amalgam
5.
PEMBAHASAN
Amalgam adalah alloy alloy yang mengandung merkuri. Merkuri adalah logam yang berbentuk cair pada suhu ruang serta dapat larut dan bereaksi untuk membentuk alloy alloy dengan beberapa jenis logam. Sebelum bereaksi dengan merkuri amalgam disebut sebagai dental amalgam alloy. alloy . Berdasarkan bentuk partikelnya, dental amalgam alloy alloy terdiri dari tiga macam, yaitu irregular shaper/lathe-cutting , spherical dan spherical dan campuran dari keduanya. (Anusavice 2013, 340-341) Komposisi bubuk dental amalgam alloy terdiri alloy terdiri dari silver dari silver (perak), (perak), tin (timah dan copper (tembaga) sebagai komponen utama serta tambahan sedikit zinc, merkuri dan logam lain seperti indium atau palladium. (Mc Cabe 2008, 181) Tabel 4.1. Standar komposis amalgam alloy alloy berdasarkan spesifikasi ISO 1559. (Mc Cabe 2008, 182)
5
Proses pencampuran amalgam alloy dengan alloy dengan merkuri disebut sebagai proses triturasi, yang memiliki dual fungsi untuk mencampur semua bahan-bahan dan menghilangakan lapisan oksigen yang terdapat pada permukaan partikel alloy. alloy. selama proses ini, merkuri diserap oleh partikel alloy alloy dan bereaksi dengan silver dan tin tin membentuk campuran silver merkuri, Ag2Hg3 (fase γ1) dan tin-merkuri, tin-merkuri, Sn7-8Hg (fase γ2). (Sakaguchi 2012, 204)
Gambar … Proses reaksi umum amalgam alloy dengan alloy dengan merkuri. (Sakaguchi 2012, 204)
Saat kristal dari fase γ1 dan γ2 sedang dibentuk, amalgam relative lunak dan dapat dengan mudah dikondensasi dan dilakukan carving . Setelah banyak kristal γ1 dan γ2 yang terbentuk, amalgam menjadi lebih keras dan lebih kuat serta lebih susah untuk dilakukan kondensasi dan carving . (Sakaguchi 2012, 204) Proses
triturasi
adalah
proses
untuk
mendukung
proses
amalgamation amalgamation dengan tepat. Proses ini menghancurkan lapisan oksigen pada partikel amalgam alloy alloy agar dapat berekasi dengan baik degnan merkuri. Tirturasi yang tepat harus dilakukan untuk mendapatkan konsistensi campuran yang cukup plastis. Waktu triturasi yang diperlukan tergantung dari tipe alloy serta alloy serta sistem pengadukan yang digunakan. Untuk system pengadukan dengan kecepatan 4000 rpm, waktu amalgamation dapat hanya sekitar 5 detik. Untuk system dengan kecepatan yang lebih rendah, sekitar 2600 rpm, waktu triturasi dapat berkisar antara 20 detik atau lebih. (Van Noort 2013, 65-66) Amalgam yang kekurangan waktu triturasi terlihat remah atau kering, memiliki permukaan yang kasar, (Soratur 2002, 209) serta terlihat siap untuk setting untuk setting dengan dengan cepat. Sedangakan triturasi ekstra menghasilkan campuran yang lebih plastis dengan working time yang time yang lebih lama. Waktu triturasi yang semakin meningkat dapat mempercepat setting time time karena
6
material menjadi panas selama proses pencampuran yang kuat. (Van Noort 2013, 66) Jika kecepatan triturasi ditingkatkan, maka setting dan dan working time akan time akan menjadi lebih cepat. (Chandar 2000, 212) Pada percobaan yang telah dilakukan, dilakukan lima kali percobaan triturasi secara menual. Working time yang time yang didapatkan adalah 17 menit 36 detik, 12 menit 21 detik, 12 menit 12 detik, 12 menit 12 detik dan 12 menit 24 detik. Empat percobaan didapatkan working time yang time yang lebih cepat dari pada yang menggunakan triturasi mekanik. Konsistensi yang dihasilkan lebih kering dan kurang mengkilap. Kecepatan pengadukan pada proses triturasi manual lebih lambat dari pada triturasi mekanik. Kecepatan triturasi yang semakin rendah seharusnya menghasilkan amalgam dengan working time time serta setting serta setting time yang time yang semakin lambat. Hal ini disebabkan jumlah pengadukan yang dilakukan selama s elama proses triturasi manual sangat sedikit. Hasil yang paling berbeda terdapat pada amalgam dengan working time 17 time 17 menit 36 detik. Working time ini time ini sangat sesuai dengan teori karena working time ini time ini merupakan working time yang time yang paling lambat. Amalgam yang dimanipulasi dengan triturasi manual seghrusnya memiliki working time time yang lebih lama dari pada yang dimanipulasi dengan triturasi mekanik. Perbedaan hasil ini disebabkan karena pengadukan yang dilakukan berbeda. Proses triturasi secara mekanik dengan kecpatan low low menghasilkan working time time 16 menit 20 detik. Working time time pada percobaan ini lebih lama dari pada proses triturasi mekanik dengan kecepatan high. high. Hal ini telah sesuai dengan teori, karena semakin cepat proses triturasi maka setting time time dan working time time menjadi semakin cepat pula. Konsistensi campuran amalgam setelah proses triturasi sangat lunak dan mudah untuk diaplikasikan ke dalam cetakan serta terlihat lebih mengkilap. Hal ni dikarenakan proses triturasi yang diaplikasikan cukup baik, tidak berlebihan maupun kurang. Proses triturasi secara mekanik dengan kecepatan high menghasilkan high menghasilkan working time time yang lebih cepat, yaitu 14 menit 9 detik. Waktu ini lebih cepat dari pada triturasi mekanik dengan kecepatan low. Kecepatan high
7
tentu menghasilkan kecepatan pengadukan yang lebih banyak serta kekuatan yang lebih besar. Pada percobaan ini proses triturasi sangat cepat dan kuat, sehingga amalgam yang dihasilkan memiliki setting time time yang lebih cepat.
6.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisa yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Amalgam yang dimanipulasi dengan kecepatan triturasi yang lebih cepat memiliki setting memiliki setting time dan time dan working time yang time yang semakin cepat.
8
7.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice K. J. 2013. Philip’s 2013. Philip’s Science of Dental Materials Materials.. 12th ed. St Louis : Elsevier Saunders. pp. 340-341. Chandra S, Chandra S dan Chandra R. 2000. A 2000. A Textbook of Dental Materials. Materials. New Delhi: Jaypee. p. 212. Mc Cabe, J.F dan A.W.G. Walls. Applied Walls. Applied Dental Material . 9th ed. 2008. Blackwell Science publ. pp 181-182. Sakaguchi RL, Powers JM. 2013. Craig’s Restorative Dental Materials. Materials . 13th ed. Philadelphia: Elsevier. p. 204. Soratur SH. 2002. Essentials 2002. Essentials of Dental Materials. Materials. New Delhi: Jaypee. p. 209. Van Noort R. 2013. Introduction 2013. Introduction to Dental Materials. Materials. 4th ed. Elsevier. pp: 65-66.
9
LAMPIRAN
Van Noort R. 2013. Introduction 2013. Introduction to Dental Materials. Materials. 4th ed. Elsevier. pp: 65.
10
Chandra S, Chandra S dan Chandra R. 2000. A 2000. A Textbook of Dental Materials. Materials. New Delhi: Jaypee. p. 212.
11
Soratur SH. 2002. Essentials 2002. Essentials of Dental Materials. Materials. New Delhi: Jaypee. p. 209.
12
Van Noort R. 2013. Introduction 2013. Introduction to Dental Materials. Materials. 4th ed.
Elsevier. pp:66.
13