26
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut mempunyai peran penting bagi kesehatan,sehingga kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam pelayanan kesehatan dasar. Namun, masih banyak penduduk Indonesia yang belum dapat mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini berhubungan erat denganketersediaan tenaga kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yang terbilang masihkurang ideal. Dari data registrasi dokter gigi di Konsil Kedokteran Indonesiatahun 2010, diketahui bahwa jumlah dokter gigi yang telah terdaftar sebanyak 22.237 orang yang terdiri dari 20.665 orang dokter gigi umu dan 1.582 orangdokter gigi spesialis. Dengan demikian, rasio perbandingan antara jumah dokter gigi umum dengan jumlah penduduk adalah sebanyak 1:11.496, sedangkan untuk dokter spesialis 1:150.162. Menurut indikator Indonesia sehat 2010 rasio ideal antara jumlah penduduk dengan jumlah dokter gigi adalah 1:9090.
Di lain pihak, permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masihcukup tinggi. Dari data hasil Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan tahun2007, diketahui bahwa 23,43% penduduk pulau Jawa mengalami permasalahangigi dan mulut. Dari jumlah tersebut, hanya 32,73% yang mendapatkan perawatanatau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. Selain itu, indeks karies (DMF-T)/angka pengalaman karies gigi pada penduduk pulau Jawa adalah sebesar 4,83% yang mengindikasikan bahwa setiap penduduk pulau Jawa, rata-rata memiliki 5 gigi yang berlubang dimana hal ini termasuk dalam kategori 'tinggi' berdasarkan kriteria WHO tahun 1980 (Hanindriyo, 2011). Padahal, jika kita bandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, pulau Jawa merupakan pulaudengan persebaran dokter gigi dan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang terjamin. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut sebagian besar penduduk masih kurang.
Oleh karena itu, oemerintah berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Salah satunya dengan pelayanan dokter gigi keluarga.
Rumusan Masalah
Apa ciri khas dokter gigi keluarga?
Apa tujuan pelayanan dokter gigi keluarga?
Bagaimana prinsip pelayanan dokter gigi keluarga?
Apa peran, fungsi, dan manfaat dari dokter gigi keluarga?
Bagaimana sasaran dari dokter gigi keluarga?
Bagaimana ruang lingkup dari dokter gigi keluarga? (menyangkut pelayanan dan program)
Bagaimana tata cara perizinan menjadi dokter gigi keluarga?
Bagaimana sumber biaya dari program dokter gigi keluarga?
Tujuan
Untuk mengetahui ciri khas dokter gigi keluarga
Untuk mengetahui tujuan pelayanan dokter gigi keluarga
Untuk mengetahui prinsip pelayanan dokter gigi keluarga
Untuk mengetahui peran, fungsi dan, manfaat dokter gigi keluarga
Untuk mengetahui sasaran dan ruang lingkup dokter gigi keluarga
Untuk mengetahui sasaran serta sumber biaya dari program dokter gigi keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ciri khas dokter gigi keluarga
Orientasi pada pencegahan penyakit gigi dan mulut
Pendekatan menyeluruh dan berkelanjutan
Dokter gigi memiliki pengetahuan tentang hubungan psikologis dan kondisional (mengenai keadaan pasien )
Berorientasi pada komunitas melalui kesehatan ( proaktif mendatangi keluarga sesuai indikasi kesehatan gigi dan mulut)
Rencana perawatan dan asuhan sesuai dengan lingkup dokter gigi keluarga
Semua anggota keluarga binaan mendapatkan pelayanan (keluarga sehat ataupun keluarga sakit)
Dokter gigi memiliki kemampuan merujuk yang handal dan mengetahui tempat merujuk di daerah tersebut
Mengetahui epidemologi penyakit daerah tersebut, serta mampu memberikan pelayanan pada kondisi kegawatdaruratan dan mengetahui rumah sakit terdekat apabila kegawatdaruratan tidak bisa ditangani
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
Tujuan Khusus
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing - masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkan karena pelayanan dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang - ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas.
Prinsip Pelayanan Dokter Gigi Keluarga
Kontak Pertama (first contact)
Pemberian pelayanan kesehatan yang pertama ditemui pasien dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat dan dilakukan pada strata pelayanan pertama.
Pelayanan Bersifat Pribadi (personal care)
Memberikan yankes perorangan (pribadi) dengan pendekatan hubungan baik dengan pasien dan seluruh keluarganya untuk memahami masalah kesehatan pasien secara lebih luas.
Kompetensi Dokter Keluarga adalah kemampuan dr/drg yang menjalankan upaya dalam bidang kedokteran / kedokteran gigi maupun kesehatan, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan Khusus dibidang kedokteran / kedokteran gigi keluarga dan mempunyai wewenang untuk menjalankan praktik kedokteran keluarga.
Pelayanan Kedokteran Keluarga adalah suatu pelayanan kesehatan dasar perorangan yang paripurna dalam bidang kesehatan yang memusatkan pelayanannya pada setiap individu dalam keluarga binannya.
Pelayanan Paripurna (comprehensive care)
Memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh meliputi pemeliharaan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative).
Paradigma Sehat
Mendorong pasien dan keluarganya untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Pelayanan Berkesinambungan (countinuous care)
Dilandasi pada hubungan jangka panjang dengan pasien serta keluargannya melalui pelayanan kesehatan, sehingga diketahuinya tahap kehidupan pasien dengan masalah kesehatan yang ada.
Koordinatif dan Kolaborasi
Koordinator yang mengurus segala hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan serta melakukan kolaborasi dalam hal penanganan masalah kesehatan diluar kompetensinya dengan melakukan rujukan kesehatan.
Keluarga dan Komunitasnya (family and cummunity oriented)
Mempertimbangkan kondisi pasien terhadap keluarganya tanpa mengesampingkan pengaruh lingkungan social dan budaya tempat pasien tinggal dan bekerja.
Peran Dokter Gigi Keluarga
Peran dokter gigi keluarga
sebagai pemberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut
koordinator pelayanan kesehatan gigi dan mulut
bekerja secara harmonis pada keluarga binaan
memberikan rujukan pada unit yang berfasilitas lebih
Fungsi dokter gigi keluarga
Sebagai pelindung resiko masalah kesehatan gigi dan mulut
Penghemat biaya kesehatan
Sumber informasi dan edukasi
Sebagai first contact yang melayani kesehatan gigi dan mulut
Meningkatkan kualitas kesehatan keluarga binaan
Sebagai advokasi keluarga binaan
Manfaat dokter gigi keluarga
Terpenuhinya pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Memudahkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Terkendalinya biaya pelayanan kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Sasaran
Masyarakat umum sampai keluarga
Dinas Kesehatan dan profesi terkait
Ruang Lingkup
Pelayanan darurat :
Basic Live Support
Untuk mengurangi rasa sakit, infeksi dsb
Disposisi sendi rahang
Pelayanan Preventif:
Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut
Menghilangkan kebiasaan buruk
Penanganan dini
Pelayanan dasar:
Tumpat
Ekstraksi
Endo
Medik Khusus:
Konservasi
Periodonsi
Paedodonsi
Bedah Mulut
Ortodonsi
Prostodonsi
Oral Medicine
Pengembangan: Berdasarkan permasalahan kesehatan gigi dan mulut dan disesuaikan dengan kemampuan dokter gigi keluarga
Tata Cara Perizinan Dokter Gigi Keluarga
Memiliki SIP dan sertifikat dokter gigi keluarga serta telah memperoleh pendidikan yang dinyatakan lulus dari PKGK
Memiliki STR diakui secara okum registrasi ulang 5 tahun sekali yang didapat dari konsil kedokteran Indonesia.
Sumber Biaya Program Dokter Gigi Keluarga
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
WHO menyarankan 5% dari PBD dianggarkan untuk pembiayaan kesehatan. Di Indonesia dari 5% ,30% nya diperoleh dari pemerintah dan 70% diperoleh dari swasta
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skenario
Desa "trollinggo" terletak bagian pesisir yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan dan petani. Untuk mengatasi masalah kesehatan gigi mereka sering terbentur biaya. Mereka berobat apabila kondisinya sudah parah sehingga biaya perawatan yang dibutuhkan semakin mahal. Kepala desa mendapatkan saran dari pemerintah setempat untuk dilakukan program dokter gigi keluarga. Dokter gigi Dzaky yang bertempat tinggal disekitar desa tersebut baru tamat menjadi dokter gigi dan diminta menjadi dokter gigi keluarga, lalu pidahk dinas kesehatan memberikan syarat dan ketentuan menjadi dokter gigi keluarga.
3.2 Terminologi
Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai sasaran utama, dan memandang individu-individu baik yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit kelurga serta komunitasnya. Dalam melaksanakan tugasnya dokter gigi keluarga merupakan kontak pertama yang harus proaktif mmecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut keluarga sesuai asuhan pelayanan kedokteran gigi dasar. Layanan dokter gigi kelurga yang diberikan seharusnya terjaga mutunya dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif serta menerapkan ilmu pengetahuan kedokteran gigi muthakhir secara rasional dengan memperlihatkan sistem rujukan.
Rumusan Masalah
Apa ciri khas dokter gigi keluarga?
Apa tujuan pelayanan dokter gigi keluarga?
Bagaimana prinsip pelayanan dokter gigi keluarga?
Apa peran, fungsi, dan manfaat dari dokter gigi keluarga?
Bagaimana sasaran dari dokter gigi keluarga?
Bagaimana ruang lingkup dari dokter gigi keluarga? (menyangkut pelayanan dan program)
Bagaimana tata cara perizinan menjadi dokter gigi keluarga?
Bagaimana sumber biaya dari program dokter gigi keluarga?
Analisis Masalah
Perizinan Praktik Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
Perizinan pelayanan praktik dokter gigi keluarga merupakan syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi keluarga. Perizinan pelayanan praktik ini bertujuan unutk menjamin terselenggaranya pelayanan dokter gigi keluarga yang bermutu, aman, dan nyaman bagi pihak masyarakat. Berikut ini adalah syarat syarat yang harus di miliki oleh penyelenggara dalam memenuhi persyaratan perizinan praktek.
Penyelenggara
Perizinan praktik dokter gigi keluarga dapat diberikan kepada pihak yang menyelenggarakan pelayanan dalam bentuk :
Perorangan/ Praktek solo
Praktek dokter gigi keluarga yang diselenggarakan oleh 1 orang dokter gigi keluarga
Praktek berkelompok
Praktek dokter gigi keluarga yang diselenggarakan oleh beberapa dokter/ dokter gigi keluarga
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon izin praktik dokter gigi keluarga adalah memenuhi standar praktik meliputi :
Tenaga pelaksana ( medis, paramedic dan non medis yang memenuhi kualifikasi tertentu sesuai standar profesi dan pelayanan dokter gigi keluarga
Sarana dan prasarana yang memadai sehingga memungkinkan pelayanan dokter gigi keluarga dan semua aspek pelayanannya mampu dilaksanakan
Manajemen praktik yang mendukung terlaksananya pelayanan dokter gigi keluarga yang sesuai standar pelayanan.
Kewenangan pemberi izin
Pemberian izin dilakukan oleh instansi yang berwenang . yaitu menurut UU No. 32. Tahun 2004 tentang otonomi daerah, UU no 29 tahun 2005, perkonsil no. 1 tahun 2005 serta Permenkes 1419/2005, maka pemberian izin bagi dokter dan dokter gigi termasuk dokter gigi keluarga ini adalah pemerintah kewenangan Kabupaten/Kota.
Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pelayanan kedokteran gigi keluarga dengan peran :
Menerima, memproses, memberikan dan menerbitkan izin baru praktik dokter gigi keluarga
Menerima, memproses, memberikan dan menerbitkan Perpanjangan izin praktik dokter gigi keluarga
Bersama dinas kesehatan propinsi, Organisasi profesi dan lintas sector melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan praktek dokter gigi keluarga
Menolak pemberian izin baru atau perpanjangan izin praktik dokter gigi keluarga
Mencabut izin praktik dokter gigi keluarga yang tidak memenuhi krtrntuan dan standar yang berlaku.
Tata Cara Perizinan
a. Perizinan Praktik Dokter Gigi Keluarga Dilaksanakan Melalui :
1. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan pengakuan akan kompetensi yang dimiliki seseorang. Sertifikasi ini diberikan oleh lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dokter gigi, dalam hal ini adalah FKG, Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia (KKGI), PDGI, dan Depkes.
2. Registrasi
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya. STR ini berlaku 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang tiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan- persayaratan.
Yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah kompetensi.
Untuk memperoleh STR Dokter Gigi Keluarga oleh Konsil Kedokteran Indonesia maka seorang dokter gigi keluarga harus :
Memiliki ijazah dokter gigi dan sertifikat pelatihan dokter gigi keluarga
Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah / janji dokter gigi
Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki SIP
Memiliki sertifikat kompetensi dokter gigi keluarga
Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
3. Lisensi/ SIP
Lisensi atau SIP adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter gigi yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin
Praktek perorangan
Pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan :
Foto copy kartu tanda penduduk
Foto copy SK PNS/POLRI/Pensiunan/TNI/BUMN
Denah ruangan dan denah lokasi tempat praktek
Foto copy STR Dokter Gigi yang di terbitkan oleh konsil kedokteran Indonrangka masa bakti atau surat bukti yang masih berlaku yang dilegalisir oleh penjabat yang berwenang
Surat pernyataan mempunyai tempat praktik
Surat rekomendasi dari PDGI
Foto copy surat keputusan penempatan dalam rangka masa bakti atau surat bukti telah selesai menjalankan masa bakti atau surat keterangan menunda masa bakti yang di legalisir oleh penjabat yang berwenang
Pas photo berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4 sebanyak 1 (satu) lembar
Praktek berkelompok
Surat permohonan izin penyelenggaraan praktik berkelompok kedokteran gigi keluarga
Foto copy akte notaris pendirian yayasan/badan hokum
Studi kelayakan yang memuat antara lain jenis pelayanan yang dierikan dengan denah bangunan dan denah lokasi/ lingkungan
Foto copy tanda bukti penggunaan bangunan bangunan minimal 5 tahun
Foto copy surat izin gangguan (H0)/ Surat izin tempat usaha (SITU)
Surat pernyataan dari pemohon untuk mentaati peraturan yang berlaku dengan materai
Struktur organisasi
Daftar ketenangan beserta fotocopy ijazah
Data kepegawaian penanggung jawab praktek berkelompok.
Surat pengangkatan sebagai penanggung jawab klinik
Surat pernyataan tidak keberatan / kesanggupan sebagai penanggung jawab, dengan materai
Surat pernyataan tidak keberatan dari atasan langsung tempat bekerja
Foto copy SIP dan surat persetujuan tempat praktik (SPTP) yang masih berlaku
Pas foto terbaru 4 x 6 2 lembar
Data kepegawaian dokter / dokter gigi keluarga:
Foto copy surat ijin pratek dan
Surat persetujuan tempat praktik yang masih berlaku
Data kepegawaian paramedis / umum
Foto copy ijazah terakhir
Surat izin kerja (SIK) dan surat Izin perawat gigi (SIPG) bagi perawat gigi
Daftar tariff pelayanan medis
Surat perjanjian rujukan dengan rumah sakit terdekat
Daftar alat alat kedokteran / kedokteran gigi sesuai dengan pelayanan yang di laksanakan
Daftar obat obatan yang digunakan
Wajib mengikuti standart perizinan kedokteran gigi keluarga
Wajib mengikuti standar pelayan kedokteran gigi keluarga
Setiap tindakan kedokteran gigi keluarga harus mendapat persetujuan pasien
Persetujuan diberikan setelah pasien meandapat penjelasan lengkap (diagnosis,tindakan medis,tujuan tindakan, risiko, alternative lain, prognosis)
Wajib membuat rekam medis (dibubuhi nama, waktu, tindakan)
Wajib menyipan rahasia kedokteran gigi keluarga
Wajib menyelenggarakan kendali mutu dan biaya
Wajib memberi laporan ke puskesmas
Kompetensi Dokter Gigi Keluarga
Berdasarkan ruang lingkup kerja dokter gigi keluarga, dapat diambil kopetensi spesifik yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi keluarga.
Pada fase janin, yang meliputi proses tumbuh kembang. Kompetensi yang diperlukan adalah analisis gizi dan diet, konseling
Pada fase ibu hamil, yang meliputi keberadaan abnormalitas hormonal, penyakit gigi dan mulut, kebersihan rongga mulut, perilaku dan motivasi calon ibu. Kompetensi yang harus dimiliki adalah modifikasi perilaku dan kebiasaan, identifikasi faktor resiko.
Pada fase anak-anak, yang meliputi masalah klinis pedodonsia, kebiasaan buruk anak,awal masalah maloklusi. Kompetensi yang diperlukan adalah penatalaksanaan pasien anak, perubahan perilaku, Orthodontic diagnosis dini dan perawatan yang segera.
Pada fase bapak, meliputi penyakit sistemik, penyakit gigi dan mulut, merokok, stress, pembiayaan kesehatan keluarga, pengambilan keputusan keluarga. Kompetensi yang diperlukan Intervensi klinik pasien dewasa, kontrol terhadap perokok, manajemen stress, manajemen faktor resiko, pengaturan dana kesehatan keluarga.
Hubungan doker dengan pasien, meliputi rasa takut, cemas, ketidak puasan, ketidak percayaan. Kompetensi yang diperlukan, manajemen ketakutan dan kecemasan, komunikasi dan edukasi, penataan klinik yang nyaman,, perawatansesuai S.O.P serta diagnosis dan perawatan klinik.
Manajemen, meliputi manajemen data kepenyakitan, pembiayaan, data SDM, data fasilitas dan logistik, pengolahan limbah. Kompetensi yang perlu dimiliki adalah manajemen data epidemiologis klinis, manajemen sumber daya manusia, manajemen logistik, manajemen limbah.
Penjelasan diatas memerlihatkan adanya kompetensi yang tumpang tindih dengan kompetensi dokter gigi umum, namun tetap dapat dibedakan pada tingkat pendalamannya berupa materi khusus misalnya pada analisis diet, dan konseling, analisis, dan manajemen faktor resiko, yang berbasis tidak hanya pada individu tetapi juga keluarga, analisis efektif-biaya, perencanaan, pembiayaan kesehatan keluaga, perubahan perilaku keluarga, manajemen data, dan pengendalian mutu.
Sistem Pembiayaan
Bentuk pokok pembiayaan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) sebagaimana tercantum dalam System Kesehatan Nasional ( SKN) adalah sebagai berikut :
Dana untuk UKP dari Individu dalam kestuan keluarga melalui JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) Wajib dan JPK Sukarela
Dana untuk UKP masyarakat rentan dan keluarga miskin dari pemerintah melalui JPK wajib.
Dana dari masyarakat (dana sehat dan dana social keagamaan) digunakanan untuk UKP dan UKM.
Jaminan kesehatan berfungsi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam dan membiayai pemeliharaan kesehatan. Maka dari itu JPK pada masyarakat miskin adalah JPK wajib, sehingga masyarakat miskin dapat menyisihkan keuangan untuk pembiayaan kesehatan melalui JPK.
Program Dokter Gigi Keluarga
Tujuan Program Dokter Gigi Keluarga
Memandirikan keluarga binaan untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang optimal,bermutu, terstruktur dan berkesinambungan.
Tertatanya pembiayaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.
Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga.
Terbinanya profesionalisme dokter gigi keluarga secara berkesinambungan.
Prinsip Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
Pelayanan kedokteran gigi keluarga sebagai upaya kesehatan perorangan (UKP) strata pertama merupakan pelayanan paripurna dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut yang setinggi-setingginya dari penggunaan jasa dalam konteks keluarga. Untuk itu dokter gigi keluarga selaku pemberi layanan di tuntut memenuhi beberapa pelayanan dituntut untuk memenuhi beberapa prinsip pelayanan kedokteran gigi keluarga yang merupakan landasan berfikir dan bertindak yang professional. Prinsip pelayanan yang di makasud adalah:
Dokter Gigi Kontak Pertama (First Contact)
Dokter gigi pemberi layanan kesehatan yang pertama kali ditemui pasien dalam menyelesaikan masalah gigi dan mulut.
Layanan Bersifat Pribadi (Personal Care)
Dokter gigi memberikan pelayanan kepada perorangan dengan memperhatikan bahwa setiap orang merupakan bagian dari keluarganya. Dengan demikian keputusan medis tidak hanya dari aspek medis tetapi juga dengan mempertimbangkan aspek social, budaya,dan ekonomi si pasien beserta keluarganya.
Pelayanan Komprehensif
Dokter gigi keluarga harus member pelayanan secara menyeluruh dengan pendekatan promotif, preventif dan rehabilitative, meskipun lebih menekankan pada pelayanan kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif.
Paradigma Sehat
Dokter gigi keluarga mampu mendorong masyarakat bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri.
Pelayanan Berkesinambungan ( Continous care )
Pelayan dokter gigi keluarga berpusat pada pasien. Prinsip ini melandasi hubungan jangka panjang antara dokter gigi dan pasien dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkesinambungan dalam beberapa tahap kehidupan pasien
Koordinasi dan Kolaborasi
Dokter gigi keluarga berperan sebagai coordinator dalam mengatasi pasiennya. Selain itu, dokter gigi keluarga berperan sebagai kolaborator apabila terdapat pasien yang membutuhkan pelayanan kesgilut diluar kompetensinya.
Family and community oriented
Pelayanan dokter gigi keluarga memperhatikan latar belakang keluarga dan komunitas dimana pasien tinggal atau bekerja.
Peran, Fungsi, dan Manfaat Dokter Gigi Keluarga
Peran Dokter Gigi Keluarga
Care Provider, yaitu pemberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Decision Maker, yang merupakan sebagai mitra yang beretika bagi pasiennya dalam mengambil keputusan medis dengan memilih dan menggunakan teknologi kedokteran gigi secara rasional berdasarkan evidence based dentistry.
Communicator, sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan nasional dan berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Community Leader, adalah sebagai penggalang serta masyarakat.
Manager, merupakan koordinator pengatur dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien dan keluarganya dengan bekerjasama dengan setiap individu dan institusi.
Berperan tidak hanya sebagai subjek yang mengeliminasi penyakit dan kecacatan, tetapi juga sebagai subjek menuju kesehatan gigi dan mulut yang optimal sehingga mutu pelayanan akan lebih terjamin,
Menganalisa kebutuhan pelayanan kesehatan gigi dan mulut keluarga melalui proses identifikasi masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada suatu keluarga.
Fungsi Dokter Gigi Keluarga
Memberikan kemudahan mengakses pelayanan kesehatan. Karena dengan adanya dokter gigi keluarga, layanan kedokteran gigi dapat secara langsung diberikan secara lengkap dan paripurna.
Membantu mengendalikan biaya kesehatan dengan cara memberikan pengetahuan tentang macam-macam perawatan, biaya, dampak, dan keuntungan dari suatu perawatan, serta dengan cara memberikan pengetahuan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya preventif sehingga dimasa depan tidak akan membutuhkan banyak biaya untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Manfaat Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan layanan kesehatan gigi. Pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan berbagai kebuthan dan tuntutan jesehatan pasien serta segenap angota keluarganya. Dimana setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda.
Memudahkan pelayanan kesehatan.pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan kedokteran gigi yang menyebabkan pemanfaatan pelayanan akan lebih mudh dilakukan
Biaya kesehatan lebih terkendali. Diselenggarakan secara terpadu, menyebabkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih pelayanan kedokteran gigi sangat berkurang
Mutu pelayanan akan lebih meningkat. Perhatian utama pelayanan ii adalah pada klien sebagai manusia seutuhnya, serta pendekatan bersifat holistic, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan yang ditemukan dengan demikian penerima dan pemberi pelayanan akan merasa lebih puas.
Bagi penyelengara pelayanan , kedokteran gigi keluarga merupakan aternatif lahan praktek danpenghasialan. Ada kepastian biaya pelayanan kesehatan gigi sehingga dokter gigi keluarga dapat merencanakan pelayanan kesehatan pesertanya.
Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Gigi Keluarga
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilaksanakan dengan pola pelayanan berlapis melalui sistem rujukan berjenjang (level of care) dengan pendekatan primary health care. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dengan tingkat-tingkat pelayanan yang dikaitkan dengan sumber daya yang ada di masyarakat.
Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga fungsi gigi dan mulut sebagai bagian dari sistem cerna yang sangat penting untuk kesehatan seseorang, sebagai bagian dari sistem bicara, dan sebagai bagian dari pembentukan estetika wajah. Di samping itu, menjaga kondisi gigi dan mulut agar tidak menjadi sumber penyakit bagi organ lainnya, dan untuk deteksi dini penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut
Ruang lingkup kerja dokter gigi keluarga meliputi beberapa pelayanan yaitu :
Pelayanan darurat / basic emergency care
Yaitu pelayanan darurat dasar yang harus dapat melayani siapa saja dan dimana saja. Pelayanan yang diberikan yaitu :
1. Pertolongan pertama pada keadaan darurat dan gawat darurat untuk selanjutnya dilakukan rujukan bila perlu.
2. Mengurangi rasa sakit atau mengeliminasi infeksi / pertolongan pertama pada gigi dan mulut karena penyakit / cedera
3. Reposisi dislokasi rahang
4. Replantasi gigi
5. Penyesuaian oklusi
Pelayanan pencegahan / preventive care
Preventive care adalah pelayanan yang bersifat pencegahan. Pelayanan ini terdiri dari pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada komunitas, pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada kelompok, dan pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada individu.
Pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada komunitas meliputi:
Fluoridasi air minum.
Pemasaran pasta gigi yang berfluor.
Kampanyekesehatan gigi melalui media massa untuk memperbaiki kesadaran, pengetahuan, sikap dan prilaku masyarakat.
Pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada kelompok meliputi:
Promosi kesehatan gigi dan mulut melalui program pendidikan kepada kelompok tertentu.
Program pemberian tablet fluor.
Program kumur-kumur dengan fluor dan gerakan sikat gigi massal.
Pemberian fluor secara topikal.
Fissure sealant.
Pembersihan karang gigi (scalling).
Pelayanan pencegahan yang ditujukan kepada individu meliputi:
Pemeriksaan gigi dan mulut pada pasien perorangan, termasuk temuan-temuan penyakit gigi dan mulut serta rujukan bila diperlukan.
Memberi nasehat dan petunjuk kepada perorangan mengenai kebersihan mulut, konsumsi fluor, diet, perilaku yang membahayakan kesehatan dan pemeriksaan diri sendiri.
Aplikasi fluor secara topikal.
fissure sealant.
Pembersihan karang gigi (scalling).
Deteksi dini penyakit gigi; dan
Penumpatan ART (Atraumatic Restorative Treatment).
Pelayanan medik gigi dasar / simple care
Simple Care merupakan suatu pelayanan profesional sederhana atau pelayanan medik gigi dasar umum yang meliputi:
Pembersihan karang gigi
Ekstraksi tanpa komplikasi (gigi sulung persistensi/gigi tetap karena penyakit/keperluan ortodonti)
Tumpatan gigi (glass ionomer/komposit/kombinasi)
Tindakan interseptik ortodontik
Perawatan pulpa (pulpcapping/pulpotomi/perawatan saluran akar gigi anterior) Penanganan dry socket.
Mengobati ulkus recurent.
Pengelolaan halitosis
Pelayanan rujukan.
Pelayanan medik gigi khusus / moderate care
Yaitu suatu pelayanan profesional di bidang kedokteran gigi yang advance atau pelayanan medik gigi dasar khusus seperti tingkat spesialistik kedokteran gigi. Pelayanan dokter gigi keluarga meliputi bidang:
Konservasi gigi
Pedodonsia
Periodonsia
Bedah mulut
Orthodonsia
Prostodonsia
Oral medicine
Sasaran Dokter Gigi Keluarga
Tahun 2010
Jumlah keluarga yang dibina dokter gigi keluarga (tim) mencapai 28% dari penduduk dengan ketentuan bahwa :
80% anggota keluarga binaan mampu mandiri menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut
80% anggota keluarga binaan dengan keluhan sakit/kelainan gigi, memperoleh pelayanan yang optimal termasuk rehabilitasi
80% anak usia di bawah 12 tahun memperoleh tindakan pencegahan/perlindungan/diagnosis dini dan terapi yang tepat
80% dokter gigi dan perawat gigi telah memperoleh pelatihan/pendidikan dokter gigi keluarga, sehingga system administrasi dan manajemen pelayanan dokter gigi keluarga memenuhi standar.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan gig dan mulut secara paripurna kepada suatu keluarga yang menjadi tanggung jawabnya (keluarga binaan). Kewenangan pemberian izin bagi dokter gigi keluarga menjadi tanggung jawab dinas kesehatan kabupaten/kota. Perizinan praktik dokter gigi keluarga dapat diberikan kepada pihak yang menyelenggarakan pelayanan dalam bentuk perorangan/praktik solo dan praktik berkelompok. Perizinan praktik dokter gigi keluarga dilaksanakan melalui sertifikasi, registrasi, serta lisensi/SIP.
Kompetensi spesifik yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi keluarga meliputi pada fase janin, fase ibu hamil, fase anak-anak, fase bapak, hubungan dokter dengan pasien, dan manajemen. Pembiayaan/sumber dana dokter gigi keluarga berasal dari Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) sukarela.
Tujuan program dokter gigi keluarga adalah menciptakan keluarga yang mandiri dan sadar akan kesehatan gigi dan mulutnya, terpenuhinya kebutuhan kesehatan gigi dan mulut keluarga, tertatanya pembiayaan pelayanan dan tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan.
Prinsip pelayanan dokter gigi keluarga yaitu dokter gigi sebagai kontak pertama, bersifat pribadi, melakukan pelayanan komprehensif, membentuk paradigma sehat, melakukan pelayanan berkesinambungan, koordinasi dan kolaborasi, serta Family and community oriented.
Peran utama dokter gigi keluarga adalah sebagai care provider, decision maker, communicator, community leader, dan manager. Fungsi dokter gigi keluarga adalah memberikan kemudahan mengakses pelayanan kesehatan dan membantu mengendalikan biaya kesehatan. Manfaat program dokter gigi keluarga adalah terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan, mudah dalam pemanfaatan layanan, biaya kesehatan terkendali, dan mutu pelayanan lebih meningkat.
Ruang lingkup pelayanan dokter gigi keluarga meliputi pelayanan darurat, pelayanan pencegahan, pelayanan medik gigi dasar, dan pelayanan medik gigi khusus. Pelayanan dokter gigi keluarga secara operasional berada di bawah pembinaan dinas kesehatan kabupaten/kota serta sebagai mitra puskesmas. Jumlah keluarga yang dibina dokter gigi keluarga (tim) mencapai 28% dari penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1415 Tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga Tahun 2005.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga.