BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Leuk Leukem emia ia adal adalah ah neop neopla lasm sma a akut akut atau atau kron kronis is dari dari sel-s sel-sel el pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). 2001). Sifat Sifat khas khas leukem leukemia ia adalah adalah prolif prolifera erasi si tidak tidak teratu teraturr atau atau akumu akumulas lasii sel darah darah putih putih dalam dalam sumusm sumusm tulan tulang, g, mengg menggant antika ikan n elemen sumsum tulang normal. uga ter!adi proliferasi di hati, limpa dan nodus nodus limfat limfatiku ikus, s, dan dan invasi invasi organ organ non non hemat hematolo ologis gis,, sepert sepertii meninges, traktus gastrointesinal, gin!al dan kulit. Chronic Myeoid Leukimia (CML) CML) !uga dimasukkan dalam sistem kega kegana nasa san n sel sel stem stem miel mieloi oid. d. "amu "amun n lebi lebih h ban# ban#ak ak sel sel norm normal al diband dibanding ing bentuk bentuk akut, akut, sehing sehingga ga pen#ak pen#akit it ini lebih lebih ringa ringan. n. $%L !arang men#erang individu di ba&ah 20 tahun. %anifestasi mirip dengan gambaran Accute gambaran Accute Myeloid Leukimia ( AML) AML) tetapi tanda dan ge!a ge!ala la lebi lebih h ringa ringan, n, pasi pasien en menu menun! n!uk ukka kan n tanp tanpa a ge!a ge!ala la sela selama ma bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai !umlah #ang luar biasa, dan limpa membesar. membesar. Chronic Chronic myeloid myeloid leukemia leukemia (CML) CML) #ang #ang disebu disebutt !uga !uga sebaga sebagaii chronic granulocytic leukemia (CGL), CGL), adalah merupakan keganasan klona dari sel induk (stem 'ell) sistem hematopoetik #ang ditandai oleh oleh transl transloka okasi si spesif spesifik, ik, t(22 t(22)) (*+ (*+ *1) *1) #ang #ang diken dikenal al sebaga sebagaii kromosom philadelphia. ranslokasi ini mendekatkan gen b'r pada krom kromos osom om 22 deng dengan an gen gen abl abl pada pada krom kromos osom om , sehi sehing ngga ga menghasilkan gen gabungan #ang men#andi protein gabungan b'r-
B.
abl. $%L pada keban#akan kasus, tidak ada gambaran predisposisi. Etiologi CML lebih CML lebih sering ter!adi pada orang de&asa dan bertanggung !a&ab han#a untuk + dari kasus leukemia leukemia pada masa kanak-kanak. kanak-kanak. /en# /en#eb ebab ab dari dari CML pada anak-anak anak-anak belum diketahui. diketahui. idak ada bukti klinis #ang !elas tentang faktor predisposisi keturunan. uga tidak tidak di!ump di!umpai ai pening peningkat katan an resiko resiko terha terhadap dap CML pada gangguan gangguan
kromosom preleukemik seperti pada anemia an'oni dan o&n s#ndrome.
/ada
keban#akan
kasus,
tidak
terdapat
faktor
predisposisi. /ada kasus tertentu, hubungan CML dengan paparan radiasi telah di!elaskan, terutama pada anak umur tahun, seperti #ang telah dilaporkan di epang pada saat adan#a ledakan hebat pada tahun 10. uga telah dilaporkan CML ter!adi pada anak-anak dengan immunosuppresed, C.
termasuk
anak
dengan
infeksi
345,
dan
imunosupresi pada transplantasi gin!al. Patogenesis Chronic myeloid leukemia adalah malignansi pertama #ang dihubungkan dengan gen #ang abnormal, translokasi kromosom tersebut diketahui sebagai /hiladelphia kromosom #ang merupakan translokasi kromosom dan 22. /ada CML !uga ditandai oleh hiperplasia mieloid dengan kenaikan !umlah sel mieloid #ang berdiferensiasi dalam darah dan sumsum tulang. /ada translokasi ini, bagian dari dua
kromosom #aitu
kromosom dan 22 berubah tempat. 3asiln#a, bagian dari gen BCR (breakpoint cluster region) dari kromosom 22 bergabung dengan gen ABL pada kromosom. /en#atuan abnormal ini men#ebabkan pen#atuan protein t#rosine kinase #ang meregulasi proliferasi sel, penurunan sel adherens dan apoptosis. 3al ini karena pada b'r-abl produk pen#atuan gen adalah !uga t#rosine kinase. /en#atuan protein b'r-abl berinteraksi dengan +beta (') subunit reseptor. ranskrip b'r-abl aktif se'ara terus-menerus dan tidak membutuhkan aktivasi oleh protein sel #ang lainn#a. 6'r-abl mengaktivasi kaskade dari protein #ang mengontrol siklus sel, memper'epat
pembelahan
sel.
7emudian,
protein
b'r-abl
menghambat perbaikan "8, men#ebabkan instabilitas gen dan men#ebabkan sel dapat berkembang lebih !auh men!adi gen #ang abnormal.
indakan
dari
protein
b'r-abl
adalah
pen#ebab
patofisiologi dari 'hroni' m#eloid leukemia. engan pemahaman
tentang protein b'r-abl dan tindakann#a sebagai t#rosine kinase, targeted therap# dikembangkan #ang se'ara spesifik menghambat aktifitas dari protein b'r-abl. 4nhibitor dari t#rosine kinase dapat men#embuhkan CML, karena b'r-abl tersebut adalah pen#ebab dari D.
CML. Tahap perkembangan penyakit CML sering dibagi men!adi tiga fase berdasarkan karakteristik klinis dan hasil laboratorium. CML dimulai dengan fase kronik, dan stelah beberapa tahun berkembang men!adi fase akselerasi dan kemudian men!adi fase krisis blast. 7risis blast adalah tingkatan akhir dari CML, dan mirip seperti leukemia akut. /erkembangan dari fase kronik melalui akselerasi dan krisis blast diperoleh kromosom abnormal #ang baru #aitu kromosom philadelphia (/h). 6eberapa pasien datang pada tahap akselerasi ataupun pada tahapan krisis blast pada saat mereka didiagnosa. 1. ase kronis 9 pasien dengan CML berada pada tahapan fase kronik pada saat mereka didiagnosa dengan CML. Selama fase ini, pasien selalu tidak mengeluhkan ge!ala atau han#a ada ge!ala ringan seperti 'epat lelah dan perut terasa penuh. Laman#a fase kronik bervariasi dan tergantung sebearapa dini pen#akit tersebut telah didiagnosa dan terapi #ang digunakan pada saat itu !uga. anpa adan#a pengobatan #ang adekuat, pen#akit dapat berkembang menu!u ke fase akselerasi. ase kronik ditandai ekspansi #ang tinggi dari hemopoetik pool dengan peningkatan pembentukan sel darah matur, dengan sedikit gangguan fungsional. :mumn#a sel neoplasma sedikit di!umpai di sumsum tulang, hepar, lien dan darh perifer. 8kibatn#a ge!ala pen#akit tergantung infiltrasi ke organ, pengaruh metabolik dan hiperviskositas serta umumn#a mudah dikontrol. Lama &aktu fase kronik umumn#a + tahun. /ada pemeriksaan laboratorium dapat di!umpai anemia normokrom normositer, Leukostosis berat dengan shift to the left
dan trombostosis. 7adar leukosit meningkat antara 90.000 ; 900.000 < mm+. Leukositosis sangat berat (= 00.000
akselerasi
hitung
leukosit
men!adi
sulit
dikendalikan dan abnormalitas sitogenik tambahan mungkin timbul. 7riteria diagnosa dimana fase kronik berubah men!adi tahapan
fase
akselerasi
bervariasi.
7riteria
#ang
ban#ak
digunakan adalah kriteria #ang digunakan di % 8nderson $an'er $enter dan kriteria dari WHO. 7riteria WHO untuk mendiagnosa CML, #aitu > 10-1 m#eloblasts di dalam darah atau pada sumsum
tulang. =20 basofil di dalam darah atau sum-sum tulang. rombosit ?100.000, tidak berhubungan dengan terapi. rombosit =100.000, tidak respon terhadap terapi. @volusi sitogenik dengan adan#a abnormal gen #aitu
kromosom philadelphia. Splenomegali atau !umlah leukosit #ang meningkat.
/asien diduga berada pada fase akselerasi berdasarkan adan#a tanda-tanda #ang telah disebutkan di atas. ase akselerasi sangat signifikan karena perubahan dan perubahan men!adi krisis blast ber!arak berdekatan. +. 7risis blast 7risis blast adalah fase akhir dari CML, dan ge!alan#a mirip seperti leukemia akut, dengan progresifitas #ang 'epat dan dalam !angka &aktu #ang pendek. 7risis blast didiagnosa apabila ada tanda-tanda sebagai berikut pada pasien CML >
=20 m#eloblasts atau l#mphoblasts di dalam darah atau
sumsum tulang. Sekelompok besar dari sel blast pada biopsi sum-sum
tulang. /erkembangan dari 'hloroma. Klasiikasi 1. Leukemia m#eloid kronik, /h positif ($%L, /hA) ('hroni'
E.
granulo'#ti' leukemia, $BL) 2. Leukemia m#eloid kronik, /h negatif ($%L, /h-). 7urang dari pasien #ang memiliki gambaran mengesankan $%L, tidak mempun#ai kromosom /h dan translokasi 6$R ; 86L. /asienpasien ini biasan#a mempun#ai gambaran hematologik #ang khas untuk mielodisplasia dan prognosis tampakn#a lebih buruk dibandingkan $%L /hA. +. u!enile chronic myeloid leukemia. /en#akit #ang !arang ter!adi ini mengenai anak ke'il dan mempun#ai gambaran klinis #ang khas antara lain ruam kulit, limfadenopati, hepatosplenomegali, dan infeksi rekuren. Sediaan apus darah memperlihatkan adan#a monositosis. 7adar hemoglobin (3b) #ang tinggi merupakan 'iri diagnostik #ang berguna, kadar fosfatase alkali netrofil normal dan hasil u!i kromosom /hiladelphia negatif. /rognosisn#a buruk dan S$ (ransplantasi Sel 4nduk) adalah pengobatan #ang terpilih. . Chronic
myelomonocytic
leukemia
(CMML).
CMML
menggambarkan daerah #ang bertumpang tindih antara pen#akit mieloproliferatif dan mielodisplasia, tetapi digolongkan ke dalam kelompok mielodisplasia. . @osinophili' leukimia engan sebagian besar (=) $%L !.
tergolong sebagai $%L /hA. Penyebab Sampai saat ini #ang di'urigai ikut berperan dalam patogenesis ter!adin#a CML adalah faktor radiasi ion, virus dan bahan-bahan kimia. %enurut beberapa laporan kasus, CML lebih tinggi pada orang #ang beker!a di unit radiologi, orang #ang terpapar radiasi bom atom,
penderita #ang mendapat terapi radiasi karena pen#akit 8nkilosing spondilitis dan pen#akit lain. Calaupun begitu, han#a ; D dari kasus CML #ang dilaporkan berhubungan dengan adan#a paparan radiasi dan hal ini sangat !arang mengenai kelompok anak-anak. 6erdasarkan penelitian terhadap penduduk #ang hidup setelah terpapar radiasi bom atom, &aktu #ang diperlukan mulai dari saat terpapar sampai timbuln#a ge!ala klinis adalah antara -10 tahun. /ada anak muda, khususn#a #ang terpapar saat umur di ba&ah tahun akan meningkatkan ke!adian CML, tetapi tidak di!umpai adan#a peningkatan ke!adian pada ba#i dalam kandungan #ang ibun#a terpapar saat hamil. Se'ara skematis perubahan-perubahan #ang ter!adi mulai dari masa inisiasi preleukemia dan akhirn#a ".
men!adi leukemia. Tan#a #an ge$ala :mumn#a ge!ala CML pada anak-anak, biasan#a tidak spesifik, seperti fatigue, malaise dan penurunan berat badan. 8bdominal dis'omfort, #ang disebabkan oleh splenomegali, biasan#a !uga di!umpai. Be!ala biasan#a tidak n#ata, dan diagnosis sering ditegakkan bila pemeriksaan darah dilakukan atas alasan lain. /enderita mungkin datang dengan splenomegali (#ang dapat masif) atau dengan ge!ala hipermetabolisme, termasuk kehilangan berat badan, anoreksia, dan keringat malam. Be!ala leukostasis seperti gangguan pengelihatan atau priapismus, !arang ter!adi. /asien sering asimptomatik pada saat pemeriksaan, han#a ditemukan peningkatan leukosit pada pemerikasaan !umlah leukosit dalam pemeriksaan darah. /ada keadaan ini CML harus dibedakan dari reaksi leukemoid, #ang mana pada pemeriksaan darah tepi memiliki gambaran #ang serupa. Be!ala dari CML adalah malaise, demam, gout atau n#eri sendi, meningkatn#a kemungkinan infeksi, anemia,
trombositopenia,
mudah
splenomegali pada pemerikasaan fisik.
lebam,
dan
didapatn#a
Berikut adalah tabel dari gambaran klinis diagnosis Chronic Myelositc Leukimia
:mum
arang "#eri tulang /erdarahan
atigue
emam
6erat badan turun 6erkeringat 8bdominal dis'omfort Leukositosis 8simtomatik Bout Spleen 4nfark
%a#oritas anak-anak di!umpai splenomegal#, penemuan lain biasan#a tidak spesifik. 3epatomegal# teraba (1-2 'm) tetapi hepatomegali hebat dan limfadenopati sangat tidak umum, ke'uali pen#akit itu sudah fase lan!ut atau blast krisis. anda leukositosis (e.g. retinal hemoragik, papil edema, priapismus). 6iasan#a han#a keliatan !ika leukosit sangat tinggi (=+00E10
lan!ut atau blast krisis. Pemeriksaan %aboratori&m 1. 8pusan darah tepi a. %enun!ukkan spektrum lengkap seri granulosit mulai dari mieloblast sampai netrofil, dengan komponen paling menon!ol ialah segmen netrofil dan mielosit. Stab, metamielosit,
promielosit dan mieloblast !uga di!umpai. Sel blast kurang dari . b. Leukositosis biasan#a ber!umlah =0 F 10
karena
ukurann#a
#ang
besar
sehingga
dapat
menghasilkan asam urat. Terapi 1. ase kronik a. 6usulpan (%#leran), dosis > 0,1 ; 0,2 mg
erapi
dimulai
!ika leukosit
naik
men!adi
0.000
b. 7emoterapi 3#droFiurea bersifat efektif dalam mengendalikan pen#akit dan mempertahankan hitung leukosit #ang normal pada fase kronik, tetapi biasan#a perlu diberikan seumur hidup dan memerlukan pengaturan dosis lebih sering, tetapi efek samping minimal. osis mulai dititrasi dari 00 mg ; 2000 mg. 7emudian diberikan dosis pemeliharaan untuk men'apai leukosit 10.000 ; 1.000 sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah. +. ransplantasi sumsum
tulang>
memberikan
harapan
pen#embuhan !angka pan!ang terutama untuk penderita #ang berumur ? 0 tahun. Sekarang #ang umum diberikan adalah allogeneic peripheral blood stem cell transplantation. %odus terapi ini merupakan satu ; satun#a #ang dapat memberikan kesembuhan total. . Sekarang sedang dikembangkan terapi #ang memakai prinsip biologi molekuler (targeted therap#). Suatu obat baru imatinib mes#late (Bleeve') dapat menduduki 8/ ; binding site of abl on'ogen sehingga menekan aktifitas t#rosine kinase sehingga menekan proliferasi seri m#eloid.
DA!TA' P(STAKA $inta.2010. $hroni' %#eloid Leukemia ($%L).iakses pada 2 "ovember 201,
dari
https><
m#eloid-leukemia-'ml< 4rs#ad, %uhammad.2011. $hroni' %#eloid Leukemia.iakses pada 2 "ovember
201,
dari
http><
tekno.blogspot.'o.id<2011<0+<'hroni'-m#eloid-leukemia.html 7hasanah,
:s&atun.
"ovember
Leukimia
%#elostik $roni'.iakses pada 2 201,
https><<&&&.a'ademia.edu<9D++K0
dari
%entari.201+.%akalah $%L.iakses pada 2 "ovember 201, dari https><