BAB I PENDAHULUAN
Perime Perimetri tri adala adalah h suatu suatu tekni teknik k pemeri pemeriksa ksaan an denga dengan n instru instrumen men terten tertentu tu untuk untuk memer memeriks iksa a lapan lapang g pandan pandang g seseor seseoran ang. g. Instru Instrumen men yang yang digun digunaka akan n diseb disebut ut dengan dengan perimeter. perimeter. Perimeter ini digunakan untuk mengukur atau mengkonfirmasi defek lapang pandang yang ditemukan atau dicurigai melalui pemeriksaan, untuk mendeteksi defek lapang pandang seperti yang terkait dengan glaucoma dan untuk memantau perubahan dari kondisi sebelumnya. (1) Perimetri pertama kali dikenal pada pertengahan abad ke -19 oleh Von raefe beru berupa pa tangent tangent screen screen dan perimet perimeter er.. Penge Pengenal nalan an automated perimetry merupakan langkah terbaru dalam se!arah e"olusi teknologi dalam pemeriksaan lapangan pandang. Pemeriksaan lapangan pandang mengalami e"olusi dari mekanik ke proses pemeriksaan otomatis, menghasilkan tingkat ketepatan yang lebih baik,mudah dalam menggunakan dan memberikan analisa yang lebih mendalam. (#) Pada pemeriksaan lapang pandang, terdapat terdapat dua tipe dasar dari tes yang biasa digunakan di klinik. $ergantung $ergantung pada apakah stimulus yang diberikan bergerak atau tidak bergerak bergerak.. $es dapat dapat diklasifi diklasifikasi kasikan kan sebagai sebagai statis statis atau kinetik. kinetik. Perimetri Perimetri oldmann oldmann adalah contoh umum dari perimetri kinetik. %idang &umphrey 'nalyer ('llergan&umphrey, *an +eandro, ') adalah contoh umum dari perimetri statis. () Perimeter !uga dapat diklasifikasikan diklasifikasikan sebagai manual atau otomatis, tergantung pada apakah stimulus tersebut akan dipindahkan dengan tangan seperti pada oldmann, atau !ika lokasi lokasi stimulus stimulus diubah oleh komputer komputer,, seperti seperti dalam dalam bidang bidang "isual "isual yang &umphrey (&V). *istem komputer perimetri statik memberikan penilaian yang dapat dipercaya. Penyimpanan data dapat dilakukan dan dapat menganalisa data yang ada. *istem *istem kompu komputer ter perim perimetr etrii statik statik dapat dapat menguk mengukur ur sensit sensiti"i i"itas tas retina retina pada pada daera daerah h lapangan pandang. /apat mengukur kemampuan mata mendeteksi perbedaan antara target yang diu!i dan latar belakang cahaya. (0,)
Peri Perime metr trii meru merupa paka kan n peme pemeri riks ksaa aan n dan dan peni penila laia ian n lapa lapang ngan an pand pandan ang g yang yang merupakan hal yang penting dilakukan pada keadaan penyakit yang mempunyai potensi ter!adinya kebutaan. *eperti pada glaucoma, pemeriksaan ini berguna dalam pengobatan penyakit penyakit dan pencegah pencegahan an kebutaan kebutaan.. 2akalah 2akalah ini akan membahas membahas mengenai mengenai teknik teknik pemeriksaan perimetri pada penderita glaukoma.
1
BAB II LAPANG PANDANGAN
Perimetri adalah teknik pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa lapang pandan pandangan gan seseo seseoran rang. g. 3ntuk 3ntuk dapat dapat memah memaham amii perim perimetr etri, i, kita kita harus harus lebih lebih dahulu dahulu mengerti mengenai lapang pandangan itu sendiri. +apang pandangan adalah luas ruang penglihatan dalam tiga dimensi pada satu mata yang terfiksir disatu titik sedangkan mata sebelahnya tertutup. (0,4) +apang penglihatan sudah dikenal se!ak aman purba dan &ippocrates memberi istilah sebagai hemianopsia. Pada abad 15, ahli fisika perancis 2ariotte menguraikannya sebagai fisiologi bintik buta. *edangkan 6oung dan Purkin!e menguraikan dan mengukur batas lapang pandangan seseorang di abad 19, kemudian ditahun 147 Von raefe pertma kali mengukur luas lapang pandangan tersebut dan digunakan secara klinik. Pada $ahun 1449, Tangent Screen diperkenalkan oleh %!errum yang mengukur batas lapang penglihatan sentral serta menilai defek atau skotoma. (0,8,4) +apang pandangan normal diumpamakan secara klasik oleh &arry 2os $rauair (tahun 145-190) sebagai pulai penglihatan yang dikelilingi oleh kegelapan lautan ( an Traquair’s island of vision in a sea of darkness). darkness). Pulau tersebut mempunyai puncak ta!am ditengahnya yang korespon dengan fo"ea makula. (0,4,9)
ambar 1. %ukit Penglihatan, (an ( an Traquair’s island of vision in a sea of darkness darkness))0
$opografi yang dibentuk (sensitifitas retina) tergantung dari tingkat adaptasi retina terhadap cahaya. ambaran puncak menun!ukkan retina yang sangat sensitif yaitu fo"ea
2
dan dapat melihat cahay yang diberikan dengan baik :alaupun diberi dengan stimulus cahaya yang redup. %atas tepi dari pulau lapang penglihatan menun!ukkan sensitifitas retina yang rendah yaitu retina perifer. $etapi bila lingkungan gelap, fo"ea memiliki adapatasi yang lambat dibandingkan dengan retina perifer. (0,5) +atar belakang kubah perimeter biasanya menggunakan fotopik adaptasi atau mesopik yang menggunakan cahay sebesar 1, apostilbs, sehingga cahaya tersebut telah menstimulasi fotoreseptor retina dalam pemeriksaan lapang pandangan normal, fo"ea menun!ukkan sensitifitas yang tinggi berupa gambaran puncak lapang pandangan. (0,5)
%atas normal lapang pandangan adalah 7; pada daerah superior dan 5; daerah inferior. *ebesar 117; lapang pandangan merupakan luas daerah yang dapat dilihat secara bersamaan dengan satu mata terfiksasi temporal dan 87; pada daerah nasal. Pulau penglihatan digambarkan sebagai gambaran tiga dimensi yang me:akili perbedaan sensitifitas cahaya yang berbeda. (0,8)
ambar #. %atasan +apang Pandangan
+apang pandangan dapat dibagi men!adi lapang pandangan sentral dan lapang pandangan perifer. +apang pandangan sentral meliputi area dari titik fiksasi menu!u 7 dera!at ke arah luar. Pada area sentral terdiri dari bintik buta fisiologi pada daerah temporal. *edangkan lapang pandangan perifer meliputi seluruh area diluar 7 dera!at dari area sentral sampai batas lapangan pandangan. (17,18)
3
BAB III METODE PENGUKURAN LAPANG PANDANGAN
Perimetri sebagai alat untuk memeriksa lapang pandang seseorang diperkenalkan pertama kali oleh oldmann, yaitu alat yang berbentuk kubah dengan stimulus intensitas cahay yang tetap disertai besar target yang tetap pula, dengan latar belakang cahaya didalam kubah yang telah dibuat standar. Perimetri dibagi dua berdasarkan cara ker!anya, tergantung pada apakah stimulus yang diberikan bergerak atau tidak yaitu perimetri kinetik dan perimetri statik. Perimetri oldmann adalah contoh umum dari perimetri kinetik. %idang &umphrey 'nalyer ('llergan-&umphrey, *an +eandro, ') adalah contoh umum dari perimetri statis. (0,5,17) Pada perimetri kinetik, stimulus yang diberikan tersebut akan dipindahkan dari daerah yang tidak terlihat menu!u daerah yang terlihat pada lapang pandangan sepan!ang meridian set. Prosedur ini diulang dengan menggunakan stimulus yang sama di sepan!ang meridian lainnya, biasanya ber!arak 1 dera!at setiap meridian. Variasi metode pada perimetri kinetik antara lain metode konfrontasi, perimetri +ister=s, tangen screen scotometry dan perimetri oldmann. (0,1#,14) Pada perimetri kinetik, salah satu upaya untuk menemukan lokasi pada lapang pandangan dengan sensiti"itas retina yang sama. /engan bergabungnya daerah-daerah sensiti"itas yang sama, didefinisikan sebagai isopter. Pencahayaan dan ukuran target diubah untuk merencanakan isopters lainnya. /alam perimetri kinetik, pulau penglihatan didekati secara horiontal. Isopters dapat dianggap sebagai garis irisan horiontal dari pulau penglihatan. (0,4,1#)
ambar . ambaran pada Perimetri >inetik(0)
4
Pada perimetri statis, stimulus yang digunakan statis (tidak bergerak) yang ditempatkan pada posisi tertentu dan besar cahaya (sie target) tidak berubah selama pemeriksaan, tetapi menggunakan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Perimetri tersebut mengukur ketinggian terhadap bukit penglihatan dengan masing-masing area retina yang mempunyai sensitifitas yang berbeda-beda. 2etode yang digunakan pada perimetri statis diadopsi dari perimetri oldmann, perimetri riedmann. (0,4,14)
ambar 0. ambaran pada Perimetri *tatik (0)
o"ea sentralis mempunya sensitiftas yang tinggi (threshold), sebaliknya dengan retina perifer. /engan demikian hasil rekaman pada perimetri statik berupa angka-angka yang mencerminkan ambang threshold tersebut. Perimetri dengan sistem komputer yang biasa kita gunakan saat ini menggunakan prinsip perimetri statik. (0,4) Perimetri dengan komputerisasi otomatis semakin banyak digunakan saat ini karena memiliki fleksibilitas belum pernah ada sebelumnya dengan tingkat presisi dan konsistensi metode pengu!ian yang tidak mungkin dilakukan dengan perimetri manual. >euntungan penting lainnya dari perimeter otomatis adalah memiliki kemampuan penyimpanan data, kemudahan pengoperasian, fiksasi terkontrol dengan baik, dan terdapat asisten online yang membuat mereka mudah untuk dipela!ari dan digunakan. Perimetri otomatis !uga menyediakan fasilitas untuk membandingkan hasil statistik dengan indi"idu normal dari kelompok usia yang sama. (10,14)
BAB IV 5
TEKNIK PEMERIKSAAN PERIMETRI OTOMATIS
Perimetri kinetik otomatis diperkenalkan oleh /ubois-Poulsen dan 2agis pada tahun 1988. +ynn dan $ate mengembangkan perimeter statis otomatis pertama di 1989. *e!ak itu,
semakin banyak peneliti lainnya yang turut berkontribusi terhadap e"olusi
perimetri otomatis dan analisis data dengan komputerisasi. %anyak prinsip-prinsip dari fisiologi penglihatan, strategi pengu!ian dan pola, dan pemeriksaan batas dan "ariabel perimetr kinetik yang !uga berlaku untuk perimetri otomatis. (17)
ambar . *alah satu 'lat Perimetri ?tomatis
>omputerisasi otomatis perimetri statis berupa menentukan peta dari lapang pandangan dengan menggunakan sistem operasi yang dilakukan oleh mesin yang telah diprogram untuk melakukan perhitungan matematis eksplisit (algoritma), mengambil tempat manusia sebagai operator dan !uga dalam pengambilan keputusan. (9,17) Ini tentu sa!a tidak berarti bah:a perimeter otomatis dapat menentukan siapa yang memerlukan pemeriksaan, pemeriksaan yang mana yang akan dilakukan, atau menilai dari informasi yang diperoleh, !uga tidak dapat membuat diagnosis atau keputusan klinis. Ini hanyalah alat yang ampuh untuk memperoleh data diagnostik tambahan yang akan digunakan dalam pera:atan pasien, yang akan diatur oleh dokter. (9,17)
6
4.1 KOMPONEN-KOMPONEN PADA PERIMETRI 4.1.1 Threshold Threshold secara teori merupakan target yang cukup terang untuk dapat dilihat. *timulus yang diba:ah nilai threshold tidak dapat dilihat. Perimetri kinetis menentukan threshold dengan menggerakkan ob!ek test dari daerah yang tidak tampak ( subthreshold ) kedaerah tampak (subthreshold ), dan mencatat di saat pertama kali tampak. Prosedur ini mencatat batas lapang pandang, baik untuk batas absolut maupun relatif. *eperti yang disebutkan sebelumnya, batas atau baris kontur disebut isopters. 3kuran dan bentuk isopters tergantung sebagian pada nilai stimulus ob!ek test yang berhubungan. (0,9,17,1) Perimetri statis terkait dengan penampilan ob!ek test secara statis, menggunakan penampilan subthreshold atau threshold . +okasi dimana pasien gagal mengenal target dicatat sebagai defek lapangan pandangan. &al ini merupakan suatu cara pemeriksaan titik atau spot checking untuk daerah kebutaan relatif atau absolut, biasanya di sentral lapang pandang. *trategi supra threshold biasanya digunakan sebagai test screening. (0,17,11,1)
Perimetri statis threshold
mengukur gambar intensitas relatif keta!aman
penglihatan dari titik retina indi"idual dalam lapangan penglihatan. $eknik ini terkait dengan peningkatan secara perlahan-lahan cahaya target dari intensitas subthreshold dengan peningkatan yang sedikit, dan mencatat tingkat di mana pasien pertama kali mengenal target, atau menurunkannya dari tingkat suprathreshold dan mencatat nilai stimulus terendah yang tampak. $itik-titik diu!i pada lokasi yang telah ditentukan sebelumnya pada lapangan pandang, dan hasil dicatat sebagai simbol grayscale dan nilai-nilai sensitifitas dalam desibel. (0,9,17,1)
4.1.2 Stimulus Instrumen menggunakan tiga sumber stimulus dasar. 6ang pertama adalah sistem kabel serat optik, dengan keunggulan biaya murah, tidak ada bagian yang bergerak, dan beroperasi dengan tenang. >erugian meliputi minimal fleksibilitas dalam rangsangan dilokasi tetap dan ukuran tetap, dan tidak bisa secara indi"idu mengubah intensitas mereka selama setiap satu pemeriksaan. The light-emitting diode (+@/) sistem memiliki keuntungan dan kerugian yang sama seperti sistem kabel serat optik, tetapi agak lebih fleksibel dalam intensitas rangsangan dapat diubah secara indi"idual selama program. (9,17,10)
*ebuah kelemahan tambahan dari kedua sistem adalah berpotensi meningkatan "ariabilitas dari hasil dibandingkan dengan hasil proyeksi perimeter. *istem proyeksi, digunakan oleh ?ctopus dan perimeter &umphrey, memungkinkan fleksibilitas terbesar dan fleksibilitas dalam pemilihan lokasi titik u!i serta stimulus ukuran, intensitas, dan 7
:arna. >elemahan adalah dalam hal biaya, produksi suara yang berisik, dan memerlukan pemeliharaan lebih sering. %erbeda dengan sistem serat optik dan +@/, metode proyeksi memungkinkan adaptasi untuk kemampuan kinetik.$ipe stimulus yang digunakan pada perimetri klinis berupa titik-titik cahaya dengan beragam diameter dan intensitas yang telah ditetapkan sebelumnya. (9,17,10) aktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap stimulus antara lain lamanya :aktu stimulus diberikan, :arna stimulus, latar belakangnya dan teknik yang digunakan serta kondisi mata pasien. Intensitas cahaya absolut diukur dalam unit luminasi, disebut apostilbs, sensiti"itas cahaya yang diukur digambarkan dalam unit logaritma dan dinyatakan sebagai desibel (d%), ini menun!ukan suatu hubungan yang lebih linier antara persepsi "isual dan perubahan intensitas cahaya. *atu desibel adalah 7,1 log-unit, !adi 17 d% me:akili suatu penurunan 17 kali lipat dari stimulus maksimum pada perimeter spesifik tertentu. +og-unit dan desibel merupakan unit-unit relati"e, dan intensitas stimulus yang dihasilkan tidak sama untuk semua instrumen perimeter. (9,17,10)
Uku!" Stimulus $arget standar untuk perimetri kinetik dan statis adalah suatu piringan A disc putih,
nilai stimulus yang dapat diatur dengan mem"ariasikan ukuran target atau kecerahan terhadap latar belakang. Pada pasien normal, sensitifitas retina rata-rata meningkat dengan peningkatan ukuran ob!ek yang ditest. %ila diameter stimulus yang lebih kecil ditingkatkan, hal ini mungkin dapat dilihat sebagai stimulus yang lebih besar, fenomena ini dikenal sebagai spatial summation. %iasanya, menggandakan diameter stimulus memiliki efek yang sama terhadap kemampuan melihat stimulus dengan meningkatkan intenitasnya sebesar d%. (9,17,14)
ambar 8. &ubungan antara desibel dan apostilbs 14 %esar stimulus yang digunakan pada perimetri statik komputer pada umumnya menggunakan besar stimulus oldmann III. ambar 8 memperlihatkan bah:a dengan diberi cahay dengan besar intensitas 7,1 aps, maka retina yang sehat, yaitu sebesar 7 d% dapat melihat cahaya tersebut, sedangkan bila sensitifitas retina sangat buruk sebesar 8
7 d%,:alaupun diberi cahaya sebesar intensitas 17.777 aps, pasien tidak dapat melihat. +ebar nilai sensitifitas retina manusia adalah #7-4 d%. (5,4,1#) #!ktu P$m!%!!" Baktu pemaparan !uga mempengaruhi kemampuan melihat stimulus. *timulus yang diberikan dengan periode :aktu yang lebih pan!ang dapat men!adi lebih tampak. enomena ini disebut temporal summation. 'kan tetapi setelah temporal summation lengkap, biasanya ter!adi setelah 7,1 detik gambar tidak tampak lebih baik. &umphrey ield 'nalier menggunakan durasi stimulus 7,# detik, yang !uga membantu mencegah pergerakan lirikan pasien terhadap stimulus.
4.2 (ARA KER)A PEMERIKSAAN PERIMETRI OTOMATIS
4.2.1 P$"'u*i!" T!'$t +!" St!t$'i
9
Perimetri proyeksi memiliki sensiti"itas dan spesifisitas yang sangat bagus, memberikan strategi pengu!ian yang sangat fleksibel dan model penya!ian target. 3kuran target yang standar untuk perimetri otomatis sama dengan goldman ukuran III (0 mm #) berupa target putih. >eadaan terang ditun!ukkan dengan decibel. 3ntuk kebanyakan instrument, decibel didefinisikan sebagai 17C log (17.777Aasb). /imana satu apostilb (asb) adalah satu unit keadaan terang per unit area (dan definisikan sebagai D -1 candela Am# ). %erbeda dengan perimetri kinetik, angka yang lebih tinggi menun!ukkan pengurangan logaritma terangnya ob!ek yang dites, !adi daya lihatnya lebih sensitif. (1,4,1#)
4.2.2
P$si!%!" P!si$" /alam melakukan pemeriksaan, pasien harus dipastikan dalam posisi yang
nyaman, harus kooperatif, komunikatif dan konsentrasi. *ebagian besar perimetri otomatis menggunakan susunan mangkuk seperti pada perimeter oldmann dengan latar belakang cahaya putih 1. asb. *esuaikan tinggi me!a dan dagu dalam posisi diam kemudian pasien menempelkan dahi mengarah ke depan, luruskan pandangan ke tengah monitor dan cahaya ruangan dikurangi,biarkan pasien selama menit beradaptasi dengan cahaya perimeter. Penglihatan pasien harus di koreksi refraksi dengan benar sebelum pengu!ian, dan fiksasi pasien harus dimonitor secara terus-menerus selama pengu!ian. %erikan program demonsrasi terlebih dahulu pada pasien yang baru menggunakan perimetri otomatis, dan pasien dia!arkan tentang apa yang diharapkan dan diker!akan. Eika ukuran pupil lebih kecil dari persyaratan minimum, maka pupil harus dilebarkan. Eika pupil telah melebar, koreksi lensa harus disesuaikan.
4.2.,
(1,#,11,10)
S$l$ksi P$"'u*i!"
)uml! +!" Disti/usi P0i" Eumlah poin yang akan diu!i menentukan lamanya pengu!ian. >arena perimetri otomatis statik membuat pasien lelah, anda harus membatasi !umlah poin yang di u!i. Pengu!ian yang biasa dilakukan memakai 7 sAd 1#7 poin. >isi-kisi tipe poin yang paling khas adalah susunan dengan 58 poin yang ber!arak 8 7 dan menutupi 7 7 bagian tengah. (1,1)
Perbedaan rancangan program berbeda-beda pada daerah lapang pandangan, tergantung pada kekhasan kelaianan yang diketahui atau yang diduga. *eleksi pengu!ian bergantung pada apakah pengu!ian lapangan pandang dilakukan untuk pengu!ian diagnostik dari kerusakan yang diduga atau untuk memfollo: up bertambahnya kondisi yang ter!adi. 2isalnya, pengu!ian glukoma mencakup poin-poin tambahan guna mendeteksi kerusakan lapangan pandang nasal atau kerusakan arkuata. (1,9,1) 10
B$s!"&! L!%!"'!" !"' Diu*i %agi kebanyakan pasien glukoma atau dengan kondisi neuro-ophthalmologic , lapangan pada 7 7 atau #07 cukup. Pengu!ian sentral 7-# adalah contoh program yang menge"aluasi sentral 7 7 dengan 58 poin. Ini biasa digunakan untuk memonitor pasien glukoma serta untuk mendeteksi kerusakan lapangan pandang neurologic . Pengu!ian #0# memberikan lapangan #07 dengan perluasan. lapangan nasal sampai 7 7, dengan memakai kisi-kisi 8 7. 'ngka # menun!ukan pengu!ian #0-# mengindikasikan suatu grid straddles puncak horiontal dan "ertikal. $est #0-# umumnya lebih disukai untuk mengu!i sebagian besar pasien. /efisit kurang dari 8
7
pada garis tengah atau berlokasi !auh lebih
perifer dapat luput dari test 7-# dan #0-#. 3ntuk pasien dengan kehilangan lapangan pandang sentral, test sentral 17-# mungkin tepat untuk test yang berulang, kerena mengu!i lapangan sentral 17
7
dengan grid # 7. 3ntuk pasien dengan defek lapangan
pandang perifer, perimetri oldmann dapat lebih berguna.
(1,9,1)
St!t$'i P$"'u*i!" >ebanyakan test dimulai dengan mengu!i titik buta dan kemudian memunculkan suatu titik pada masing-masing kuadran. $ingkat kecerahan titik berikutnya ditentukan oleh le"el threshold pada titik-titik yang berdekatan. $itik-titik yang luput dapat diu!i kembali dengan menggunakan threshold yang berbeda. $api hal ini memakan :aktu yang lebih lama dibandingkan dengan skrining yang sederhana. $hreshold fo"ea harus dimunculkan secara terpisah tapi dapat !uga dilakukan sebagai porsi terpisah dari prosedur test.
>ebanyakan dokter menyukai strategi test threshold dari pada
suprathreshold. *uatu tes threshold cocok untuk pasien pertama kali diperiksa, karena melintasi threshold dua kali (pertama dengan peningkatan 0 d% kemudian dengan peningkatan # d%). Penentuan yang akurat nilai threshold membuat test berikutnya lebih mudah karena memungkinkan perimeter untuk memulai dengan nilai threshold sebelumnya untuk menentukan titik data selan!utnya. (1,9,1)
4.2.4
I"t$%$st!si H!sil ($t!k!" &asil cetakan tes memberikan informasi dasar pasien seperti umur dan diameter
pupil. /ata mentah dari perimetri otomatis statik menun!ukan ukuran dan nomor plot,nilai sensitifitas masing-masing titik u!i. /alam mengulang hasil tes, pemeriksa harus melihat pada ukuran-ukuran reliability , pengelompokan angka, peta kemungkinan, dan indeks global. 3kuran reliability merupakan bagian dari kehilangan fiksasi, false positif error dan false negative error .
11
>ehilangan fiksasi merupakan bagian :aktu dimana pasien berespon secara tak tepat, karena fiksasi tidak tetap terhadap suatu stimulus pada bintik buta. False positif error rate adalah bagian :aktu dimana pasien berespon di saat tidak ada stimulus yang ditampilkan. False negative error rate adalah bagian :aktu dimana pasien tidak berespon saat stimulus supra threshold ditampilkan. &asil cetakan
menun!ukan parameter ini
dengan CC bila dicurigai adanya reabilitas rendah. Pemeriksaan lapangan "isual dianggap tidak meyakinkan bila atau lebih parameter berikut ditemukan F
$otal uestion G 077,
fiCation loss G #7 H,
false positif responses G H,
false negati"e responses G H,
fluktuasi !angka pendek G 0.7 d%.
(1)
Pengelompokan angka memberikan nilai threshold yang teratur pada setiap titik yang diu!i. Pengulangan kembali nomor yang tinggi berarti cahaya redup dan dengan demikian
area penglihatan men!adi lebih sensiti"e. /aerah yang gelap mengalami
kehilangan sensiti"itas yang besar dalam target. (1,11,10) Total deviation melihat semua defek, apakah terlokalisir
atau menyeluruh.
Pattern deviation mengoraksi perubahan yang merata pada sensiti"itas lapang pandangan sehingga dapat dilihat lokasi defek. $empat yang mungkin men!adi abnormal ditun!ukan sebagai tanda hitam. Pada tes yang dapat dipercaya lapangan yang abnormal biasanya membutuhkan rangkaian paling sedikit tiga titik abnormal, tidak terletak dipinggir, pada titik pattern deviation. (1,11,10)
4.3 INTERPRETASI LAPANG PENGLIHATAN WHITE-WHITE HUMPREY 3ntuk menilai dan membaca hasil pemeriksaan &umprey, hasil pemeriksaan tersebut dibagi men!adi 4 ona. *ebelum melakukan tes, terlebih dahulu masukkan data mengenai identitas pasien dengan tanggal lahir, keadaan pupil, dan kelainan refraksi yang harus dikoreksi pada saat pemeriksaan serta tanggal pemeriksaan. *elain itu tentukan bentuk program dan strategi yang akan digunakan. (8,4,15) Pendataan umur pasien sangat penting dan menentukan, karena pasien tersebut akan dibandingkan dengan populasi yang umurnya sesuai dengan data yang telah dimasukkan kedalam komputer &umprey tersebut.
/alam data &umprey telah
dimasukkan data 17.777 pasien normal dan 17 pasien glaukoma dengan umur antara 14tahun sampai 47 tahun. (8,4,15) 0"$ 1
12
Pertama-tama yang harus dinilai adalah identitas seorang, nama, tanggal lahir (sangat penting) karena usia orang tersebut akan dibandingkan dengan lapang pandang umur yang sama yang ada dikomputer. >elainan refraksi harus dikoreksi dan kedaan besar pupil tidak boleh kurang dari mm. (8,4,15) 0"! 2 False positif +!" False negatif responses >edua nilai tersebut digunakan untuk menilai apakah hasil tes yang digunakan dapat dipercaya atau tidak. eliability inde!es biasanya termasuk False positif dan False negatif response. False positif responses ter!adi bila pasien merasa melihat stimulus yang diberikan ayang sebenarnya tidak ada, sehingga pasien menekan tombol yang seharusnya tidak ditekan. >eadaan tersebut disebabkan reaksi akibat terdengarnya suara yang ditimbulkan oleh mesin tersebut.
ambar 5. 2emperlihatkan hasil program single field analisis dan untuk membacanya berdasarkan ona, terdapat 4 ona 1
13
"igh false positif rate dihubungkan dengan pasien yang mempunyai respon berlebihan dan berulang tanpa melihat target yang sebetulnya tidak ada, sehingga disebut trigger happy patient. 'kibatnya pada hasil pemeriksaan akan didapat nila abnormal desibel yang tinggi dan memperlihatkan gambaran #hite scotoma. (8,4,15) False negatif responses, bila pasien tidak merespon kembali adanya cahaya yang sebelumnya telah direspon dengan baik ditempat area retina yang sama. *emakin sedikit nilai respon stimulus cahaya kedua tersebut yang tidak direspon pasien yaitu tidak melebihi #7H-7H, maka hasil pemeriksaan lapang pandangan tersebut dapat dipercaya. >eadaan tersebut dapat disebabkan pasien mengantuk, lelah atau menderita kelainan lapang pandangan yang berat. (8,4,15) %ila nilai false negatif respon melebihi 7H pada pasien glaukoma stadium lan!ut, bukan berarti bah:a hasil tes tidak baik, tetapi dapat diartikan sensitif retina di sekitar daerah tersebut mulai tidak baik. &asil false negatif reponses yang tinggi akan menyebabkan hasil tes &umprey tersebut mempunyai gambaran clover leaf scotoma. (8,4,15)
ambar 4. &asil pemeriksaan &umprey dengan nilai negatif false yang tinggi (clover leaf scotoma) 1 Fi!ation reliability dapat dimonitor setiap saat, :alaupun teknisi ang bertugas tidak dapat memantau adanya pergerakan yang sangat sedikit. %ila pasien tidak dapat menfiksirkan matanya ke titik fiksasi dengan baik, maka alat tersebut akan berhenti. %ila nilai fi!ation loss lebih besar dari #7H, maka pemeriksaan yang didapat akan sulit dipercaya. (8,4,15)
0"! , 14
ona disebut sebagai gray scale, sebaiknya seorang dokter mata tidak perlu enilai gambaran tersebut. Penilaian hanya sekilas atau dapat memperlihatkan gambaran kasar sa!a. $etapi gambaran tersebut dapat dipakai untuk menerangkan kepada pasien. /isebelah gambaran gray scale menun!ukkan sensitifitas retina pasien yang diperiksa dan berupa nilai threshold retina sensitifitas dalam ukuran desibel. *emakin besar angka desibel menun!ukkan semakin sensitif retina tersebut. 'ngka nol menun!ukkan skotoma total, bintik buta merupakan salah satu contohnya. (8,4,15) 0"! 4 $otal de"iasi menun!ukkan gambaran angka dan plot yang sangat penting. $otal de"iasi menun!ukkan perbedaan antara nilai threshold yang terukur dari setiap titik retina pada satu indi"idu yang sedang diukur dengan nilai threshold retina populasi orang normal yang telah ada didata based dalam umur yang sama.
ambar 9. $otal de"iasi dengan depresi general lapang penglihatan dan tidak mempunyai skotoma yang terlokalisir atau tersembunyi. 1
15
ambar 17. /epresi general disertai skotoma terlokalisir atau tersembunyi
1
0"! 3 Pattern deviation menun!ukkan perbedaan antara nilai threshold yang telah disesuaikan (ad$usted threshold ) dari setiap titik retina pada satu indi"idu yang sedang diukur dengan nilai threshold retina populasi orang normal yang telah disimpan didata base dengan umur yang sama.
ambar 11. ona , pattern deviation yang memperlihatkan skotoma glaukoma yang karakteristik.
16
%lobal indices merupakan refleksi dari hasil pemeriksaan lapang penglihatan yang merupakan kesimpulan dalam matematik dan statistik. &ean 'eviation atau 2/ adalah hasil pengukuran rata-rata sensitifitas retina, perbedaan antara nilai threshold pada masing-masing titik area retina pasien dengan nilai threshold area retina populasi orang normal yang umurnya sesuai. &asil perbedaan ini didapat dari nilai total de"iasi, sehingga tidak menampakkan nilai skotoma glaukoma. (8,4,15) Pattern standard deviation (P/*) adalah standar de"iasi dari nilai perbedaan ratarata antara nilai threshold disetiap titik area retina yang telah di ad$usted dengan nilai threshold retina populasi normal. Eika global indices menun!ukkan diluar nilai normal, maka akan keluar nilai p disamping P*/.
MD
PSD
I"t$%$t!si +apang pandang normal
'bnormal
*ensitifitas menurun
'bnormal
/efek yang terlokalisir
'bnormal
'bnormal
/efek
yang
luas
dan
terlokalisir %raphic probability plots menun!ukkan seberapa besar nilai total dan pattern deviation seseorang yang sedang dinilai dibandingkan dengan nilai threshold dalam populasi normal ayng disesuaikan dengan umur yang dihitung secara statistik. $erdapat 0 simbol mulai dari pJH sampai pJ7,H. >otak hitam yang penuh menun!ukkan nilai threshold lokasi tersebut pJ7,H, berarti semakin berbeda dengan sensitifitas orang normal atau dengan kata lain menun!ukkan skotoma. (8,4,15)
17
0"! Gla!o"a He"ifield T$st 5GHT6 2enun!ukkan informasi mengenai perbedaan antara batas atas dan batas ba:ah dari satu lapang pandangan, sehingga memperlihatkan gambaran beyangan kaca diantara kedua kelompok yang dibatasi oleh garis horiontal yang berada ditengahnya. $erdapat enam interpretasi yang akan keluar, yaitu 1. #. . 0. . 8.
/alam batas normal /iluar dari batas normal
&al yang perlu men!adi perhatian khusus adalah tidak boleh menilai hasil pemeriksaan &umprey hanya berdasarkan grey scale dan tidak boleh percaya dengan hasil pemeriksaan &umprey sa!a untuk mendiagnosa pasien. *elalu bandingkan dan harus disesuaikan dengan kelainan papil saraf optik glaukomatous. &asil lapang pandangan otomatis tidak dapat memberi pen!elasan sendiri. Pemeriksa harus menyimpulkan apa yang dihasilkan dari pemeriksaan atau perkiraan penyakit dari hasil tes yang abnormal. (8,4,15) >elainan lapang pandang &umprey, terdapat kehilangan general dan defek yang terlokalisasi. >ehilangan secara general yaitu menurunnya sensitifitas retina secara menyeluruh. /efek yang terlokalisasi (skotoma) terbagi dua yaitu skotoma relatif dan skotoma absolut. *kotoma relatif bila titik buta yang ter!adi pada titik area retina tertentu tidak mampu melihat cahaya dengan intensitas cahaya tertentu tetapi bila diberikan cahaya yang lebih terang, maka cahaya tersebut akan terlihat. *edangkan skotoma absolut, :alaupun diberikan cahaya ang paling terang, titik area retina tersebut tetap tidak dapat melihat. (8,4,15) >riteria untuk minimal abnormal pada glaukoma yaitu F 1. Paling sedikit atau lebih titik-titik depresi yang berdekatan dan bukan yang terletak ditepi pada lapang pandang sentral pJH pada penampakan di plot pattern deviation atau salah satu harus pJ1H #. $es glaukoma hemifield *%"T+ menun!ukkan tidak normal . P*/ atau P*/ mengalami depresi pJH
4.4 DE7EK LAPANG PANDANGAN Penurunan lapang pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik karena gangguan ini ter!adi akibat defek berkas serat saraf yang dapat di!umpai pada semua penyakit ner"us optikus, namun pola kelainan lapang pandangan, sifat progresi"itas dan 18
hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus merupakan ciri khas penyakit ini. %entuk lokalisasi kehilangan lapang pandangan biasanya ditemukan pada glaukoma yang mencerminkan anatomi serabut syaraf dan patofisiologi glaukoma. *erabut sel syaraf ganglion retina atau akson merupakan bagian dari kepala ner"us optikus. *yaraf optik terletak 1; nasal dan agak superior menu!u fo"ea. %agian temporal retina menu!u fo"ea bercabang ke superior dan inferior. %iasanya dikatakan sebagai defek lapangan pandang bila ditemukan paling sedikit tiga kekacauan titik u!i pada de"iasi total pada area yang dicurigai secara klinis. (5,19,#7) &asil tes lapangan pandang yang abnormal harus digambarkan dalam catatan medis mata mana yang dikenai,bentuk abnormalitas lapangan,lokasi dan stimulusnya. Pola perimetri tertentu dapat membantu dalam melokalisasi lesi disepan!ang !alur "isual. *uatu lapangan pandang abnormal dapat diklasifikasikan monokuler dan binokuler. *atu dari defek lapangan pandang yang paling sering adalah scotoma,yaitu suatu defek lokal yang dikelilingi lapangan pandang yang dapat dideteksi . Scotoma ini sering meluas dari bintik buta (disebut skotoma arkuata) atau dapt membuat lapangan pandang lebih kecil (kontraksi perifer ). (1,1,19) $ipe defek glaukoma berupa pengurangan secara umum atau difus dari ambang batas sensiti"itas dan defek lokal termasuk arkuata dan paracentral skotoma, nasal step dan defek #edge temporal .
(5,19,#7)
/efek K defek pada ona arkuata dapat berhubungan dengan titik buta *scotoma saidel ) muncul sebagai satu atau lebih scotoma paracentral atau berakhir pada raphe horiontal (onnes nasal step). *uatu nasal step merupakan scotoma bila terletak berbatasan dengan meridian horiontal dan muncul sebagai kehilangan pandangan yang menyerupai anak tangga pada batas luar dari lapangan nasal. Scotoma altitudinal merpakan suatu scotoma yang menyebabakan kehilangan lapangan pandang lebih tinggi atau lebih rendah. (1,5,19)
19
ambar 1#. >elainan lapang pandang pada glaukoma
BAB V
20
KESIMPULAN
1.
Perimetri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk memeriksa lapang pandang seseorang guna untuk mengukur atau mengkonfirmasi defek lapang pandang yang ditemukan atau dicurigai melalui pemeriksaan.
#. Perimetri terdiri atas dua tipe dasar bergantung pada apakah stimulus yang diberikan bergerak atau tidak bergerak yaitu perimetri statis dan perimetri kinetik. 3.
Perimetri komputerisasi otomatis memiliki keuntungan fleksibilitas dengan tingkat presisi dan konsistensi metode pengu!ian yang tidak mungkin dilakukan dengan perimetri
manual
dengan
kemampuan
penyimpanan
data,
kemudahan
pengoperasian, fiksasi terkontrol dengan baik, dan terdapat asisten online yang membuat mereka mudah untuk dipela!ari dan digunakan 4.
3ntuk menilai dan membaca hasil pemeriksaan perimetri statis &umprey maka hasil pemeriksaan tersebut dibagi men!adi 4 ona
5.
%entuk lokalisasi kehilangan lapang pandangan yang ditemukan pada glaukoma yang mencerminkan anatomi serabut syaraf dan patofisiologi glaukoma dengan pola kelainan lapang pandangan, sifat progresi"itas dan hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus merupakan ciri khas penyakit ini.
DA7TAR PUSTAKA
1.
Bilson 2. Visual ield @Camination. In Practical ?phthalmology ' 2anual for %egining Lesidents. 'merican 'cademy of ?phthalmology. *an rancisco. 1998.p F 10-151
21
#.
*chiefer 3, Patold E. on"entional Perimetry Part IF Introduction K %asic $erms. /er ?phthalmoge #77, 17#(8)F 8#5-808
.
/ersu I, Biggins 2. 3nderstanding Visual ields, Part IM oldmann Perimetry. Eournal of ?phthalmic 2edical $echnology Volume #,
0.
$asman B. Visual ield In laukoma. In /uane=s linical ?phthalmology Volume . +ippicott. Philadelphia.1995.p F 1-01
.
Bani E*, 2ir 2*, -Practitioner #77M 1# (0)F #19-##
8.
*kuta +, antor +%, Beiss E*. linical @"aluation. In laucoma. 'merican 'cademy of ?phthalmology. *ingapore. #774.p F -4
5.
*tamper L+, +ieberman 2, /rake 2V. Visual ield $heory and 2ethods. In %ecker- shafferr=s /iagnosis and $herapy of the laucomas. hapter 4. 2osby ompany. *aint +ouis. #779.p F 91-95.
4.
+ynn EL, ellman L+, *tarita LE. Principle of Perimetry. In Litch L, *hields 2%, >rupin $, editors. $he alucomas. #nd ed. *t. +ouisF 2osby, 1998Mp.091-#1
9.
'llinggham LL, /am!i >, et all. 'ssesment of Visual ield. In *hields= laucoma ifth @dition. +ippincott. Philadelphia.#77.pF 118-1.
17. Prince 2', Lomsaitong P/. 'utomated Perimetry /iagnostic 2odalities in ?phthalmology.In /uane=s oundation of linical ?phthalmology Volume #. hap. 179. +ippicott. Philadelphia 11. '!amian P. 'utomated Perimetry &o: to ?btain the %est Possible Lesults. ''?. 3*'. ?ptometry $oday. ## ?ctober 1999. 1#. Imaging and Perimetry *ociety *tandards and uidelines #717 1. Bood 2E, *:ann P, *ta"rou P@. Visual fields in glaucomaF a clinical re"ie:. In linical @Cperimental ?ptometry #777M 4F F 1#4K1 10. *tamper L+, +ieberman 2, /rake 2V. $echniues and Variables in Visual ield $esting. In %eckershafferr=s /iagnosis and $herapy of the laucomas. hapter. 9. 2osby ompany. *aint +ouis. #779Mp F 94-175. 15. *@'I. Interpretation of 'utomated Perimetry In *@'I image. :::.seagig.org
16. rabb /P. Visual ields. In. Shaarawy MT, Sherwood MB, Hitchings RA Glaucoma Medical iagnosis and Thera!y. "olume 1. #ha!ter 1$.Saunders %lse&ier. '$$() ! *11+1-$ 15. Biyogo I*. +apang Pandangan dengan Perimetri &umprey. In /idactic ourse literature. 6ogyakarta. #717
1. >hurana.'.>. #linical Methods in /!hthalmology. hapter #1. InF omprehensi"e ?pthalmology. ourth edition.
22