BAB I PENDAHULUAN Peredaran uang dapat memperlancar proses produksi dan distribusi, namun disisi lain ada kalanya terdapat gangguan yang dapat mengakibatkan tersendatnya proses produksi dan distribusi sehingga pada akhirnya mengganggu stabilitas pertumbuhan
ekonomi.
Gangguan
tersebut
adalah
Inflasi ,
Deflasi
an d an
Devaluasi .
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga -harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu)
berkaitan
dengan
mekanisme
pasar
yang
dapat
disebabkan disebabkan oleh berbagai berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yan g meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Sedangkan deflasi adalah berkurangnya atau terlalu sedikitnya jumlah uang beredar atau melambatnya laju edar uang di masyarakat di satu pihak, di mnan pihak lain jumlah produksi dan barang-barang yang tersedia tetap banyak atau tidak berkurang, sehingga harga cenderung turun terus menerus.
1
BAB II PEMBAHASAN I. Inflasi
1.1.
Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga -harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan disebabkan oleh berbagai berbagai faktor .
1.2.
Gambaran Gambaran Umum Suatu Proses Inflasi Pemerintah
menjalankan
kebijakan
moneter
deficit
spending
(pengeluaran lebih besar dari pendapatan) sehingga volume uang yang beredar terus bertambah, maka akan tumbuh suatu proses inflasi. Apabila pemerintah terpaksa menjalankan kebijakan deficit spending dalam rangka memenuhi kebutuhannya yang semakin besar, m aka pertambahan permintaan dari pemerintah akan mendorong meningkatnya produksi, yang pada taraf awal produksi dapat dibarengi dengan kenaikan tingkat harga. Hal ini tentunya sangat bergantung dari kondisi persediaan barang. Jika persediaan barang cukup me madai tentunya tidak akan mendorong kenaikan harga selama kapasitas produksi mampu mencukupi peningkatan permintaan. Jika pengeluaran pemerintah tersebut tidak dibarengi dengan pengaktifan sumber-sumber produksi yang ada atau pengeluaran tersebut tidak ditujukan untuk peningkatan volume barang yang diperdagangkan atau untuk tujuan yang kurang produktif misal proyek prestise, maka ekspansi moneter akan meningkatkan tingkat harga. Kenaikan tingkat harga (inflasi) selanjutnya akan menurunkan nilai uang yang be be rarti pula menurunkan tingkat hidup hidup buruh, pegawai, karyawan penerima upah tetap. Kondisi demikian menuntut adanya keharusan peningkatan tingkat penghasilan buruh / pegawai yang pada akhirnya meningkatkan biaya produksi sekaligus secara otomaris meningkatk an harga barang barang & jasa. Proses ini akan terus berlanjut sehingga menimbulkan tingkat inflasi yang lebih tinggi. tinggi. (sering ( sering disebut spiral inflation inflation ).
2
Setelah melampaui melampaui titik tertentu tertentu ( maturity), inflasi akan berdampak luas terhadap terhadap struktur perekonomian antara a ntara lain : 1. Menurunkan minat masyarakat untuk menabung ( propensity to save / PTS) karena kekhawatiran nilai tabungan yang menurun (turunnya suku
bunga
riil)
sehingga
mendorong
untuk
membelanjakan
pendapatan. 2. Peningkatan belanja masyarakat masyara kat akan mempercepat laju edar uang (velocity of circulation) serta menurunkan hasrat untuk menyimpan uang tunai (liquidity preference) 3. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap uang baik sebagi medium of exchange, exchange, store of value value maupun sebagai sebagai standard of value. 4. Menurunnya kesediaan orang / lembaga menyalurkan kredit. 5. Jika bank memberikan kredit modal kerja & investasi hanya akan meningkatkan jumlah uang beredar yang pada akhirnya semakin meningkatkan inflasi. 6. Percepatan
perputaran
uang
cenderung
meningkatkan
pajak,
sehingga gairah bisnis menjadi berkurang. 7. Inflasi cenderung menguntungkan orang / badan yang meminjam uang (debitur) sebaliknya sebaliknya cenderung merugikan orang / badan yang meminjamkan uang (kreditur). Secara kuantitatif, inflasi akan menurunkan kepercaya an masyarakat terhadap uang, sehingga berusaha
meminjamkan uang (kreditur). (kreditur) .
menghindari penggunaan uang dalam transaksi jual beli dan lebih tertarik pada perdagangan spekulasi daripada investasi. Dari aspek sosial, inflasi yang
tinggi
cenderung
meningkatk meningkatkan an
kemiskinan
dan
makin
memperlebar memperlebar gap penghasila penghasilan n orang kaya dan dan orang miskin. miskin. Inflasi
tidak
hanya
merugikan
masyarakat
biasa
tetapi
juga
pemerintah. Defisit anggaran belanja akan semakin besar karena penerimaan penerimaan
anggaran
sebelumnya,
sedangkan
pendapatan pendapatan penerimaan
didasarkan didasarkan pajak
tidak
atas
harga -harga
dapat
menutupi
pengeluaran yang terus menerus meningkat akibat naiknya harga. Defisit
3
tersebut terpaksan ditutup dengan mencetak uang baru atau melalui kredit bank sehingga lagi-lagi menambah volume uang yang beredar yang kembali kembali menyebabkan naiknya naiknya harga -harga. (spiral inflation).
1.3.
Dampak At au au Aki bat Inflasi Inflasi Terhadap Terhadap Perekonomian Perekonomian Inflasi m emiliki dampak positif dan positif dan dampak n egatif egatif - t ergantun ergantun g parah atau tidakn ya inflasi . Apa bila inflasi itu rin gan , justru m empun yai ebih p en garuh yan g positif dalam arti dapat m endoron g p er ekonomian l ebih baik , yaitu m enin gkatkan p endapatan nasional dan m em buat oran g ber ber gairah untuk bek bek er ja ja ,
m ena bun g
dan m en gadakan in vestasi vestasi .
Sebalikn Sebalikn ya , dalam masa inflasi yan g parah , yaitu pada saat t er jadi jadi inflasi tak t erk endali ( hip erinflasi ), rinflasi ), k eadaan p er ekonomian m en jadi jadi ka cau dan p er ekonomian dirasakan l esu . Oran g m en jadi jadi tidak bers bers eman gat k er ja ja , g, atau m en gadakan in vestasi vestasi dan produksi kar ena har ga m ena bun g, m enin gkat d en gan cepat cepat . Para p en erima p endapatan t etap s ep erti p ega ega wai n egeri egeri atau kar ya wan s wasta s erta kaum buruh ju ga akan ew alahan m enan ggun ggun g dan m en g gga hidup m er eka k ewalahan n gim ban gi har ga s ehin gga m en jadi jadi s emakin m erosot dan t erpuruk dari waktu k e waktu waktu . Ba gi mas yarakat yan g m emiliki p endapatan t etap , inflasi san gat ega wai n egeri egeri tahun m eru gikan . K ita ita am bil contoh s eoran g p ensiunan p ega 1990. Pada Pada tahun 1990, uan g p ensiunn ya cukup untuk m em enuhi k ebutuhan ebutuhan hidupn ya , namun di tahun 2003 -atau -atau ti ga belas belas tahun beli uan gn ya mun gkin han ya tin ggal ggal s et en gah . Artin ya , k emudian , da ya beli uan g p ensiunn ya tidak la gi cukup untuk m em enuhi k ebutuhan ebutuhan hidupn ya . Sebalikn Sebalikn ya ,
oran g
yan g
m en gandalkan
p endapatan
berdasarkan berdasarkan
k euntun gan , s ep erti misaln ya p en gusaha , tidak diru gikan d en gan adan ya inflasi . Begitu Begitu ju ga haln ya d en gan p ega ega wai yan g bek bek er ja ja di p erusahaan d en gan ga ji ji m en g n gikuti tin gkat inflasi . Inflasi ju ga m en yeba yeba bkan oran g en en ggan ggan untuk m ena bun g kar ena nilai mata uan g s emakin m enurun . Meman g, g, ta bun gan m en ghasilkan bun ga , namun jika tin gkat inflasi di atas bun ga , nilai uan g t etap sa ja ja m enurun . Bila oran g en ggan ggan m ena bun g, g, dunia usaha dan in vestasi vestasi akan sulit
4
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari dari tabungan masyarakat. masyarakat . Bagi orang yang meminjam uang dari
bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga hingga pada akhirnya merugikan merugikan produse n, maka produsen
enggan
untuk
meneruskan
produksinya.
Produsen
bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil). Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ketidakstabilan ekonomi, ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan m erosotnya tingkat kehidupan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. masyarakat .
1.4.
P enggolongan Inflasi
Berdasa Berdasa rkan rkan asaln ya , inflasi da pa t digolong kan me men n ja ja di dua dua , yai tu tu inflasi yang berasal berasal da ri dala m n eg eri eri d an inflasi yang berasal berasal da ri l ua r n eg eri eri . Inflasi I nflasi berasal berasal da ri dala m n eg eri eri misaln ya terja terja di a ki ba t terja terja din ya defisi defisi t t angga ran belan belan ja ja yang di bia yai dengan dengan ca r a me men n cet cet a a k uang ba ru ru dan gagaln ya pasa r yang y ang bera bera ki ba t ha ha r ga ba han ma kanan me men n ja ja di ma hal . Semen Semen t ta a r a i tu, tu, inflasi da ri l ua r n eg eri eri a dala h inflasi yang terja terja di s ebagai ebagai a ki ba t t nai kn ya ha rga ba rang i mpo mpo r. r. Hal ini bisa terja terja di a ki ba t bia ya pro pro duksi duksi ba rang di l ua r n eg eri eri t inggi inggi a t ta a u a dan ya kenai kenai kan t a ar if i mpo mpo r ba rang . 5
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, infl asi itu disebut inflasi tertutup tertutup (Closed (Clos ed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).
Sedangkan
apabila
serangan
inflasi
demikian
hebatnya
sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi). (Hiperinflasi). Berdasarkan Berdasarkan keparahannya keparahannya inflasi juga dapat dibedakan dibedakan : 1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) 2. Inflasi sedang sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) 3. Inflasi berat berat (antara 30% sampai 100% / tahun) 4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
1.5.
Teori Teori Inflasi Secara Secara garis besar besar 3 kelo ke lo mpo mpo k teori teori me men genai inflasi , masin masin g -m -masin n genai asin g men me n yoro t ti i as pek-as pek-as pek pek ter ter ten ten tu tu dari dari pros es inflasi , yai yai tu: tu: A.
Teori
Kuantitas
Teori
ini menyoroti peranan peranan dalam proses inflasi dari: dari:
1). Jumlah uang yang beredar yaitu inflasi hanya bisa terjadi kalau ada
penambahan
volume
uang
yang
beredar
(berupa
penambahan uang cartal atau penambahan uang giral). 2). Psikologi (harapan) (harapan) masyarakat mengenai mengenai kenaikan harga -harga (expectation) yaitu laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah
uang
yang
beredar
dan
oleh
psikologi
(harapan)
masyarakat mengenai kenaikan harga -harga di masa mendatang. Ada 3 k emungkinan ke adaan adaan :
1.
K eadaan p ertama,
apa bila masyarakat tidak ( atau belum) belum) m engharap-
kan harga-harga untuk harga-harga untuk naik pada bulan bulan m endatang . ndatang . Dalam hai ini, s ebagian ebagian besar besar dari p enam bahan jumlah uang yang ber ber edar akan dit erima masyarakat untuk m enam bah lik widitasnya
6
(yaitu, memperbesar pos Kas dalam buku neraca para anggota masyarakat). Ini berarti sebagian besar dari kenaikan jumlah uang tersebut tidak dibelanjakan untuk pembelian barang. Sehingga tidak akan ada kenaikan permintaan yang berarti berarti akan barang -barang, jadi tidak ada kenaikan harga barang barang -barang. Dalam keadaan seperti ini kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10% diikuti oleh kenaikan harga- harga sebesar, misalnya 1%. Keadaan ini biasa dijumpai pada waktu inflasi masih baru mulai dan masyarakat masih belum belum sadar bahwa inflasi sedang berlang sung. 2.
K eadaan K edua adalah
di mana masyarakat atas masyarakat atas dasar p engalaman di
bulan bulan s ebelumnya ebelumnya mulai sadar adanya inflasi . inflasi . Penam Penam bahan jumlah uang yang ber ber edar digunakan ol eh masyarakat untuk m em beli beli barang -barang -barang (m emp er besar besar p os akti va barang -barang -barang didalam didalam n era ca ). ). K enaikan
harga (inflasi ) adalah suatu pa jak jak atas sald o kas ma ma -
syarakat , kar ena uang s emakin tidak berharga berharga . Dan orang -o rang -orang rang berusaha berusaha m enghindari pa jak jak ini d engan m engu bah sald o kasnya m en jadi jadi barang . Sehingga Se hingga p ermintaan akan barang -b arang -barang arang m el on jak jak , aki batnya harga barang -barang -barang t ers ebut ebut juga m engalami k enaikkan . Pada k eadaan ini k enaikan jumlah uang s ebesar ebesar , misalnya 10% akan diikuti d engan k enaikan harga b harga barang mungkin s ebesar ebesar 10% pula . 3.
K eadaan K etiga
adalah tahap Hip erinflasi , yakni orang -orang -orang sudah
k ehilangan k ep er cayaan t erhadap nilai mata uang . K eadaan
cepatnya p er edaraan uang ini ditandai ol eh makin cepatnya
(vel (vel ocity ocity of cir culati on yang m enaik ). ). U ang ang yang ber ber edar s ebesar ebesar misalnya 20% akan m engaki batkan k enaikan harga l ebih ebih besar besar dari 20%. B.
Teori eori K eyn es
Menurut t eori eori ini , inflasi t er jadi jadi kar ena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas k emampuan ek on ominya . minya . Pr os es inflasi m enurut pandangan ini adalah pr os es p er ebutan ebutan bagian r ezeki ezeki di antara 7
kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang barang yang tersedia (timbulnya inflationary gap). C.
Teori
Strukturalis
Adalah teori mengenai inflasi inf lasi yang didasarkan atas pengalaman di di negara Amerika Latin.
Teori
ini memberi tekanan pada ketegaran
(rigidities ) (rigidities ) dari struktur perekonomian perekonomian yang sedang berkembang berkembang . Karena
inflasi
dikaitkan
dengan
faktor -faktor
struktural
dari
perekonomian (faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam jangka panjang ) panjang ) maka teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang. Menurut teori ini ketegaran utama ada dua macam: 1. Ketegaran yang pertama berupa berupa ketidakelastisan dari penerimaan eksport., yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan dengan pertumbuhan sektor- sektor lain. Kelambanan ini disebabkan oleh: a ) . Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dibanding dengan barang -barang impor yang harus dibayar (term of trade makin memburuk ) memburuk ) . b ) . Supplay atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsif terhadap kenaikan kenaikan harga (supplay barang -barang ekspor yang tidak elastis ) elastis ) . Kelambanan
pertumbuhan
penerimaan
ekspor
ini,
berarti
kelambanan kelambanan pertumbuhan pertumbuhan kemampuan untuk mengimpor barang barang
yang
dibutuhkan
(untuk
konsumsi
maupun
investasi ) investasi ) .
Akibatnya negara tersebut mengambil kebijaksanaan pembangunan yang menekankan pada pengga lakkan produksi dalam negeri dari dari barang-barang
yang
sebelumnya
diimpor
(import
substitution
strategy ) , meskipun biaya produksi dalam negeri lebih tinggi dan berkualitas rendah daripada barang barang - barang sejenis yang diimpor. 8
Biaya yang lebih tinggi ini mengaki batkan harga yang lebih tinggi tinggi pula. Bila proses substitusi impor ini makin meluas, biaya produksi juga meluas ke berbagai barang, sehingga makin banyak harga barang yang naik, dan inflasipun terjadi. 2. Ketegaran Kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supplay atau produksi bahan bahan makanan di dalam neg eri. Produksi bahan makanan
dalam
negeri
tidak
tumbuh
secepat
pertambahan
penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk menaik melebihi kenaikan harga barang- barang lain. Akibat selanjutnya adalah timbulnya tuntutan karyawan untuk memperoleh kenaikan upah. Kenaikan upah berarti kenai kan ongkos produksi, yang berarti berarti kenaikan harga barang-barang tersebut. Kenaikan harga tersebut menyebabkan tuntutan kenaikan upah lagi. Dan kenaikan upah ini diikuti kenaikan harga-harga.
1.6.
C ara- C C ara Me Mengatasi ngatasi Inflasi C ara- cara
mengatasi me ngatasi inflasi pa da dasarn ya har us diara hkan hkan pa d a
fa kt or-fa kt or yang me men n yeba yeba bkan bkan per per uba uba han harga dala m hal ini harga men me n ja j a di nai k ata u dengan dengan per per kataan lain nilai uang me men n ja ja di t ur un . Dala m hal ini a da Empat Empat Kebi Keb ja j i a kan (Poli (Poli cy) cy) yang yang da pat dit empuh empuh unt uk uk mengatasi mengatasi inflasi t ers ebut ebut yait u : A. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter pada dasarnya dilaksanakan oleh Bank Sentral untuk
mengurangi
jumlah
uang
yang
beredar
yang
menjadi
wewenangnya melalui Tiga cara yaitu :
Menaikan Cash Reserve Ratio/CRR atau Cash ratio atau Presentase Likuiditas atau Giro Wajib Minimum/GWM inimum/GWM.
Menjual surat-surat berharga, dalam rangka operasi pasar terbuka (Open Market Operation/OM Operation/OMO).
Menaikkan tingkat bunga kredit
9
B. Kebijakan Fiskal Terdapat
tiga cara untuk mengatasi inflasi melalui kebijakan fiskal
yaitu :
Pengurangan pengeluaran pemerintah
Menaikan pajak
Pemerintah melakukan pinjaman kepada masyarakat
C. Kebijakan Non Moneter Kebijakan non moneter adalah kebijakan untuk mengatasi inflasi diluar kedua cara yang telah disebutkan di atas. Caranya ada tiga macam yaitu :
Menigkatkan hasil produksi (Production Approach)
Kebijakan upah atau gaji
Pengawasan harga barang dan distribusinya
D. Kombinasi dari berbagai cara Maksud mengatasi inflasi dengan kombinasi berbagai cara adalah melaksanakan melaksanakan kebijakan kebijakan anti inflasi bersama -sama secara simultan melalui kebijakan moneter, kebijakan fiskal bahkan mungkin dengan kebijakan pengawasan harga sekaligus. II. DEFLASI 2.1 2.1.
P eng ertian D eflasi
D eflasi di definisi definisi kan s ebagai ebagai me mening ning katn ya per per mintaan t er ha da p uang u ang ber ber dasar kan jumla jum la h uang yang bera bera da di mas yara kat . Dan da mpa mpa kn ya t er ha da p str ukt ukt ur ekon ekon omi omi dan ti da k persis persis berla berla wanan inflasi . 2.2.
Sebab-sebab timbulnya timbulnya Deflasi
2.3.
Anggaran pendapatan dan dan belanja Negara yang surplus / Berkurangnya uang yang beredar
Penyebab Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :
Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
Meningkatnya Persediaan Barang
10
2.4.
Menurunnya permintaan akan barang.
Naiknya permintaan akan uang
Dampak deflasi Deflasi
dapat
menyebabkan
menurunnya
persediaan
uang
di
masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan. Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan
melambat
dan
memberikan
pengaruh
pada
spiral
deflasi
(deflationary spiral). Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas b isnis yang berjalan. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
Ini
memang
merupakan
langkah
paliatif
untuk
mencegah
masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil. 2.5.
Cara mengatasi Deflasi Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun
malas
menggunakannya,
maka
ini
akan
mengakibatkan
menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam
11
jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, didiamkan, bukan tidak mungkin a kan mengalami kelumpuhan selamanya. Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih melatih kembali otot -otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah adalah satu -satunya cara untuk mengembalikan ke kuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut.
Tentu
saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank
Sentral
dapat
menaikkan
suku
bunga
untuk
menahannya,
menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini akan memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry
T rade
sehingga nilai
uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata -mata. Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong
pajak
dan
meningkatkan
belanjanya
sendiri
untuk
menggairahkan perekonomian. Dari sisi Ban k Sentral, pemerintah pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk
12
menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
III.KEBIJAKAN III. KEBIJAKAN NILAI TUKAR ( EXCHANGE RATE POLICY ) 3 .1. P eng ertian Nilai T ukar ukar Dan K e bijakan Nilai T ukar ukar
Y ang ang di mak su d dengan dengan nilai tukar mata uang atau yang sering sering di sebut sebut dengan dengan kur s a dala h harga h arga satu unit mata uang a sing dala m mata domesti c atau da pat juga dikatakan harga mata uang domesti domes ti c uang domesti t er ha da p mata mata uang a sing . Sedangkan Sedangkan k ebijakan ebijakan nilai tukar a dala h tin dakan akan -tin dakan yang dia mbil mbil
pemerinta pemerinta h
atau
aut orita s
mon mon et er ,
memperta memperta hankan nilai tukar mata uangn ya men me n dukung pertu pertu mbu mbu han ek on omi omi ,
t er ha da p
dala m
rangka
pa da tingkat paling mata uang a sing ,
overti bel bel . k hu su sn ya mata uang y ang kuat atau k overti Bentuk Bentuk -betuk -be tuk int er ver ver en si pemerinta pemerinta h yang di mak su dkan untuk mempengaru mempengaru hi tingkat dan peru peru ba han nilai tukar antara lain a dala h : 1) Menentukan salah satu nilai tukar 2) Menjual atau membeli valuta asing pada bursa valuta asing ( BVA ). 3) Menyelanggarakan pertukaran dan pengamanan nilai tukar melalui swap ( swap arrangement ) 4) Melakukan pinjaman ( borrowing ) dari luar negeri antara lain dari lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IM I MF, bank dunia, bank pembangunan islam, bank pemban gunan asia atau dari berbagai Negara baik berupa sindikasi maupun secara bilateral, untuk memperkuat cadangan devisa. 5) Berbagai kebijakan lainnya seperti kebijakan moneter, kebijakan fiscal, pengumuman target inflasi dan lain sebagainya, yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap pasar valuta asing. 3.2. T ujuan ujuan K ebijakan ebijakan Nilai T ukar ukar Ada Ada pun t ujuan ujuan k ebijakan ebijakan : 1) Pencapaian tingkat nilai tukar nominal atau efektif tertentu selama jangka waktu tertentu.
13
2)
Mengurangi fluktuasi / turun naiknya nilai tukar yang terlalu tinggi sehingga membahayakan perdagangan luar Negeri pada khususnya dan Perekonomian Nasional pada umumnya.
3) Pencapaian
target
cadangan
devisa
yang
telah
ditetapkan
/
ditargetkan. 3.3.
Y ang ang Me Memp mp engaruhi F aktor- F Faktor
Nilai T ukar ukar
Pa da da s arn ya nilai tukar dip engaruhi ol eh p ermintaan dan p ena waran valuta a sing 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan valuta asing Pembayaran untuk impor
o
o
Aliran modal keluar ( capital outflow)
o
2)
Kegiatan spekulasi
Faktor-faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi pena waran Valuta Asing o
Faktor penerimaan hasil ekspor
o
Faktor aliran modal masuk (capital inflow)
.4. B ursa ursa Valuta Asing ( sing (B VA ) 3 .4. ursa B ursa
valuta asing pa da dasarn ya a dala h t empat empat bert bert emun emun ya
per per mintaan (deman) (deman) dan pena pena waran (su ppl ppl y ) valuta asing . ursa B ursa
valuta asing s ebagai ebagai t empat empat ot oritas mon mon et er untu k
memperta memperta han kan kes kes ei mbangan mbangan per per mintaan dan pena pena waaran valuta dit eta pkann pkann ya . asing pa da ting kat yang t ela h dit A .
BVA didirikan oleh autoritas moneter ada 1) Sebagai
tempat
untuk
2
tujuan yaitu :
mempertahankan
keseimbangan
permintaan dan penawaran valuta asing pada tingkat yang telah ditetapkan oleh otoritas moneter dalam suatu sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system) atau untuk mengurangi gelombang fluktuasi nilai tukar mengambang (flowating exchange rate system).
2)
Sebagai alat atau instrument untuk memantau (monitoring device) dalam berbagai mekanisme nilai tukar baik yang berupa sistem nilai tukar dengan intervensi autoritas moneter ( resmi 14
atau tidak resmi ) maupun yang berupa sistem nilai tukar tanpa intervensi, formal maupun informal, seperti pada nilai tukar bebas berfluktuasi.
B. BVA sebagai alat pemantau atau monitoring device Dalam sistemn nilai tukar tetap, nilai tukar yang telah ditetapkan oleh autoritas moneter dengan melakukuan intervensi di BVA. Sedangkan dalam sistem nilai tukar mengembang, BVA dipakai oleh autoritas moneter untuk mengurangi penurunan dan penaikan (fluktuasi) nilai tukar yang terlalu tinggi. Mekanismenya adalah sebagai berikut: Valuta asing yang undervalued dapat pula diketahui oleh autoritas moneter dari: 1) Devisit pada neraca berjalan berjalan (current account) . 2)
Penurunan
margin
keuntungan
(profitability)
eksportir
dan
kenaikan margin dan keuntungan importer, yang diketahui melalui survey. .5. I nt 3 .5. nt erv ensi M ata ata U ang ang (C urr ency I nt nt erv ension) U ntu ntu k keper keper luan int erv ensi di BVA biasanya biasanya autoritars mon et er mengguna me ngguna kan suatu mata uang asing s ebagai ebagai int erv ension curr ency . ncy . Y ang ebagai int erv ention curr ency biasanya a da la h mata uang ang di pa kai s ebagai asing yang kuat dan pa ling banya k di d i pa kai da la m transa ksi si -transa ksi luar n eg eri . .6. K ewaji ewaji ban Me Meny ny era hkan hk an Hasi l-Hasi l-H asi l 3 .6. K ewaji ewaji ban
Eks Eks por (Surr (S urr en der der Req uir uir ement) ement)
meny me ny era hkan hk an atau me menjua njua l hasi l -hasi -hasi l eks eks por ke BVA bagi bagi
para eks eks portir di ma ksu dkan dkan o leh leh autoritas mon et er s ebagai ebagai u paya pengu pengu mpu mpu lan (poo (poo led led ) unsur unsur -unsur penawaran penawaran v a luta asing pa da satu t empat empat atau wa da h (da (da la m satu pot) , s ehingga ehingga da pat dengan dengan mu da h di keta keta hui ju mla mla h s eluru eluru h penawaran penawaran va luta asing yang a da pa da suatu saat .
15
.7. C adangan D evisa Re visa Resmi smi 3 .7. Va Va lut lut a a asing yang di jadi jadi kan cadangan resmi resmi did ominasi oleh va lut lut a a asing yang kua kua t yang konv konv ert ert i ibel bel terut ama ama d ewasa ewasa ini ada la h d olla olla r am eri eri ka s eri eri ka t t C adangan
d evisa yang dimi li ki s ua tu tu Nega Nega ra juga juga m erupa erupa kan
indi ka tor tor ekon ekon omi Nega Nega ra yang bersang bersang kut kut an an , ten ten t ang t ang :
Kemampuan membayar pada pasar internasional
Kekuatan keuangan suatu Negara
Kemampuan menerima kredit, yang merupakan suatu salah satu kriteria layak tidaknya untuk menerima pinjaman.
IV. Dev aluasi aluasi 4 .1.
P eng ertian D evaluasi
D evaluasi a dala h tin da kan penurunan penurunan nilai mata uang domesti domesti k yang din yata kan dala m mata uang asing yang dit eta pkan pkan s ecara ecara r es mi ol eh eh pemerinta pemerinta h T ujuan ujuan devaluasi devaluasi parsial a dala h untu k me mening ning kat kan pen pen eri maan ef ektif ektif p para eks eks portir portir . yesuaiaan P en yesuaiaan
nilai tu kar dala m suatu devaluasi devaluasi da pat l ebi ebi h r en da h, h,
da pat sa ma dengan dengan dan da pat pula l ebi ebi h tinggi dari nilai tu kar per per ban dingan t enaga beli beli , yang masing -m asing -masing asing me meng ng hasil kan nilai tu kar yang un dervalu dervalu ed, ed, nilai tu kar yang r ealisti c dan nilai tu kar yang ov ervalu ed. ed. 4 .2. .2.
Da mpa mpa k D evaluasi Da mpa mpa k-da k-da mpa mpa k devaluasi devaluasi antara lain a dala h perluasan perluasan kes kes empatan empatan kerja kerja , peru peru ba han me met t ode ode pr pr odu odu ksi , pening pening katan pr odu odu ksi ,kes ,kes ei mbangan mbangan n era ca pemba pemba yaran , pening pening katan ju mla h ca dangan devisa devisa , kenai kenai kan ting kat pen pen da patan , kenai kenai kan ting kat harga dan r estri busi keka keka yaan da mpa mpa k-da k-da mpa mpa k t ers ebut ebut t er bagi me menja nja di yaitu :
16
A. Dampak dampak yang diinginkan 1. Perluasan kesempatan kerja Sebagai akibat devaluasi, maka harga barang barang ekspor di nilai dalam mata uang asing menjadi turun atau lebih murah. 2.
Perubahan metode produksi Devaluasi
dapat
pula
mendorong
perusahaan
perusahaan
mengubah metode berikutnya. 3. Peningkatan produksi atau autput Sebagai akibat devaluasi, maka produksi barang barang ekspor dan produksi barang barang subtitusi impor meningkat. 4. Keseimbangan Keseimbangan neraca pembaya ran Apabila devaluasi tidak dilakukan, maka dalam sistem nilai tukar tetap
yang
kondisinya
semakin
menurun
atau
lebih
kecil
dibandingkan dengan nilai tukar realistik. 5. Peningkatan jumlah cadangan devisa Devaluasi Devaluasi tidak hanya sekedar menyeimbangkan menyeimbangkan current a ccount pada neraca pembayaran, melainkan juga dapat menciptakan surplus, sehingga jumlah cadangan devisa bertambah, dimana biasanya pada masa-masanya sebelum devaluasi telah banyak berkurang. 6. Kenaikkan tingkat pendapatan Kenaikan tingkat pendapatan merupak an dampak devaluasi devaluasi yang sangat diharapkan oleh pemerintah. Sebelum devaluasi sebagai akibat adanya valuta valuta asing yang undervalued yang semakin lam semakin besar, maka keuntungan atau profitability eksportir berangsur-angsur berangsur-angsur
mengecil, mengecil,
sebaliknya
profitabili ty
importer
semakin lama semakin membesar, yang menyebabkan impor semakin lama semakin besar.
17
B. Dampak yang tidak diinginkan 1. Kenaikkan tingkat harga Dengan adanya devaluasi, maka harga -harga barang impor dalam mata uang domestic menjadi naik, kenaikan harga-harga barang impor tersebut biasanya diikuti oleh kenaikan kenaikan harga barang -barang ekspor
dan
harga
barang-barang
lainnya,
walupun
dengan
kenaikan relative yang rendah. 2.
Redistribusi kekayaan Dampak negatif lainnya dari dari devaluasi adalah adalah redistribusi kekay aan dari penjual penjual valuta asing (autoritas (autoritas moneter, bank -bank devisa, dan para changer) ke para pembeli valuta asing, terutama para spekulan valuta asing
4 .3 .
S yarat- S yarat yarat- S yarat A gar gar D evaluasi B erhasil
A gar gar
devaluasi devaluasi berhasil berhasil , s esuai denga denga n tu jua jua nnya nnya , ma ka perlu perlu
di penuhi penuhi syarat-syarat a syarat-syarat a ntara lai tara lai n s ebagai ebagai beri beri kut : y
Elastisitas permintaan ekspor dan elastisitas permintaan impor lebih besar dari Saturday
y
Terdapat
kapasitas factor-faktor produksi yang masih menganggur
(excess capacity) dan under under employment employment yang diperlu kan untuk memenuhi kenaikan permintaan dari luar negeri sebagai akibat dari devaluasi y
Perekonomian di luar negeri yaitu di Negara yang menjadi mitra (partner) dagang, dengan mana terjadi ekspor dan impor, tidak berada dalam keadaan resesi.
4 .4 .
D ev aluasi aluasi D i I ndonesia ndonesia D alam alam
sejarahnya
di
I ndonesia ndonesia
sekurang -kurangnya -kurangnya
telah
dilakukan lima kali dev de v aluasi aluasi mata uang rupiah, yaitu: 1) Tahun 1959, 1959, dan Rp.11,40 Rp.11,40 per dolar Amerika Serikat Serikat menjadi Rp.45, 2) Tahun
1971 1971 dari Rp.378, Rp.378, - per dolar Amerika Serikat menjadi Rp.415, Rp.415, -
3) Tahun 1978 1978 dari Rp 415, - per dolar Amerika Serikat menjadi menjadi Rp 6 25, 4) Tahun 1983 1983 dari Rp703,- per dolar Amerika Serikat menjadi menjadi Rp.970, Rp.970, -
18
5) Tahun 1986 dari Rp.1134,- per dolar Amerika Serikat menjadi Rp.1664,4.5.
Revaluasi Revaluasi Revaluasi Revaluasi a dala h kebali kebali ka n da ri devaluasi devaluasi yai t tu u peni peni ngka ngka t ta a n nilai ma t ta a ua ng ng domes domes t ti i c terha terha da p valu t t a a asi ng, ng, s eca eca r a res res mi kepa kepa da pemeri pemeri nt nt a ah a t tau a u au tori tori t tas a s moneter.
4 .6. .6.
Redenomi Redenomi nasi Redenomi Redenomi nasi ma t ta a ua ng ng pa da dasa rnya rny a a dala h penyederha penyederha naa n a ngka ngka nomi nomi nal pa da ma t ta a ua ng, ng, misal misal nya nya Rp.1000, Rp.1000, - menj menja a di Rp.1,t a anpa npa menu menu ru nka nka n nilai ua ng. ng.
Tu jua jua nnya nnya
a dala h a ga r perhi perhi t tu u nga nga n a t tau a u
penju penju mla ha n tra tra nsa ksi -tr si -tra a nsa ksi ekonomi ekonomi menja menja di l ebi ebi h s ederha ederha na ka rena rena a ngka ngka -a ngka ngka nomi nomi nal ua ng ng ya ya ng ng di di gu na ka n l ebi ebi h s edi edi ki t. t.
19
BAB III PENUTUP
20