BAB II PEMBAHASAN 2.1 Strategi Kebijakan Fiskal dan Moneter 2.1.1 Strategi Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan dengan pendapa pendapatan tan dan pengel pengeluar uaran an negara negara atau atau APBN, APBN, agar agar sesuai sesuai dengan dengan pertum pertumbuha buhan n ekonomi ekonomi yang diharapkan yang pada gilirannya gilirannya akan meningkatkan meningkatkan penciptaan penciptaan lapangan kerja. kerja. Pada dasarnya, kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran dapat dinilai dari dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. 1. Aspe Aspek k kuant kuantit itati atiff arti artiny nyaa berh berhub ubun ungan gan denga dengan n juml jumlah ah uang uang yang yang haru haruss dita ditari rik k dan dan dibelanjakan. 2. Aspek Aspek kualitatif kualitatif artinya artinya berhubungan berhubungan dengan peningkatan jenisjenis jenisjenis pajak, pembayaran pembayaran, dan subsidisubsidi. Penyusunan APBN digunakan sebagai penentu kebijakan fiskal suatu negara, sebagai alat untuk memengaruhi peningkatan pendapatan nasional.
Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
Pokokpokok kebijakan fiskal dalam APBN dapat diperinci berdasarkan arah kebijakan dan strategi kebijakan. a. Arah Kebijakan Fiskal dala APBN
1! Kebijakan Kebijakan fiskal dalam APBN diarahkan diarahkan untuk dapat membiayai membiayai pengeluaran pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif namun tetap efisien dan bebas dari pemborosan maupun korupsi. 2! Kebijakan fiskal diarahkan untuk dapat turut serta dalam memelihara dan memantapkan stabilitas perekonomian, dan berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. "! Kebijakan Kebijakan fiskal fiskal diarahkan diarahkan untuk dapat mengatasi mengatasi masalahmas masalahmasalah alah mendasar mendasar yang menjadi menjadi prioritas pembangunan, yaitu# a! b! c! d! e!
penan penangg ggul ulan angan gan kemisk kemiskin inan$ an$ peningkatan kesempatan kerja, in%estasi, dan ekspor$ re%italis re%italisasi asi pertanian pertanian dan pembangunan pembangunan perdesaan$ perdesaan$ peningkatan peningkatan kualitas kualitas dan aksesibili aksesibilitas tas terhada terhadap p pendidi pendidikan kan dan dan pelay pelayanan anan kese kesehat hatan$ an$..
&! Kebijakan fiskal diarahkan untuk mendukung keberlanjutan proses konsolidasi desentralisasi fiscal dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dengan tujuan antara lain untuk mengurangi kesenjangan fiscal antara pusat dan daerah, serta antardaerah, dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah. b. Strategi Kebijakan Fiskal dala APBN
1! 'eningkatkan konsolidasi fiskal untuk mempertahankan kesinambungan fiskal (fiscal sustainability!. 2! 'engupayakan penurunan beban utang, pembiayaan yang efisien, dan menjaga kredibilitas pasar modal. "! 'enurunkan defisit anggaran terhadap P)B. &! 'eningkatkan penerimaan negara yang bersumber dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP!. *! 'engendalikan dan meningkatkan efisiensi belanja negara. +! 'emberikan stimulus guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. ! 'elanjutkan reformasi administrasi perpajakan, kepabeanan, dan cukai. -! 'empertajam prioritas alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. ! 'engalokasikan alokasi anggaran belanja ke daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 1/! 'engoptimalkan kebijakan pembiayaan defisit anggaran dengan biaya dan tingkat risiko yang rendah.
2.1.2 Strategi Kebijakan Moneter
)alam literatur ekonomi moneter terdapat dua pandangan yang berbeda tentang strategi kebijakan moneter dalam menagtasi gejolak siklus ekonomi yang terjadi yaitu # a. Countercyclical monetary policy oleh Keynes Kelompok Keynes memulai pandangannya dari kenyataan bah0a perekonomian dalam suatu siklikal selalu mengalami proses yang dilandai dengan kegiatan ekonomi yang menurun sampai pada titik terendah yang disebut dengan periode resensi dan kemudian yang dikikuti dengan periode kegiatan ekonomi yang semakin meningkat yang disebut dengan periode boom. iklus dari masa resensi ke masa boom atau sebaliknya terjadi secara bergantian dari suatu 0aktu ke 0aktu berikutnya yang disebut dengan bussiess
cycle. Perekonomian yang dilanda dengan resesi yang ditandai oleh tingkat pengangguran yang tinggi karena lesunya kegiatan ekonomi dan sebaliknya pada masa boom ditandai oleh tingkat inflasi karena kenaikan ongkosongkos produksi sebgai akibat dari kegiatan ekonomi yang meningkat. )alam masa resesi ataupun boom, bank sentral perlu secara aktif melakukan campur tangan dipasar uang yaitu dengan melakukan ekspansi moneter pada masa resesi, diharapkan dapat meningkatkan hasrat masyarakat untuk berkonsumsi dan
berproduksi yang selanjutnya
akan meningkatkan kegiatan perekonomian.
ebaliknya dalam masa boom, bank sentral melakukan kebijakan moneter yang kontraksi sehingga diharapkan dapat memperlambat perekonomian dan mengurangi perekonomian dan mengurangi tekanan inflasi. ingkatnya, bank sentral harus melakukan kebijakan moneter yang aktif sebagai respon terhadap keadaan ekonomi. Kebijakan yang dilakukan menurut kehendak agar terjadi perubahan ekonomi yang disebut dengan discretionary monetary policy. b. Accomodative monetary policy oleh 'onetarist Kelompok 'onetarist berpandangan bah0a
dalam
kegiatan
ekonomi
yang
lesu
mengakibatkan menurunnya permintaan masyarakat terhadap uang (artinya masyarakat mengurangi kekayan berupa uang!dan sebaliknya dalam masa boom, permintaan masyarakat akan uang akan meningkat. Pandangan kelompok moneter berbeda denga pandangan kelompokm Keynes karena dengan kbijakan moneter yang aktif dengan mengurangi bssiness cycle dan tidak akan efektif karena akan lebih menyebabkan ketidak stabilan ekonomi dan akan mendorong inflasi lebihlanjut. Pandangan kelompok moneter di dasarkan pada # 1! Pilihan intermediate target ika bank sentral memilih kebijakan target tingkat suku bunga atau r tertentu, pendapatan masyarakat menjadi berubah sehingga sektor riil menjadi tidak stabil. ika dipilih kebijakan target jumlah uang yang beredar atau 's, rasio jumlah uang yang dimiliki oleh masyarakat terhadap pendapatnya ( menurut teori 3hambridge adalah k! menjadi berfluktuasi dan fluktuasi ini tidak akan berkurang. 2! Permasalahn kesenjangan atau lag Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral memerlukan 0aktu untuk mempengaruhi tingkat pendapatan. 4aktu yang ditempuhkan itu merupakan lag. Bank sentral yang melaksanakan kebijakan moneter yang ekspansif pada 0aktu perekonomian yang resesi hanya akan mempengaruhi tingkat pendaptan
dalam
0aktu yang lama setelah masa resesi berlalu. ustru apabila terjadi pengeluaran masyarakat yang berlebihan diperlukan kebijakan moneter yang kontraktif. 1. 5eaksi masyarakat terhadap kebijakan yang diambil oleh bank sentral dapat lebih menyebabkan ketidak pastian ekonomi. 2. Bank sentral mungkin saja melakukan kebijakan moneter yang mendorong kenaikan inflasi sehingga terjadi ketidak stabilan ekonomi karena tekanan politik. )engan alas an diatas, kelompok Monetaris mengusulkan agara bank sentral melakukan kebijakan moneter secara pasif dan menetapkan suatu pertumbuhan jumlah uang beredar secara konstan dalam suatu perekonomian apa pun. )engan kata lain, baik pada masa resesi ataupun pada masa boom, pertumbuhan uang beredar hendaknya dipertahankan pada tingkat tertentu yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 6ntuk tujuan itu, bank sentral perlu menetapka suatu aturan yang disebut dengan accommodative monetary policy.
2.2 Sasaran Kebijakan Fiskal dan Moneter 2.2.1 Sasaran Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal memiliki dua tipe yang sama dengan kebijakan moneter yaitu ekspansif
dan kontraktif. Kebijakan ekspansif dapat berupa penambahan belanja negara atau pengurangan pajak terhadap masyarakat. edangkan kebijakan kontraktif adalah pengurangan pengeluaran pemerintah atau penambahan pajak terhadap masyarakat. 7erdapat dua sasaran kebijakan fiskal yaitu peningkatan P)B dan memperluas kesempatan kerja atau mengurangi pengangguran. Pengaruh kebijakan fiskal terhadap ekonomi makro dapat dilihat melalui kur%a keseimbangan pasar barang (Kur%a 8!. Keseimbangan pasar barang diturunkan dari belanja otonom terencana dan tingkat bunga. ika tingkat bunga tinggi maka belanja akan menurun. 9al ini karena tingkat bunga adalah biaya dari dana yang dipinjam sehingga setiap peningkatan tingkat bunga akan menambah biaya pengembalian dana tersebut. etelah belanja turun maka selanjutnya akan mendorong penurunan konsumsi barang sehingga P)B akan ikut turun juga. )alam keseimbangan pasar barang, setiap kebijakan fiskal ekspansif akan membuat kur%a permintaan belanja otonom terencana (Planned Autonomous pending! bergeser ke kanan. 9asil deri%asi akan membuat kur%a 8 akan mengikuti bergeser ke kanan. 9al ini akan menyebabkan peningkatan P)B. ecara teori, pengeluaran pemerintah yang bertambah akan meningkatkan permintaan agregat dan meningkatkan P)B sesuai dengan rumus : ; 3 < 8 < = .
)i mana = adalah pengeluaran pemerintah. )i sisi pajak, penurunan pajak akan
meningkatkan peluang konsumsi bagi masyarakat dan mendorong peningkatan permintaan agregat. etiap kebijakan fiskal kontraktif akan membuat kur%a permintaan belanja otonom terencana (Planned Autonomous pending! bergeser ke kiri. 9asil deri%asinya akan membuat kur%a 8 akan mengikuti bergeser ke kiri. 9al ini akan menyebabkan penurunan P)B. ecara teori, penurunan dalam pengeluaran pemerintah akan mengurangi permintaan agregat sehingga P)B akan turun. )i sisi pajak, penambahan pajak terhadap masyarakat akan mengurangi konsumsi masyarakat dan mengurangi permintaan agregat. 6ntuk sasaran memperluas kesempatan kerja, kebijakan fiskal ekspansif akan mengurangi tingkat pengangguran. 9al ini disebabkan setiap pengeluaran pemerintah akan diusahakan untuk pembangunan infrastruktur dan proyekproyek padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. )i sisi pajak, pengurangan pajak akan meningkatkan in%estasi karena biaya in%estasi akan berkurang. 8n%estasi yang tinggi akan memacu munculnya lapangan kerja baru. )emikian sebaliknya jika dilakukan kebijakan fiskal kontraktif, penambahan pajak akan mengurangi in%estasi dan pengeluran pemerintah yang ditahan tidak akan mengalir ke masyarakat dalam bentuk kesempatan kerja. )ari uraian di atas terlihat bah0a kebijakan fiskal ekspansif sangat efektif meningkatkan P)B. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan tingginya pengeluaran pemerintah dan rendahnya penerimaan pajak sebagai konsekuensi kebijakan fiskal ekspansif akan menyebabkan defisit anggaran pemerintah. )efisit anggaran pemerintah dapat membahayakan stabilitas ekonomi makro. )ampak dari defisit fiskal yang kronis dan besarnya utang pemerintah dapat menimbulkan beberapa akibat. Pertama, ?iskal defisit dapat meningkatkan rasio utang sehingga dapat meningkatkan beban utang dan menurunkan in%estasi yang produktif. Kedua, Peningkatan jumlah bond yang dikeluarkan untuk menutup fiskal defisit akan menciptakan cro0dingout effect, yaitu penurunan in%estasi s0asta yang produktif, sehingga membahayakan kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, defisit anggaran pemerintah yang kronis dapat mengakibatkan tingginya inflasi. )efisit fiskal yang dibiayai dari penciptaan uang telah mengakibatkan pesatnya pertumbuhan uang beredar dan selanjutnya hal tersebut telah mengakibatkan meroketnya laju inflasi. 8nflasi telah mengakibatkan anjloknya daya beli masyarakat dan tingginya biaya transaksi ekonomi sehingga negara dapat jatuh ke dalam resesi ekonomi 2.2.2
Sasaran Kebijakan Moneter
ejak tahun 2//* Bank 8ndonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (8nflation 7argeting ?rame0ork! dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating!. Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. @leh karenanya, Bank 8ndonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi %olatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada le%el tertentu. )alam pelaksanaannya, Bank 8ndonesia memiliki ke0enangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaransasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga! dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. ecara operasional, pengendalian sasaransasaran moneter tersebut menggunakan instrumen instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun %aluta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan 0ajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank 8ndonesia juga dapat melakukan caracara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip yariah. Kebijakan moneter yang diterapkan dalam suatu negara adalah untuk mencapai sasaran antara atau intermediate targets dan dengan target tersebt dapat tercapai sasaran akhir atau ultimate targets. asaran akhir merupakan sasaran tertentu yang dirasakan oleh masyarakat yang mana merasakan dalam kondisis sejahtera atau welfare, misalnya dalam kondisi naiknya pendapatan masyarakat. umumnya kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh beberapa atau seperangkat %ariabelekonomi dan non ekonomi. )alam bahasan ini hanya diuraikan hubungan antar %ariable ekonomi dalam suatu model ekonomi, yaitu fungsi kesejahteraan atau social welfare function, yaitu # ! " # $E%&%P%B%...'
)imana # 4 ; kesejahteraan social ; kesempatan kerja : ; pertumbuhan ekonomi P ; kestabilan harga B ; keseimbangan neraca pembayaran .... ; %ariable lainnya )ari model diatas yang merupakan sasaran akhir kebijakan pembangunan, kebiajakn moneter juga searah dengan kebijakan itu dan bahkan dengan kebijakan moneter optimalisasi
fungsi kesejahteraan dapat dicapai dengan segalan kendala yang ada dalam perekonomian. )alam optimalisasi fungsi di atas, kemungkinan %ariable%ariabel itu dipengaruhi %ariable lainnya yang menjadi %ariable endogen, sehingga %ariable tersebt sering bersifat dinamis karena tergantung dari perubahan prioritas pembangunan dan perubahan struktur ekonomi. ariable sasaran atau %ariable endogen merupakan fungsi dari %ariable ekonomi lainnya, baik %ariable lain itu bersifat endogen karena mungkin juga dipengaruhi oleh %ariable lain maupun bersifat eksogen, sering sekali terkait satu sama lainnya secara simultan. ariable endogen itu merupakan indicator ekonomi karena menghubungkan antara piranti atau instrument dengan sasaran akhir. Piranti atau instrument kebijakna moneter merupakan %ariable eksogen, baik besarannya maupun alur 0aktunya yang dia0asi oleh pengambilan kebijakan moneter. Perlu ditambahkan bah0a proritas sasaran kebijakan moneter seperti itu akan ber%ariasi di suatu negara dibanding dengan negara lainnya dan dari kurun 0aktu tertentu ke kurun 0aktu lainnya karena tergantung pada masalah ekonomi yang sedang dihadapi oleh suatu negara serta sasaran yang dicapai dalam 0aktu panjang. 8ndonesia dalam tahun 1/an dengan kebijakan moneter yang didterapkan bersamasama dengan kebijakan ekonomi lainnya dimaksudkan untuk memperthankan keseimbangan neraa pembayaran yang kemudian disusul dengan kebijakan memobilisasi dana masyarakat, peningktan produksi dan kesempatan kerja, pemelihraan stabilitas tingkat harga dan pengembangan lembagalembaga intermediate keuangan. Prioritas ini berbeda dengan sasaran pada kurun 0aktu pertengahan tahun 1an sampai dengan a0al tahun 1-/an, dimana yang menjadi priortas utama adalah mengurangi laju inflasi yang terjadi karena pengaruh ekonomi luar negri akibat boom oil. )ari contoh di atas sangat jelas bah0a dalama kurun 0aktu tertentu prioritas kebijakan ekonomi sangat terbatas.
2.( )arget Kebijakan Fiskal
ebagaiman kita ketahui bah0a kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan pena0aran agregat, yang pada giliranya permintaan dan pena0aran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki
umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap pena0aran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga. Kebijakan fiscal mempengaruhi besarbesaran konsumsi, in%estasi,
pengeluaran
pemerintah, ekspor dan impor yang akan mempengaruhi pasar barang. edangkan, kebijakan moneter akan mempengaruhi pena0aran uang dan permintaan uang (money supply and money demand ! yang terdeskripsi dalam suatu perekonomian. Kebijakan fiscal yang ekspansif dan kebijakan moneter yang ketat melalui kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan kenaikan inflasi. meskipun hanya berlangsung cepat dan menyebabkan penurunan output. kebijakan tingkat suku bunga dilakukan secara hatihati untuk tetap menjaga iklim kondusif bagi sektor rill. )an adanya ino%asi perkembangan output dan inflasi direspon positif oleh kebijakan fiscal. Kebijakan yang paling tepat untuk menstabilkan perekonomian adalah kebijakan moneter. stabilitas ekonomi dapat dilihat dari dampak guncangan suatu %ariabel makroekonomi terhadap %ariabel makroekonomi yang lainnya. Apabila dampak suatu guncangan menyebabkan fluktuasi yang besar pada %ariabel ekonomi dan diperlukan 0aktu yang relatif lama untuk mencapai keseimbangan jangka panjang, maka dapat dikatakan bah0a stabilitas makroekonomi rentan terhadap perubahan. ika sebaliknya, dampak guncangan menunjukan fluktusi yang kecil dan 0aktu untuk mencapai keseimbangan jangka panjang relatif tidak lama maka dapat dikatakan bah0a kondisi makroekonomi masih stabil. Pertumbuhan ekonomi lebih cepat ditingkatkan ketika otoritas moneter menggunakan instrument suku bunga B8 sebagai inter%ensi kebijakannya. Perl*n+a
koordinasi
antara
kebijakan
#iskal
dan
kebijakan
oneter
Perlunya koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah untuk menetapkan dan mencapai targettarget moneter dan defisit APBN secara konsisten dalam rangka mencapai pembangunan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil. )isamping itu koordinasi yang baik juga diperlukan untuk mendorong perkembangan pasar finansial, serta mendukung pelaksanaan kebijakan moneter dan fiskal melalui pertukaran informasi. Bentuk koordinasi antara kebijakan fiskal ()epartemen Keuangan! dan kebijakan moneter (Bank 8ndonesia! sangat tergantung kepada # (1!
Apakah bank sentral mempunyai otonomi penuh dan mempunyai objectives dan
instruments yang terpisah, dan
(2!
Apakah pasar modal dan pasar uang sudah berada pada tingkat yang cukup maju. Pada saat ini 8ndonesia masih dalam tahap a0al dan menuju ke tahap peralihan ke arah
ekonomi yang maju. 9al ini ditandai oleh # (1! @bligasi negara baru saja diperkenalkan, yaitu dengan adanya program rekapitalisasi sektor perbankan sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi$ (2!
Pasar sekunder bagi obligasi negara baru saja terbentuk dan masih dalam tahap a0al$
("! Interbank loan masih lemah, akibat dari krisis ekonomi$ dan (&! @bligasi negara belum dipakai sebagai instrumen moneter oleh Bank 8ndonesia. ejak diundangkannya 6ndangundang Nomor 2" 7ahun 1 tentang Bank 8ndonesia, pemerintah tidak dimungkinkan lagi untuk meminjam uang dari Bank 8ndonesia untuk menutup defisit APBN, bahkan tidak dimungkinkan untuk meminjam uang untuk jangka pendek dalam hal pemerintah menghadapi masalah cash- flow. )alam hal ini Bank 8ndonesia mempunyai kekuasaan penuh di dalam menetapkanCmengatur jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, karena mempunyai objective yang terpisah (inflation targeting !. Akan tetapi asumsi yang dipakai dalam hal ini adalah bah0a kurs mata uang adalah tetap ( fied echange rate!. )alam hal floating echange rate system, pelaksanaannya akan lebih rumit, oleh karena kebijakan fiskal akan mempengaruhi kurs rupiah, yang pada gilirannya akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar. @leh karena itu, 0alaupun Bank 8ndonesia mempunyai Dkebebasan penuhE dalam mengatur jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter tetap diperlukan 0alaupun detail koordinasi tersebut akan berubah dari masa ke masa, tergantung kepada perkembangan ekonomi dan pasar uang atau pasar modal.