Tugas Individu
FIBROADENOMA MAMMAE (FAM)
Disusun Oleh : Kelompok III Kelas II B
MIRNA JUMARDIANA PUSPITA RAHAYU NURHAYATI
AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA W A T A M P O N E 2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan kesempatan-Nya
yang
telah
diberikan
kepada
kami
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan Tugas Makalah ii dengan judul. “Fibroadenoma Mammae (FAM)” dengan baik walaupun banyak terdapat kekurangan dalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan kesempatan kepada kami
dalam menyelesaikan
Makalah FAM ini. Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Atas saran dan kritiknya kami terima dan akan dipergunakan untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita yang membaca. Atas perhatian dan kerjasama kami mengucapkan terima kasih.
Watampone, 17 April 2013
Kelompok III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ..................................................................................................i. DAFTAR ISI.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................... ...................................... ....................1 B. Rumusan Masalah ................................................ ..........................................3 C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................3 D. Manfaat............................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi............................................................................................................4 B. Etiologi Dan Predisposisi................................................................................5 C. Patofisiologi.....................................................................................................5 D. Diagnosis.........................................................................................................6 E. Gejala...............................................................................................................6 F.
Pemeriksaan.....................................................................................................7
G. Komplikasi.....................................................................................................12 H. Penatalaksanaan.............................................................................................12 I.
Pencegahan Dan Deteksi Dini.......................................................................14
J.
Prognosis.......................................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................15 B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit fibroadenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun.Meskipun banyak gangguan payudara bersifat jinak, hampir 184.000 kasus baru kanker payudara diperkirakan didiagnosa pada tahun 1996. Penyakit jinak payudara sering terjadi pada wanita dan menimbulkan kekhawatiran yang sangat besar. Karena variasi dalam jaringan payudara yang terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopouse, maka perubahan normal harus dibedakan dari perubahan-perubahan yang menunjukkan penyakit. (Brunner & Suddarth, 2001) Payudara terdiri dari kumpulan kelenjar dan jaringan lemak yang terletak di antara kulit dan tulang dada. Kelenjar di dalam payudara akan menghasilkan susu setelah seorang perempuan melahirkan. Kelenjar-kelenjar susu disebut lobule yang membentuk lobe atau kantung penghasil susu. Terdapat 15 sampai 20 kantung penghasil susu pada setiap payudara, yang dihubungkan dengan saluran susu yang terkumpul di dalam puting. Sisa bagian dalam payudara terdiri dari jaringan lemak dan jaringan berserat yang saling berhubungan, yang mengikat payudara dan mempengaruhi bentuk dan ukuran. Terdapat juga pembuluh darah dan kelenjar getah bening pada payudara. Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel kanker mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor
jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi. (Copyright © 2003, PT. Indosiar Visual Mandiri) Teknik baru untuk operasi tumor jinak payudara dilakukan dengan teknik beku cryoablation (Visica Treatment System). Dengan teknik baru ini, selain tanpa perlu dibius umum (narkose), sayatan yang dibuat pun tak perlu lebar, cukup sekadar untuk memasukkan semacam instrumen jarum khusus yang ditusukkan mencapai lokasi tumornya. Sayatannya itu mungkin cuma 3 milimeter saja. Sebelum ada teknik baru semacam itu, untuk operasi tumor jinak fibroadenoma (FAM) payudara selama ini dokter harus membelek kulit payudara cukup lebar sesuai dengan besarnya ukuran tumor. Dan oleh karena sayatan pada kulitnya cukup lebar, barang tentu pada bekas sayatan tersebut akan menyisakan bekas jahitan luka yang tak sedap dipandang. Lebih tak sedap kalau pasien berbakat keloid, sehingga bekas jahitan lukanya berbintil-bintil seperti tali rami. Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) danjaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atauoval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, olehsebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”. Di bawah ini kami akan membahas lebih lanjut tentang fibroadenoma mammae.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah “Bagaimanakah uraian mengenai penyakit Fibroadenoma mammae (FAM)”?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana Fibroadenoma mammae (FAM) dapat terjadi pada perempuan.
D. Manfaat
1.
Memberikan penjelasan pada masyarakat khususnya perempuan dalam masa reproduktif menegenai hal hal yang terjadi bila mengalami Fibroadenoma mammae (FAM)
2.
Mendeteksi secara dini yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan apabila terkena Fibroadenoma mammae (FAM)
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang keras, bulat, dan dapat digerakkan yang biasanya mengenai wanita pada usia akhir belasan atau akhir tigapuluhan. (Brunner & Suddarth, 2001) Fibroadinoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat, berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar (80%) tunggal. Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobil, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. Ia tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan bisa jelas selama kehamilan atau laktasi. Terapi dengan biopsi eksisi dan harus dinasehatkan karena jarang regresi involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor mammae apapun tepinya tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen secara makroskopik. Secara histologi ada susunan lobus perikanalikuler yang mengandung stroma padat dan epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi epitel yang jelas dari kelenjar matang tak teratur yang dikemas padat dan epitel sekresi. Fibroadenoma mammae yang dikeluarkan selama laktasi cukup selular dan
telah
dikelirukan
pada
potongan
beku
dengan
adenokarsinoma
berdiferensiasi baik. Ahli patologi yang memeriksa suatu fibroadinoma yang
dikeluarkan selama kehamilan harus selalu di informasikan bahwa lesi berasal dari payudara laktasi. B. Etiologi Dan Predisposisi
1.
Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2.
Genetik : payudara
3.
Faktor-faktor predisposisi : a.
Usia : < 30 tahun
b.
Jenis kelamin
c.
Geografi
d.
Pekerjaan
e.
Hereditas
f.
Diet
g.
Stress
h.
Lesi prekanker
C. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu : 1.
Fibroadenoma Pericanaliculare Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis. 2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi. D. Diagnosis
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadinoma mammae bersifat majemuk. Tumornya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan bahwa ia mudah berlari-lari. Pemikiran kita yang pertama, adalah untuk membedakan fibroadinoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Resiko utama
adalah,
bila
fibroadinoma
yang
tidak
tereksisi
bertumbuh
dan
menimbulkan nyeri, khususnya selama kehamilan. Umumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadinoma, dan pula sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ). Karena resiko kanker meningkat menjadi 1 dalam 30, kemungkinan adanya kanker pada fibroadinoma menjadi lebih sedikit, dari pada tidak ad anya fibroadinoma.
E. Gejala
1.
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2.
Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3.
Ada penekanan pada jaringan sekitar
4.
Ada batas yang tegas
5.
Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma )
6.
Memiliki kapsul dan soliter
7.
Benjolan dapat digerakkan
8.
Pertumbuhannya lambat
9.
Mudah diangkat dengan lokal surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
F.
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan adalah 1.
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
a.
Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
b.
Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
c.
Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
d.
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
e.
Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
f.
Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
g.
Pemeriksaan d dan e akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
2.
Mamografi
Mamografi adalah suatu pemeriksaan untuk mammae (payudara) dengan menggunakan sinar x-ray dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan atau yang disertai keluhan. Keluhan seperti adanya benjolan pada payudara, cairan yang tidak normal keluar dari puting payudara atau adanya nyeri pada payudara (sebelum atau sesudah menstruasi - untuk menyingkirkan bahwa nyeri yang ditimbulkan
bukan
dikarenakan
sindroma
pre
menstrual).
Skrining
mamografi biasanya direkomendasi untuk setiap wanita diatas 40 tahun atau dibawah usia 40 tahun jika mempunyai faktor resiko terkena kanker payudara. a.
Indikasi : 1)
Skrining pada wanita yang mempunyai faktor resiko tinggi untuk mendapat kanker payudara (ada 10 faktor resiko, lihat pembahasan diatas)
2)
Jika massa / benjolan yang teraba pada payudara tidak jelas.
3)
Jika dokter meraba adanya benjolan pada kelenjar getah bening aksila (ketiak) dan supra klavikula (diatas tulang klavikula / leher) walaupun tidak disertai terabanya massa / benjolan pada payudara .
4)
Untuk usia 40 - 50 tahun dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan lebih dai 50 tahun dilakukan setahun sekali.
b.
Pada waktu melakukan mamografi : 1)
Jangan memakai deodorant pada ketiak, talk / bedak pada ketiak atau payudara dan sekitarnya. Karena dapat mengaburkan hasil pemeriksaan, berupa spots / bintik Kalsium
2)
Beritahu semua keluhan / gejala yang dirasakan pada ahli yang melakukan mamografi
3)
Tanyakan dengan jelas apa yang didapat dari hasil pemeriksaan mamografi
4)
Jangan memakai perhiasan atau baju diatas pinggang, Pasien akan mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan
c.
Keuntungan Mamografi : 1)
Pemeriksaan mamografi tergantung pada operator / ahli yang melakukan pemeriksaan. Apakah bisa mendeteksi tumor payudara yang kecil tergantung dari kemampuan operator. Idealnya yang melakukan pemeriksaan mamografi adalah dokter yang sebelumnya telah melakukan pemeriksaan terhadap payudara pasien sehingga hasilnya lebih akurat.
2)
Jika pemeriksaan mamografi di lakukan oleh yang benar-benar ahli, maka mamografi dapat mendeteksi adanya jenis tumor ductal carcinoma in situ (DCIS) - jenis tumor yang paling tidak membahayakan , yang pada pemeriksaan fisik tidak akan bisa terdeteksi.
d.
Kerugian Mamografi : 1)
Tidak boleh dilakukan jika hamil
2)
Banyak yang mengalami false positive, artinya pada pemeriksaan mamografi hasilnya positif (berarti pasien yang bersangkutan mengidap kanker), ternyata pada pemeriksaan lanjutan yaitu biopsi (pemeriksaan dengan mengambil sedikit jaringan tersangka kanker untuk diperiksa di Lab.Patologi Anatomi) hasilnya negatif (pasien yang bersangkutan tadi tidak mengidap kanker payudara). Biopsi ini adalah pemeriksaan invasif yang termasuk gold standard untuk pemeriksaan tumor payudara (dilakukan dengan jalan melakukan tindakan / operasi) Kejadian false positif (hasil mamografi positif kanker tapi ternyata pada akhirnya tidak terbukti ganas), pada usia 40 - 49 tahun sebesar 30 % , sedangkan diatas usia 50 tahun, sebanyak 25 % . (sumber : American College of Radiology)
3)
Tidak semua kanker payudara dapat tervisualisasi dengan baik lewat pemeriksaan Mamografi
4)
Pemeriksaan mamografi dilakukan dengan cara menekan payudara. Untuk sebagian pasien, penekanan payudara dirasa sesuatu yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan terutama bagi mereka yang sebelumnya mempunyai gejala nyeri pada payudara.
5)
Hati-hati bagi pengguna payudara implant. Bagi wanita yang telah menjalani operasi implant payudara terbuat dari silikon atau salin, maka jaringan payudara yang abnormal bisa tidak terdeteksi kalau jaringan implant tadi di letakkan diatas / di permukaan jaringan payudara tersangka kanker. Bahkan dengan metode menekan payudara pada pemeriksaan mamografi ini dapat mengakibatkan ruptur / pecahnya implant payudara yang terbuat dari silikon atau salin. Sehingga bagi wanita pemakai implant, harap memberitahu sebelumnya
kepada
operator
yang
melakukan
mamografi.
Akhirnya, mengingat keterbatasan dari pemeriksaan mamografi ini maka tidak setiap wanita wajib melakukan mamografi.
e.
Prosedur : Prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit dan dapat dilakukan dibagian radiologi rumah sakit atau pada tempat-tempat praktek pencitraan
swasta.
Skining
mamografi
dikombinasikan
dengan
pemeriksaan fisik. 1)
Dilakukan dua posisi pemotretan untuk tiap payudara, yaitu kraniokaudal dan mediolateral. Untuk posisi kraniokaudal dosisnya 0,05 rad (radiation absorption dose) dan untuk posisi mediolateral 0,06 rad.
2)
Setiap payudara dimampat dan diratakan yaitu dengan menekan dari atas ke bawah dan dari sisi ke sisi oleh alatan tertentu apabila imej sinar-X diambil.
3)
Pemotretan dengan sinar X sesuai dengan dosis radiasi mamografi yang dihitung adalah skin dose (dosis di permukaan kulit) seperti diatas.
3.
Biopsi
Biopsi bedah biasanya dilakukan di unit rawat jalan dibawah anastesi lokal. Biopsi mencakup eksisi lesi dan mengirimkannya ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan patologis. Bila ukuran tumor tidak terlalu besar, maka semua benjolan diangkat dengan cara operasi yang dilakukan dalam pembiusan total, disebut biopsi eksisi. Bila tumor ukurannya besar, biasanya diambil sampel atau contoh yaitu dengan mengambil sebagian kecil saja dari benjolan yang ada, disebut biopsi insisi. Setelah dilakukan biopsi, jaringan tumor dikirim kepada seorang patolog, dan diperiksa , hasilnya berupa hasil pemeriksaan patologi anatomi (PA) . Hasil pemeriksaan PA ini biasanya membutuhkan waktu 4-7 hari. Biopsi
dilakukan
untuk
pemeriksaan
histopatologik
yang
merupakan pemeriksaan jaringan. Kadang dilakukan pemeriksaan sitologi
untuk menentukan diagnosis . Hasil pemeriksaan PA inilah yang menjadi golden standart atau diagnosis pasti apakah suatu benjolan itu jinak atau ganas (kanker). Pada proses ganas terdapat penyusupan sel ganas ke jaringan sehat sekitarnya. Sedangkan pada proses jinak tidak terdapat penyusupan ke jaringan sehat sekitarnya. Tindakan biopsi itu sendiri dapat merupakan tindakan pengobatan. Bila hasil PA jinak maka dengan pengangkatan tumor berarti pengobatan sudah selesai. Namun bila hasilnya adalah kanker , harus dilanjutkan oleh operasi kedua yaitu dengan tindakan bedah kuratif. Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal (pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, m.pektoralis mayor dan minor, serta semua kelenjar ketiak sekaligus), bedah radikal yang diubah (m. Pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor mamae jelas bebas dari otot tersebut), dan bedah konservatif yang merupakan eksisi tumor luas. Biasanya badah konservatif selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada (sisa) payudara tersebut. Ketiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksanakan serentak (Copyright © 2002 Pontianak Post )
G. Komplikasi
Bila pengangkatan tumor tidak sempurna, maka sisa dari tumor akan menyebabkan terjadinya sistosarkoma Filoides. (Sylvia A & Lorraine M, 2005) H. Penatalaksanaan
Fibroadenoma seringkali berhenti tumbuh atau bahkan mengecil dengan sendirinya. Pada kasus seperti ini, tumor biasanya tidak diangkat. Jika fibroadenoma terus membesar, maka harus dibuang melalui pembedahan
1.
Pembekuan Cryoablation
Teknik baru operasi tumor jinak payudara dilakukan dengan teknik beku cryoablation (Visica Treatment System). Dengan teknik baru ini, selain tanpa perlu dibius umum (narkose), sayatan yang dibuat pun tak perlu lebar, cukup sekadar untuk memasukkan semacam instrumen jarum khusus yang ditusukkan mencapai lokasi tumornya. Sayatannya itu mungkin cuma 3 milimeter saja. Agar jarum yang dimasukkan ke dalam jaringan payudara lebih akurat mencapai sasaran tumornya, memasukkan arah jarumnya perlu dipandu dengan bantuan USG (Ultrasonography). Pada saat ujung jarumnya sudah menyentuh bagian tumornya, instrumen tersebut melakukan proses pembekuan (cryoablation) terhadap tumornya, sehingga jaringan tumornya menjadi hancur. Oleh karena yang berlangsung proses membekuan jaringan (freezing), tentu tak terasakan nyeri apa pun. Setelah jaringan tumornya hancur, instrumen kemudian dicabut, dan oleh karena sayatannya hanya minimal, bekas sayatan tak memerlukan jahitan sebagaimana lazimnya pembedahan umumnya, melainkan cukup diberi plester khusus untuk merapatkan kembali bekas luka sayat yang minimal itu. Proses operasi dengan teknik ini rata-rata menghabiskan waktu sekitar 30 menit saja. Jaringan tumor yang sudah hancur oleh proses pembekuan dibiarkan tak dikeluarkan dari dalam payudara. Diharapkan dalam beberapa bulan kemudian sisa-sisa jaringan tumor yang hancur itu akan diserap sendiri oleh tubuh tanpa bersisa. 2.
Teknik Pemanasaan (heating)
Teknik pemanasaan (heating) memakai alat ultrasound yang dipandu oleh MRI (Magnetic Resonance Imaging). Teknik ini dinamakan Magnetic Resonance guided Focus Ultrasound Therapy (RgFUS). Dengan teknik ini malah sama sekali tidak memerlukan sayatan pada payudara, namun perlu waktu operasi sampai 2-3 jam.
Dengan pemidaian MRI, selain untuk melihat di mana persis lokasi jaringan tumor payudaranya, juga untuk mengetahui apakah pada jaringan tumornya sudah berlangsung proses pemanasan yang dilakukan oleh efek ultrasound. Cara pemanasan ini yang akan menghancurkan jaringan tumornya. Sama halnya dengan teknik cryoablation, jaringan tumor yang sudah dihancurkan itu juga akan diserap sendiri oleh tubuh. I.
J.
Pencegahan Dan Deteksi Dini
1.
Faktor-faktor resiko
2.
Pemerikasaan payudara sendiri
3.
Pemeriksaan klinik
4.
Mammografi
5.
Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan.
Prognosis
Prognosis dari fibroadinoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih tertapat jaringan sisi dari hasil operasi dapat kambuh kembali.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja.
B. Saran
1.
Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang menunjukkan adanya fibroadenoma .
2.
Bagi para perempuan agar dapat melakukan deteksi dini dengan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADAR I).
3.
Hendaknya bidan memberikan penyuluhan pada tiap perempuan mengenai fibroadenoma.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anderson Silvia, McCarty Lorraine, et al. Patofisiologi. Edisi VI. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2006; p. 1302.
2.
Sabiston C David jr. Buku Ajar Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 1995; p. 383-384.
3.
Schorock Theodore R. Ilmu Bedah (handbook of surgery). Edisi VII. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 1991;p. 184.
4.
De Jong Wim, Sjamsuhidajat R, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2005;p. 392.
5.
Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan ObstetriGinekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG
6.
Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi
7.
Sylvia A Price, Lorraine M Wilson. 2005.Patofisiologi konsep klinis proses proses
penyakit edisi 6 volume 1. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC.