LAPORAN PENDAHULUAN FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) A. Definisi Penyakit
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. (Suyono, (Suyono, 2001). Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang berbatas tegas dengan konsistensi padat kenyal yang sering terjadi pada payudara (Price, 1995). Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat. meningkat. B. Penyebab
1. Penyebab spesifik dari FAM belum diketahui, namun ada beberapa kemungkinan penyebab, antara lain : 2. Sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen 3. Peningkatan aktifitas estrogen yang absolut atau relatif 4. Genetik 5. Faktor-faktor predisposisi : a) Usia : < 30 tahun b) Jenis kelamin c) Geografi d) Pekerjaan e) Hereditas f) Diet g) Stress h) Lesi prekanker C. Patofisiologi
Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak payudara yang sering di temukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen. Fibroadenoma mammae biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologi menunjukan stroma dengan fioroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga krisis yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda (Price, 1995).
D. Tanda dan gejala
Berikut tanda dan gejala: 1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal 2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan 3. Ada penekanan pada jaringan sekitar 4. Ada batas yang tegas 5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma) 6. Memiliki kapsul dan soliter 7. Benjolan dapat digerakkan 8. Pertumbuhannya lambat 9. Mudah diangkat dengan lokal surgery E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Biopsy/Sitologi 2. Laboratorium 3. Hormonal 4. CT-Scan 5. Foto Rontgen (X-Ray) 6. GDA (Gas Darah Arteri) 7. Kimia/Elektrolit Darah F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang di sarankan adalah operasi pengangkatan tumor (Excisi FAM). G. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian
a) Identitas Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab. 2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu Kemungkinan klien pernah mendapat sinar radiasi pada buah dada. Ada kalanya klien pernah memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan anak.
b) Riwayat Keseahatan Sekarang Klien dengan post FAM akan tersa nyeri karena prosedur pembedahan, aktifitas menurun, nafsu makan menurun, stres/ takut terhadap penyakit dan harapan yang akan datang. c) Riwayat Kesehatan Keluarga Walaupun FAM bukan penyakit turunan tetapi angka statistik akan menunjukan bahwa FAM sering ditemukan pada wanita yang mempunyai hubungan keluarga. 3. Riwayat Psikososial
a) Klien akan merasa cemas denngan penyakitnya. b) Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi yang akan dilakukan. c) Kadang – kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit, mengapa tidak orang lain saja yang sakit. d) Ada kalanya klien tidak mau ada orang yang menjenguknya. 4. Riwayat Spiritual
Biasanya klien dengan FAM tidak mengalami gangguan dalam menjalani ibadah. 5. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium 1) LED meningkat. 2) Serum alkali pospalse meningkat. 3) Hipercalsemia. b) Rontgen thorax dan alat lain Untuk menentukan apakah sudah ada metastase atau belum.
LAPORAN KASUS Asuhan Keperawatan Pada Ny.L ( 25 thn ) Diruang Alexandrit Rumah Sakit AR BUNDA Lubuklinggau I. Pengkajian A. Identitas
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Status Perkawinan
:
Alamat
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Agama
:
No medrek
:
Tgl Masuk
:
Tgl Pengkajian
:
Diagnosa Medis
:
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Alamat
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Hubungan dengan klien
:
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama Klien mengatakan ada benjolan pada payudara kanan 2. Riwayat penyakit sekarang Klien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan bagian samping atas dan pada bagian tengah atas sejak ± 2 bulan yang lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan sebesar kacan ijo, kemudian bertambah besar menjadi sebesar biji jagung. Klien juga merasakan nyeri pada payudara kanannya terutama pada daerah benjolah dan terasa panas yang hilang timbul. Dan pada saat terasa panas klien selalu memberikan salep agar tidak mengaruknya. Nyeri dirasakan terutama pada saat pasien sedang datang bulan (haid). Pada saat ini klien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan. Riwayat keluar cairan dari puting payudara kanan disangkal.
Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 12 tahun. Riwatar datang bulan dirasakan teratur setiap bulannya. 3. Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan sebelumnya belum pernah pernah di rawat di RS karena penyakit ini atau penyakit lainnya. 4. Riwayat penyakit keluarga Menurut klien dan keluarga anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit TBC, hepatitis, hipertensi dan Diabetes Melitus. 5. Riwayat Alergi D. Riwayat ADL NO
1
AKTIVITAS
SEBELUM SAKIT
SETELAH SAKIT
Nutrisi Makan Frekuensi
3x/hari porsi kecil
2x/hari porsi kecil
Nafsu makan
Baik, 1 porsi habis
Baik, 1/2 porsi habis
Jenis
Nasi,lauk pauk, sayuran
Nasi, sayur bayam, tahu, ayam, pisang.
2
3
Minum Jenis
Air putih,air the dan kopi
Air putih dan air teh
Jumlah
6 -7 gelas/hari
6 -7 gelas /hari
Frekuensi
1 x/hari
1 x/hari
Konsistensi
Lembek
Lembek
Warna BAK
Kuning
Kuning
Frekuensi
3-4 x/hari
4-5 x/hari
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
Istirahat tidur Siang
Tidak/jarang tidur siang
Jarang
Malam
21.00-05.00
00.00-04.00
Kualitas
Nyenyak
Sering terbangun karena
Eliminasi BAB
nyeri 4
5
Personal hygine Mandi
2 x/ hari
diseka tanpa sabun
Keramas
3x / minggu
Belum
Gosok gigi
2 x / hari
1x/hari
Gunting kuku
Kalau panjang
Belum
Aktivitas
Sehari-hari klien bekerja
Klien
dan mengerjakan
tempat tidur
pekerjaan rumah tangga seperti : memasak dan mencuci
hanya
tidur
di
E. Data psikologis
Penampilan klien tampak murung, tempramen tenang dan dapat mengendalikan emosinya, klien dapat mengungkapkan perasaannya. Klien menanyakan tentang keadaan penyakitnya dan bagaimana proses penyembuhannya F. Data sosial
Klien dalam kesehariannya mempunyai kebiasaan merokok. Klien mengatakan hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat dilingkungan klien terjalin dengan baik begitu juga dengan hubungan klien dengan pasien lain dan tim kesehatan tampak baik G. Data spiritual
Klien beragama islam, dalam kondisinya sekarang ibadah sholat klien terganggu. Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Allah. Sebagai manusia biasa klien hanya bisa berusaha dan berdoa H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien Klien tampak lemah 2. Tanda umum pasien TD
:110/70 mmHg
Nadi
:80x/menit
RR
: 28 kali/menit
Suhu
: 36 0 C
3. Kesadaran Composmentis, GCS 15 4. Sistem pernafasan Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sanosis, hidung kokoh, jalan nafas paten, sinus tidak nyeri, tidak ada secret pada hidung, , mukosa berwarna merah muda. Konka tidak membesar, tidak ada polip, tidak ada deviasi septum, pada saat mengatakn “ah” uvula bergerak bebas dan letak simetris, tidak ada pembesaran tonsil, leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea,tidak terpasang O2, dada simetris, Pergerakan dada tidak simetris, frekuensi nafas 28 x/menit, 5. Sistem kardiovaskuler Konjungtiva pucat, terdapat peningkatan JVP 5 + 3 cmH2O, akral teraba dingin , tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, palpasi arteri radialis teraba berdenyut cukup kuat dan regular dengan frekuensi Nadi 80 x/ menit, Bunyi jantung S1 dan S 2 murni dan regular, point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. tekanan darah 110/70 mmHg
6. Sistem persyarafan I.
Tes Fungsi Cerebral a) Tingkat Kesadaran
Kualitas : composmentis klien
dapat berespon dengan tepat terhadap
stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4 b) Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan klien mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS dan siapa yang menemaninya. Daya ingat : klien mampu menjawab kapan dia menikah II. Tes Fungsi kranial
a) N I ( olfaktorius ) Fungsi penciuman baik klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi b) N II ( optikus) Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30 cm tanpa alat bantu c) N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen ) Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan kesegala arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia d) N V (trigeminus ) Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak mata, klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan mata tertutup e) N VII ( Fasialis ) Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat mengerutkan dahi, wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum. f) N VIII (auditorius ) Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus diulang g) N IX, X ( glosofaringeus, vagus ) Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek menelan bagus, h) N XI (asesorius ) Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri i) N XII ( hipoglosus ) Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
III. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella ++/++ reflek babinski --/-IV. Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensasi tumpul dan tajam. 7. Sistem pencernaan Sklera putih, mata tidak cekung, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengkap, tidak terpasang gigi palsu, tidak terdapat caries, bentuk lidah simetris. Susuna gigi lengkap, Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 6 x/menit, pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas 8. Sistem muskuleskeletal Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, curvature tulang belakang lurus, tidak ada deformitas, pembengkakan, dan juga kemerahan, tidak ada nyeri tekan, teraba hangat, tidak terdapat krepitasi. Klien dapat membuka mulut dengan lebar dan menutupnya, Rom servikal dapat, kien tidak dapat melakukan Rom lumbal Spine karena pada ICS 2 terpasang drain, klien dapat melakukan ROM bahu, ROM siku, Rom tangan, ROM panggul, ROM lutut, ROM Angkle. Kekuatan otot tangan 4 / 4, kekuatan otot kaki 4/4 9. Sistem integumen Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut. Kuku tangan panjang kuku kaki pendek,kulit lengket dan berkeringat, suhu 380C. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu waktu 3 detik,
klien mengatakan nyeri pada dada kirinya. Tampak lingkaran hitam di
kelopak mata 10. Sistem endokrin Tidak ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami pembesaran. klien tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
Pemeriksaan fisik lokal
Pemeriksaan/regio
Mammae sinistra
Mammae dextra
Inspeksi
Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan kulit mamae tidak ada, kedua payudara tampak simetris, tak tampak adanya massa, cekungan atau dimpling mamae tidak ada, retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada, arah papilla mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak ada.
Palpasi
Tidak teraba massa. Papilla
mamae
Teraba sebuah massa pada kuadran elastis, superolateral, bentuk bulat lonjong,
pengeluaran discharge tidak ukuran 1x2 cm, permukaannya licin, ada.
konsistensi
lunak
kenyal,
mobile,
Pembesaran KGB aksila (-)
berbatas jelas, nyeri tekan (-), ukuran 1 x 2 cm Pada
kuadran
superomedial,
juga
teraba sebuah massa, bentuk bulat lonjong, 0,5x1 cm, permukaan licin, konsistensi
lunak
kenyal,
mobile,
berbatas tegas, nyeri tekan (-) Papilla mamae elastis, pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran KGB aksila (-)
I.
Data penunjang
1. Laboratorium 21-07-2016 -
Hematologi : Hemoglobin : 12,8 g/dl Hematokrit
: 38,7 %
Leukosit
: 5,6 10*3/uL
Trombosit
: 593 10*3/uL
2. Therafy Th/ : -
Inf RL 20 gtt/m
-
Amoxillin 3x1
-
Parasetamol 3x1
II. Analisa Data Data Data Subjektif : Klien
mangatakan
nyeri
pada daerah benjolan di
Etiologi
Masalah keperawatan
Kerusakan jaringan saraf
Gangguan rasa nyaman
↓
nyeri
Pengeluaran transmitter
payudara kanan
↓
Data Objektif :
Nyeri
Klien
tampak
meringis
kesakitan Klien tampak gelisah DS : Klien
mengatakan
efek treatment
Resiko tinggi gangguan
↓
integritas jaringan/kulit
memberikan
salep
bila
terasa panas agar tidak digaruk
Luka terkontaminasi baktteri pathogen ↓
DO :
Infeksi
Adanya
bejolan
payudara
kanan
pada dengan
ukuran 1x2 cm
III. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan saraf 2. Resiko tinggi; gangguan integritas jaringan/ kulit b.d efek treatment
IV. Intervensi Keperawatan Tujuan
Dx. Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan saraf
Intervensi
Rasional
Tupan
Tupen
Setelah mendapatkan perawatan
Setelah mendapatkan perawatan
Kaji
selama 2 hari masalah gangguan
selama
lokasi; frekwensi ; durasi dan
dasar
rasa nyaman nyeri teratasi
gangguan
intensitas (skala 1 – 10) dan
efektifitas
upaya untuk mengurangi nyeri.
dilakukan. Pengalaman nyeri
2x24
jam,
rasa
masalah
nyaman
nyeri
dapat teratasi dengan kriteria :
riwayat
nyeri
seperti
Klien mengatakan rasa nyeri
evaluasi
atau
intervensi
individu
yang
bervariasi
psikologi.
mongontrol
ADLs
seminimal mungkin.
keterampilan
Beri
kenyamanan
mengatur
mendemontrasikan
aktivitas
data
karena mengganggu fisik dan
berkurang)
Dapat
merupakan
untuk
setiap
yang sudah teratasi (rasa nyeri
Dapat
Informasi
relaksasi
diversional
dan sesuai
situasi individu.
posisi
dengan
klien
dan
aktivitas diversional Dorong
relaksasi dan refocus
penggunaan
management
Menolong dan meningkatkan
seperti
stress tehnik
Melibatkan dan
memberikan
relaksasi,
visualisasi, partisipasi
aktif
komunikasi
therapeutik meningkatkan control
untuk
melalui sentuhan.
Evaluasi/Kontrol berkurangnya
rasa
nyeri. Tujuan umum/maksimal
Sesuaikan pemberian medikasi
mengomtrol tingkat
sesuai kebutuhannya
nyeri dan minimum ada
Kolaborasi : Beri analgetik
keterlibatan dalam ADLs.
sesuai indikasi dan dosis yang tepat.
Nyeri
merupakan
dampak/komplikasi suatu tindakan atau keadaan penyakit serta perbedaan respon Resiko
tinggi;
gangguan
Setelah
integritas jaringan/ kulit b.d perawatan efek treatment
mendapatkan Setelah dilakukan perawatan selama
3
hari
masalah resiko tinggi teratasi
selama 3 X 24 jam, masalah resiko
tinggi
Kaji kondisi kulit dari efek samping:
Efek-efek reaksi kulit dapat
robekan, berupa
gangguan penyembuhan lambat.
kemerahan,
gatal,
kering, kelembaban berkurang,
integritas jaringan/ kulit dapat
hiperpigmentasi,
teratasi dengan kriteria :
cikatriks.
-
Mencegah trauma / gesekan
Indentifikasi intervensi
pada kondisi-kondisi khusus. tehnik
Dorong
klien
untuk
koloid,
tidak pada kulit.
Partisipasi aktif dalam menggaruk area yang terkena guna
komplikasi
/
penyembuhan.
pencegahan
gangguan.
meningkatkan Sarankan
klien
untuk
menghindari pemakaian cream
Iritasi / reaksi pada kulit dapat
meningkat.
kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari dokter atau perawatnya. Atur posisi sesuai kebutuhan. Meningkatkan sirkulasi dan
Evaluasi/Kontrol berkurangnya
rasa
nyeri. Tujuan umum/maksimal
Sesuaikan pemberian medikasi
mengomtrol tingkat
sesuai kebutuhannya
nyeri dan minimum ada
Kolaborasi : Beri analgetik
keterlibatan dalam ADLs.
sesuai indikasi dan dosis yang tepat.
Nyeri
merupakan
dampak/komplikasi suatu tindakan atau keadaan penyakit serta perbedaan respon Resiko
tinggi;
gangguan
Setelah
integritas jaringan/ kulit b.d perawatan efek treatment
mendapatkan Setelah dilakukan perawatan selama
3
hari
masalah resiko tinggi teratasi
selama 3 X 24 jam, masalah resiko
tinggi
Kaji kondisi kulit dari efek samping:
Efek-efek reaksi kulit dapat
robekan, berupa
gangguan penyembuhan lambat.
kemerahan,
gatal,
kering, kelembaban berkurang,
integritas jaringan/ kulit dapat
hiperpigmentasi,
teratasi dengan kriteria :
cikatriks.
-
Mencegah trauma / gesekan
Indentifikasi intervensi
pada kondisi-kondisi khusus. tehnik
Dorong
klien
untuk
koloid,
tidak pada kulit.
Partisipasi aktif dalam menggaruk area yang terkena guna
komplikasi
/
pencegahan
gangguan.
meningkatkan Sarankan
penyembuhan.
klien
untuk
menghindari pemakaian cream
Iritasi / reaksi pada kulit dapat
meningkat.
kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari dokter atau perawatnya. Atur posisi sesuai kebutuhan. Meningkatkan sirkulasi dan pencegahan
tekanan
pada
jaringan / kulit.
V. Implementasi Keperawatan No. 1.
Diagnosa keprawatan
Implementasi
Evaluasi
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan
Tanggal 21-07-2016
Tanggal 21-07-2016
jaringan saraf
Jam 13.00
Jam 15.00 Respon : klien mengatakan nyeri berkurang
Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk
Hasil : klien mengetahui posisi yang
mengurangi nyeri.
nyaman untuk dirinya Respon : klien merasa nyaman Hasil : klien dan keluarga mengerti dan
Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan
membatu kebutuhan ADL klien
aktivitas diversional Hasil : dapat mengurangi rasa nyeri klien Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
penyembuhan.
menghindari pemakaian cream
meningkat.
kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari dokter atau perawatnya. Atur posisi sesuai kebutuhan. Meningkatkan sirkulasi dan pencegahan
tekanan
pada
jaringan / kulit.
V. Implementasi Keperawatan No. 1.
Diagnosa keprawatan
Implementasi
Evaluasi
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan
Tanggal 21-07-2016
Tanggal 21-07-2016
jaringan saraf
Jam 13.00
Jam 15.00 Respon : klien mengatakan nyeri berkurang
Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk
Hasil : klien mengetahui posisi yang
mengurangi nyeri.
nyaman untuk dirinya Respon : klien merasa nyaman Hasil : klien dan keluarga mengerti dan
Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan
membatu kebutuhan ADL klien
aktivitas diversional Hasil : dapat mengurangi rasa nyeri klien Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesuai kebutuhannya.
Kolaborasi : Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat. 2.
Resiko tinggi; gangguan integritas jaringan/
Tanggal 21-07-2016
Tanggal 21-07-2016
kulit b.d efek treatment
Jam 13.30
Jam 15.30
Kaji kondisi kulit dari efek samping: robekan,
Hasil : dengan perawatan luka yang benar
penyembuhan lambat.
benar dapat mengurangi resiko tinggi
Dorong klien untuk tidak menggaruk area yang terkena Respon : klien tidak menggaruk lagi gangguan.
Respon : klien dan kelkuarga mengerti Sarankan klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari dokter atau perawatnya.
Respon : klien dan keluarga mengerti
Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan
membatu kebutuhan ADL klien
aktivitas diversional Hasil : dapat mengurangi rasa nyeri klien Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesuai kebutuhannya.
Kolaborasi : Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat. 2.
Resiko tinggi; gangguan integritas jaringan/
Tanggal 21-07-2016
Tanggal 21-07-2016
kulit b.d efek treatment
Jam 13.30
Jam 15.30
Kaji kondisi kulit dari efek samping: robekan,
Hasil : dengan perawatan luka yang benar
penyembuhan lambat.
benar dapat mengurangi resiko tinggi
Dorong klien untuk tidak menggaruk area yang terkena Respon : klien tidak menggaruk lagi gangguan.
Respon : klien dan kelkuarga mengerti Sarankan klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari
Respon : klien dan keluarga mengerti
dokter atau perawatnya.
Atur posisi sesuai kebutuhan
VI. Evaluasi No 1.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
Evaluasi
Tanggal 16-07-2016 Jam : 10.00
Paraf
Respon : klien dan kelkuarga mengerti Sarankan klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, salep dan powder jika bukan order/ijin dari
Respon : klien dan keluarga mengerti
dokter atau perawatnya.
Atur posisi sesuai kebutuhan
VI. Evaluasi No 1.
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Paraf
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
Tanggal 16-07-2016 Jam : 10.00
kerusakan jaringan saraf
S
:
klien
mengatakan
nyeri
berkurang, O : klien tenang TD: 110/70 mmHg R: 28 x/m N : 96 x/m A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 I : - Mengobservasi tanda vital Mengatur posisi klien
2.
Resiko tinggi; gangguan integritas
Tanggal 22-07-2016 Jam : 11.00
jaringan/ kulit b.d efek treatment
S : klien mengatakan tidak terasa panas dan gatal pada benjolan di payudara kanan O : Adanya benjolan di payudara kanan A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 1,2 dan 4
VI. Evaluasi No 1.
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Paraf
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
Tanggal 16-07-2016 Jam : 10.00
kerusakan jaringan saraf
S
:
klien
mengatakan
nyeri
berkurang, O : klien tenang TD: 110/70 mmHg R: 28 x/m N : 96 x/m A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 I : - Mengobservasi tanda vital Mengatur posisi klien
2.
Resiko tinggi; gangguan integritas
Tanggal 22-07-2016 Jam : 11.00
jaringan/ kulit b.d efek treatment
S : klien mengatakan tidak terasa panas dan gatal pada benjolan di payudara kanan O : Adanya benjolan di payudara kanan A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 1,2 dan 4 I : - anjurkan menggaruk
klien untuk tidak
area
yang
terkena
klien
untuk
gangguan. -Anjurkan menghindari
pemakaian
kulit, salep dan powder.
cream
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi K eperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata. 2. Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. 3. Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. 4. Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 5. Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 6. Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung. 7. Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.