BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keadaan tubuh sehat adalah suatu harga mutlak yang harus dimiliki oleh seorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya dalam keadaan sehat. Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikis seorang manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmani dan rohani manusia dalam hidup. Namun sesuai kodrat yang asalnya dari Allah SWT sang maha pencipta, manusia tidaklah selalu merasakan sehat dalam hidupnya. Keadaan sakit dapat menerpa siapapun manusia tersebut (Aziz, S, 2008).
Penyakit dapat didefenisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran normal. Dalam kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-benar baru. Penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan dari agen luar yang akan mengganggu kehidupan tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam penyakit di dunia ini. Terpadat macam-macam pula gejala yang menandai tubuh terinfeksi oleh suatu penyakit salah satunya demam (Price et al, 2005).
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Oleh karena adanya demam inilah tubuh dapat secara pelan-pelan mencoba untuk menghancurkan agen-agen patogen yang akan menginvasi tubuh (Anonim,A., 2008).
Oleh karena pentingnya demam sebagai respons protektif tubuh terhadap agen luar maupun sebagai gejala suatu penyakit inilah, maka penulis akan membahasnya didalam laporan tutorial yang berjudul Peran Demam Sebagai Gejala Tubuh Terhadap Invasi Agen Patogen Asing.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dicantumkan di atas maka penulis dapat merumuskan berbagai masalah sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan demam dan fungsinya?
Adakah kaitannya demam dengan keadaan sistem imun tubuh?
Apakah yang menyebabkan demam itu terjadi?
Bagaimanakah mekanisme terjadinya demam?
Bagaimanakah kerja hipotalamus pada saat demam terjadi?
Apa sajakah jenis-jenis demam?
Bagaimanakah keadaan metabolisme tubuh pada saat terjadinya demam?
Bagaimanakah cara penatalaksanaan pada saat terjadi demam?
Tujuan
Melalui cakupan laporan tutorial ini. Penulis menginginkan dapat mencapai tujuan seperti berikut ini :
Mahasiswa mengerti tentang pengertian dan fungsi demam.
Mahasiswa mengerti mekanisme terjadinya demam.
Mahasiswa mengerti mekanisme kerja organ tubuh pengatur demam.
Mahasiswa mampu menyebutkan agen-agen penyebab demam
Mahasiswa mengetahui cara penatalaksanaan saat terjadinya demam.
Manfaat
Melalui laporan pendahuluan ini, diharapkan supaya dapat dipetik manfaatnya seperti:
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh keadaan sistem imun terhadap demam.
Mahasiswa mengetahui pentingnya demam sebagai respons protektif terhadap agen-agen patogen.
Mahasiswa tahu akan mekanisme kerja saat terjadinya demam.
Mahasiswa mengetahui macam jenis demam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Febris/Demam
Febris/demam adalah tindak balas normal badan terhadap sebarang jangkitan dan penyakit-penyakit lain. Ia bukanlah satu penyakit tetapi gejala yang selalunya menandakan anda mempunyai penyakit-penyakit yang ringan (tidak serius). Suhu badan normal adalah 37°C, jika melebihi tahap ini anda akan disahkan demam (Anonim,B, 2009).
Demam adalah tanda infeksi, namun penderita penyakit serius dengan infeksi dapat tanpa demam atau suhu lebih rendah daripada normal. Lagipula ada banyak penyebab demam selain infeksi. Demam adalah akibat kondisi yang ditimbulkan oleh perubahan dalam pusat pengatur panas melalui pengaruh sitokin yang dihasilkan oleh makrofag (Shulman et al, 1994).
Demam karena infeksi bersifat menguntungkan karena mengurangi stabilitas lisosom, meningkatkan efek interferon, dan merangsang mobilitas leukosit dan aktivitas bakterisidal. Demam berbeda dengan hiperpireksia maupun dengan hipertermia karena keduanya tidak memiliki batasan atas kenaikan suhu. Demam tidaklah sama dengan hipertermia, yang diartikan sebagai peningkatan suhu tubuh yang tidak terkontrol. Hipertermia dapat diakibatkan oleh pembentukan panas yang berlebihan atau gangguan pengeluaran panas (Declan, 1997).
Apa kaitan antara demam dengan keadaan sistem imun tubuh?
Sistem imun seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, kita sangat bergantung pada imunitas yang utuh. Gangguan pertahanan imun yang disebabkan oleh keadaan imunodefisiensi akan mengakibatkan tubuh manusia mudah terserang oleh infeksi dan beberapa jenis tumor (Robbins et al, 2007).
Fungsi sistem imun pada tubuh manusia adalah membedakan diri sendiri dari asing. Semua organisme adalah integrasi rumit beragam sel, jaringan, dan organ yang masing-masing diperlukan demi kelangsungan hidup. Untuk menunjang kehidupan, suatu organisme harus mampu melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya. Ancaman ini datang dari luar atau dari dalam tubuh.
Untuk melindungi diri dari ancaman terhadap jati-dirinya, tubuh manusia telah mengembangkan reaksi pertahanan selular yang disebut respons imun. Mekanisme-mekanisme ini dapat disebut sebagai imunitas tubuh yaitu suatu keadaan perlindungan yang ditandai dengan daya ingat dan spesifisitas. Daya ingat adalah meningkatnya kemampuan terhadap suatu antigen karena pernah terpajan ke antigen tersebut. Fungsi utama dari imunitas adalah perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme, perannya dalam surveilans adalah mengidentifikasi dan menghansurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensii menjadi neoplasma, dan perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah (Price et al, 2005).
Etiologi
Macam-macam penyebab demam adalah sebagai berikut:
Infeksi virus dan bakteri
Flu dan masuk angin
Radang tenggorokan
Infeksi telinga
Diare disebabkan bakterial atau diare disebabkan oleh virus
Bronkitis akut, infeksi saluran kencing
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
Obat-obatan tertentu
Masalah-masalah serius seperti pneumonia, radang usus buntu, TBC, dan radang selaput otak (Anonim,B., 2009).
Mekanisme Terjadinya Demam
Demam terjadi karena penglepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikrorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1. Didalam hipotalamus zat ini akan merangsang penglepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia (Sudoyo et al, 2007).
Penyebab eksogen demam antara lain bakteri, jamur, virus, dan produk-produk yang dihasilkan oleh agen-agen tersebut (misal, endotoksin). Kerusakan jaringan oleh sebab apapun dapat menyebabkan demam. Faktor-faktor imunologi seperti kompleks imun dan limfokin menimbulkan demam pada penyakit vaskuler kolagen dan keadaan-keadaan hiperdsensitivitas. Seluruh substansi di atas menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear-monosit, makrofag jaringan, atau sel kupfer- membuat pirogen endogen (EP = endogenous pirogen). EP adalah suatu protein kecil yang mirip interleukin 1, yang merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. EP telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel kupfer, makrofag alveoli, dan sinovium, EP juga ditemukan dalam sel-sel penyakit Hodgkin, limfoma histiositik, dan kanker sel ginjal. EP menginduksi demam melalui pengaruhnya pada area pre-optik di hipotalamus anterior. EP melepaskan asam arakhidonat di hipotalamus yang selanjutnya diubah menjadi prostaglandin. Hipotalamus anterior mengandung banyak neuron termosensitif. Area ini juga kaya dengan seroton dan norepinefrin yang memperantarai terjadinya demam. EP meningkatkan konsentrasi mediator tersebut. Selanjutnya kedua mono-amina ini akan meningkatkan adenosin monofosfat siklik (AMP siklik) dan prostaglandin di susunan saraf pusat (Declan, 1997).
Kerja Hipotalamus Pada Saat Terjadinya Demam
Sebagian besar protein hasil pemecahan protein dan beberapa zat tertentu lainnya, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point pada termostat hipotalamus. Zat yang menyebabkan timbulnya efek seperti ini adalah pirogen. Pirogen yang dilepaskan dari bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point di pusat pengaturan menjadi lebih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu terlibat, termasuk penyimpanan panas dan peningkatan pembentukan panas (Guyton et al, 2008).
Jenis-jenis Demam
Demam septik : pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
Demam remiten : pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
Demam intermiten : pada tipe demam intermiiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
Demam siklik : pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula (Sudoyo et al, 2007)
Keadaan Metabolisme Tubuh Pada Saat Terjadinya Demam
Pembentukan panas adalah suatu produk utama metabolisme. Metabolisme tubuh yaitu semua reaksi kimia di dalam sel tubuh dan kecepatan metabolisme dalam keadaan normal dinyatakan dengan istilah kecepatan pembebasan panas selama reaksi kimia. Faktor-faktor yang paling penting yaitu :
Laju metabolisme basal semua sel tubuh
Laju metabolisme tambahan yang disebabkan oleh aktivitas otot termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin
Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel
Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat
Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan penyimpanan makanan (Guyton et al, 2008).
Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Fekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
Jika penderita demam memiliki masalah jantung atau saluran pernapasan, stress karena demam dapat menjadi besar. Demam yang lama dapat melelahkan penderita dengan menghabiskan simpanan energi. Peningkatan metabolisme membutuhkan tambahan oksigen. Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, terjadi hipoksia selular (oksigen tidak adekuat). Hipoksiamiokard mengakibatkan angina (nyeri dada). Hipoksia serebral mengakibatkan konvusi.
Penanganan selama demam termasuk terapi oksigen. Mekanisme regulasi digunakan untuk mengatasi demam yang membuat penderita beresiko kekurangan volume cairan. Kehilangan air melalui peningkatan pernapasan dan diaforesis dapat menjadi berlebihan. Dehidrasi dapat menjadi masalah serius pada lansia dan anak-anak yang berat badannya rendah. Mempertahankan keadaan volume cairan yang optimum merupakan tindakan penanganan demam yang penting (Anonim,D., 2009).
Penatalaksanaan Saat Terjadi Demam
Farmakologi
Parasetamol
Parasetamol dapat diberikan setiap 6 jam sesuai kebutuhan. Dosis parasetamol berdasarkan BB bukan usia. Jenis obat yang mengandung parasetamol sangat banyak seperti Tempra, Sanmol, Praxion, Naprex, Bodrexin sirup, Dumin, Termorex, dll. Dosis 10-15 mg/kg berat badan (BB) per kali pemberian, maksimal 60 mg/kg BB per hari. Apabila orang tua kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Dalam memilih obat demam, pilih obat yang tidak mengandung alkohol, karena beberapa produk sirup juga ada yang menggunakan alkohol sebagai campurannya.
Obat ini mempunyai banyak sediaan yaitu tablet, sirup, drop, dan suppositoria. Sediaan drop diberikan pada bayi dengan BB dibawah 10 kg atau pada anak dengan kesulitan minum obat karena volume pemberian relatif sedikit. Pada anak dengan BB diatas 10 kg dapat diberikan sirup. Tablet diberikan pada anak usia diatas 12 tahun. Dari penelitian terbukti bahwa pemberian oral dan suppositoria sama efektifnya. Sediaan suppositoria (melalui dubur) diberikan bila pemberian oral tidak memungkinkan, contohnya anak dengan muntah profuse, anak tidur, atau tidak sadar.
Paracetamol (para acetoaminophenol) suatu obat untuk mengurangi demam (antipiretik) dan nyeri (analgetik). Obat ini aman untuk bayi dan anak sesuai kebutuhan, karena itu dapat dibeli bebas. Obat ini dimetabolisme di hati sehingga bila dosis berlebih dapat menimbulkan gangguan fungsi hati. Efek samping obat (ESO) bersifat reversible, penghentian obat dapat memperbaiki keadaan umum anak dan ESO akan berangsur-angsur hilang sehingga kondisi anak kembali normal.
Ibuprofen
Dosis obat ini adalah: 5-10 mg/kg BB setiap kali pemberian, maksimal 40 mg/kg BB/hari. Contoh obat yang mengandung ibuprofen antara lain Proris, Rhelafen, Fenris, Bufect, dll.
Asetosal
Hati-hati peberian obat ini pada anak usia dibawah 12 tahun. Contoh obat yang mengandung asetosal antara lain Aspilet, Bodrexin tablet, Contrexyn, Inzana (Anonim,E., 2009).
Non-Farmakologi
Dikompres dengan air hangat karena yang terjadi adalah pusat pengatur suhu akan menangkap sinyal bahwa disekitar tubuh hangat maka pusat pengatur suhu akan menurunkan suhu tubuh untuk mengimbangi. Respon pada tubuh akan terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi ini yang menyebabkan pembuangan atau pelepasan panas dari dalam tubuh melalui kulit sehingga suhu tubuh akan menurun. Inilah efek yang diinginkan dalam penggunaan kompres yaitu untuk menurunkan demam (Anonim,F., 2009).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan laporan tutorial diatas yang membahas tentang demam ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Demam merupakan suatu respons tubuh terhadap jangkitan penyakit yang menyerang tubuh.
Demam ini akan membantu tubuh dalam pengaktifan sistem imun tubuh.
Demam selain dibedakan sesuai dengan tingkat batasan suhu juga dibedakan berdasar asal mula penyebabnya seperti misalnya disebabkan oleh virus maupun demam yang disebabkan oleh bakteri.
Demam yang disebabkan oleh virus bersifat self limited disease atau dapat sembuh dengan sendirinya oleh sistem imun tubuh.
Sebagai cara penanganan selain farmakologi dengan pemberian parasetamol atau asetosal, dapat dengan terapi kompres dengan air hangat.
Saran
Dari pembahasan materi di bagian atas dapat diperhatikan beberapa hal yang mungkin bisa digunakan untuk pembenahan diri yaitu :
Sebaiknya mahasiswa tahu akan pentingnya demam sebagai gejala penyakit atau respon tubuh terhadap agen patogen.
Kita semua harus menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin supaya sistem imun tubuh kuat sehingga bakteri atau virus serta benda asing lain yang masuk ke dalam tubuh dapat direspon oleh tubuh dengan baik.
Kita harus mengubah persepsi kita tentang demam yang merupakan suatu keadaan sakit karena kenyataannya demam hanyalah suatu gejala penyakit pernafasan.
Mahasiswa harus selalu mencari pengetahuan secara mandiri mengenai berbagai macam penyakit yang ditandai dengan keadaan demam.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,S., 2008. Kembali Sehat Dengan Obat (Mengenal Manfaat dan Bahaya Obat), Edisi 2. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Declan, T. Wash, 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta : EGC
Guyton, C. Arthur; Hall, E. John., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC
Price, A. Sylvia; Wilson, M. Lorraine., 2005. Patofiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Volume 1. Jakarta : EGC
Robbins, L. Stanley; Cotran, S. Ramzi; Kumar, V., 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Edisi 7 Volume 1. Jakarta : EGC
Sudoyo et al, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Shulman, S. T; Phair, J. P; Sommers, H. M., 1994. Dasar Biologis & Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Anonim, A., 2008. Pentingnya Demam. http://nusaindah.tripod.com/kesdemamtifoid.htm(diakses 3 Januari 2010)
Anonim, B., 2009. Dokter Demam. http://asianbrain.com/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Hembing&y=cybermed (diakses 7 Januari 2010)
DEMAM FEBRIS
DISUSUN OLEH
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah "Febris".
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangat kami nantikan dari para mahasiswa dan pengajar sehingga akan semakin memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Pekanbaru, April 2013
Penyusun
ii
i
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan masalah 2
Tujuan 2
Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian 3
Apa kaitan antara demam dengan keadaan sistem imun tubuh 3
Etiologi 4
Mekanisme Terjadinya Demam 5
Kerja Hipotalamus Pada Saat Terjadinya Demam 6
Jenis-jenis Demam 6
Keadaan metabolisme tubuh pada saat terjadinya demam 7
Penatalaksanaan 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
ii
14