KEJANG DEMAM A. DEFINIS INISII Kejang demam adalah kejang yang cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu demam mendadak tinggi. (Wright. John, 1994) Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu (suhu rekta rektall lebi lebih h dari dari 380C 380C)) yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh suatu suatu pros proses es ekst ekstrak rakran raniu ium. m. (Mansjoer.A, 2000) Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan. (Betz Cecily, 2002) Berdas Berdasarka arkan n definis definisii tersebu tersebutt diatas diatas dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa kejang kejang demam demam merupak merupakan an bangki bangkitan tan kejang kejang yang yang terjadi terjadi pada pada kenaik kenaikan an suhu suhu tubuh tubuh yang yang cenderu cenderung ng timbul dalam 24 jam pertama akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik listrik serebr serebral al yang yang berlebi berlebihan han yang lebih sering sering dijumpa dijumpaii pada pada anak, anak, terutam terutamaa pada pada golongan 6 bulan – 4 tahun. B. ETIOL IOLOGI Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat yang disebabkan infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya misalnya tonsilitis, tonsilitis, otitis otitis media media akut, bronkhitis, bronkhitis, furunkul furunkulosis osis dan dan lain – lain.
C. PAT PATOFIS OFISIO IOLO LOGI GI Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan suatu energ energii yang yang didapa didapatt dari dari metab metaboli olism sme. e. Baha Bahan n baku baku untu untuk k metab metabol olism ismee otak otak yang yang terpenti terpenting ng adalah adalah glukos glukosa. a. Sifat Sifat proses proses itu adalah adalah oksidas oksidasii dimana dimana oksige oksigen n disediak disediakan an deng dengan an pera perant ntar araa aan n fung fungsi si paru paru – paru paru dan dan dite diteru rusk skan an ke otak otak mela melalu luii sist sistem em kardiov kardiovask askule uler. r. Jadi Jadi sumber sumber energi energi otak adalah adalah glukos glukosaa yang yang melalui melalui proses proses oksida oksidasi si dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na +) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (C1-). Akibatnya konsentrasi kalium (K+) dalam neuron tinggi dan konsentrasi natrium (Na+) rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi didalam dan diluar sel, maka terdapat terdapat perbeda perbedaan an potens potensial ial yang yang disebu disebutt potens potensial ial membran membran dari sel neuron neuron.. Untuk Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-KATPase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat berubah oleh adanya : a. Peruba Perubahan han konse konsentra ntrasi si ion dirua diruang ng ekstra ekstrasel seluler uler b. Rangsangan Rangsangan yang datangnya datangnya mendadak mendadak misalnya misalnya mekanis, mekanis, kimiawi atau aliran listrik dan sekitarnya. c. Peru Peruba baha han n pato patofi fisi siol olog ogii dari dari memb membra ran n send sendir irii kare karena na peny penyak akit it atau atau keturunan.
Pada Pada kead keadaa aan n dema demam m kena kenaik ikan an suhu suhu 10 C akan akan meng mengak akib ibat atka kan n kena kenaik ikan an metabolisme basal 10 – 15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20 %. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak akan mencapai 65 % dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15 %. Jadi pada kenaikan suhu tubuh dapat terjadi perubahan perubahan keseimbangan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotr neurotrans ansmitt mitter er dan terjadil terjadilah ah kejang kejang.. Tiap Tiap anak mempun mempunyai yai ambang ambang kejang kejang yang yang berbeda berbeda tergantung tergantung dari tinggi tinggi rendahnya rendahnya ambang kejang seorang seorang anak pada pada kenaikan kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 380 C, sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400 C atau lebih. Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatika diperhatikan n tingkat tingkat suhu pada beberapa beberapa penderita penderita kejang. kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada gejala yang
berl berlan angs gsun ung g lama lama (leb (lebih ih dari dari 15 menit) enit) bias biasan anya ya dise disert rtai ai apne apnea, a, meningkat kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang yang
akhi akhirn rnya ya
terj terjad adii
hipo hipoks ksem emia, ia,
hipe hiperk rkap apni nia, a,
asid asidos osis is
lakta laktatt
disebabkan disebabkan metabolis metabolisme me anaerobik, anaerobik, hipotensi hipotensi arterial arterial disertai disertai denyut denyut jantung jantung yang yang tidak tidak teratur teratur dan suhu suhu tubuh tubuh makin makin mening meningkat kat diseba disebabkan bkan menin ningkat gkatny nya a
aktiv ktivit ita as
otot tot
dan
sela elanju njutnya tnya
menye enyeb babka abkan n
metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah faktor pen penyeb yebab
hingg ingga a
berl berlan angs gsun unya ya
terj terjad adin inya ya
keja kejang ng
lama. lama.
kerus erusak akan an
Fakt Faktor or
neu neuron ron
terp terpen enti ting ng
otak
adal adalah ah
sela selam ma
gang ganggu guan an
peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan perme permeabi abilita litas s kapile kapilerr dan timbul timbul edema edema otak otak yang yang menga mengakib kibatk atkan an kerusakan sel neuron otak. Keru erusaka sakan n
pada pada
dae daerah rah
medial dial
lob lobus
tem tempora porali lis s
sete setela lah h
menda mendapat pat serang serangan an kejang kejang yang yang berlan berlangsu gsung ng lama lama dapat dapat menja menjadi di “mata “matang” ng” dikemu dikemudia dian n hari, hari, sehing sehingga ga terjad terjadii epilep epilepsi si sponta spontan. n. Jadi Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi. D. DIAG DIAGNO NOSI SIS S Apabila terjadi kejang harus dipikirkan apakah penyebabnya dari dalam atau dari luar susunan saraf pusat. Kelainan dalam otak biasanya karena infeksi misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak. Pengam Pengamata atan n kejang kejang tergan tergantun tungpa gpada da banyak banyak fakto faktor, r, term termasu asuk k umur penderita, tipe dan frekuensi kejang, dan ada atau tidak adanya tem temuan uan neur neurol olog ogis is dan dan geja gejala la yang yang bers bersifa ifatt dasa dasar. r. Peme Pemerik riksa saan an minimum untuk kejang tanpa demam pertama pada anak yang lainnya sehat meliputi glukosa glukosa puasa, puasa, kalsium, kalsium, magnesiu magnesium, m, elektrolit elektrolit serum dan EEG. Peragaan discharge ( rabas ) paroksismal pada EEG selama kejang kejang klinis adalah diagnostic diagnostic epilepsy, epilepsy, tetapi tetapi kejang kejang jarang jarang terjadi terjadi dala dalam m
labo labora rato tori rium um
EEG. EEG.
EEG EEG
norm normal al
tida tidak k
menge engesa sam mping pingka kan n
diagnosis epilepsi, karena perekaman antar kejang normal pada sekitar 40% 40 %
pend pender erit ita. a.
Pro Prosedu sedurr
akti aktivi vita tas s
yang yang
melip eliput utii
hipe hiperv rven enti tila lasi si,,
penutu penutupan pan mata, mata, stimu stimulas lasii cahaya cahaya,, dan bila terind terindika ikasi si penghe penghentia ntian n tidur dan penempatan elektrode khusus ( misal hantaran zigomatik ), sangat sangat mening meningkat katkan kan hasil hasil positi positif. f. Discha Discharge rge ( rabas rabas ) kejang kejang lebih lebih mungkin direkam pada bayi dan anak daripada remaja atau dewasa.
F. PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM 1. Saat ke kejang Dalam keadaan kejang obat yang paling cepat dalam menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosisnya adalah 0,3 – 0,5 mg/kg perlahan perlahan – lahan dengan dengan kecepatan kecepatan 1 – 2 mg/menit mg/menit atau dalam waktu 3 – 5 menit denga dengan n dosis dosis maksim maksimal al 20 mg. diazepam diazepam dalam dalam bentuk bentuk rektal dapat dapat diberik diberikan an di rumah saat kejang. Dosis diazepam rektal adalah 0,5 – 0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. atau diazepam rektal dengan dosis dosis 5 mg untuk anak di bawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun. Kejang yang belum berhenti berhenti dengan dengan diazepam rektal dapat diulangi diulangi dengan dengan cara dan dosis yang sama dalam interval waktu 5 menit. Bila 2 kali dengan diazepam rektal masih kejang dianjurkan ke rumah sakit dan dapat diberikan diazepam intravena dosis 0,3 – 0,5 mg/kg. Bila kejang masih belum berhenti diberikan fenitoin intravena dengan dosis awal 10 – 20 mg / kg / kali dengan kecepatan 1 mg / kg / menit atau kurang dari 50 mg / menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4 – 8 mg / kg / hari, yaitu 12 jam setelah setelah dosis awal. awal. Bila dengan dengan fenitoin kejang kejang belum belum berhenti berhenti maka pasien pasien harus dirawat di ruang rawat intensif. Bila kejang telah berhenti pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demamnya dan faktor risikonya. 2. Saat demam Pemberian obat saat demam dapat digunakan antipiretik dan anti konvulsan. Antipiretik sangat dianjurkan walaupun tidak ada bukti bahwa penggunaannya dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam. Dapat diberikan asetaminofen berkisar 10 – 15 mg / kg / kali diberikan 3 kali sehari dan tidak lebih lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen ibuprofen 5 – 10 mg mg / kg / kali, 3 – 4 kali kali sehari.
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg / kgbb setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang, dapat juga diberikan diazepam rektal 0,5 mg / kgbb setiap 8 jam pada suhu > 38,5º C. Fenobarbital, karbamazepin, fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam. 3. Peng Pengob obat atan an rum rumat atan an Pengobatan rumatan hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut : 1. keja kejang ng lama lama > 15 15 men menit it 2. adanya kelainan kelainan neurologis neurologis yang yang nyata nyata sebelum sebelum atau sesudah sesudah kejang, kejang, misalnya misalnya hemiparesis, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus. 3. kejan jang fo fokal 4. pengo pengobata batan n rumatan rumatan dipertim dipertimbang bangkan kan bila bila : -
kejan kejang g ber berul ulang ang dua dua kali kali atau atau lebih lebih dala dalam m 24 jam
-
kejan kejang g dema demam m terja terjadi di pada pada bay bayii kura kurang ng dari dari 12 12 bula bulan n
-
keja kejang ng dema demam m ≥ 4 kali kali per per tahu tahun n
Obat pilihan untuk rumatan adalah asam valproat dengan dosis 15 – 40 mg / kgbb / hari 2 – 3 dosis. Lama pengobatan rumatan adalah 1 tahun bebas kejang lalu dihentikan bertahap selama 1 – 2 bulan. bulan.
TINJAUAN KASUS
An G ( 1 tahun ) dibawa ke IGD RS Cempaka dengan keluhan badan panas dan kejang – kejang, ibu Wati merasa sangat panik, pada saat dilakukan pemeriksaan pemeriksaan suhu 40
0
C
dan tapak pasien lemas dan pucat, keluarga mengatakan An G sudah demam 4 hari yang lalu disertai batuk pilek.
I.
PENGKAJIAN Hari/Tanggal/Jam
: Rabu, 24 November 2010/ 08.00 WIB
Rumah Sakit
: RS Cempaka
Ruang
: Edhelwes
Tangg Tanggal al Masu Masuk k Pasie Pasien/Ja n/Jam m
: 24 Novemb November er 201 2010/ 0/ 07.3 07.30 0 WIB WIB
DATA SUBYEKTIF a. Ide Identit ntitas as pas pasien ien Nama
: An. G
Umur
: 1 tahun
Diagnosa medis
: Kejang Demam
b. Identitas Penanggung Penanggungjawab jawab Nama
: Ny. W
Hubungan dengan klien
: Ibu
A. Riwa Riwaya yatt Keseha Kesehata tan n
1. Keluha Keluhan n utama utama
: badan badan panas, panas, kejang kejang - kejang kejang
2. Riwa Riwaya yatt keseha kesehatan tan sek sekara arang ng.. Pasien bernama An. G datang ke IGD RS RS Cempaka pada tanggal 24 November November 2010, jam 07.30 WIB diantar oleh keluarga dengan diagnosa diagnosa medis kejang demam. Pada saat dikaji diperoleh data pasien lemas, pucat, suhu 40 0 C, dan keluarga mengatakan sudah demam 4 hari yang lalu, disertai batuk pilek. 3. Riwa Riwaya yatt kes keseha ehatan tan dahul dahulu u Riwayat kesehatan yang sebelumnya pernah diderita oleh klien baik penyakit maupun perilaku yang berhubungan atau yang dapat menyebabkan keadaan sekarang. 4. Riwa Riwaya yatt kese kesehat hatan an kel kelua uarg rgaa Perlu dikaji dari anggota apakah ada atau tidak yang menderita sama sepereti yang diderita klien saat ini dan berkaitan dengan faktor keturunan atau heriditer. B. Pengkajia Pengkajian n Pola Fungsio Fungsional nal (Menur (Menurut ut Gordon Gordon))
a. Pola na nafas Bagaima Bagaimana na iramany iramanya, a, frekuen frekuensi, si, keterat keteraturan uran bernafa bernafas, s, mengg mengguna unakan kan alat bantu bantu bernafas atau tidak, faktor pencetus, pencetus, hal-hal yang mengurangi mengurangi sesaknya. sesaknya. Keadaan Keadaan tersebut dibandingkan dengan keadaan sebelum dan selama sakit. b. Pola nutrisi nutrisi Bagaimana pola makan klien, kebiasaan makan, jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah porsi makan, makan, kesimbangan kesimbangan asupan nutrisi ( kalori, lemak, cair atau biasa ) bagaimana bagaimana pola minum, minum, jumlah asupan asupan tiap hari ( setiap kali minum ) dan jenis minuman yang dikonsumsi. c. Pola eli elim mina inasi Bagaimana pola eliminasi BAB klien, konsistensi feces, bau, warna, frekuensi BAB tiap hari, Kebiasaan waktu BAB, ada kelainan / tidak terdapat darah/ tidak, lender/ tidak. Bagaimana pola eliminasi BAKnya, warna urine, bau, jumlah pengeluaran urine, frekuensi BAK, adakah keluhan BAK.
d. Pola Pola istir istirah ahat at dan dan tidur tidur Jumlah dan kualitas tidur klien, apakah ada gangguan. e. Pola Pola mempe mempertah rtahank ankan an suhu suhu ( tempe temperatu rature re ). Kebiasaan klien dalam pertahankan temperature dan suhu tubuh seperti pakaian tipis saat udara panas. f. Pola Pola pers person onal al hygi hygien enee Bagaima Bagaimana na pemenu pemenuhan han kebutu kebutuhan han person personal al hygiene hygiene klien klien ( mandi, mandi, gosok gosok gigi, gigi, keramas ) frekuensi hari/ minggu, apakah menggunakan bantuan saat melakukan personal personal hygiene. hygiene. g. Pola Pola ber berpa paka kaia ian n Bagaimana pola berpakaian klien ( keserasian, waktu dan cara ) dan jenis pakaian yang disukai klien. h. Pola Pola kebut kebutuha uhan n rasa rasa aman aman dan nyaman nyaman Ha-hal yang membuat klien merasa aman dan nyaman i.
Pola Pola kebu kebutu tuha han n bela belaja jar r Merupakan persepsi klien terhadap kesehatannya.
C. Peme Pemeri riks ksaa aan n Fisik Fisik
a. Keada adaan umum b. Kesadaran Kesadaran c. TD d. RR e. Suhu f. Nadi g. Ting inggi ba badan h. Berat ba badan i.
Kepala -
Bentuk ke kepala
: je jenis, si simestris at atau ti tidak an antara
muka dengan tengkorak. -
Rambut
: penyebaran, ketebalan, tektur,
lubrikasi, batang rambut, warna, kedalaman kulit kepala. -
Mata
: ketajaman penglihatan,
lapang penglihatan, gerakan ektra okuler, setruktur ekternal mata.
-
Hidung
: hidung ekternal ( bentuk, ukuran,
keistimewaan, warna kulit, rongga hidung, apakah kelua cairan, bagaimana karakteristiknya, jumlah dan warnanya. -
Telin Telinga ga
: kesim kesimet etris risan an telin telinga ga,, stru strukt ktur ur teling telingaa
( ukuran , bentuk, warna, lesi, adanya massa) ketajaman. -
Mulut
: bagaimana kondisi gusi, lidah,
selaput lender, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, pelatum. pelatum. -
Lehe Leherr
: adak adakah ah pemb pembes esara aran n kele kelenja njarr tyro tyroid id
dan kelenjar limfe, mobilitas leher. j.
Dada •
Inspek Inspeksi si
: postu postur, r, bentu bentuk k dada dada (norm (normal, al, dada dada paral paralitik itikum, um, barel, barel, chest chest). ).
Paru-paru •
Perk Perkus usii
: reson resona/ a/ sono sonor, r, hipe hipers rson onor or,, hiper hiperso sono nor, r, timp timpan ani/p i/pek ekak ak
•
Palpa Palpasi si
: takt taktil il vrem vremitu itus, s, nye nyeri ri teka tekan, n, ada adakah kah mass massa, a, kea keada daan an kul kulit it
dinding dada, kesimetrisan, ekspansi. •
Auskultasi Auskultasi : bunyi nafas ( vesikuler, vesikuler, bronchial, broncovesik broncovesikuler uler ) adakah suara tambahan ronki, wheezing.
Jantung •
Palpa alpasi si
: unt untuk uk meng menget etau auii bata batass jant jantu ung, ng,
•
Perk Perkus usii
: untu untuk k meng menget etahu ahuii adan adanya ya ket ketid idakn aknor orma malan lan denyu denyuta tan n
•
Auskultasi Auskultasi : bunyi jantung, jantung, adakah bunyi bunyi jantung tambahan tambahan
k. Abdomen •
Inspek Inspeksi si
: bentu bentuk k perut perut dan dan gerak gerakan an kulit kulit pada pada abdom abdomen en saat saat insp inspiras irasii dan
ekspirasi adakah penonjolan.
l.
•
Auskultasi Auskultasi : peristaltik peristaltik usus
•
Palp Palpas asii
: adan adanya ya nyer nyerii tek tekan an,, adak adakah ah mass massaa
•
Perk Perkus usii
: bun bunyi yi timp timpan ani, i, hipe hipert rtim impa pani ni,, redu redup p
Genetalia
m. Anus
: kebersihan, apakah terpasang kateter : Adakah hemoroid
n. Ekstre tremita itas •
Superio Superiorr
: Gerak, Gerak, deform deformitas itas atau atau tidak tidak,, adanya adanya kelain kelainan an bawaa bawaan, n, cacat, cacat,
lumpuh. Infe Inferi rior or
•
b. mata mata
: gera gerak, k, defo deform rmit itas as,, atau atau tida tidak k
:
konjungtiva konjungtiva anemis, anemis, mata bersih, bersih, dan dan letak mata mata terlihat
simetris . c. Hidung
: hidung bersih , tidak ada urcus, tidak berlendir / sputum , tidak
terpasang alat bantu pernafasan . d. Telinga
: keadaan te telingga be bersih, ti tidak ad ada benjolan, le letak te telingga
kanan,kiri simetris. e. Leher
:
dari luar leher tanpak normal dan tidak
:
keadaan mulut kotor, gigi otor dan bibir agak
ditentukan adanya benjolan. f. Mulut pecah pecah. pecah. g. Kulit
:
turgor kulit kering, terlihat adanya dehidrasi, tidak
terdapat adanya edema.
o.
Diagnosa Keperawatan Keperawatan
1. Kekurangan Kekurangan volume volume cairan cairan berhubu berhubungan ngan dengan dengan intake intake yang kurang dan pengeluaran pengeluaran yang yang berlebihan, berlebihan, diatasi diatasi dengan dengan : Do
: tugor jelek pasien sering BAB.
Ds
: pasi pasieen meng mengeeluh luh tida tidak k nafsu afsu makan akan.. 2.
Nyeri berhubunga berhubungan n denagn denagn terjadinya terjadinya peradang peradangan an pada pada daerah usus dan adanya lecet.
Do
: adanya absdomen cram.
Ds
: pasi pasien en men menge gelu luh h seri sering ng sak sakit it per perut ut,, nyer nyerii pada pada abd abdom omen en.. 3. Gangg Gangguan uan eliminas eliminasii diare diare berhubun berhubungan gan dengan dengan malbsor malbsorbsi bsi pada usus, usus, ditandai dengan :
Do
: pas pasie ien n BA BAB ence encer, r, samp sampai ai 10 x/ha x/hari ri..
Ds
: pasi pasieen meng mengat atak akan an seri sering ng BAB ence encer. r.
p. Ana Analisa lisa Dat Data Hari,Tgl,Jam,
Data Fokus
Etiologi
No Sabtu,
Ds : pasien mengatakan lemes
Iritasi pada
24 Oktober ‘09
&mual.
grastointes tinal.
11.00 wib
Do : pasien terlihat pucat, lemes,
Problem
Mual
dan hanya berbaring ditempat 1.
tidur. Ds : pasien mengatakan sering
BAB lebih dari 5 x
Adanya gangguan
BAB dan BAB encer
sehari
eliminasi
nyeri di bagian abdomen
Peradangan pada
Nyeri abdom abdomen. en.
Do : pasien tampak menahan
lambung
Do : pasien tampak lemes Ds : pasien mengatakan adanya 2.
nyeri.
3. q. Intere Intereven vensi si Kep Kepera erawat watan an Tgl, Jam Sabtu, 24/10
No. Tujuan & KH 01. Pemenuhan cairan agr tidak
11.00 wib
Interevensi Keperawatan Observasi mual, muntah dan diare
terjadi kekurangan cairan
Observasi intake dan output
KH :
secara akurat.
Tugor baik
Mencatat penuruan berat badan.
Intake dan output seimbang
Observasi pemberian cairan untuk
Diare berhenti
mempertahankan hidrasi. Kerjasama dengan tim kesehatan. Pempberian cairan parental Pemberian antibiotik Pemberian dektrlit.
02.
Gangguan rasa nyaman dapat
Observasi dan catat distensi
diatasi/berkurang.
peningkatan peningkatan suhu, penurunan penurunan
KH :
tekamnan darah,
Pasien mengatakan hilang atau
Observasi dan catat perubahan
berkurangny berkurangnyarasa arasa nyerinya. nyerinya.
gambaran lokasi nyeri. Kerjasama dengan tim kesehatan.
03.
Gangguan eliminasi dapat
Observasi, catat frekuensi
diatasi, KH :
karakteristik, jumlah, faktor
Berkurangnya frekuensi BAB
pencetus pencetus terhadap terhadap seringnya seringnya
seperti pola biasa.
BAB.
Konsistensi BAB normal.
Batasi makanan dan cairan penyebab penyebab diare. diare. Kerja sama dengan tim kesehatan. Pemberian anti diare. Pemberian antacid. Diskusi dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein
04.
Masalah resiko
untuk pasien.
ketidakseimbangan nutrisi dapat
Buat perencanaan makan dengan
teratasi.
pasien untuk dimasukan dimasukan dalam dalam
KH :
jadwal makana makanan. n.
Nafsu makan bertambah bertambah
Mengkaji pola makan pasien.
Menjelaskan komponen
Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien dari rumah. rumah.
keadekuatan diet bergizi. Mempertahankan masa tubuh. Menyatakan keinginan untuk diet bergizi. bergizi.