LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM (FEBRIS)
Disusun Oleh: MUCHAMMAD FARID AZADIN NIM
SN 171119
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIES USUMA HUSADA SURAARTA SURAARTA TAHUN AADEMI !"17#!"1$
LAPORAN PENDAHULUAN De%&% (Febris)
A'ONSEP PENAIT
1. Definisi Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Corwin, Elizabeth J, 2).Dikatakan demam !ika suhu orang men!adi lebih dari "#,$ %C (&swari, E, 2'). Demam ter!adi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit ang sebelumna telah terangsang oleh pirogen eksogen ang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik ang tidak berdasarkan suatu infeksi (oer, *!aifoellah,2+). engaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan ter!adina -asokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. *uhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatna akti-itas metabolisme ang !uga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penaluranna ke permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien. 2. Etiologi enebab demam selain infeksi !uga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, !uga gangguan pada pusat regulasi suhu sentral (misalna perdarahan otak, koma). ada dasarna untuk men/apai diagnosis penebab demam diperlukan antara lain
ketelitian
pengambilan
riwaat
penakit
pasien,
pelaksanaan
pemeriksaan fisik, obser-asi per!alanan penakit, dan e-aluasi pemeriksaan laboratorium serta penun!ang lain se/ara tepat dan holisti/. 0eberapa hal khusus prlu diperhatikan pada demam adalah /ara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam serta keluhan dan ge!ala lain ang menertai demam.
2
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama " minggu dengan suhu badan diatas "," %C dan tetap belum ditemukan penebabna walaupun telah diteliti ssatu minggu se/ara intensif dengan menggunakan
sarana
laboratorium dan penun!ang lainna. ". lasifikasi dan 3anifestasi linis lasifikasi febris4demam menurut Jefferson (21), adalah 5e-er 6iperthermi
3alignant 6iperthermi
eabnormalan ele-asi dari suhu tubuh, biasana karena proses patologis eabnormalan suhu tubuh ang tinggi se/ara intensional pada makhluk hidup sebagian atau se/ara keseluruhan tubuh, seringna karena induksi dari radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau obat 7 obatan eningkatan suhu tubuh ang /epat dan berlebihan ang menertai kekakuan otot karena anestesi total
8ipe 9 tipe demam diantarana
Demam *eptik *uhu badan berangsur naik ketingkat ang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. *ering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. 0ila demam ang tinggi tersebut turun ketingkat ang normal dinamakan !uga demam hektik
Demam remiten *uhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah men/apai suhu
badan normal. enebab suhu ang mungkin ter/atat dapat men/apai dua dera!at dan tidak sebesar perbedaan suhu ang di/atat demam septik
Demam intermiten *uhu badan turun ketingkat ang normal selama beberapa !am dalam satu hari. 0ila demam seperti ini ter!adi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila ter!adi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana 3
Demam intermiten :ariasi suhu sepan!ang hari tidak berbeda lebih dari satu dera!at. ada tingkat demam ang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia
Demam siklik 8er!adi kenaikan suhu badan selama beberapa hari ang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari ang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula, suatu tipe demam kadang9kadang dikaitkan dengan suatu penakit tertentu misalna tipe demam intermiten untuk malaria. *eorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab ang !ela seperti abses, pneumonia, infeksi saluran ken/ing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab ang !elas. Dalam praktek ;< dari para pasien dengan demam ang baru sa!a dialami, pada dasarna merupakan suatu penakit ang self9limiting seperti influensa atau penakit -irus se!enis lainna. 3anifestasi linis ada saat ter!adi demam, ge!ala klinis ang timbul ber-ariasi tergantung pada fase demam meliputi 5ase 1 awal (awitan dingin4 menggigil) 8anda dan ge!ala 9
eningkatan denut !antung
9
eningkatan la!u dan kedalaman pernapasan
9
3engigil akibat tegangan dan kontraksi otot
9
eningkatan suhu tubuh
9
engeluaran keringat berlebih
9
=ambut pada kulit berdiri
9
ulit pu/at dan dingin akibat -asokontriksi pembuluh darah
5ase 2 ( proses demam) 8anda dan ge!ala 9
roses mengigil lenap
9
ulit terasa hangat 4 panas
9
3erasa tidak panas 4 dingin
4
9
eningkatan nadi
9
eningkatan rasa haus
9
Dehidrasi
9
elemahan
9
ehilangan nafsu makan ( !ika demam meningkat)
9
eri pada otot akibat katabolisme protein.
5ase " (pemulihan) 8anda dan ge!ala 9
ulit tampak merah dan hangat
9
0erkeringat
9
3engigil ringan
9
emungkinan mengalami dehidrasi
+. omplikasi 3enurut Corwin (2),komplikasi febris diantarana 1. 8akikardi 2. >nsufisiensi !antung ". >nsufisiensi pulmonal +. e!ang demam $. atofisiologi dan athwa ukleus pre9optik pada hipotalamus anterior berfungsi sebagai pusat pengatur suhu dan beker!a mempertahankan suhu tubuh pada suatu nilai ang sudah ditentukan, ang disebut hpothalamus thermal set point. ada demam hpothalami/
thermal
set
point meningkat
dan
mekanisme
pengaturan suhu ang utuh beker!a meningkatkan suhu tubuh ke suhu tertentu ang baru. 3ekanisme sirkulasi sitokin di sirkulasi sistemik berdampak pada !aringan neural masih belum !elas. hipotesana adana kebo/oran di sawar darah otak di le-el &:?8 menediakan sistem saraf pusat untuk merasakan adana pirogen endogen. 3ekanisme pen/etus tambahan termasuk transport aktif sitokin ke dalam &:?8 atau akti-asi reseptor sitokin di sel endotel di neural -as/ulature, ang mentranduksi sinal ke otak.
5
eningkatan suhu dikenal untuk menginduksi perubahan pada banak sel efektor pada respons imun. Demam menginduksi ter!adina respons sok panas. ada respons sok panas ter!adi reaksi kompleks pada demam, untuk sitokin atau beberapa stimulus lain. 6asil akhir dari reaski ini adalah produksi heat sho/k protein (6*s), sebuah kelas protein krusial untuk penelamatan seluler. *itokin proinflamotori @ masuk ke sirkulasi hipotalamik @ stimulasi pengeluaran A lokal, resetting set point termal hipotalamik @sitokin proinflamatori -s kontrainflamatori (misala seperti >?91 dan substansi lain seperti arginin -asopresin, 3*6, glukokortikoid) @membatasi besar dan lamana demam
6
'. enatalaksanaan 1. *e/ara 5isik
Bnak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
akaian anak diusahakan tidak tebal
7
3emberikan minuman ang banak karena kebutuhan air meningkat
3emberikan kompres
0erikut ini /ara mengkompres ang benar
ompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es
ompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan ang telah
dibasahi air hangat
Aosok9gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada
0ila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahina dengan air hangat
2. &bat9 obat Bntipiretik Bntipiretik beker!a se/ara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.Bntipiretik berguna untuk men/egah pembentukan prostaglandin dengan !alan menghambat enzim //loogenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali men!adi normal ang mana diperintah
memproduksi
panas
diatas
normal
dan
mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi. enderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penakit ini tidak menular ke orang lain). enderita harus istirahat total minimal # hari bebas panas. >stirahat total ini untuk men/egah ter!adina komplikasi di usus. 3akanan ang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banak berserat. *auran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, !adi harus benar9benar di!aga makananna untuk memberi kesempatan kepada usus men!alani upaa penembuhan.
0. B*6B EE=BB8B 1. engka!ian a. 0iodata 1. >dentitas lien >dentitas penderita 3eliputi mana, umur, !enis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. 8
2. eluhan tama &rang ang menderita obser-asi febris biasana mengeluh suhu badanna naik (panas), keluar banak keringat, batuk9batuk dan tidak nafsu makan. ". =iwaat esehatan a. =iwaat penakit sekarang ada umumna didapatkan peningkatan suhu tubuh di atas "#,$C
( "',$ 7 "#,$ C) atau ada masalah psikologis ( rasa takut
dan /emas terhadap penakitna) b. =iwaat penakit dahulu mumna dikaitkan dengan riwaat medis ang berhubungan dengan penakit febris. /. =iwaat penakit keluarga Dalam susunan keluarga adalah riwaat penakit febris ang pernah diderita atau penakit turunan dan menular ang pernag diderita atau anggota keluarga. +. engka!ian eperawatan a. ola persepsi dan tata laksan hidup sehat mumna pada pola ini penderita penakit febris mengalami perubahan dalam perawat dirina ang diakibatkan oleh penakitna b. ola nutrisi dan metabolisme mumna ter!adi penurunan nafsu makan atau tidak. /. ola eliminasi ada pola ini bisa ter!adi perubahan karena asupan ang kurang sehingg klien tidak bisa 0B0 4 0B se/ara normal. d. ola istirahat tidur ada pola ini tidur k biasana mengalami gangguan karena adana rasa tidak naman dengan meningkatna suhu e. ola aktifitas dan latihan
9
Bkti-itas k bergantung karena biasana klien lemah karena kurangna asupan serta meningkatna suhu. f. ola persepsi dan konsep diri merasa /emas dengan keadaan suhu tubuhna ang meningkat dan ketakutan sehingga mengalami perubahan metabolisme (e men/ret) g. ola sensori dan kognitif 8idak ter!adi gangguan pada pola ini dan biasana hana sebagian k ang dapat mengetahuina. h. ola reproduksi dan seual ada pola ini biasana k tidak mengalami gangguan. i. ola hubungan peran 0isa ter!adi hubungan ang baik atau kekeluargaan dan tidak mengalami gangguan. !. ola penanggulangan stres Dukungan keluarga sangat berarti untuk kesembuhan klien. k. ola tata nilai dan keper/aaan Bdana perubahan dalam melaksanakan ibadah sebagai dampak dari penakitna. $. emeriksaan 5isik a. eadaan umum esadaran (baik, gelisah, apatis 4 koma), badan lemahm frekuensi pernafasan tinggi, suhu badan meningkat dan nadi meningkat b. epala dan leher 0entuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak /. ulit, rambut, kuku 8urgor kulit (baik9buruk), tidak ada gangguan 4 kelainan. d. 3ata mumna mulai terlihat /owong atau tidak. e. 8elingga, hidung, tenggorokan dan mulut 10
0entuk, kebersihan, fungsi indrana adana gangguan atau tidak.
f. 8horak dan abdomen 8idak didapatkan adana sesak, abdomen biasana neri dan ada peningkatan bising usus. g. *istem respirasi mumna fungsi pernafasan lebih /epat dan dalam. h. *istem kardio-askuler ada kasus ini biasana denut pada nadina meningkat i. *istem muskuloskeletal 8er!adi gangguan apa tidak. !. *istem pernafasan ada kasus ini tidak terdapat nafas ang tertinggal 4 gerakan nafas dan biasana kesadaranna gelisah, apatis atau koma '. emeriksaan enun!ang a. Elektrolit 8idak seimbang dapat berpengaruh men!adi pradiposisi pada
akti-itas ke!ang
b. *el darah merah (*D3) Bnemia aplastik mungkin sebagai akibat dari terapi
obat
/. 5ungsi lambal ntuk mendeteksi tekanan abnormal dari /airan se/ara brospinal, tanda9tanda infeksi, perdarahan d. 5oto ronsen kepala untuk mengidentifikasi adana fraktur e. EEA (Elektro enspalgram) daerah serebal ang tidak berfungsi f. 3=> eulokalisasi g.C8 7 s/an 3engidentifikasi lokasi serebal, infrak, hematom, tumor, abses, dll #. Diagnosa eperawatan 1. 6ipertemia berhubungan dengan proses penakit 2. =esiko in!ur berhubungan dengan infeksi mikroorganisme ". =esiko kekurangan -olume /airan berhubungan dengan intake ang kurang dan diaporesisi 11
8. Rencana Keperawatan
o 1.
Diagnosa
Tu)u&n *&n +i,e+i& In,e+.ensi (NIC-
eperawatan 6ipertemia berhubungan dengan proses penakit. 0atasan karakeristik F kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal F serangan atau kon-ulsi (ke!ang) F kulit kemerahan F pertambahan == F takikardi F saat disentuh tangan terasa hangat
H&sil (NOC*etelah dilakukan tindakan perawatan selama G.H 2+ !am, pasien mengalami keseimbangan termoregulasi dengan kriteria hasil F *uhu tubuh dalam rentang normal "$,; C 7 "#,$ C F adi dan == dalam rentang normal F 8idak ada perubahan warna kulit F 8idak ada pusing
3engontrol panas F 3onitor suhu minimal tiap 2 !am F 3onitor suhu basal se/ara kontinu sesui dengan kebutuhan. F 3onitor 8D, adi, dan == F 3onitor warna dan suhu kulit F 3onitor penurunan tingkat kesadaran F 3onitor 0C,6b, 6/t F 3onitor intake dan output F 0erikan anti piretik F 0erikan pengobatan untuk mengatasi penebab demam F *elimuti pasien F ?akukan 8apid sponge F 0erikan /airan intra -ena F ompres pasien pada lipat paha, aksila dan leher F 8ingkatkan sirkulasi udara F 0erikan pengobatan untuk men/egah ter!adina menggigil 8emperature =egulation F 3onitor tanda9 tanda hipertermi F 8ingkatkan intake /airan dan nutrisi F B!arkan pada pasien /ara men/egah keletihan akibat panas 12
F
2.
=esiko in!ur berhubungan dengan infeksi mikroorganisme
*etelah dilakukan tindakan keperawatan selama G 2+ !am, pasien tidak mengalami in!ur. =isk >n!ur riteria 6asil - lien terbebas dari /idera - lien mampu men!elaskan /ara4metode untuk men/egah in!ur atau /edera - lien mampu men!elaskan fa/tor resiko dari lingkunga atau perilaku personal - 3ampu memodifikasi gaa hidup untuk men/egah in!ur - 3enggunakan fasilitas kesehatan ang ada
Diskusikan tetang pentingna pengaturan suhu dan kemungkinan efek negati-e dari kedinginan :ital *ign 3onitoring - 3onitor 8D, adi, *uhu, dan == - Catat adana fluktuasi tekanan darah - 3onitor -ital sign saat pasien berdiri, duduk dan berbaring - Buskultasi 8D pada kedua lengan dan bandingkan - 3onitor suhu, warna dan kelembaban kulit *ediakan lingkungan ang aman untuk pasien F >dentifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwaat penakit terdahulu pasien F 3enghindari lingkungan ang berbahaa misalna memindahkan perabotan F 3emasang side rail tempat tidur F 3enediakan tempat tidur ang naman dan bersih F 3eletakan saklar lampu ditempat ang mudah di!angkau pasien F 3embatasi pengun!ung F 3emberikan 13
-
".
=esiko kekurangan -olume /airan dengan faktor resiko faktor ang mempengaruhi kebutuhan /airan (hipermetabolik)
3ampu mengenali perubahan status kesehatan
*etelah dilakukan tindakan keperawatan selama G 2+ !am, fluid balan/e dengan kriteria hasil F 3empertahankan urine output sesuai dengan usia dan 00, 0J urine normal, 68 normal F 8ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal F 8idak ada tanda9 tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus ang berlebihan.
penerangan ang /ukup F 3engan!urkan keluarga untuk menemani pasien 5luid management F ertahankan /atatan intake dan output ang akurat F 3onitor status dehidrasi( kelembab an membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) F 3onitor -ital sign F 3onitor asupan makanan4 /airan dan hitung intake kalori harian F ?akukan terapi >: F 3onitor status nutrisi F 0erikan /airan F 0erikan /airan >: pada suhu ruangan F Dorong masukan oral F 0erikan penggantian nasogastrik sesuai output F Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Daftar ustaka
14
6idaat, Bziz. B. (21). Asuhan Keperawatan pada Bnak. Jakarta C:. *agung *eto. gastiah. 21. erawatan Bnak *akit. EAC Jakarta. *oet!iningsih. 2+. 8umbuh embang Bnak. EAC Jakarta. *umi!ati, 3.E, dkk. 2. Bsuhan eperawatan ada asus enakit Iang ?azim 8er!adi ada Bnak. erkani *urabaa. ahidiat, >skandar. 1;;$. >lmu esehatan Bnak Edisi 2. >nfo 3edika Jakarta2. Classifi/ation ( >C ). 3osb, *t. ?ouise. 3/Closke, Joanne C,. 0ule/he/k, Aloria 3. 212.ursing &ut/ame. Classifi/ation ( &C ). 3osb, *t. ?ouise. BDB. 212. ursing Diagnosis Definition and Classifi/ation ( 2129 21+ ). hiladelphia.
15