BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang
Tumor ganas vesika urinaria sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10% adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker vesika urinaria dapat kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar vesika urinaria. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi vesika urinaria. Adapun yang berperan dalam masalah ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau tidak. B.
Tujuan penulisan makalah
1.
Tujuan umum
Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan hipotiroid. 2.
Tujuan khusus
1.
Untuk mengetahui apa itu defenisi dari kanker vesika urinaria.
2.
Untuk mengetahui penyebab dari kanker vesika urinaria.
3.
Untuk mengetahui gejala dari kanker vesika urinaria.
4.
Untuk mengetahui Faktor resiko resiko dari kanker vesika urinaria.
5.
Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostik dari kanker vesika urinaria.
6.
Untuk mengetahaui Penatalaksanaan Penata laksanaan dari vesika urinaria.
7.
Untuk mengetahui Komplikasi dari kanker vesika urinaria.
8.
Untuk mengetahui pengobatan dari kanker vesika.
1
BAB II ISI
I.
KONSEP DASAR PENYAKIT A. Definisi
Lansia /Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dan proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Wahjudi, 2000). Kanker adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Marilynn E. Doenges, Rencana Askep.) Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue Hinchliff, Kamus Keperawatan). Dinding vesika urinaria dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa. Lebih dari 90% kanker vesika urinaria berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional , sisanya adalah karsinoma sel skuamosa. B.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
2
1.
Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
2.
Merokok,merupakan faktor resiko utama
3.
Lingkungan kerja
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit. - Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis). - Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya. - Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia. - Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar. - Riwayat keluarga Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.
3
C.
Patofisiologi buli-buli - pekerja di pabrik kimia, laboratorium - Perokok yang mengandung amin aromatic - Infeksi saluran Kemih - Kopi, pemanis buatan - Terlalu banyak mengunakan obat-obatan Ca. Buli-buli Ulserasi
Oklusi ureter/Pelvic Renal Metastase
Infeksi Sekunder
Refluks Invasi pada bladder
- Panas waktu kening
Hydronefrosis
- Merasa panas dan tubuh lemah
- Nyeri Suprapubik
retensi urine: sulit/sukar kencing
- Kencing bercampur darah
Nyeri
- Nyeri Pinggang
Nyeri
Ginjal membesar
Penatalaksanaan ______________________________________________________________
Operasi
Kemoterapi Tak adekuat terapi
Diskontinuitas
sosio ekonomi
jaringan
perubahan kes situasi krisi
Nyeri
kurangnya informasi tentang penyakit
Efek samping
Imun menurun
kemoterapi
kurangnya pengetahuan
takut
Cemas __________________________________________________________
Resti kerusakan
Panas tubuh & lemah
nafsu makan menurun Hb
Resti kurangya volume cairan Resti integritas menurun
4
Intoleransi aktivitas
Resti Infeksia
D. Manifestasi klinis
Gejalanya bisa berupa: 1.
Hematuria (adanya darah dalam kencing)
2.
Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemin
3.
Desakan untuk berkemih
4.
Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
5.
Badan terasa panas dan lemah
6.
Nyeri pinggang karena tekanan saraf
7.
Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
E.
Penatalaksanaan Medis
Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengo batan mliputi jenis tumor, kedalam invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadan umum klien. Factor-faktor tersebut penting dalam rencana perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan vulgrasi digunakan pada karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil.
Karena
kecepatan
kambuhnya
tinggi,
kemoterapi
intravesikal
atau
immunoterapi mungkin dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung kemih atau dinding laterala atau untuk adenokarsinoma. Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada seorang wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen
5
ileum untuk membentuk sebuah salauran antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal. Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut. F.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kemih dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada daerah yang dicurigai.
2.
Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
3.
Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung ke mih.
4.
USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.
5.
Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
6.
Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker
6
II.
Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat Gejala : Merasa lemah dan letih Tanda : Perubahan kesadaran Sirkulasi Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi) Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia Integritas Ego Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian Tanda : Cemas, mudah tersinggung Eleminasi Gejala : Perubahan gejala BAK Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah Makanan & Cairan Gejala : Mual muntah Tanda : Muntah Neurosensori Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo) Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental Nyeri/Kenyamanan Gejala : Sakit pada daerah abdomen Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri Interaksi Sosial Gejala : Perubahan interaksi dengan o rang lain Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi Keamanan Gejala : Trauma baru Tanda :Terjadi kekambuhan lagi Seksualisasi Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut 7
Tanda : Atrofi payudara, amenorea Penyuluhan/Pembelajaran Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi Tanda : Prestasi akademik tinggi
B.
Diagnosa Keperawatan
1.
Cemas/ takut berhubungan dengan situasi krisis (pre op), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat, kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
2.
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker ditandai dengan klien mengatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri kelelahan.
3.
Gangguan
nutrisi (kurang
dari
kebutuhan
tubuh)
berhubungan
dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emosional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap 20 % atau lebih di bawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping. 4.
Kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakit,
prognosis
dan
pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, interprestasi, keterbatasan kognitif ditandai
dengan
sering
bertanya,
menyatakan
masalahnya,
pernyataan
miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikuti intruksi/ pencegahan ko mplikasi. 5.
Resiko tinggi kerusakan memberan mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemoterapi dan radiasi atau radioterapi.
8
C.
Perencanaan
1.
Cemas/ takut berhubungan dengan situasi krisis (pre op), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat, kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik. Tujuan : -
Klien dapat mengurangi rasa cemas
-
Rileks dan dapat melihat dirinya secara objektif
-
Menunjukkan koping yang efektif sertamampu berpartisipasi dalam pengobatan
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam cemas klien berkurang Intervensi : a.
Tentukan
pengalaman
klien
sebelumnya
terhadap
penyakit
yang
dideritanya. Rasional
: Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya
akan
memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi . b.
Berikan informasi tentang prognosis secara akurat. Rasional
: Pemberian
informasi
dapat
membantu
klien
dalam
memahami proses penyakitnya. c.
Berikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesua i.
d.
Rasional
: Dapat menurunkan kecemasan klien.
Jelaskan
pengobatan,
tujuan
dan
efek
samping,
bantu
klien
kebutuhan
utuk
,mempersiapkan diri dalam pengobatan Rasional
: Membantu
klien
pengobatan e.
Catat
koping
yang
dalam
memahami
dan efek sampingnya
tidak
ketidakberdayaan dll. 9
efektif
seperti
kurang
interaksi
social,
Rasional
: Mengetahui dan menggali pola koping serta mengatasi atau memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
2.
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping terapi kanker ditandai dengan klien mengatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri kelelahan. Tujuan : -
Klien mampu mengotrol nyeri dengan melakukan aktifitas
-
Melaporkan nyeri yang dialaminya
-
Mengikuti program pengobatan
-
Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktifitas yang mungkin
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nyeri klien berkurang Intervensi : a.
Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas Rasional
: Memberikan informasi yang diperlukan untuk
merencanakn
asuhan. b.
Evaluasi terapi: Pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya. Rasional
: Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau
tidak,
atau malah menyebabkan ko mplikasi. c.
Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktifitas menyenangkan seperti mendengarkan music atau nonton TV. Rasional
: Untuk
meningkatkan
kenyamanan
dan
mengalihkan
perhatian klien dari rasa nyeri. d.
Menganjurkan tehnik pengangan stress (tehnik relaksasi, visualisai, bimbingan), gembira dan berikan sentuhan terapeutik. Rasional
: Meningkatkan kontol
diri atas
menurunkan stress dan ansietas. 10
efek samping dengan
e.
Evaluasi nyeri dan berikan pengobatan bila perlu Rasional
: Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sejauh mana klien mampu
menahannya
serta
untuk
mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.
3.
Gangguan
nutrisi (kurang
dari
kebutuhan
tubuh)
berhubungan
dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emosional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap 20 % atau lebih di bawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping. Tujuan : -
Klien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
-
Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
-
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
-
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam berat badan klien stabil. Intervensi : a.
Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya. Rasional
b.
: Memberikan informasi tentang status gizi klien.
Timbang dan ukur berat badan, ukur trisep serta amati penurunan berat badan. Rasional
: Memberikan
informasi
penurunan berat badan klien.
11
tentang
penambahan
dan
c.
Kaji pucat, dan penyembuhan yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis. Rasional
d.
: Menunjukkan keadaan gizi klien yang buruk.
Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. anjurkan pula makanan kecil untuk klien. Rasional
e.
: Kalori merupakan sumber energy.
Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. hindarkan makanan yang terlalu manis, lemak dan pedas. Rasional
: Mencegah mual muntah, distensti berlebihan, dyspepsia yang menyebabkn
penurunan
nafsu
makan
seta
mengurangi
stimulus berhaya yang dapat meningkatkan ansietas.
4.
Kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakit,
prognosis
dan
pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, interprestasi, keterbatasan kognitif ditandai
dengan
sering
bertanya,
menyatakan
masalahnya,
pernyataan
miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikuti intruksi/pencegahan ko mplikasi. Tujuan : -
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan siap
-
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alas an mengikuti prosedur tersebut.
-
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan.
-
Bekerja sama dalam pengobatan.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pengetahuan klien tentang penyakit bertambah. Intervensi : a).
Review pengertian klien dan keluarga tentang pengobatan dan akibatnya Rasional
: Menghindari
adanya
terhadap pengetahuan klien
12
duplikasi
dan
pengurangan
b).
Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya Rasional
: Ceritakan kepada klien tentang pengalaman klien yang lain yang mendertia kanker.
c).
Membantu klien dalam memahami proses keperawatan Rasional
d).
Berikan
: Membantu klien dalam memahami proses penyakit bimbingan
kepada
klien
/
sebelum
mengikuti
prosedur
pengobatan, terapi yang lama dan pengobatan, komplkasi Rasional e).
: Jujur pada klien
Anjurkan klien
memberikan
umpan
balik
verbal dan
mengoreksi
miskonsepsi tentang penyakitnya Rasional
: Mengetahui sampai sejauh mana pemahaman klien
dan
keluarga mengenai penyakit klien.
5.
Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemoterapi dan radiasi atau radioterapi. Tujuan : -
Membran mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflasmasi dan ulerasi
-
Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal
-
Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam membran mukosa klien tidak menunjukkan kerusak an. Intervensi : 1).
kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara periodik Rasional
: Mengkaji proses penyembuhan dan tanda ± tanda dan infeksi
memberikan
informasi
penting
untuk
mengembangkan rencana keperawatan. 2.
Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan membran mukosa.Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap dan kekentalan ludah.
13
Rasional
: Masalah
dengan
kesehatan
mulut
mempengaruhi
pemasukan makanan dan minuman. 3).
Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharaan oral hygiene Rasional
: Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut
dan
gigi. 4).
Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas, asam, hindarkan makanan yang keras. Rasional
: Mencegah rasa
tidak nyaman dan iritasi lanjut
pada
membran mukosa. 5).
Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral. Rasional
: Agar klien mengetahui dan segera memberitahu apabila ada tanda-tanda tersebut.
14
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar bisa menerapkan asuhan keperawatan tersebut ketika melaksanakan praktek lapangan, serta mahasiswa bisa mengetahui apa saja yang perlu dilakukan pada saat kita menemui pasien dengan sepsis. Kita sebagai pemberi perawatan dan penyuluhan agar lebih memperhatikan setiap tindakan yang kita berikan kepada pasien. Berikan penyuluhan kepada kluarga dan klien untuk mengurangi komplikasi yang terjadi.
15
DAFTER PUSTAKA
Smeltzer C, Suzanne, Bare G Brenda, 2001. Keperawatan medikal bedah. edisi 8, volume 2 EGC, Jakarta. Doengoes, Marllyn. 2000. Rencana asuhan keperawatan.Edisi 3. EGC. Jakarta Hotma Rumahorbo, Skb ( Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin). EGC. Patofisiologi (Konsep klinis proses-proses penyakit) Edisi 6
16