BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacammacam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal diperkirakan untuk suatu waktu tertentu. Biaya modal mencerminkan rata-rata biaya permodalan yang akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai dengan penggunaan biaya modal untuk membuat keputusan investasi jangka panjang. Walaupun
perusahaan
mengumpulkan
dananya
sekaligus,
biaya
modal
mencerminkan hubungan aktivitas pembiayaan. Misalnya perusahaan hari ini menarik dana dengan hutang, tetapi untuk yang akan datang digunakan modal sendiri seperti saham biasa. Banyak perusahaan menggabungkan antara pembiayaan dengan hutang maupun pembiayaan dengan modal sendiri secara optimal.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital )
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan maupun laba yang tidak dibagi. Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
2.2
Fungsi Biaya Modal
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak yang dikenakan kepada perusahaan. Konsep perhitungan biaya modal dapat didasarkan kepada perhitungan sebelum pajak (before tax basis) atau perhitungan setelah pajak (after tax basis). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
2.3
Risiko Sebagai Dasar Penentuan Biaya Modal.
Pada dasarnya untuk menentukan biaya modal dari dana yang digunakan dalam perusahaan berkaitan dengan required rate of return yang menggambarkan tingkat keuntungan pada tingkat risiko tertentu. Dilihat dari sisi investor dan kreditur, required rate of return merupakan cerminan dari risiko yang akan diterima atas keputusan investasi yang
dilakukan. Keadaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Required Rate of Return = Risk Free Rate + Risk Premium
2
Dengan demikian semakin tinggi risk free rate dan risk premium maka tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor juga semakin besar. Bagi perusahaan yang menggunakan modal dari investor maupun kreditur, tingginya tingkat keuntungan yang disyaratkan dapat berarti semakin tinggi pula biaya modal (cost of capital) yang harus ditanggung. Dari perumusan required rate of return di atas maka terdapat empat faktor yang mempengaruhi besarnya biaya modal berkaitan dengan risiko yang akan diterima oleh pemodal. a.
Faktor keadaan umum perekonomian.
Keadaan umum perekonomian akan menentukan permintaan dan penawaran modal dalam perekonomian, seperti halnya adanya inflasi. Variabel perekonomian ini tercermin pada tingkat hasil bebas risiko. Tingkat ini menggambarkan tingkat hasil atas investasi bebas risiko, seperti suku bunga surat berharga pemerintah. b.
Faktor keadaan pasar.
Faktor keadaan pasar berkaitan dengan daya serap pasar terhadap surat berharga perusahaan. Daya serap surat berharga perusahaan oleh investor dikaitkan dengan risiko dari surat berharga tersebut. Apabila risiko suatu surat berharga meningkat, maka investor akan mengsyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Peningkatan required rate of return dari investor merupakan kompensasi atas risiko yang akan diterima, atau disebut
dengan premi risiko (risk premium). Sehingga dengan demikian apabila tingkat keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) dianggap memadai dibanding dengan risiko yang akan diterima, maka permintaan terhadap surat berharga perusahaan akan semakin meningkat. Investor menganggap keputusan investasi terhadap surat berharga tersebut cukup menguntungkan. c.
Faktor keputusan pendanaan dan operasi perusahaan.
Keputusan manajemen dalam pendanaan dan kegiatan operasi perusahaan berkaitan dengan risiko, yaitu berupa risiko keuangan (financial risk) dan risiko operasi (business risk). Risiko keuangan adalah meningkatnya variabilitas tingkat keuntungan bagi pemegang saham sebagai akibat penggunaan hutang dan saham preferen dalam struktur modal perusahaan. Sedangkan risiko operasi adalah meningkatnya variabilitas tingkat keuntungan atas pendayagunaan aktiva-aktiva perusahaan atau keputusan-keputusan investasi oleh 3
manajemen perusahaan. Apabila risiko keuangan dan risiko operasi semakin meningkat, maka hal ini akan mempengaruhi besarnya risk premium dan berpengaruh secara kseluruhan terhadap required rate of return. Selain itu besarnya risk premium juga ditentukan oleh marketability risk dan interest rate risk . Marketability risk menunjukkan kemampuan investor untuk membeli dan menjual
surat berharga dengan cepat dan mudah tanpa memperoleh kerugian yang signifikan. Bagi surat berharga yang sulit diperjualbelikan, maka hal ini menyebabkan investor menuntut tingkat bunga yang lebih tinggi. Sedangkan interest rate risk menunjukkan variabilitas tingkat keuntungan atas surat berharga yang disebabkan adanya perubahan tingkat bunga. Jika tingkat bunga naik, maka surat berharga dengan pendapatan tetap akan turun, dan begitu pula sebaliknya. d.
Tingkat pendanaan.
Tingkat kebutuhan dana yang semakin besar akan meningkatkan biaya modal. Keadaan ini dipengaruhi dengan banyaknya surat berharga yang diterbitkan, biaya penjualan surat berharga
perusahaan (flotation cost) akan mempengaruhi prosentase biaya modal.
Besarnya jumlah surat berharga berupa saham akan menurunkan secara signifikan terhadap tingkat keuntungan yang akan diterima investor. Dengan demikian investor menganggap bahwa surat berharga perusahaan cukup berisiko dan investor akan meningkatkan risk premium yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap required rate of return.
Jadi, semakin tinggi risiko yang bakal dihadapi oleh investor maka investor akan mengsyaratkan tingkat keuntungan lebih tinggi, dan hal itu berarti merupakan beban biaya modal yang lebih besar yang harus ditanggung perusahaan.
2.4
Biaya Hutang (Cost Of Debt )
Biaya modal utang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pemberi pinjaman atas investasi perusahaan yang dibelanjai dengan utang. Biaya modal utang harus ditanggung perusahaan karena perusahaan menggunakan utang untuk mendanai investasinya. Perhitungan biaya utang lebih mudah dibandingkan dengan biaya modal saham biasa, karena biaya modalnya bersifat eksplisit. Biaya hutang perusahan tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta (required rate of return) oleh investor (pemilik dana). Besarnya tingkat keuntungan yang
4
diminta investor (k d) tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan di masa datang yang berupa bunga (I) dan pembayaran pokok pinjaman (M) dengan dana yang diberikan saat ini (harga surat berharga atau obligasi = P).
n
I
M
P = t=1
+ (1+kd ) t
(1+kd ) n
Jika obligasi baru dijual dengan harga sama dengan nilai nominal dan tidak ada floation cost maka biaya hutang sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present
value penerimaan bunga dan pelunasan pokok pinjaman pembayaran bunga merupakan pengurang pajak
(k d = tingkat bunga). Karena
(tax deductible), maka biaya hutang
setelah pajak (k i ) harus disesuaikan dengan cara mengalikan (1 - pajak) sehingga menjadi : Ki = Kd (1 – T) Apabila obligasi terjual dengan harga di bawah nilai nominalnya maka biaya hutang lebih besar dari tingkat bunga yang dibayarkan. Sebaliknya apabila obligasi tersebut laku dijual dengan harga di atas nilai nominalnya maka biaya hutang akan lebih rendah daripada bunga yang dibayarkan. Pada umumnya obligasi membayarkan bunga kepada pemegang obligasi dua kali dalam satu tahun atau semiannual interest payment. Misalkan PT. Titan mengeluarkan Obligasi, yaitu surat tanda hutang untuk waktu 5 tahun, nilai nominal Rp. 100.000 dengan tingkat bunga 16 % per tahun. Apabila obligasi tersebut dijual maka harga pasar adalah sebesar Rp. 96.000. Sedangkan tarif pajak 30 %. Maka biaya modal yang harus ditanggung perusahaan adalah : 16.000 96.000 =
16.000 +
(1 + Kd)
16.000 + ……… +
100.000
+
(1 + Kd)2
(1 + Kd)5
(1 + Kd)5
Untuk menyelesaikan perhitungan biaya modal hutang ini, maka digunakan teknik trial and error dan melakukan interpolasi. Trial and Error :
Apabila digunakan K d = 17 %, maka perhitungan sisi kanan adalah sebagai berikut : 5
PV dari bunga obligasi = 16.000 x 3,199 = 51.184 PV nominal obligasi
= 100.000 x 0,456 = 45.600 96.784
Apabila digunakan K d = 18 %, maka perhitungan sisi kanan adalah sebagai berikut : PV dari bunga Obligasi = 16.000 x 3,127 = 50.032 PV nominal obligasi
= 100.000 x 0,437 = 43.700 93.732
Interpolasi :
Kd = 17 %
96.784
Kd sesungguhnya
96.784
96.000
Kd = 18 %
93.732 784
3.052
784 Kd = 17 % +
x 1%
3.052 = 17 % + 0,26 % = 17,26 %. Karena perhitungan biaya modal ini akan digunakan sebagai cut-off rate dalam penilaian investasi, sedangkan aliran kas usulan investasi didasarkan pada perhitungan setelah pajak maka biaya modal harus diperhitungkan setelah pajak. Karena bunga hutang tersebut bersifat tax deductible (sebagai pengurang pajak), maka biaya hutang setelah pajak adalah sebagai berikut : Ki = Kd (1 – T) = 17,26 % (1 - 0,30) = 12,08 %. Teknik lainnya untuk menghitung biaya modal obligasi adalah sebagai berikut :
Kb =
I ( N Nb) / n
( Nb N ) / 2
Keterangan: Kb
: Biaya hutang obligasi
I
: Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N
: Harga nominal obligasi 6
Nb
:Nilai bersih penjualan obligasi
n
:Umur obligasi
Berdasar contoh di atas, maka biaya modal hutang obligasi adalah sebagai berikut : 16.000 + (100.000 – 96.000) / 5 Kb = (96.000 + 100.000) / 2 Kb = 17,14 % Ki = Kb (1-Te) Ki = 17,14 % (1-0,30) Ki = 12 %
2.5
Biaya Saham Preferen (Cost Of Preferred Stock)
Biaya modal saham preferen merupakan biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar keuntungan yang disyaratkan oleh investor pemegang saham preferen. Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan (required rate of return) oleh investor saham preferen.
Apabila saham preferen yang
dikeluarkan memiliki jatuh tempo maka untuk mencari biaya modal saham preferen (k p) adalah sama dengan menghitung biaya modal hutang.
Dp P0 = kp
dimana P0 adalah harga saham preferan, D p adalah dividen saham preferen dan k p adalah tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemegang saham preferen. Apabila terdapat flotation cost maka biaya modal saham preferen diperhitungkan atas dasar kas bersih yang
diterima (P net) Dp kp = Pnet 7
Untuk memberikan contoh misalnya PT. Titan menjual saham preferen kumulatif nominal Rp. 10.000,- dengan harga Rp. 12.000,- dividen saham preferen setiap tahun diperkirakan sebesar Rp. 1.000,-. Flotation cost setiap lembar Rp. 100,-. Maka biaya modal saham preferen adalah : Rp. 1.000,kp = Rp. 12.000,- - Rp. 100,=
8,0 %
Karena pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, maka biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan dengan pajak.
2.6
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan
adalah biaya modal yang diperoleh dari perusahaan dari laba yang ditahan. Dimana laba yang ditahan oleh perusahaan ini dijadikan investasi kembali untuk modal perusahaan. Rumus : rs = D1 / P0 + g Keterangan : rs
= Biaya modal ekuitas
D1
= Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0
= Harga saham saat ini
g
= Tingkat pertumbuhan Untuk menghitung biaya modal perusahaan dapat dilakukan dengan tiga model
pendekatan. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividen discount model),Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model), Pendekatan Bond Yield Plus Risk Premium. a.
Pendekatan Model Pendiskontoan Aliran Kas.
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal dengan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diharapkan akan diterima pemegang saham. ~
Dt
Po = t=1
dimana :
Po = Harga pasar saham saat ini. (1+ke)t
Dt = Dividend diterima untuk periode t ke = Expected return bagi investor.
8
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi : D ke =
x 100% Po
b.
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan suatu model yang digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dan memformulasikan return suatu saham adalah sama dengan tingkat bunga bebas resiko ditambah premi resiko. Rumus :
Ks
= Krf + (Km-Krf)bi
Keterangan :
c.
Ks
= Tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada saham perusahaan
Krf
= risk free rate/ bunga bebas resiko
Km
= Tingkat keuntungan portofolio pasar
bi
= Beta saham perusahaan
Pendekatan Bond Yield Plus Risk Premium
Membeli saham biasa pada umumnya lebih berisiko daripada membeli obligasi yang memberikan penghasilan yang tetap dan relative pasti. Oleh karena itu investor yang membeli saham biasa mengharapkan suatu premi risiko diatas tingkat keuntungan obligasi. Premi risiko ini besarnya tergantung pada kondisi perusahaan dan kondisi perekonomian. Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi resiko
2.7
Biaya Laba Ditahan / Ekuitas Eksternal (Cost Of Retained Earning)
Laba ditahan sering disebut sebagai sesuatu yang gratis, karena laba ditahan adalah uang yang tersisa setelah dividen dibayar. Tapi, modal ini tetap memiliki biaya. Alasannya biaya saldo laba ditahan berhubungan dengan prinsip biaya kesempatan (opportunity cost principle). Laba setelah pajak adalah milik para pemegang saham. Pemegang saham obligasi menerima kompensasi berupa pembayaran bunga dan pemegang saham preferen berupa dividen preferen. Seluruh laba yang tersisa setelah bunga dan dividen saham preferen
9
adalah milik pemegang saham biasa. Manajemen dapat membayarkan laba dalam bentuk dividen atau menahan laba untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya kesempatan yang terlibat.
2.8
Biaya Penerbitan Saham Baru (Cost Of Issued Common Stock )
Perusahaan biasanya menggunakan bankir investasi (biaya emisi) ketika menerbitkan saham biasa, preferen atau obligasi. Sebagai imbalan atas pembayaran tersebut, bankir investasi
akan
membantu
perusahaan
menyusun
persyaratan-peersyaratan
dan
menentukan harga emisi dan kemudian menjualnya kepada para investor. Formulasi biaya saham baru: Keterangan: k_e
: biaya saham biasa baru/ ekuitas eksternal
D_1
: dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun
Dg
: pertumbuhan dividen
P
: harga saham biasa per lembar
f
: biaya penerbitan/ emisi (%)
Contoh: Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan adalah $1,24, tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8% dan biaya emisi 10%. Berapa b iaya saham biasa baru ? Jawab: k_ncs= ( D₀ (1+g))/(P (1 -f))+g=(D₁)/(P (1 -f))+g
k_ncs = $1,24/($23(1-0,10)) + 8% = $1,24/$20,70 + 8,0% = 6,0% + 8,0% = 14,0%
2.9
Penentuan Biaya modal secara rata-rata tertimbang/ Weighted Average Cost Of Capital (WACC)
Tingkat biaya menggunakan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal 10
dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weighted average” dari berbagai
sumber dana tersebut. Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) adalah laba dari investasi baru dengan risiko rata-rata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal ratarata tertimbang dari biaya modal individual. Setelah biaya modal secara individual dapat diperhitungkan, maka selanjutnya apabila struktur modal perusahaan terdiri dari beberapa jenis modal maka biaya modal diperhitungkan secara rata-rata tertimbang. Perhitungan biaya modal secara keseluruhan seperti ini didasarkan pada proporsi masing-masing modal yang digunakan, kemudian dikalikan dengan biaya modal setelah pajak. Sumber dana
Jumlah
Proporsi
Biaya
(Rp)
Modal
Biaya Modal
Setelah Pajak
Tertimbang
Hutang
45.000.000
30%
15,50 %
4,65 %
Saham Preferen
30.000.000
20%
18,75 %
3,75 %
Saham Biasa
45.000.000
30%
24,50 %
7,35 %
Laba Ditahan
30.000.000
20%
22,00 %
4,40 %
Biaya modal rata-rata tertimbang
20,15 %
Dengan demikian maka biaya modal rata-rata tertimbang PT. Titan adalah sebesar 20,15 %.
Biaya modal rata-rata tertimbang ini dapat dipergunakan untuk menilai
profitabilitas usulan investasi dengan beberapa asumsi : 1. Usulan investasi yang akan dilakukan dibiayai dengan komposisi pemenuhan dana seperti yang dimiliki perusahaan saat ini 2. Struktur modal yang ada saat ini merupakan struktur modal yang optimum yaitu struktur modal dengan biaya modal yang paling rendah. 3. Tingkat risiko usulan investasi adalah kurang lebih sama dengan investasi yang sudah ada.
11
2.10 Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham biasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru. Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point. Break point =
ℎ ℎ
2.11 Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan ini yaitu adalah biaya yang memperhitungkan seluruh biaya yang didasarkan atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal secara keseluruhan ini bermanfaat bagi usulan untuk investasi di jangka panjang. Dengan kata lain jika perusahaan berinvestasi maka harus membandingkan terlebih dahulu antara besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan dengan keuntungan yang akan diperoleh masa mendatang. Biaya modal yang diperoleh oleh perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber dana maka dari itu untuk menghitung biaya modal terrsebut secara keseluruhan maka perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (WACC). Rumus : WACC = wdrd(1-T) + wpsrps + wcers
Keterangan : W
: proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r
: biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan
2.12 HUBUNGAN BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) DENGAN PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)
Perusahaan multinasional mengevaluasi proyek dengan menggunaan penganggaran modal, yang membandingkan manfaat dari suatu proyek dengan biaya-biayanya. Capital budgeting ditujukan untuk memisahkan proyek yang pantas diimplementasikan dan proyek
yang tidak patut dilaksanakan. Capital budgeting multinasional biasanya melibatkan proses yang sama. Namun, karakteristik khusus dari proyek yang mempengaruhi arus kas masa 12
datang atau suku bunga diskonto yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas membuat penganggaran modal multinasional menjadi lebih rumit. Modal (capital ) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi dan anggaran ( budget ) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap dan merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Capital budgeting adalah proses dimana manager financial dihadapi pada keputusan
apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau pada asset tertentu. Capital budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu (1) proyek apakah yang menguntungkan
bagi perusahaan, (2) dari serangkaian pilihan proyek, asset apakah yang diperlukan untuk mendukung proyek tersebut, dan (3) berapa besar jumlah investasi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan asset tersebut. Capital budgeting dilakukan oleh instansi yang memiliki proyek jangka panjang yang ingin dijalankannya. Proyek jangka panjang ini dapat berupa ekspansi pada sebuah divisi dari anak perusahaan hingg pendirian anak perusahaan baru. Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. Tahap penganggaran modal meliputi (1) biaya proyek harus ditentukan, (2) manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva, (3) risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi memakai distribusi probabilitas aliran kas, (4) dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital ) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek, (5) dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva, (6) nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dibandingkan dengan biayanya. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah penting untuk dikaji. Capital budgeting decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan capital budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang tepat.
13
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Biaya modal sering pula disebut sebagai tingkat imbal hasil. Disebut biaya apabila dipandang dari sudut peminjam dana, disebut imbal hasil apabila dipandang dari sudut pemilik dana. Per definisi, biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimum yang disyaratkan oleh investor sehingga investor bersedia menanamkan dananya dalam suatu proyek investasi tertentu.
Biaya modal didasari atas asumsi tidak berubahnya risiko bisnis, risiko keuangan dan rasio dividen terhadap laba bersih. Adapun faktor biaya modal adalah kondisi makroekonomi, kondisi pasar finansial, risiko bisnis serta risiko keuangan, dan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi.
Perhitungan biaya modal perlu dilakukan dengan dua langkah. Pertama, menghitung biaya komponen: biaya utang, biaya saham preferen, biaya laba ditahan (ekuitas internal), dan biaya saham biasa baru (ekuitas eksternal). Kedua, biaya modal rata-rata tertimbang, yakni mengalikan dan menjumlahkan setiap biaya komponen dengan proporsinya masing-masing.
Biaya modal marginal adalah tembahan biaya modal rata-rata tertimbang akibat bertambahnya satu rupiah dana jangka panjang (baik yang berasal dari utang saham preferen, maupun saham biasa). Sementara itu, titik patah adalah titik mulai terjadinya perubahan pada biaya modal rata-rata tertimbang.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://infomanajerna.blogspot.co.id/2012/12/biaya-modal-1.html https://ananalalena.wordpress.com/2015/05/06/biaya-modal/ http://blogelytekonomi.blogspot.co.id/2008/02/biaya-modal.html
15